Aliran Murji

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

ALIRAN MURJI’AH

1.Pengertian

Kata Murji’ah berasal dari bahasa Arab arja’a,yarji’u, yang berarti menunda atau
menangguhkan.Aliran ini disebut murji’ah karena dalam prinsipnya mereka menunda
penyelesaian persoalan konflik politik antara Ali bin Abi Thalib , Mu’awiyah bin Abi Sofyan
dan Khawarij ke hari perhitungan di akhirat nanti. Karena itu mereka tidak ingin
mengeluarkan pendapat tentang siapa yang benar dan siapa yang dianggap kafir diantara
ketiga golongan yang tengah bertikai tersebut.

Alasannya, keimanan merupakan keyakinan hati seseorang dan tidak berkaitan


dengan perkataan ataupun perbuatan. Selama seseorang masih memiliki keimanan didalam
hatinya, apapun perbuatan atau perkataannya, maka ia tetap dapat disebut seorang mukmin,
bukan kafir. Murji’ah mengacu kepada segolongan sahabat Nabi SAW, diantaranya Abdullah
bin Umar, Sa’a bin Abi Waqqas’ dan Imran bin husin yang tidak mau melibatkan diri dalam
pertentangan politik antara Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Menurut Syahristani
orang pertama yang memebawa paham Murji’ah adalah Gailan ad Damasyiki.

Tokoh aliran ini adalah Abu Hasan Ash-Shalihi ,Yunus bin An-Namiri, Ubaid Al
Muktaib, Ghaialan Ad-Dimasyiki.

2.Doktrin Ajaran

Menurut Harun Nasution menyebutkan, bahwa Murji’ah memiliki empat ajaran


pokok, yaitu:

a. Menunda hukuman atas Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al-Asy’ari
yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak.
b. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.
c. Meletakkan (pentingnya) iman dari amal.
d. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh
ampuna dan rahamt Allah.

2.Sekte

Menurut Harun Nasution, aliran Murji’ah, terbagi menjadi 2, yaitu :

a. Golongan Murji’ah moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah
kafir dan tidak kekal dalam neraka, tetepi akan dihukum sesuai dengan besar kecilnya
dosa yang dilakukan.
b. Golongan Murji’ah ekstrim, yaitu pengikut Jaham Ibnu Sofwan, berpendapat bahwa
orang Islam yang percaya kepada Tuhan kemudain menyatakan kekufuran secara
lisan, tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur dan tempatnya dalam hati.
Golongan ekstrim dalam Murji’ah terbagi menjadi empat kelompok, yaitu :
1) Al-Jahmiyah, kelompok Jahm bin Syafwan dan para pengikutnya,
berpandangan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan kemudian
menyatakan kekufuran secara lisan, tidaklah menjadi kafir karena iman dan
kufur itu bertempat di dalam hati bukan pada bagian lain dalam tubuh
manusia.
2) Shalihiyah, kelompok Abu Hasan Ash Shalihi, berpendapat bahwa iman
adalah mengetahui Tuhan, sedangkan kufur tudak tahu Tuhan. Sholat bukan
merupakan ibadah kepada Allah, demikian pula zakat, puasa dan haji
bukanlah ibadah, melainkan sekedar menggambarkan kepatuhan.
3) Yumusiyah dan Ubaidiyah, melontarkan pernyataan bahwa melakukan
maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak iman seseorang. Mati dalam
iman, dosa-dosa dan perbuatan jahat yang dikerjakan tidaklah merugikan orng
yang bersangkutan. Dalam hal ini Muqatil bin Sulaiman berpendapat bahwa
perbuatan jahat, banyak atau sedikit tidak merusak iman seseorang sebagai
musyrik.
4) Hasaniyah, jika seseorang mengatakan “saya tahu Tuhan melarang makan
babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah kambing
ini”, maka orang tersebut tetap mukmin, bukan kafir.

Anda mungkin juga menyukai