Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

R DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun Oleh :
Neli Andriani
Misna Akrama
Shella sima raudhana
Marsyitah

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KEBIDANAN BANDA ACEH
PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan pada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun diberi kekuatan, kesehatan dan kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas kelompok dengan judul makalah
“Asuhan kebidanan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum.”

Penyusun menyadari bahwa apa yang penyusun sajikan masih jauh dari
kesempurnaan, meskipun pada prinsipnya penyusun telah berupaya semaksimal mungkin
dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mewujudkan penulisan ini.
Seiring pula rasa terima kasih yang setinggi-tingginya penyusun haturkan kepada
dosen mata kuliah “Asuhan kebidanan pada Ny.R dengan hiperemesis gravidarum” yang
terhormat ibu Lia Lajuna,SKM,MPH dan Nurlaila Ibrahim,SST. selaku Pembimbing mata
kuliah ini yang telah mempercayakan makalah ini ditugaskan kepada kelompok kami
sehingga makalah ini memberikan kami tambahan ilmu pengetahuan baru.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih.

Banda Aceh, 02 Januari 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Tujuan .................................................................................................. 1
Manfaat .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
Definisi Hiperemesis Gravidarum ................................................ 3
Penyebab Hiperemesis Gravidarum .............................................. 3
Patofisiologi .................................................................................. 4
Tanda dan Gelaja ........................................................................... 4
Diagnosa Hiperemesis Gravidarum .............................................. 5
Pengobatan Hiperemesis Gravidarum ........................................... 6
Diet Hiperemesis Gravidarum ...................................................... 7

BAB III TINJAUAN KASUS


FORMAT DATA ........................................................................... 12
SOAP ............................................................................................ 12
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN.............................................................................. 14
SARAN................................................................................. ........ 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan


agangguan aktifitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil.
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat habis dipakai untuk
keperluan energy, sehingga pembakaran tubuh beralih pada cadangan lemak dan protein.
Karena pembakaran lemak kurang sempurna tebentuklah badan keton di dalam darah yang
dapat menambah beratnya gejala klinik. (Manuaba, 2010)

Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun pada tingkatan yang berat dapat
mengancam jiwa ibu dan janin. Pemberian terapi yang baik jarang sekali menyebabkan
kematian atau melakukan abortus therapeuticus yang sering menjadi alternatif untuk
mengakhiri kehamilan dengan mempertimbangkan ibu atau bayi. Penilaian maju mundurnya
pasien adalah aceton dan aciduradan diacelucum dalam urine dan berat
badan.(Manuaba,2010).

Gizi yang baik selama kehamilan dapat membantu ibu dan janin untuk tetap sehat.
Kebutuhan akan nutrisi tertentu seperti kalsium, zat besi dan asam folat meningkat pada masa
kehamilan ini, namun hanya perlu sedikit tambahan energi. Wanita harus didorong untuk
makan makanan yang bergizi dan mengontrol berat badan yang normal adalah sekitar 10-13
kg untuk wanita yang sebelum kehamilan memiliki berat badan ideal(manuaba,2010).

B. Tujuan
1. Tujuan umum.
Tenaga kesehtan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum dengan metode Varney.

2. Tujuan khusus.
a. Untuk mengetahui pengertian diet makanan pada ibu dengan hiperemesis
gravidarum.
b. Untuk mengetahui tingkatan hiperemesis gravidarum
c. Untuk mengetahui tujuan diet hiperemesis gravidarum.
d. Untuk mengetahui bagaimana diet komplikasi kehamilan berupa hiperemesis
gravidarum.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan diperkuliahan, terutama yang
berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum.
2. Bagi Lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kebidanan pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hiperemesis Gravidarum

Hipermesis adalah mual dan muntah berlebihan saat hamil.Mual dan muntah begitu
intens sehingga menganggu aktivitas sehari-hari.Mual dan muntah yang terjadi lebih dari 10
kali dalam waktu 24 jam. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus maka akan
menganggu kesehatan ibu dan janin (Rizki, 2013).

Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada
lamnung dan esophagus, sehingga muntah bercampur darah. Hal tersebut dapat menimbulkan
kekawatiran wanita hamil, dan mengagetkan keluarganya. Sekalipun kejadian muntah dalam
bentuk hiperemesis gravidarum tidak banyak dijumpai, penanganannya memerlukan
perhatian yang serius. (Manuaba, 2010)

B. Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Menurut Manuaba (2010) kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan


pasti. Tetapi beberapa faktor predisposisi yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Faktor adaptasi dan hormonal.
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis
gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita
hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan overdistensi rahim pada hamil
kembar dan hamil mola hidatidosa.
Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormone estrogen
dan korionik gonadotropin, sedangkan pada hamil kembar dan mola hidatidosa,
jumlah hormone yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi hiperemesis
gravidarum itu.

2. Faktor psikologis.
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas.
Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan,
keretakkan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor
kejadian hiperemesis gravidarum. Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit
penderitaannya dapat berkurang sampai menghilang.

3. Faktor alergi.
Pada kehamilan, ketika diduga terjadi invasi jaringan villi korialis yang masuk ke
dalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian
hiperemesis gravidarum.

5
C. Patofisiologis

Menurut Rizki (2013) hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan dehidras, yaitu


kekurangan cairan di dalam tubuh. Jika tubuh kekurangan cairan maka ibu akan mengalami
gangguan berikut :

1. Keseimbangan cairan dab elektrolit di dalam tubuh.


2. Kekurangan energi.
3. Berkurangnya aliran darah ke jaringan tubuh.
4. Kekurangan kalium yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran kencing atau
ginjal.
5. Dapat terjadi robekan pada selaput lender esofagus dan lambung.

D. Tanda Dan Gejala

Sekalipun batas antara muntah dalam kehamilan yang fisiologis dab patologis tidak
jelas, tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi
memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif.
(Manuaba, 2010)

Menurut Manuaba (2010) hiperemesis gravidarum mempunyai 3 tingkatan yaitu :


1) Hiperemesis Gravidarum Tingkat I.
a. Muntah berlansung terus
b. Nafsu makan berkurang
c. Berat badan menurun
d. Kulit dehidrasi, tunosnya lemah
e. Nyeri pada epigastrium
f. Tekanan darah turun dan nadi meningkat
g. Lidah kering
h. Mata tampak cekung

2) Hiperemesis Gravidarum Tingkat II,


a. Penderita tampak lebih lemah
b. Gejala dehidrasi makin tampak: mata cekung, togor kulit makin kurang, lidah
kering dan kotor
c. Tekanan darah turun, nadi meningkat
d. Berat badan makin menurun
e. Mata ikterik
f. Gejala hemokonsentrasi makin tampak, urine berkurang badan aseton dalam
urine miningkat
g. Terjadi gangguan buang air besar
h. Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis
i. Nafas berbau aseton

6
3) Hiperemesis Gravidarum Tingkat III,
a. Muntah berkurang
b. Keadaan umum wanita hamil makin menurun: tekanan darah turun, nadi
meningkat, dan suhu naik; keadaan dehidrasi makin jelas
c. Gangguan faal hati terjadi dengan manifesrasi ikterus
d. Gangguan kesadaran dalam bentuk: somnoles sampai koma; komplikasi
susunan saraf pusat:
 Nistagmus (perubahan arah bola mata)
 Diplopia (gambar tampak ganda)
 Perubahan mental

E. Diagnosis hiperemesis gravidarum

Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan menentukan


kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan
dehidrasi. Muntah yang terus-menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan
tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya. Oleh karena itu,
hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang
adekuat. (Manuaba, 2010)

Kemungkinan penyakit lain yang menyertai hamil harus dipikirkan dan berkonsultasi
dengan dokter tentang penyakit hati, penyakit ginjal, dan penyakit tukak lambung.
Pemeriksaan laboratorium membedakan ketiga kemungkinan hamil yang disertai penyakit.
Manuaba (2010)

F. Pengobatan hiperemesis gravidarum


Pengobatan yang baik pada emesis gravidarum dapat mencegah hiperemesis
gravidarum. Dalam keadaan muntah berlebihan dan dehidrasi ringan, ibu yang mengalami
emesis gravidarum sebaiknya dirawat sehingga dapat mencegah hiperemesis gravidarum.
Konsep pengobatan yang dapat diberikan menurut Manuaba (2010) sebagai berikut.
1. Isolasi dan pengobatan psikologis.
Dengan melakukan isolasi di ruangan sudah dapat meringankan wanita hamil karena
perubahan suasana dari lingkungan rumah tangga. Petugas dapat memberikan
komunikasi, informasi, dan edukasi tentang berbagai masalah berkaitan dengan
kehamilan.

