Anda di halaman 1dari 31

Assignment Block 7

Block 7 (Assessment in Medical and HPE)

Assessment Blueprint
Blok: Sel and Molekuler

Any Fitriyani

Program Studi S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

2019
I. PENDAHULUAN

Para pendidik dapat menggunakan berbagai macam format tes untuk menilai
pemahaman mahasiswa tentang suatu topik misalnya multiple choice question,
trues false, fill in the blank, short answer, essay (Simkim, 2005). Seorang dosen
harus mempunyai pengetahuan tentang learning outcome, metode assessment,
proses assessment, penggunaan alat assessment, serta memahami bagaimana
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan serta aplikasinya dalam berbagai
pembelajaran (Shumway, 2003).
Istilah assessment ini berasal dari bahasa latin yaitu assidere yang berarti “to
sit by (in judgement)”. Pada abad ke-20 kata assess sudah mulai dikembangkan
oleh ahli pendidikan dan psikologi “to judge the extend of student’s learning” (no
name). Banyak istilah yang berkaitan dengan assessment atau penilaian yaitu tes,
measurement dan evaluasi tetapi istilah tersebut berbeda pengertian, kita harus
dapat membedakan istilah-istilah tersebut. Menurut Nitko (1996) mengenai
pengertian assessment, measurement, tes dan evaluasi. Assessment adalah
pengertian yang luas yaitu proses untuk memperoleh infomasi yang digunakan
untuk membuat keputusan tentang mahasiswa, kurikulum, dan kebijakan
pendidikan. Tes adalah suatu alat atau prosedur sistematik untuk mengamati satu
atau lebih karakteristik dari mahasiswa dengan menggunakan skala angka.
Sedangkan measurement (pengukuran) sebagai suatu prosedur menentukan angka
terhadap sesuatu yang diukur. Evaluasi adalah proses membuat keputusan tentang
hasil performan dari mahasiswa.
Dalam menentukan atau memilih metode penilaian dan instrumen penilaian
harus mempertimbangkan beberapa prinsip “Criteria of Good Assessment”1 yaitu:
(1) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, --misalnya metode OSCE sebaiknya
digunakan untuk menilai skill; (2) validitas -- artinya suatu instrumen penilaian
dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur oleh instrument tersebut; atau
seberapa jauh tes tersebut dapat mengukur kemampuan dalam bidang studi yang
ingin diukur dengan tes tersebut atau yang sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Validitas dapat dikategorikan menjadi tiga, yakni validitas isi,
validitas berdasarkan kriteria, dan validitas konstruksi. Validitas isi adalah
kesesuaian antara item tes dengan materi yang diukur. Validitas berdasarkan
kriteria artinya validitas yang ditentukan oleh kriteria tertentu, yakni validitas
yang dapat membandingkan hasil asesmen dengan kriteria yang telah perkirakan
hasilnya. Validitas konstruktif adalah validitas yang dapat membuktikan bahwa
hasil pengukuran yang diperoleh dari item-item dalam suatu asesmen berkorelasi
tinggi dengan konstruk teoritik yang mendasari penyusunan asesmen tersebut; (3)
Reliabilitas4, artinya derajat konsistensi suatu instrument bila pengukuran yang
dilakukan dengan instrument dilakukan secara berulang. Penilaian dianggap
reliabel bila didapatkan hasil yang sama pada kelompok mahasiswa yang sama

1
Norcini, J., Anderson, M.B., Bollela, V., at all, 2018 Consensus framework for good assessment, Medical
Teacher, 2018, pp.1-8
atau serupa. Ada tiga kategori reliabilitas, yaitu: reliabilitas antar penguji
(mengukur penilaian suat performa oleh penilai yang berbeda), reliabilitas antar
kasus (mengukur performa peserta penilaian pada suatu kasus atau item penilaian
terhadap variabel lainnya secara konsisten), dan reliabilitas tes-retes (indikator
konsistensi dimana hasil penilaian konsisten bila peserta penilaian diukur
beberapa kali dengan instrumen yang sama); (4) Keadilan4, artinya penilaian
tersebut dapat mengukur hasil belajar mahasiswa dengan memperhatikan aspek
keragaman dan persamaan. (5) Komprehensi2,. Sebuah instrumen sebaiknya
memang mencakup seluruh domain yang ingin diukur. Misalnya pada tahap
pembelajaran yang lebih tinggi dan kompleks, bila tujuan pembelajaran meliputi
seluruh domain (kognitif, afektif dan psikomotor), maka idealnya cara dan
instrumen pengukuran yang digunakan meliputi seluruh domain tersebut; (6)
Cost-effective / Feasibility4,5, artinya perlu disesuaikan dengan tenaga yang
tersedia dan jumlah mahasiswa –misalnya, bila jumlah mahasiswa yang akan diuji
berjumlah banyak, sebaiknya jenis assessment yang digunakan adalah MCQ; (7)
Dapat diterima (Acceptability)3, artinya penilaian harus dapat diterima
pelaksanaannya baik oleh mahasiswa sebagai peserta penilaian, penguji dan pihak
lain yang terlibat dalam proses penilaian tersebut. Hal ini dapat diketahui dari
umpan balik yang diberikan oleh pihakpihak yang berkepentingan terhadap
penilaian tersebut. Misalnya –suatu instrumen ternyata dianggap telalu
menyulitkan bagi penguji, maka perlu dipikirkan cara lain yang mungkin lebih
praktis/mudah untuk dapat diterapkan. Namun perlu dipahami, bahwa semua
kriteria tersebut tidak dapat diterapkan seluruhnya pada satu jenis instrumen saja.
Assessment blueprint adalah cara yang efisien untuk membantu proses
konstruksi pengujian.4Istilah 'blueprint' dipinjam dari bidang arsitektur, yang
menunjukkan bahwa proses penilaian perlu dilakukan sesuai dengan rencana.
Menyusun blueprint adalah acuan awal tahapan pendahulu (precursor) dalam
konstruksi ujian dan pilihan jenis soal yang diujikan –ini memastikan bahwa
konten ujian dipetakan dengan hati-hati dan cermat terhadap tujuan pembelajaran
untuk menghasilkan ujian yang valid (valid examination). Dengan kata lain, untuk
memastikan bahwa setiap penilaian memiliki validitas konten –item yang
termasuk dalam penilaian harus dipetakan ke cetak biru.5 Dengan demikian akan
menghasilkan kesesuaian antara materi pelajaran yang disampaikan selama
pengajaran ataupun kompetensi yang diharapkan diperoleh oleh siswa, dengan
item yang muncul dalam ujian.6

