Anda di halaman 1dari 5

TEMA BULANAN : “Peran Gereja dalam Menghadirkan Tanda-tanda Kerajaan Allah”

TEMA MINGGUAN : “Menabur Damai Sejahtera, Menuai Berkat”

BACAAN ALKITAB: Zakharia 8:1-19

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Keadaan damai adalah karunia Allah, di mana tidak ada perang, tidak ada kerusuhan, aman,

tenteram, dan tenang. Sedangkan sejahtera adalah suasana aman sentosa dan makmur, selamat

terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran. Keadaan ini menjadi harapan setiap insan

ciptaan TUHAN, sekalipun berbeda suku, agama, etnis, bahasa, dalam Negera Kesatuan Republik

Indonesia.

Dalam Perjanjian Baru keadaan damai tidak hanya berarti, hubungan rukun antar bangsa ( bnd.

Lukas. 14:32) tapi suara keadaan yang harus ada dalam jemaat (bnd. Roma 14:9) dan juga dalam

hubungan dengan orang yang berada di luar jemaat (Ibrani 12:4). Jadi warga gereja terpanggil untuk

menghadirkan damai sejahtera dalam jemaat dan masyarakat. Karena itu berdasarkan Zakharia 8:1-

19 telah dipilih tema minggu ini : Menabur Damai Sejahtera, Menuai Berkat.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Zakharia bin Berekhnya bin Ido (Za. 1:7), seorang imam yang bersama-sama Zerubabel bin Sealtiel

pulang dari pembuangan di Babel. Ia memimpin pembangunan kembali kota Yerusalem dan Bait

Allah yang dihancurkan oleh Babel tahun 580 SM. Pembangunan dimulai tahun 538 SM, sempat

terhenti tapi dilanjutkan tahun 520. Saat itu Zakharia bersama dengan Hagai memotivasi dan

mendesak pemimpin dan sisa bangsa Yehuda untuk menyelesaikannya. Motivasi untuk menyelesaikan

pembangunan bukan berita utama dalam Zakharia 8, tapi yang terutama adalah keadaan damai

sejahtera yang diterima bangsa itu. Bahkan di dalam menerimanya, ada panggilan kudus yang harus

dilakukan bangsa itu.


Bagaimana keadaan damai sejahtera itu? Keadaan itu dimulai ketika “Tuhan kembali” ke Sion dan

“diam” di tengah-tengah Yerusalem. Kehadiran Tuhan di Sion dan Yerusalem menjadi jaminan pasti

hadirnya damai sejahtera yang sangat lama dirindukan. Yehuda menyadari, tatkala Tuhan

meninggalkan tempat-tempat itu, semua harapan kandas, mereka menjadi tawanan di pembuangan,

bahkan Yerusalem sebagai kota kudus, dihancurkan musuh menjadi puing-puing, namun Zakharia

menyampaikan, sebagaimana disebutkan dalam ayat 2, bahwa ketika Tuhan kembali ke Sion maka

Yerusalem akan disebut “Kota Setia” dan gunung Sion dikatakan “Gunung Kudus”. Sebutan ini

menunjuk pada keadaan damai sejehatera di mana Tuhan datang mencurahkan berkat-berkat-Nya.

Gambaran hadirnya damai sejahtera itu : (1) keamanan penduduk terjamin di mana “kakek-kakek”

dan “nenek-nenek” duduk di jalan-jalan Yerusalem sambil memegang tongkat, serta anak-anak

bermain-main dengan aman di situ, (2) kehidupan ekonomi sejahtera : pohon anggur akan memberi

buahnya dan tanah akan memberi hasilnya dan langit akan memberi air embunnya. Keadaan ini akan

disebut orang sebagai “hal ajaib”, orang menjadi takjub dan heran. Tetapi di hadapan Tuhan keadaan

ini adalah hal yang biasa jika Tuhan melakukannya. Zakharia menyampaikan bahwa keadaan damai

sejahtera yang penuh dengan hal-hal ajaib yang diterima dan disaksikan mereka, semuanya itu ada

maksud dan tujuan dari Tuhan. Mereka tidak akan menjadi kutuk, tapi diubahklan Tuhan menjadi

berkat bagi bangsa-bangsa. Untuk melakukan tugas menjadi berkat, mereka tidak perlu “menjadi

takut” (ayat 13 dan 15) kepada bangsa-bangsa di sekitar mereka, terutama kepada Babel yang

pernah menghancurkan mereka. Seruan Zakharia ini berhubungan dengan suasana politik pasca

pembuangan di mana kekuatan Babel mulai pudar, bahkan kekuatan baru yang muncul justru telah

dipakai TUHAN untuk mendorong kembalinya Israel dari tanah pembuangan.