2. Pemberian cairan pengganti.


Dalam keadaan darurat diberikan cairan pengganti sehingga keadaan dehidrasi dapat
diatasi. Cairan pengganti yang diberikan adalah glukosa 5 sampai 10% dengan
keuntungan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai sumber energy,
sehingga terjadi perubahan metabolism daari lemak dan protein menjadi pemecahan
glukosa. Dalam cairan dapat ditambahkan vitamin C, B kompleks atau kalium yang
diperlukan untuk kelancaran metabolism.

7
Selama pemberian cairan harus mendapat perhatian tentang keseimbangan cairan
yang masuk dan keluar melalui kateter, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan.
Lancarnya pengeluaran urine memberikan petunjuk bahwa keadaan wanita berangsur-
angsur membaik.

Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah darah, urine, dan bila mungkin fungsi hati
dan ginjal. Bila keadaan muntah berkurang, kesadaran membaik, wanita hamil dapat
diberikan makan minum dan mobilisasi.

3. Obat yang dapat diberikan.


Memberikan obat untuk hiperemesis gravidarum sebaiknya berkonsultasi dengan
dokter, sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat
menyebabkan kelainan congenital cacat bawaan bayi). Komponen (susunan obat)
yang dapat diberikan adalah:
a. Sedatif ringan (fenobarbital [Luminal] 30 mg, Valium)
b. Antialergi (antiHistamin, Dramamin, Avomin)
c. Obat anti mual-mual (Mediamer B6, Emetrole, Stimetil, Avopreg)
d. sVitamin (terutama vitamin B komplek, vitamin C)

4. Menghentikan kehamilan.
Pada beberapa kasus, pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil malah terjadi
kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga diperlukan pertimbangan untuk
melakukan gugur kandung. Keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung
diantarannya:
a. Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa ensefalopati Wernicke)
b. Gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran penglihatan)
c. Gangguan faal (hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung
dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun)

G. Diet Hiperemesis

Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan pemberian makanan sumber karbohidrat
kompleks, terutama pada pagi hari serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-
gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah. Pemberian makan dan minum sebaiknya
berjarak. (Almatsier, Sunita. 2012)

1. Tujuan Diet
Tujuan diet pada hiperemesis bertuju untuk
 Mengganti persediaan glikogen tubuh mengontrol asidosis
 Secara berangsur-angsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang
cukup.

8
2. Syarat Diet
Menurut Rizki (2013) persyaratan diet hiperemesis, yaitu:
 Karbohidrat tinggi,yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total
 lemak rendah,yaitu ≤ 10% dari kebutuhan energy total
 protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total
 makanan diberikan dalam bentuk kering atau tidak berkuah
 pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan ibu hamil,yaitru 7-10 gelas per
hari.
 Bentuk makanan mudah cerna,tidak merangsang atau menyebabkan gangguan
pada saluran pencernaan
 Diberikan sering tetapi dalam porsi kecil
 Apabila makan pagi dan siang sulit diterima, dioptimalkan makan malam atau
saat jam selingan
 Pilihlah makanan selingan pada gizi
 Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan gizi ibu hamil.

3. Macam Macam Diet dan Indikasi Pemberian


Menurut Rizki (2013) ada tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu:
1. Diet Hiperemesis I (diberikan pada ibu hamil dengan hiperemesis berat)
 Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar
atau rebus dan buah-buahan.
 Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya.
 Semua zat gizi pada makanan ini kurang mencukupi kebutuhan harian
kecuali vitamin C karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.

2. Diet Hiperemesis II (diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang)


 Secara berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
 Minuman tidak diberikan bersama makanan.
 Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.

3. Diet Hiperemesis III (diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan)


 Makanan diberikan sesuai dengan kesanggupan ibu hamil
 Minimum boleh diberikan bersama makanan.
 Makanan mengandung cukup energi dan semua zat gizi

Jenis makanan untuk penderita hiperemesis menurut Rizki (2013) adalah:


a. Makanan yang dianjurkan
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah roti panggang,
biscuit, kreekers, buah segar, sari buah, sirup, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer.

9
b. Makanan yang tidak dianjurkan adalah
 Merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam.
 Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi dan yang mengandung zat
tambahan (pengawet, pewarna, dan penyedap rasa) juga tidak dianjurkan.