2
Rust, C., Basic assessment issues and terminology, The Higher Education Academy, 2000, pp.1-6
3
Shumway J.M., Harden R.M., AMEE Guide No. 25: The assessment of learning outcomes for the
competent and reflective physician, Medical Teacher, 2003, Vol. 25, No. 6, 2003, pp. 569-584
4
Hamdy, H., Practical Assessment: Blueprinting for the assessment of health care professionals, The
Clinical Teacher, Blackwell, 2006, 3: pp.175–179
5
Sales, D., Sturrock, A., Boursicot, K., Dacre, J., Blueprinting for clinical performance deficiencies –
Lessons and principles from the General Medical Council’s fitness to practise procedures, Medical
Teacher, 2010, 32: pp.111–114
6
Hamdy, H., Practical Assessment: Blueprinting for the assessment of health care professionals, The
Clinical Teacher, Blackwell, 2006, 3: pp.175–179
Blueprint adalah penjabaran tertulis dari rencana garis besar tujuan pembelajaran
dan mencantumkan penilaian dengan detil7. Blueprint tersebut juga harus
mencantumkan materi dan metode penilaian dari tes yang akan dipakai untuk
menilai tercapainya tujuan belajar. Perencanaan dan cetak biru adalah langkah
paling utama dalam menentukan penilaian. Dengan merencanakan cetakbiru kira
akan mudah memberi arah dan prediksi seperti apa lulusan yang akan dihasilkan
oleh sebuah institusi pendidikan tersebut.8

II. PEMBAHASAN

Materi pada blok Sel dan Molekul ini diberikan kepada mahasiswa tingkat awal
disemester 1 dan telah melewati blok 1 dan blok 2. Tujuan dari blok ini adalah
memberikan bekal ilmu kedokteran dasar untuk memahami konsep sel baik secara seluler
ataupun secara molekuler, fase fase pertumbuhan dan perkembangan sel dan molekul
manusia, dengan harapan mengarahkan mahasiswa mampu mempelajari pendidikan
kedokteran lebih lanjut. Juga diharapkan di akhir blok mahasiswa bertambah
wawasan nya dan mampu berkomunikasi ilmiah kedokteran.
Blok ini akan berakhir dalam 6 minggu dengan minggu ke 6 sebagai minggu ujian.
Ada 5 minggu efektif untuk perkuliahan, meliputi 16 mata kuliah yang bervariasi antara
50 menit sampai dengan 100 menit, 6 kali praktikum, 5 tutorial ( masing masing 2 kali
pertemuan @ 100 menit ) dan 4 kali pertemuan skill lab.

7
Downing, S., & Yudkowsky, R. (2009). Assessment In Health Professions Education. New York:
Routledge.
8
Pangaro, L., & Cate, O. (2013). Framework for learner assessment in medicine : AMEE guide no 78.
Medical Teacher, e 1197 - e1210.
BLUEPRINT BLOK 3 SEL dan MOLEKUL

Revised
Metode
Tujuan Topic Bloom’s Miller’s Metode Metode
No pembelaja waktu Dave Waktu Instrumen
pembelajaran pembelajaran Taksono Piramid formatif sumatif
ran
mi
Mengidentifikasi
relevansi
prinsip ilmu
dasar yang
berhubungan Knows Bank Soal
Minggu C 1-C2 MCQ
1. dengan 1.Osteologi Kuliah 1 Knows MCQ,
pertama
penyebab, how EMQ
patofisiologi,
dan patogenesis
masalah
kesehatan
2. Ultrastruktur Knows
MCQ
& fungsi Kuliah 2 C 1-C2 Knows
sel 1 how
3. Ultrastruktur Knows
MCQ
& fungsi Kuliah 3 C 1-C2 Knows
sel 2 how
Knows
4. Jaringan ikat MCQ
Kuliah 4 C 1-C2 Knows
& epitel
how
Knows
5. Fisiologi sel MCQ
Kuliah 5 C 1-C2 Knows
& sinaps
how
6.
Farmakodinamik Knows
Kuliah 6 MCQ
dan C 1-C2 Knows
farmakokinetik how
obat
Revised
Metode
Tujuan Topic Bloom’s Miller’s Metode Metode
No pembelaja waktu Dave Waktu Instrumen
pembelajaran pembelajaran Taksono Piramid formatif sumatif
ran
mi
7. Biologi Sel
- Struktur sel
dan
fungsinya
- siklus sel
- transpport
membran &
Kons
cell signaling. Tutorial C1-C4
truktif
- Jaringan ikat Skenario A1-A3 Knows Checklist
Minggu feed Di akhir sesi
& epithel 1 Knows tutorial
feedback
pertama back tutorial
how
- Sel penyusun
tulang dan
sendi
-
farmakokinetik
&
farmakodinamik

8. Jaringan -Soal pre tes


Praktikum
epitel, kelenjar, Knows Pre test dan &
1 Pada saat sesi
& jaringan C 1-C2 Knows post test
praktikum
how post tes
ikat (SAQ)
- Checklist
praktikum