Bagaimanakah tugas untuk menjadi berkat ? Berkatalah benar seorang kepada yang lain (ayat 16a),

laksanakanlah hukum yang mendatangkan damai (ayat 16b), janganlah merancang kejahatan di

dalam hatimu (ayat 17a), jangankah bersumpah palsu (ayat 17b)

Tindakan-tindakan yang menyenangkan TUHAN menjadikan orang yang menerimanya juga mendapat

berkat-berkat dari Tuhan. Dan larangan yang bersumber dari sikap hati, jika larangan ini diikuti bukan

saja mendatangkan ketenangan bagi yang bersangkutan tapi memberi berkat bagi orang lain.

Makna dan Implikasi Firman


Kebaikan Tuhan bagi umat-Nya, berlangsung dari masa ke masa. Tuhan membuat Israel dipulihkan,

sehingga keselamatan bagi orang percaya berlangsung sampai kedatangan-Nya kembali. Banyak

peristiwa alam yang sudah terjadi di negeri ini, telah membawa kita semua dalam pergumulan. Tetapi

tindakan kasih Tuhan nyata melalui semua pihak yang menolong termasuk peran gereja dalam

menebar kasih, damai dan ketenteraman yang telah dirasakan setiap orang, tanpa dibatasi

perbedaan. Kasih menembusi setiap perbedaan dan menjadi perekat yang ampuh bagi bangsa dan

negara Indonesia.

Dalam kehidupan berjemaat, semua terpanggil membangun Bait Allah, baik secara fisik maupun

rohani. Secara fisik adalah bangunan gedungnya, tapi secara rohani yaitu pembangunan umat yang

harus mengalami revolusi mental, dengan rajin berdoa dan beribadah, melakukan puasa, berani

merubah pola pikir dan karakter yang tidak benar menjadi karakter Kristus yang penuh damai. Matius

5:9 berkata: “ Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak

Allah”. Orang yang membawa damai membenci kejahatan serta menghindari karakter yang dibenci

Allah, seperti: berbohong dan menyebarkan berita palsu (Hoax), bersaksi dusta, bertindak tidak adil,

melakukan hukum yang tidak benar (suka suap).

Revolusi mental adalah tindakan gereja dalam perannya menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah,

antara lain: Orang mau menciptakan damai, diwujudkan dalam berdamai dengan Allah, diri, sesama

dan lingkungan di mana ia hadir dan berkarya. Siapa yang menabur angin, menuai badai. Siapa

menabur kebencian, menuai bencana (malapetaka) dan siapa menabur damai sejahtera, menuai

berkat dan sukacita.

Janji pemulihan telah di alami umat dalam diri Yesus Kristus yang telah datang mengerjakan karya

keselamatan untuk menebus umat-Nya dan memberi damai sejahtera dan sukacita. Respon kita

mengisi pemulihan dari Allah harus melalui berbagai karya nyata untuk mewujudkan kehidupan damai

dan harmoni.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

1. Apa janji Allah dan apa yang harus dibuat Yehuda yang terbuang menurut Zakharia 8:1-

19?
2. Bagaimana peran gereja dalam merespon pemulihan Allah di tengah kehidupan berbangsa

dan bernegara?

NAS PEMBIMBING : 1 Petrus 2:10

POKOK – POKOK DOA :

 Usaha pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera dan

bermartabat.

 Program pelayanan gereja di semua aras

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:

HARI MINGGU BENTUK V

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Mari Menghadap Hadirat-Nya: Kumasuk Ruang Maha Kudus

Bersekutu Dalam Nama-Nya : KJ.No.2 Suci,Suci,Suci

Ungkapan Sembah:NNBT No.17 Ya Tuhan, Tuhan Kami

Persekutuan Yang Mengaku Dosa: Di Tengah Kesukaran

Ses.Doa Mohon Tuntunan Roh Kudus: NNBT No 13 Ya Allah Bapa Ya Yesus Tuhan

Berilah Yang Baik: KJ No. 439 Bila Topan K’ras Melanda Hidupmu

Tembang Tekad: Alangkah Indah Hidup Rukun (irama keroncong)

ATRIBUT :
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang

Anda mungkin juga menyukai