Hiperemesis 2
Hiperemesis 2
R DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Disusun Oleh :
Neli Andriani
Misna Akrama
Shella sima raudhana
Marsyitah
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan pada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun diberi kekuatan, kesehatan dan kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas kelompok dengan judul makalah
“Asuhan kebidanan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum.”
Penyusun menyadari bahwa apa yang penyusun sajikan masih jauh dari
kesempurnaan, meskipun pada prinsipnya penyusun telah berupaya semaksimal mungkin
dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mewujudkan penulisan ini.
Seiring pula rasa terima kasih yang setinggi-tingginya penyusun haturkan kepada
dosen mata kuliah “Asuhan kebidanan pada Ny.R dengan hiperemesis gravidarum” yang
terhormat ibu Lia Lajuna,SKM,MPH dan Nurlaila Ibrahim,SST. selaku Pembimbing mata
kuliah ini yang telah mempercayakan makalah ini ditugaskan kepada kelompok kami
sehingga makalah ini memberikan kami tambahan ilmu pengetahuan baru.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
Definisi Hiperemesis Gravidarum ................................................ 3
Penyebab Hiperemesis Gravidarum .............................................. 3
Patofisiologi .................................................................................. 4
Tanda dan Gelaja ........................................................................... 4
Diagnosa Hiperemesis Gravidarum .............................................. 5
Pengobatan Hiperemesis Gravidarum ........................................... 6
Diet Hiperemesis Gravidarum ...................................................... 7
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun pada tingkatan yang berat dapat
mengancam jiwa ibu dan janin. Pemberian terapi yang baik jarang sekali menyebabkan
kematian atau melakukan abortus therapeuticus yang sering menjadi alternatif untuk
mengakhiri kehamilan dengan mempertimbangkan ibu atau bayi. Penilaian maju mundurnya
pasien adalah aceton dan aciduradan diacelucum dalam urine dan berat
badan.(Manuaba,2010).
Gizi yang baik selama kehamilan dapat membantu ibu dan janin untuk tetap sehat.
Kebutuhan akan nutrisi tertentu seperti kalsium, zat besi dan asam folat meningkat pada masa
kehamilan ini, namun hanya perlu sedikit tambahan energi. Wanita harus didorong untuk
makan makanan yang bergizi dan mengontrol berat badan yang normal adalah sekitar 10-13
kg untuk wanita yang sebelum kehamilan memiliki berat badan ideal(manuaba,2010).
B. Tujuan
1. Tujuan umum.
Tenaga kesehtan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan khusus.
a. Untuk mengetahui pengertian diet makanan pada ibu dengan hiperemesis
gravidarum.
b. Untuk mengetahui tingkatan hiperemesis gravidarum
c. Untuk mengetahui tujuan diet hiperemesis gravidarum.
d. Untuk mengetahui bagaimana diet komplikasi kehamilan berupa hiperemesis
gravidarum.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan diperkuliahan, terutama yang
berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum.
2. Bagi Lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kebidanan pada
ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipermesis adalah mual dan muntah berlebihan saat hamil.Mual dan muntah begitu
intens sehingga menganggu aktivitas sehari-hari.Mual dan muntah yang terjadi lebih dari 10
kali dalam waktu 24 jam. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus maka akan
menganggu kesehatan ibu dan janin (Rizki, 2013).
Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada
lamnung dan esophagus, sehingga muntah bercampur darah. Hal tersebut dapat menimbulkan
kekawatiran wanita hamil, dan mengagetkan keluarganya. Sekalipun kejadian muntah dalam
bentuk hiperemesis gravidarum tidak banyak dijumpai, penanganannya memerlukan
perhatian yang serius. (Manuaba, 2010)
2. Faktor psikologis.
Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas.
Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan,
keretakkan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor
kejadian hiperemesis gravidarum. Dengan perubahan suasana dan masuk rumah sakit
penderitaannya dapat berkurang sampai menghilang.
3. Faktor alergi.
Pada kehamilan, ketika diduga terjadi invasi jaringan villi korialis yang masuk ke
dalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian
hiperemesis gravidarum.
5
C. Patofisiologis
Sekalipun batas antara muntah dalam kehamilan yang fisiologis dab patologis tidak
jelas, tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi
memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif.