9. haemofilia
C1- C4 Feed
P1-3 Knows Ceklist
Skillab 1 : A1-3 back Seriap sesi
Knows tutorial
feedback
anamnesa tutorial
how

Menunjukkan
pemahaman
makna
ekspresi dan
konsekuensi
masalah 10. Biokimia
Knows
kesehatan Enzim Minggu MCQ
2 Kuliah 7 C 1-C2 Knows
menurut ke 2 how
terminologi
molekuler,
seluler, dan
fisiologi

11.
Metabolisme Knows
MCQ
asam nukleat Kuliah 8 C 1-C2 Knows
how

12.Sintesis Kuliah 9
Knows
MCQ
C 1-C2 Knows
how
Revised
Metode
Tujuan Bloom’s Miller’s Metode Metode
No Topic pembelajaran pembelaja waktu Dave Waktu Instrumen
pembelajaran Taksono Piramid formatif sumatif
ran
mi
13. Biologi
Molekuler
- Dasar dasar
biologi
molekuler

-Sintesis protein
- Mutasi Genetik Tutorial Kons
- Rekayasa C1-C2
skenario Knows truktif
Ceklist feedback
Genetik 2 Knows feed tutorial
how
-Jejas, adaptasi
dan
kematian sel.
- dasar dasar
enzim

Knows -Soal pre tes &


14.Farmakokinetik Praktikum C 1-C2 Knows
Pretest dan Setiap sesi
2 postes praktikum post tes (SAQ)
how
obat - Checklist
praktikum

-Soal pre tes &


post tes (SAQ)
15. Isolasi DNA Knows
Praktikum Pretest dan Setiap sesi - Checklist
C 1-C2 Knows postes praktikum
3
how praktikum

Bank soal

MCQ, EMQ
16. haemofilia C1- C4
P1-3 Knows
Skillab 2 : A1- A3 -Ceklist
Knows feedback Ujian MCQ
konseling
how feedback skill

lab
Revised
Metode
Tujuan Topic Bloom’s Miller’s Metode Metode
No pembelaja waktu Dave Waktu Instrumen
pembelajaran pembelajaran Taksono Piramid formatif sumatif
ran
mi
17. Jejas,
adaptasi, dan C 1-C2
Knows
Minggu MCQ
kematian sel Kuliah 10 Knows
ke 3
how

18. Knows
MCQ
Hemopoeisis Kuliah 11 C 1-C2 Knows
how
3. Menunjukkan 19.
pemahaman
Hemopoeisis 2-
pentingnya faktor Knows
Darah MCQ
non Kuliah 12 C 1-C2 Knows
biologis yang Tepi how
mempengaruhi
masalah
kesehatan 20. Genetika
dan
Hemopoesis Kons
- Dasar dasar C1-C2 truktif
Knows Ceklist
Tutorial A1-A3 feed Di akhir sesi
genetika Knows feedback
skenario 3 tutorial
- Genetika how back tutorial
populasi
-
Farmakogenetik
dan
terapi gen
- Hemopoesis

21. Pengaruh
pH & suhu
terhadap Knows
Praktikum Pretes dan Di setiap
reaksi C 1-C4 Knows post tes praktikum
4
how
enzimatik

-Soal pre tes


&
22. Jejas,
post tes
adaptasi, & Praktikum Knows
Pretes dan Di setiap (SAQ)
kematian sel 5 C 1-C4 Knows post tes praktikum
how - Checklist
praktikum

-Ceklist
Akhir
C1-C2 Feed
Knows Tiap feedback
23. leukemia Skillab 3 : P1- A1-A3 back
Knows skill lab skill
anamnesa P3 how
lab

4. Mengembangkan 24. Mutasi & C 1-C4


Kuliah 13 Pertemuan Knows
strategi Kelainan minggu ke knows MC
memecahkan Genetik how
4
masalah secara
efektif dari
penyebab,
patogenesis,
serta ancaman dan
konsekuensinya
secara
spesifik

25. Jenis-jenis
Kuliah 14 C 1-C4 Knows
penelitian
knows MCQ
How

26. Etik dalam


penelitian
biomedis, etik
dalam genetika
dan stem
cell, serta C1- C4 Knows
Kuliah 15 knows MCQ
aspek sosial How
budaya
genetika & sel

27. Patologi
Knows
penyakit Kuliah 16 C1-C4 knows MCQ
agromedicine how
28.Kelainan
kongenital
akibat
kerusakan DNA
- Genetik &
congenital
disorder
- Jenis jenis
Kons
penelitian Tiap
Tutorial C1-C4 Knows truktif
- Etik & aspek akhir Ceklist
skenario 4 A1-A3 knows feed
sosial tutorial feedback
how back
budaya dalam tutorial
penelitian
biomedis &
aplikasi
bioteknologi
- Thanatologi &
odontologi
forensik

29. Statistik uji Praktikum Pretest -Soal pre tes


C1-C4 Knows &
komparatif 6 postest Di tiap sesi
knows post tes
tidak praktikum
how (SAQ)
berpasangan
- Checklist
praktikum

Knows
Skill lab 4 C1-C2 Feed Di tiap Ceklist
shows
konseling P1-3 A1-A3 back
30. leukimia how akhir feedback
skillab skillab

31.Penyakit
Agromedis
- Kelainan
5. Mengidentifikasi kongenital &
relevansi genetik yang Ceklist
ilmu dasar dengan Kons
disebabkan Knows Di akhir feedback
masalah kesehatan Tutorial C1-C4 truktif
oleh kegiatan Minggu knows sesi tutorial tutorial
masyarakat skenario 5 kelima A1-A3 feed
agroindustri how Penilaian
agroindustri back
- Pencemaran rubrik Ujian Rubrik
serta
mengembangkan lingkungan skillab penilaian
strategi pemecahan yang skillab
masalahnya mengakibatkan
kerusakan gen.