Table 1.1
Bahan Makanan Sehari (Almatsier, Sunita. 2004)
Diet Hiperemesis I Diet Hiperemesis II Diet Hiperemesis III
Bahan
Berat Berat Berat
makanan Urt Urt Urt
(g) (g) (g)
2 gelas
Nasi - - 150 200 3 gelas nasi
nasi
Roti 120 6 iris 80 4 iris 80 4 iris
Biskuit - - 20 2 bh 40 4 bh
2 potong 2 potong
Daging - - 100 100
sedang sedang
Telur ayam - - 50 1 butir 50 1 butir
2 potong 4 potong
Tempe - - 50 100
sedang sedang
Sayuran - - 150 1 ½ gelas 150 1 ½ gelas
7 ptg sdg 4 ptg sdg 4 ptg sdg
Buah 700 400 400
papaya pepaya papaya
Minyak - - - - 10 1 sdm
Margarin - - 10 1 sdm 20 2 sdm
Selai 30 3 sdm 20 2 sdm 20 2 sdm
Gula Pasir 50 5 sdm 30 3 sdm - -
Susu - - - - 200 1 gelas

Table 1.2
Komposisi Gizi yang Dianjurkan pada Ibu dengan Hiperemesis (Almatsier, Sunita. 2004)
Diet Hiperemesisi Diet Diet Hiperemesisi
Nilai Gizi
I Hiperemesisi II III
Energi (kkal) 1100 1700 2300
Protein (g) 15 57 73
Lemak (g) 2 33 59
Karbohidrat (g) 259 293 368
Kalsium (mg) 100 100 400
Besi (mg) 9,5 17,9 24,3
Vitamin A (RE) 542 2202 2270
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1
Vitamin C (mg) 283 199 199
Natrium (mg) - 267 362

10
Tabel 1.3
Pembagian Bahan Makanan Sehari Diet Hipermesis I (Almatsier, Sunita. 2004)
Waktu Bahan makanan Urt
Pukul 08.00 Roti panggang 2 iris
Selai 1 sdm
Pukul 10.00 Air jeruk 1 gelas
Gula pasir 1 sdm
Pukul 12.00 Roti panggang 2 iris
Selai 1 sdm
Pepaya 2 ptg sdg
Gula pasir 1 sdm
Pukul 14.00 Air jeruk 1 gelas
Gula pasir 1 sdm
Pukul 16.00 Pepaya 1 potong
sedang
Pukul 18.00 Roti panggang 2 iris
Selai 1 sdm
Pisang 1 buah sdg
Gula pasir 1 sdm
Pukul 20.00 Air jeruk 1 gelas
Gula pasir 1 sdm

Tabel 1.4
Pembagian Bahan Makanan Sehari Diet Hipermesis II & III (Almatsier, Sunita. 2004)
Bahan Berat Berat
Waktu Urt Urt
Makanan (g) (g)
Pagi Roti 40 2 iris 40 2 iris
Telur ayam 50 1 butir 50 1 butir
Margarin 5 ½ sdm 10 1 sdm
Selai 10 1 sdm 10 1 sdm
Pukul 10.00 Buah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg

Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm


Biskuit - - 20 2 buah
Siang Nasi 75 1 gelas nasi 100 1 ½ gls nasi
Daging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg
Tahu 50 ½ buah besar 50 ½ buah besar
Sayuran 75 ½ gelas 75 ½gelas
Buah 100 1 potong besar 100 1 ptg besar
Minyak - - 5 ½ sdm
Pukul 16.00 Buah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
Gula pasir 1 sdm 2 sdm

11
Biskuit 10 2 buah 10 2 buah
Agar 20 - 20 ½ sdm
Susu - - 200 1 gelas

Malam Nasi 75 1 gelas nasi 100 ½ gelas nasi


Ayam 50 1 potong sdg 50 1 potong sdg
Tempe 25 1 potong sdg 50 1 potong sdg
Sayuran 75 1/2 gelas 75 ½ gelas
Buah 100 1 potong sdg 100 1 potong sdg

Minyak - - 5 ½ sdm
Pukul 20.00 Roti 40 2 iris 40 2 iris
margarin 5 ½ sdm 10 1 sdm
Selai 10 1 sdm 10 1 sdm
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm

12
BAB III

KASUS

Hari/ tanggal : Sabtu/29 Desember 2018

Pukul : 13.30 WIB

Tempat : PKM Ingin Jaya

S: Ny. R umur 28 tahun datang ke PKM Ingin Jaya dibawa oleh keluarganya, ibu mengeluh
mual, muntah 5 sampai 6 kali sehari, pusing, lemah dan tidak ada nafsu makan, ibu
mengatakan ini kehamilan ke 2 nya dan belum pernah keguguran.