(Manuaba, 2010)
6
3) Hiperemesis Gravidarum Tingkat III,
a. Muntah berkurang
b. Keadaan umum wanita hamil makin menurun: tekanan darah turun, nadi
meningkat, dan suhu naik; keadaan dehidrasi makin jelas
c. Gangguan faal hati terjadi dengan manifesrasi ikterus
d. Gangguan kesadaran dalam bentuk: somnoles sampai koma; komplikasi
susunan saraf pusat:
Nistagmus (perubahan arah bola mata)
Diplopia (gambar tampak ganda)
Perubahan mental
Kemungkinan penyakit lain yang menyertai hamil harus dipikirkan dan berkonsultasi
dengan dokter tentang penyakit hati, penyakit ginjal, dan penyakit tukak lambung.
Pemeriksaan laboratorium membedakan ketiga kemungkinan hamil yang disertai penyakit.
Manuaba (2010)
7
Selama pemberian cairan harus mendapat perhatian tentang keseimbangan cairan
yang masuk dan keluar melalui kateter, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan.
Lancarnya pengeluaran urine memberikan petunjuk bahwa keadaan wanita berangsur-
angsur membaik.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah darah, urine, dan bila mungkin fungsi hati
dan ginjal. Bila keadaan muntah berkurang, kesadaran membaik, wanita hamil dapat
diberikan makan minum dan mobilisasi.
4. Menghentikan kehamilan.
Pada beberapa kasus, pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil malah terjadi
kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga diperlukan pertimbangan untuk
melakukan gugur kandung. Keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung
diantarannya:
a. Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa ensefalopati Wernicke)
b. Gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran penglihatan)
c. Gangguan faal (hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung
dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun)
G. Diet Hiperemesis
Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan pemberian makanan sumber karbohidrat
kompleks, terutama pada pagi hari serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-
gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah. Pemberian makan dan minum sebaiknya
berjarak. (Almatsier, Sunita. 2012)
1. Tujuan Diet
Tujuan diet pada hiperemesis bertuju untuk
Mengganti persediaan glikogen tubuh mengontrol asidosis
Secara berangsur-angsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang
cukup.
8
2. Syarat Diet
Menurut Rizki (2013) persyaratan diet hiperemesis, yaitu:
Karbohidrat tinggi,yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total
lemak rendah,yaitu ≤ 10% dari kebutuhan energy total
protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energy total
makanan diberikan dalam bentuk kering atau tidak berkuah
pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan ibu hamil,yaitru 7-10 gelas per
hari.
Bentuk makanan mudah cerna,tidak merangsang atau menyebabkan gangguan
pada saluran pencernaan
Diberikan sering tetapi dalam porsi kecil
Apabila makan pagi dan siang sulit diterima, dioptimalkan makan malam atau
saat jam selingan
Pilihlah makanan selingan pada gizi
Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan gizi ibu hamil.
9
b. Makanan yang tidak dianjurkan adalah
Merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam.
Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi dan yang mengandung zat
tambahan (pengawet, pewarna, dan penyedap rasa) juga tidak dianjurkan.