Minggu UJIAN
keenam MCQ 2
6. belajar mandiri
Bahan
materi
kuliah 1- 16
METODE ASSESSMENT DI BLOK 3 SEL dan MOLEKUL

Berdasarkan Taxonomi dari Bloom, metode kuliah yang diberikan menyediakan media belajar
yang memperkaya knowledge mahasiswa kesempatan belajar yang diharapkan bisa mencapai tahapan
C1 sampai dengan C4. (Anderson, et al., 2001). Materi materi kuliah 1 sampai dengan 12 hanya
bersifat informatif dan edukatif dan banyak mengharuskan mahasiswa memahami dengan benar,
dengan berbagai cara belajar yang efektif dan berhasil maksimal untuk setiap mahasiswa, sehingga
masuk ke dalam long term memory mereka. Pada saat ujian mereka harus mampu memenggil ulang
ingatan dari longterm memori tersebut dan dipakai sebagai mengingat ( memenuhi tahapan
pencapaian kognitiftahap C1 ) dan memahami ( tahapan kognitif C2 ).

Revisi taksonomi ini digunakan dalam merumuskan tujuan belajar baik dalam domain kognitif
(C), afektif (A) dan psikomotor (P), sehingga mempermudah dalam mendefinisikan tujuan
pembelajaran dan membuat klasifikasi apa saja yang harus dipelajari mahasiswa dalam waktu
tertentu.8 Terkait dengan assessmen, taksonomi berperan untuk: (1) memberikan skema klasifikasi
yang masuk akal mengenai penilaian, (2) membantu membuat penilaian secara menyeluruh dan multi
dimensional, (3) membantu dan mengarahkan pembuatan item agar valid sesuai dengan tujuan
pengukuran, dan (4) membantu menentukan bobot masing-masing aspek yang diukur.9

Materi kuliah yang dirancangkan untuk memenuhi tahapan C1 sampai dengan C2.
Osteologi, Ultrastruktur dan fungsi sel 1, Ultrastruktur dan fungsi sel 2, Jaringan ikat dan epithel,
fisiologi sel dan sinaps, farmakodinamik dan farmakokinetik obat, biokimia enzim, metabolisme asam
nukleat, sintesa protein, jejas dan kematian sel, hemopoesis 1, Hemopoesis 2 dan darah tepi.
sebagai contoh adalah mata kuliah Osteologi memberikan pengenalan pada pada ilmu anatomi dimana
akan mengidentifikasi tulang yang ada dan mengingat bentuk dan nama tulang tersebut
dan dimana lokasinya, apa fungsi nya dan seterusnya. Tahapan ini termasuk kedalam ranah kognitif,
dimana tahap ini memasuki tahap memahami/understanding.

9
Brown, G., Assessment: A Guide for Lecturers, Learning and Teaching Support Network Generic Centre,
2001, p.8-10
Piramida Miller menunjukkan pencapaian kompetensi perkembangan keahlian mahasiswa
menjadi knowledgeable. Berdasarkan piramida ini, perkembangan terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1)
“Knows”, merupakan dasar yang hanya mencakup pengetahuan saja, misalnya tentang prinsip dasar
klinik. (2) “Knows how”, tingkat yang lebih tinggi pada pengetahuan yang dapat diaplikasikan dalam
konteks yang nyata. (3) “Shows how”, dimana harus dapat dilakukan dalam praktek simulasi,
misalnya pada skill tes. (4) “Does”, tingkat yang paling tinggi, dimana harus dapat diaplikasikan
dalam praktek sehari-hari.10 Piramida Miller menyajikan konsep yang akan membantu dalam
menentukan fokus yangjelas untuk melakukan penilaian.11

Jika dipandang dari kemampuan klinis menurut piramida Miller, maka tahapan belajar ini setara
dengan kemampuan mahasiswa sesuai yang dicantumkan dalam blueprint sebagai tahapan knows
sampai dengan knows how, misal setelah mengetahui teori tentang berbagai bagian bagian tulang dan
cara pertumbuhan tulang dan bagaimana proses hemopoeisis maka mahasiswa bisa memahami
bagaimana sebagian besar materi materi itu mendukung satu sama lain, bagaimana jika terjadi
masalah di jaringan sel sel tulang yang secara genetika bisa menyebabkan kecacatan. Tanpa
mengetahui ilmu dasar ( yang ditunjukkan pada dasar piramida yaitu knows ) maka akan sulit untuk
mahasiswa naik ke tahap berikutnya dan memahami proses penyakit. ( knows how ) 12Pada tahap
berikutnya di kuliah ke 13 sampai dengan ke 16, mahasiswa mendapatkan materi yang memperkaya
pengetahuan mereka di bidang kognitif sampai kepada tahap menerapkan dan menganalisa. ( tahap
kognitif C4 ).

mata kuliah mutasi dan kelainan genetik, jenis jenis penelitian, etik dalam penelitian biomedis,
etik dalam genetika dan stem sel, patologi penyakit agromedis dicantumkan beberapa mata
kuliah yang mulai membutuhkan kemampuan mahasiswa menerapkan ingatan ingatan akan potongan
data knowledge untuk bisa mereka aplikasikan dan di analisa dimana dibutuhkan. sebagai contoh,
mata kuliah mutasi dan kelainan genetik di dalamnya menerangkan penyebab mutasi genetik, bahan
apa saja yang ada disekitar yang berpotensi menyebabkan mutasi genetik sehinggan menyebabkan
kelainan genetika. memahami dan membedakan kelainan genetika menjadi harapan yang dapat di