HPHT: 20 oktober 2018

O:

keadaan umum : lemah

kesadaran : composmentis

ttv : TD : 100/70 mmHg

N : 85x/ menit

R : 22x/ menit

T : 37,2˚c

BB sebelum hamil : 56 kg

BB sekarang : 55 kg

TPP : 27 Juli 2019

Mata : Tampak cekung, konjungtiva agak pucat, sclera putih tidak ikterik

Mulut : bibir tampak kering dan pecah-pecah

Palpasi

Leopold I : belum teraba

Leopold II : belum teraba

Leopold III : belum teraba

Leopold IV : belum teraba

13
Pemeriksaan penunjang

Hb : 9,2 gr/dl %

Goldar :A

Hepatitis : Negatif (-)

HIV/AIDS : Negatif (-)

A: G2P1A0 usia kehamilan 9 minggu dengan hiperemisis gravidarum

P:

1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan


2. Memberi penjelasan tentang fisiologis kehamilan pada trimester pertama
3. Anjurkan ibu untuk tetap makan makanan yang bergizi dengan porsi kecil tapi sering
minimal 5x dalam sehari
4. Menghindar makana yang merangsang mual/muntah sepertin: makanan yang terlalu
pedas, asam, dan yang mengandung gas seperti nangka, sayur kol, durian,dll.
5. Anjurkan ibu untuk tetap minum minimal 8 gelas perhari
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter PKM untuk melakukan terapi:
a. pemasangan inpus RL 20 tetes/menit
b. memberi terapi obat:
- renovit poland 1 hari sekali sebanyak 1 tablet
- B6 dosis 12,5-25 mg per hari tiap 8jam (2x1)
- tablet fe dosis 6-8 mg per hari (1x1) sebelum tidur
c. memberikan injeksi tomit 12 jam
7. Anjurkan ibu untuk tetap istirahat 8 jam pada malam hari dan siang 2 jam
8. Melakukan kolaborasi dengan bagian gizi untuk diet TKTP seperti :
- Susu (2x1)
- jus buah (1x1)
- pudding dalam seminggu 2x
- sereal dalam seminggu 1x
- bubur (2x1)
9. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya trisemester 1
10. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan
11. Ibu mengerti hasil penjelasan bidan dan mau melakukannya

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipermesis adalah mual dan muntah berlebihan saat hamil.Mual dan muntah begitu
intens sehingga menganggu aktivitas sehari-hari.Mual dan muntah yang terjadi lebih dari 10
kali dalam waktu 24 jam. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus maka akan
menganggu kesehatan ibu dan janin (Rizki, 2013).

Menurut Manuaba (2010) hiperemesis gravidarum mempunyai 3 tingkatan yaitu :


hiperemesis gravidarum tingkat I, hiperemesis gravidarum tingkat II dan hiperemesis
gravidarum tingkat III. Tujuan diet pada hiperemesis bertuju untuk mengganti persediaan
glikogen tubuh mengontrol asidosis, secara berangsur-angsur memberikan makanan berenergi
dan zat gizi yang cukup.

Menurut Rizki (2013) ada tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu: Diet
Hiperemesis I : makanan terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau
rebus dan buah-buahan, cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya,
vitamin C karena itu hanya diberikan selama beberapa hari. Diet Hiperemesis II : secara
berangsur diberikan makanan bernilai gizi tinggi, minuman tidak diberikan bersama
makanan, makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D. Diet
Hiperemesis III : makanan diberikan sesuai dengan kesanggupan ibu hamil, inimum boleh
diberikan bersama makanan,akanan mengandung cukup energi dan semua zat gizi.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Bisa menambah ilmu pengetahuan sehingga mampu menangani hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil.
2. Bagi institusi pendidikan
Bisa menjadi bahan bacaan juga bahan penelitian untuk mahasiswa dan juga
dosen.

15
Daftar Pustaka

Almatseir, Sunita. 2012. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC

Rizki, Deri. 2013. Kupas Tuntas Seputar Kehanilan. Jakarta : Agro Media Pustaka

16

Anda mungkin juga menyukai