Table 1.1
Bahan Makanan Sehari (Almatsier, Sunita. 2004)
Diet Hiperemesis I Diet Hiperemesis II Diet Hiperemesis III
Bahan
Berat Berat Berat
makanan Urt Urt Urt
(g) (g) (g)
2 gelas
Nasi - - 150 200 3 gelas nasi
nasi
Roti 120 6 iris 80 4 iris 80 4 iris
Biskuit - - 20 2 bh 40 4 bh
2 potong 2 potong
Daging - - 100 100
sedang sedang
Telur ayam - - 50 1 butir 50 1 butir
2 potong 4 potong
Tempe - - 50 100
sedang sedang
Sayuran - - 150 1 ½ gelas 150 1 ½ gelas
7 ptg sdg 4 ptg sdg 4 ptg sdg
Buah 700 400 400
papaya pepaya papaya
Minyak - - - - 10 1 sdm
Margarin - - 10 1 sdm 20 2 sdm
Selai 30 3 sdm 20 2 sdm 20 2 sdm
Gula Pasir 50 5 sdm 30 3 sdm - -
Susu - - - - 200 1 gelas
Table 1.2
Komposisi Gizi yang Dianjurkan pada Ibu dengan Hiperemesis (Almatsier, Sunita. 2004)
Diet Hiperemesisi Diet Diet Hiperemesisi
Nilai Gizi
I Hiperemesisi II III
Energi (kkal) 1100 1700 2300
Protein (g) 15 57 73
Lemak (g) 2 33 59
Karbohidrat (g) 259 293 368
Kalsium (mg) 100 100 400
Besi (mg) 9,5 17,9 24,3
Vitamin A (RE) 542 2202 2270
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1
Vitamin C (mg) 283 199 199
Natrium (mg) - 267 362
10
Tabel 1.3
Pembagian Bahan Makanan Sehari Diet Hipermesis I (Almatsier, Sunita. 2004)
Waktu Bahan makanan Urt
Pukul 08.00 Roti panggang 2 iris
Selai 1 sdm
Pukul 10.00 Air jeruk 1 gelas
Gula pasir 1 sdm
Pukul 12.00 Roti panggang 2 iris
Selai 1 sdm
Pepaya 2 ptg sdg
Gula pasir 1 sdm
Pukul 14.00 Air jeruk 1 gelas
Gula pasir 1 sdm
Pukul 16.00 Pepaya 1 potong
sedang
Pukul 18.00 Roti panggang 2 iris
Selai 1 sdm
Pisang 1 buah sdg
Gula pasir 1 sdm
Pukul 20.00 Air jeruk 1 gelas
Gula pasir 1 sdm
Tabel 1.4
Pembagian Bahan Makanan Sehari Diet Hipermesis II & III (Almatsier, Sunita. 2004)
Bahan Berat Berat
Waktu Urt Urt
Makanan (g) (g)
Pagi Roti 40 2 iris 40 2 iris
Telur ayam 50 1 butir 50 1 butir
Margarin 5 ½ sdm 10 1 sdm
Selai 10 1 sdm 10 1 sdm
Pukul 10.00 Buah 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
11
Biskuit 10 2 buah 10 2 buah
Agar 20 - 20 ½ sdm
Susu - - 200 1 gelas
Minyak - - 5 ½ sdm
Pukul 20.00 Roti 40 2 iris 40 2 iris
margarin 5 ½ sdm 10 1 sdm
Selai 10 1 sdm 10 1 sdm
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
12
BAB III
KASUS
S: Ny. R umur 28 tahun datang ke PKM Ingin Jaya dibawa oleh keluarganya, ibu mengeluh
mual, muntah 5 sampai 6 kali sehari, pusing, lemah dan tidak ada nafsu makan, ibu
mengatakan ini kehamilan ke 2 nya dan belum pernah keguguran.
O:
kesadaran : composmentis
N : 85x/ menit
R : 22x/ menit
T : 37,2˚c
BB sebelum hamil : 56 kg
BB sekarang : 55 kg
Mata : Tampak cekung, konjungtiva agak pucat, sclera putih tidak ikterik
Palpasi
13
Pemeriksaan penunjang
Hb : 9,2 gr/dl %
Goldar :A
P:
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipermesis adalah mual dan muntah berlebihan saat hamil.Mual dan muntah begitu
intens sehingga menganggu aktivitas sehari-hari.Mual dan muntah yang terjadi lebih dari 10
kali dalam waktu 24 jam. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus maka akan
menganggu kesehatan ibu dan janin (Rizki, 2013).
Menurut Rizki (2013) ada tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu: Diet
Hiperemesis I : makanan terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau
rebus dan buah-buahan, cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya,
vitamin C karena itu hanya diberikan selama beberapa hari. Diet Hiperemesis II : secara
berangsur diberikan makanan bernilai gizi tinggi, minuman tidak diberikan bersama
makanan, makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D. Diet
Hiperemesis III : makanan diberikan sesuai dengan kesanggupan ibu hamil, inimum boleh
diberikan bersama makanan,akanan mengandung cukup energi dan semua zat gizi.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Bisa menambah ilmu pengetahuan sehingga mampu menangani hiperemesis
gravidarum pada ibu hamil.
2. Bagi institusi pendidikan
Bisa menjadi bahan bacaan juga bahan penelitian untuk mahasiswa dan juga
dosen.
15
Daftar Pustaka
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
Rizki, Deri. 2013. Kupas Tuntas Seputar Kehanilan. Jakarta : Agro Media Pustaka
16