10
Krathwohl D. R., A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. College of Education, The Ohio State
University, 2002
11
Hamdy, H., Practical Assessment: Blueprinting for the assessment of health care professionals, The
Clinical Teacher, Blackwell, 2006, 3: pp.175–179
12
Davis , M., McKimm, J., & Forest, K. (2013). How to Assess Doctors and Health Professionals.
Blackpool: Wiley Blackwell.
capai. Dengan mempelajari jenis2 penelitian dan digabungkan dengan informasi bahan kuliah
diharapkan bisa menerapkan jenis penelitian apa yang akan dipakai dalam meneliti kasus kasus
penyakit yang mungkin terjadi di masyarakat yang disebabkan karena proses agrobisnis. Juga
diharapkan mahasiswa bisa menganalisa data yang ada dan menyebutkan apa penyakit yang mungkin
didapat ( C1 - C4 ). Demikian juga sampai dengan kuliah ke 16 ini jika dipakai Piramida Miller
sebagai 13bahan acuan pencapaian kompetensi maka akan bisa ditetapkan standar sampai pencapaian
knows how pada tahap ini. Kuliah di kelas besar dipilih sebagai metode belajar untuk memfasilitasi
pembelajaran, selain kuliah dalam kelas besar, juga ada paktikum, tutorial dan skill lab juga dipilih
sebagai metode pembelajaran untuk menambah wacana kognitif mahasiwa, walaupun dalam lingkup
yang berbeda tetapi bisa melengkapi bidang kognitif ini.

PENILAIAN FORMATIF

Penilaian formatif adalah penilaian yang berfocus pada proses, karena tujuan utamanya adalah
memberi kesempatan mahasiswa mendapat feedback yang membangun dari dosen atau supervisor
mereka workplace. Riset menunjukkan bahwa penilaian formatif dengan feedback yang membangun
ini meningkatkan kualitaas belajar mahasiswa dan membawa mahasiswa ke pencapaian performa
yang lebih baik dalam penilaian sumatif.14

Metode yang dipakai dalam blok ini :

1. Pre test dan post test praktikum


diberikan kepada mahasiswa dalam praktikum hanyalah untuk memfasilitasi kemauan belajar
siswa yang baru lulus SMA yang mungkin self motivation nya belum tinggi, diharapkan
dengan mereka mendapat jawaban test itu diakhir praktikum bisa memberi dorongan positif
untuk pembelajar di pertemuan berikutnya, juga bisa merangsang rasa ingin tahu mahasiswa,
prinsip ini sesuai dengan teori feedback for learning dan assessment for learning.
2. Skillslab
Skill lab memberikan kesempatan mahasiswa belajar dengan skenario dan simulasi yang
melatih mereka berkomunikasi dengan pasien, menyampaiakan konseling dan edukasi, walau
tidak senyata di tempat kerja tapi cukup untuk menyediakan kesempatan mahasiswa berlatih,
membuat kesalahan yang bisa langsung difeedback oleh pembimbing. Dengan feedback ini
mahasiswa mendapat stimuli untuk pembelajaran berikutnya. Peer teaching ini bisa dipakai
untuk menilai pencapaian mahasiswa sampai tahap shows how seperti yang ada dalam
piramida Miller. Disertakan lampiran cek list feedback skill lab. Skill lab ini dinilai secara
sumatif dengan memakai metode OSCE 4 station dengan masing2 bobot 2,5% sehingga total
10 % menyumbang nilai kelulusan mahasiswa dari blok ini. Disertakan rubrik penilaian
OSCE mahasiswa di lampiran.

Skill Tujuan tingkat waktu Bobot


Bobot
lab ke Pembelajaran Psychomotor pembelajaran total
Kasus haemofilia,
1 skill P3 2 jam 2,5 %
anamnesa
2 Kasus haemofilia, P3 2 jam 2,5 %

13
Davis , M., McKimm, J., & Forest, K. (2013). How to Assess Doctors and Health Professionals.
Blackpool: Wiley Blackwell.
14
Amin, Z., Seng, C. Y., & Eng, K. H. (2006). Practical Guide to Medical Student Assessment.Singapore:
Stallion Press
skill konseling
Kasus leukimia
3 skill P3 2 jam 2,5 %
anamnesa
Kasus leukimia,
4 skill P3 2 jam 2,5 %
konseling.
Total 10%

3. Tutorial.
Tutorial ini sebagai media belajar melatih mahasiswa belajar secara kelompok, bagaimana
mereka berinteraksi satu dengan yang lain, membagi ilmu dan saling meluruskan jika ada
teman yang kesulitan belajar. Penilaian formatif berupa feedback dari pembimbing bisa
memberi arahan untuk pertemuan berikutnya. Disertakan lampiran cek list feedback tutorial .

Selain secara kognitif mahasiswa juga dilatih dan dibentuk dalam bidang psikomotor dan afektif.
Dalam hal afektif, berdasar taksonomi Bloom Krathwol. Dalam area ini diharapkan mahasiswa bisa
mencapai tahap profesionalitas. Perkembangan dan pencapaian di domain ini bisa dilaporkan oleh
tutor yang membimbing. Tutor mengamati cara dan gaya belajar mahasiswa dalam kelompok kecil
nya, dan berdasar cek list yang diberikan bisa dipakai panduan sebagai feedback untuk
mahasiswa.jika ada hal hal yang masih harus ditingkatkan dalam sikap profesionalistas mereka,
mereka harus berusaha berinteraksi sehingga mampu mencapai tahapan valuing (tahap A3) yang
diharapkan dalam tahun pertama mereka belajar di kedookteran. Tahapan valuing ini mengharapkan
mahasiswa mampu menghargai, memahami nilai nilai dan mengambilnya sebagai perilaku. Hal ini
harus terus menerus diasah dan di fasilitasi oleh kurikulum sehingga menyiapkan mereka mencapai
A5 yang berarti semua sikap sikap baik dan positif sudah hampir menjadi bagian dalam karakternya.15
taksonomi Dave. Ada 5 tahapan nya : immitation, manipulation, precicion, articulation,
naturalisation.16
Untuk materi pelajaran dalam blok 3 Sel dan Molekul ini, saya merancangkan kegiatan skill lab,
dalam upaya menyediakan media belajar dan memberikan feedback terhadap performa mahasiswa di
bidang psikomotor ini. Namun, karena mahasiswa ini belum belajar banyak ilmu kedokteran dan baru
mempelajari mata kuliah tercantum, maka saya mengambil topik “ seorang laki – laki menderita
haemofilia, menginginkan memiliki anak laki – laki “. Dalam simulasi kasus, hanya mengajarkan
mahasiswa tentang anamnesa dan konseling. Diharapkan dengan kasus haemofilia ini bisa
dikembangkan bagaimana membimbing mahasiswa untuk menemukan anamnesa apa yang tepat
untuk ditanyakan kepada pasien simulasi dan konseling apa yang diberikan untuk kehamilan
berikutnya. Diakhir skill lab diharapkan mahasiswa dapat melakukan anamnesa dengan profesional,
dan berpusat pada pasien ( melibatkan afektif, empati, dll) dan menuntun pasien ke tahapan konseling
yang efektif dan informatif, termasuk menyampaikan kemungkinan terburuk tanpa harus menambah
rasa takut pasien. mahasiswa diberi contoh bagaimana menjalankan anamnesa dan diberi kesempatan
mereka melakukan anamnesa dengan feedback jika terjadi kesalahan (P1), kemudian di tahap
berikutnya diharapkan mahasiswa mampu melakukan proses anamnesa mandiri dan pembimbing
hanya mengamati tanpa menginterupsi jika ada kesalahan. (P2) memberikan panduan konseling untuk

15
Anderson, L., Krathwohl, D., Airasian, P., Cruikshank, K., Mayer, R., & Pintrich, P. (2001). A
Taxonomy for Learning Teaching and Assessing. New York: Longman.
16
Williams, J., Rhind, S., Bailie, S., & Warman, S. (2015). A Guide to Assessment in Dental Education.
Bristol: Bristol.
pasien. Jika mahasiswa di tingkat akhir atau di tempat kerja mereka diharapkan akan berproses an
berkembang menuju level P4 sehingga saat mereka lulus mereka bisa praktek sendiri dan masuk ke
tahap P5. Untuk melatih psikomotor dan melatih soft-skills, mengacu pada blueprint yang
mengharapkan mahasiswa bisa mengidentifikasi relevansi ilmu dasar dan masalah kesehatan
masyarakat agroindustri serta mengembangkan strategi pemecahan masalahnya.

PENILAIAN SUMATIF

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, blok sel dan molekuler adalah adalah blok yang membahas
topik mendasar (dalam hal ini Miller’s di level Knows9), sehingga strategi pembelajaran yang tepat
digunakan adalah perkuliahan (lectures) dan/atau praktikum dasar.17 Ujian tulis mata kuliah bersifat
sumatif dan akan dilakukan di tengah dan di akhir blok. Dengan mempertimbangkan bahwa semua
topik/materi perkuliahan pada blok ini adalah pengetahuan mendasar, keseluruhan materi yang
diberikan adalah prasyarat pemahaman mendasar sebelum masuk ke tingkat sistem organ dan
penyakit.
Untuk menguji pencapaian mahasiswa di bidang kognitif ini didalam blueprint dicantumkan
ujian tulis untuk menilai secara sumatif. Penilaian sumatif ini diperlukan untuk mengetahui
pencapaian dari hasil belajar ( assessment of learning ). (Swanwick, 2014) Penilaian sumatif adalah
penilaian berfocus pada hasil ( outcome focused ). Juga untuk membiasakan mahasiswa menghadapi
ujian sumatif yang mungkin suatu saat mereka harus hadapi saat menjalani ujian kompetensi atau
ujian sertifikasi yang bersifat high stake dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.18
MCQ (Multiple choice Question ) menjadi pilihan sebagai assessment sumatif dengan
pertimbangan kelebihan nya yang lebih banyak daripada kekurangan nya. Alasan pemilihan MCQ,
adalah mudah dikerjakan, cepat dalam pelaksanaan & pengkoreksian, dianggap bisa mewakili
menguji banyak materi kognitif dalam waktu yang singkat, reliabilitas dan validitas tinggi (soal sudah
divalidasi oleh team soal) dan bisa dikerjakan untuk banyak orang. ( menguji lebih dari 100 orang )
sedangkan kekurangan MCQ adalah jika ingin dipakai untuk menguji kemampuan sampai level shows
how di piramida Miller, atau Bloom tahap 6 maka harus diberikan soal soal bertipe vignette. Soal soal
tipe vignette yang baik bisa mengevaluasi penalaran klinis mahasiswa. Kelemahan dari MCQ bisa
diterima untuk mahasiswa tahun pertama ini karena penilaian akan dgabung dengan penilaian dari
metode lain. Nilai sumatif bukan nilai tunggal yang mempengaruhi kelulusan mahasiswa.19

17
Krathwohl D. R., A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. College of Education, The Ohio State
University, 2002
18
Amin, Z., Seng, C. Y., & Eng, K. H. (2006). Practical Guide to Medical Student Assessment.Singapore:
Stallion Press.
19
Shumway , J., & Harden , R. (2003). The Assessment of Learning Outcome for the Competent and
Reflective Physician. Medical Teacher, Taylor and Francis.
BLUEPRINT UJIAN SUMATIF BLOK 3 SEL dan MOLEKUL

no Tujuan Topik Bahasan Diberikan Waktu Bobot Jml Bobot Jml soal Keterangan
Pembelajaran pada pembelaja MCQ 1 soal MCQ 2 (total
minggu ran (%) (total (%) 100)
100 )

1 Mengidentifikasi Osteologi 1 2x50 menit 12,5 12 5,88 5


relevansi prinsip
ilmu dasar yang Ultrastruktur dan 1 2x50 menit 12,5 12 5,88 5
berhubungan dengan fungsi sel 1
penyebab,
patofisiologi, dan Ultrastruktur dan 1 2x50 menit 12,5 12 5,88 6
patogenesis masalah fungsi sel 2
kesehatan
Jaringan ikat dan 1 2x50 menit 12,5 13 5,88 6
epithel

Fisiologi sel dan sinap 1 2x50 menit 12,5 13 5,88 6

Farmakodinamik dan 1 2x50 menit 12,5 13 5,88 6


farmakokinetik obat

2 Menunjukkan Biokimia enzim Kedua 1x50 menit 6,25 6 2,94 3 UJIAN


pemahaman makna MCQ1 30
ekspresi dan %
konsekuensi masalah total nilai
kesehatan menurut kelulusan
terminologi
molekuler, seluler,
dan fisiologi
Metabolisme asam Kedua 2x50 menit 12,5 13 5,88 6
nukleat

Sintesis protein Kedua 1x50 menit 6,25 6 2,94 3

Jejas, adaaptasi dan Ketiga 2x50 menit 12,5 13 5,88 6


kematian sel
Hemopoesis 1 ketiga 2x50 menit

Hemopoesis 2 – Darah Ketiga 2x50 menit 12,5 13 5,88 6


tepi

Mutasi genetik dan Keempat 2x50 menit 12,5 13 5,88 6


kelainan
genetik

3. Menunjukkan Jenis jenis penelitian Keempat 2x50 menit 12,5 13 5,88 6


pemahaman
pentingnya faktor
non-biologis yang
mempengaruhi
masalah kesehatan

Etika dan aspek sosial keempat 2x50 menit 12,5 13 5,88 6


dalam
penelitian biomedis
dan aplikasi
bioteknologi.
Thanatologi dan
odontologi
forensik.
4. Mengembangkan Patologi penyakit keempat 2x50menit 12,5 13 5,88 6
strategi agromedicine
memecahkan ( penyebab,
masalah secara patogenesis, dan UJIAN
efektif dari manifestasi klinis MCQ2 60
penyebab, kelainan % nilai
patogenesis, serta kongenital akibat total
ancaman dan kerusakan kelulusan
konsekuensinya DNA,
secara spesifik penyebab, patogenesis,
dan
manifestasi klinis
penyakit
agromedis )

5. Mengidentifikasi 1. Kelainan kelima 2x50 menit 12,5 13 5,88 6


relevansi ilmu dasar kongenital dan
dengan masalah genetik yang
kesehatan disebabkan
masyarakat oleh kegiatan
agroindustri serta agroindustri.
mengembangkan
strategi pemecahan 2. Pencemaran
masalahnya Lingkungan
yang
mengakibatkan
kerusakan gen.
Hal yang perlu diperhatikan dalam MCQ ini adalah penjaminan mutu dari soal soalnya,
karena tingkat pembuatan soal yang cukup sulit dan butuh proses yang panjang jika ditentukan
dengan standar setting Anggof.20

Perhitungan angka kelulusan penilaian sumatif dari bidang Kognitif.

Komponen Bobot
Dari total kelulusan (100% )

Nilai ujian mata kuliah blok MCQ 1 30%

Nilai ujian mata kuliah blok MCQ 2 60%

Nilai OSCE Skill lab 10%

Penentuan nilai akhir dari blok ini mengikuti peraturan dari universitas yaitu:

Huruf Nilai Keterangan


A 80-100 Lulus
A- 75-79 Lulus
B+ 71-74 Lulus
B 67-70 Lulus
B- 63-66 Lulus
C+ 59-62 Lulus
C 50-54 Mengulang ujian
D 45-49 mengulang ujian
E <45 mengulang blok

IV KESIMPULAN

Penting untuk merancang dan memetakan penilaian formative yang efektif di dalam
dokumen blueprint untuk menilai kedalaman pemahaman mahasiswa –kapan saja akan dilakukan,
bentuk penilaian formatuf seperti apa yang akan digunakan, dan bagaiman akan dilakukan (termasuk
kapan / di sesi mana feedback diberikan), sehingga penilaian bukan hanya “assessment of learning”
tetapi juga “assessment for learning”. Dengan penilaian formatif yang dilanjutkan dengan
pambahasan (pemberian feedback), mahasiswa bisa merefeksikan / menilai dirinya (materi mana yang
masih belum dikuasai dan perlu improvement lagi) –assessment drive learning.
Penting untuk juga merancang dan memetakan penilaian formative yang efektif di dalam
dokumen blueprint untuk menilai kedalaman pemahaman mahasiswa –kapan saja akan dilakukan,
bentuk penilaian formatuf seperti apa yang akan digunakan, dan bagaiman akan dilakukan (termasuk
kapan / di sesi mana feedback diberikan), sehingga penilaian bukan hanya “assessment of learning”
tetapi juga “assessment for learning”. Dengan penilaian formatif yang dilanjutkan dengan

20
Davis , M., McKimm, J., & Forest, K. (2013). How to Assess Doctors and Health Professionals.
Blackpool: Wiley Blackwell.
pambahasan (pemberian feedback), mahasiswa bisa merefeksikan / menilai dirinya (materi mana yang
masih belum dikuasai dan perlu improvement lagi) –assessment drive learning.
blueprint penilaian, proses ini sangat penting, dan harus diterapkan di instutusi karena di institusi
saya selama ini belum pernah disusun blueprint penilaian seperti ini. Biasanya dosen pengampu blok
hanya diminta untuk menulis dan mengumpulkan soal dalam waktu beberapa hari sebelum ujian
dilaksanakan. Sehingga bisa dibanyangkan, bahwa sangat besar kemungkinan ketidak sesuaian antara
kualitas / kedalaman item soal yang dibuat dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan
dokumen blueprint penilaian kita bisa melihat secara jelas dan terperinci mulai kesesuaian learning
outcome - metode pembelajaran--dan metode asesmen yang digunakan, level kognitif/afektif/perilaku
yang akandiuji, sampai dengan sebaran jumlah item soal yang akan diberikan –baik yang sifatnya
sumative maupun formative.

Referensi

Anderson, L., Krathwohl, D., Airasian, P., Cruikshank, K., Mayer, R., & Pintrich, P. (2001).
A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing. New York: Longman.

Amin, Z., Seng, C. Y., & Eng, K. H. (2006). Practical Guide to Medical Student
Assessment.Singapore: Stallion Press

Brown, G., Assessment: A Guide for Lecturers, Learning and Teaching Support Network
Generic Centre, 2001, p.8-10

Davis , M., McKimm, J., & Forest, K. (2013). How to Assess Doctors and Health
Professionals. Blackpool: Wiley Blackwell.

Downing, S., & Yudkowsky, R. (2009). Assessment In Health Professions Education. New
York:Routledge

Hamdy, H., Practical Assessment: Blueprinting for the assessment of health care
professionals, The Clinical Teacher, Blackwell, 2006, 3: pp.175–179

Krathwohl D. R., A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. College of Education, The


Ohio State University, 2002

Norcini, J., Anderson, M.B., Bollela, V., at all, 2018 Consensus framework for good
assessment, Medical Teacher, 2018, pp.1-8

Pangaro, L., & Cate, O. (2013). Framework for learner assessment in medicine : AMEE
guide no 78. Medical Teacher, e 1197 - e1210.

Rust, C., Basic assessment issues and terminology, The Higher Education Academy, 2000,
pp.1-6

Sales, D., Sturrock, A., Boursicot, K., Dacre, J., Blueprinting for clinical performance
deficiencies – Lessons and principles from the General Medical Council’s fitness to practise
procedures, Medical Teacher, 2010, 32: pp.111–114
Shumway J.M., Harden R.M., AMEE Guide No. 25: The assessment of learning outcomes
for the competent and reflective physician, Medical Teacher, 2003, Vol. 25, No. 6, 2003, pp.
569-584

Pangaro, L., & Cate, O. (2013). Framework for learner assessment in medicine : AMEE
guide no 78. Medical Teacher, e 1197 - e1210.

Krathwohl D. R., A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. College of Education, The


Ohio State University, 2002

Williams, J., Rhind, S., Bailie, S., & Warman, S. (2015). A Guide to Assessment in Dental
Education. Bristol: Bristol.

Krathwohl D. R., A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview. College of Education, The


Ohio State University, 2002

Shumway , J., & Harden , R. (2003). The Assessment of Learning Outcome for the Competent
and Reflective Physician. Medical Teacher, Taylor and Francis.

.
CHECK LIST UMUM FEEDBACK SKILL LAB
ASPEK YANG Catatan/Feedback
No YA TIDAK
DINILAI Tutor
Kedisiplinan
1. Datang tepat waktu
2. Menaati kontrak
kuliah
1 3. Menggembalikan
alat2
4. Meninggalkan
tempat setelah alat
dikembalikan
Penampilan
1. Pakaian bersih dan
rapi
2. Jas praktikum
dikancingkan rapi
2
3. Sepatu tertutup
4. Mahasiswi rambut
diikat/ tertata
rapi (tidak menutupi
wajah)
Sikap profesional
1. Memberi salam
2. Bersikap simpatik /
tidak arogan
3 3. Menghargai sesama
teman
4. Bisa bekerja sama
dalam
kelompok.
Komunikasi
1. Bertanya dan
mengemukakan
pendapat dengan
sopan
2. Mampu mendengar
4
dan memberi
kesempatan teman
berpendapat.
3. Mendengarkan
penjelasan dosen
dengan baik
Aktifitas dalam
kelompok
1. Berpartisipasi aktif
dalam
dinamika kelompok
5 2. Berespon sesuai
dengan
kebutuhan.
3. Aktif
mengemukakan
pendapat.
4. Aktif melakukan
skill yang harus
diperagakan.
5. Membantu teman
yang kesulitan
dalam proses belajar
CHECK LIST FEEDBACK TUTORIAL
Feedback untuk
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
mahasiswa
Kedisiplinan
1. Datang tepat waktu
2. Menaati kontrak
1 kuliah
3. Meninggalkan
tempat kuliah setelah
tutorial ditutup.
Penampilan
1. Pakaian bersih dan
rapi
2. Sepatu tertutup
2
3. Mahasiswi rambut
diikat/ tertata rapi
(tidak menutupi
wajah)
Sikap profesional
1. Memberi salam
2. Bersikap simpatik /
tidak arogan
3
3. Menghargai sesama
teman
4. Bisa bekerja sama
dalam kelompok.
Komunikasi
1. Bertanya dan
mengemukakan
pendapat dengan
sopan
2. Mampu mendengar
dan memberi
kesempatan teman
4
berpendapat.
3. Berpikir kritis
diwakili dengan
pertanyaan yang
bagus.
4. Mendengarkan
penjelasan dosen
dengan baik
Aktifitas dalam
kelompok
1. Berpartisipasi aktif
dalam dinamika
kelompok
2. Berespon sesuai
5
dengan kebutuhan.
3. Aktif
mengemukakan
pendapat.
4. Mendominasi
diskusi kelompok.
5. Mampu menghargai
pendapat orang
lain.
6. Mengemukakan
jawaban yang
uptodate dengan
referensi yang baik.

Anda mungkin juga menyukai