Anda di halaman 1dari 11

EKSTRAKSI KUKU

Memberitahukan pasien/keluarga atas tindakan yang akan dilakukan dengan pengiasan


lembar persetujuan tindakan medis (Informed consent) Petugas melakukan anastesi
blok jari yang bersangkutan.Petugas melakukan pemotongan kuku secara hati-hati
terutama saat memotong/melewati permukaan bawah kuku sehingga tidak terjadi
laserasi pada dasar kuku.buang kuku yang rusak dengan forsep atau klem dan
perlahan tarik dan lepaskan dari dasar kuku; bersihkan kotoran (debris) keratotik dari
lekukan sisi kuku Petugas memberikan salep antibiotika pada dasar kuku yang
terpapar/terlihat,balut dengan kassa kering.
FRAKTUR :

Petugas Memantau vital sign penderita dan Monitoring A-B-C-D, infus RL atau NaCl 9 % serta
memberikan O2 (terutama fraktur LCS, fraktur kepala).bebat tekan bila fraktur terbuka bila
terjadi perdarahan pasangan bidai yang sesuai dengan posisi fraktur,apabila di perlukan
berikan suntikan analgesic,ATS dan antibiotik bila fraktur terbuka.rujuk ke rumah sakit
GLASGOW COMA SCALE :
Petugas Menempatkan diri di sebelah kanan pasien, Dan Memeriksa reflek membuka mata
dengan benar Memeriksa reflek verbal dengan benar Serta Memeriksa reflek motorik dengan
benar
IMA :
Kriteria diagnosis pasti jika terdapat 2 dari 3 hal di bawah ini:
1. Klinis: nyeri dada khas angina
2. EKG: ST elevasi atau ST depresi atau T inverted.
3. Laboratorium: peningkatan enzim jantung
Petugas Memberikan Oksigen 2-4 liter/menit Nitrat, ISDN 5-10 mg sublingual maksimal
3 kali Aspirin, dosis awal 320 mg dilanjutkan dosis pemeliharaan 1 x 160 mg
Dirujuk dengan terpasang infus dan oksigen .
INJEKSI INTRA CUTAN (IC)
Mendisinfeksi daerah yang akan diinjeksi.Menusukkan jarum dengan lubang jarum
menghadap ke atas dan membuat sudut antara 15º sampai 20º dari permukaan kulit
Obat dimasukkan sampai permukaan kulit pada tempat yang disuntik menggembung
Obat dimasukkan semua sesuai dosis Mencatat dalam formulir pemberian obat Setelah
± 15 menit, lihat dan catat reaksi yasng terjadi pada daerah tusukan.
INTRA MUSCULAR
penusukan DILAKUKAN dengan posisi JARUM tegak lurus.Setelah jarum masuk,
lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara perlahan hingga
habis.Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan
dengan kapas alkohol, kemudian spuit yang telah digunakan diletakkan dibengkok.
Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan.
INJEKSI INTRAVENA (IV)
tentukan dan cari vena yang akan ditusuk apabila vena sudah ditemukan pasang
torniket agar vena benar-benar dapat dilihat dan diraba dan usap dengan antiseptik
Siapkan spuit yang sudah berisi obat dan cek adanya udara .
Dengan pelan tusukkan jarum kedalam vena dengan posisi jarum sejajar dengan vena
untuk mencegah vena tidak bergeser tangan yang tidak memegang spuit digunakan
untuk menahan vena sampai jarum masuk vena,Lakukan aspirasi dengan cara menarik
pengokang spuit. Bila terhisap darah lepas torniket dan dorong obat pelan – pelan
kedalam vena
Setelah obat masuk semua segera cabut spuit dan buang spuit ditempat sesuai
prosedur
INJEKSI SUBCUTAN (SC)
Pilih area penyuntikan.Permukaan kulit didesinfeksi, lalu diangkat sedikit dengan
tangan kiri.Jarum ditusukkan dengan lubang yang menghadap atas dan membentuk
sudut 45o atau 90odengan permukaan kulit.Penghisap spuit ditarik sedikit. bila ada
darah, obat jangan dimasukkan. Tapi bila tidak ada darah, obat masukkan perlahan-
lahan.Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat.
Bekas tusukan jarum di tekan dengan kapas alcohol

INSISI ABSES :
Persiapkan pasien dengan abses menghadap ke petugas.Lakukan prosedur
a/antisepsis pada abses yang akan diinsisi.Suntikkan lidocain dalam spuit injeksi secara
subkutis pada sekitar daerah abses.Tunggu beberapa saat, sampai tidak berasa
sakit.Lakukan insisi kecil pada abses dengan menggunakan mess.Keluarkan semua
nanah yang menumpuk hingga yang tersisa adalah darah.Bersihkan dengan perhidrol,
bilas dengan NaCl 0,9%.Rendam kasa steril dengan larutan povidone iodine, kemudian
masukkan padaruangan abses yang sudah bersih untuk drainase.Tutup dengan kasa
secukupnya.Tulis semua tindakan pada rekam medis.

INSISI LIPOMA :

membersihkan daerah operasi dengan tindakan aseptik.tindakan anestesi infiltrasi


dengan lidocain.Petugas melakukan innsisi kulit sampai subkutis dan jaringan adipose
Petugas memegang tepi insisi dengan klem dan angkatPetugas melakukan diseksi
tumpul dengan klem menelusuri masa ke sekelilingnyaPetugas menjepit bagian masa
dengan klem, angkat dan teruskan diseksi tumpulJika masa sudah terangkat,potong
jaringan bagian dan rawat perdarahan.
Petugas menjahit luka operasi lapis demi lapis.serta menutup luka dengan kassa steril
dan plester

IRIGASI TELINGA :

.Periksa telinga dengang otoskop sebelum melakukan irigasi.Isikan cairan irigasi ke


dalam syringe (tarik/sedot) dan buang udara dalam syringe. Larutan bisa air hangat,
atau NaCl.Minta klien untuk memegang bengkok.Tarik aurikel ke atas dan keluar telinga
superior dan posterior (dewasa), tarik aurikel posterior dan inferior (anak di atas 3
tahun).Lakukan irigasi dengan perlahan untuk mengurangi peningkatan
tekanan.Setelah irigasi , inspeksi kanal telinga untuk melihat kemajuan dari tindakan
atau cek cairan irigasi yang keluar dari seruemn atau benda-benda asinUlangi irigasi
sesuai kebutuhan, istirahatkan klien diantara irigasi.Keringkan telingan dengan kapas,
taruh kapas 5-10 menit untuk absorb dari kemungkinan lembab.

Kejang demam

Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang demam dan prognosisnya
Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah dengan:

1. Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1 mg/kg) harus segera diberikan
jika akses intravena tidak dapat dibangun dengan mudah.
2. Buccal midazolam (0,5 mg/kg, dosis maksimal = 10 mg) lebih efektif daripada
diazepam per rektal untuk anak.
3. Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan diazepam intravena dengan efek
samping yang lebih minimal (termasuk depresi pernapasan) dalam pengobatan
kejang tonik klonik akut. Bila akses intravena tidak tersedia, midazolam adalah
pengobatan pilihan.
Konseling dan edukasi dilakukan untuk membantu pihak keluarga mengatasi
pengalaman menegangkanakibat kejang demam

KUMBAH LAMBUNG

Pemberian Informed Consent sebelum tindakan.mengatur posisi pasien (tidur terlentang)


Mencuci tangan dan memakai sarung tangan Membersihkan lubang hidung dengan kasa
Letakkan bengkok di dekat pasien Sonde lambung diukur dari epigastrium sampai ujung hidung
kemudian belok ke cuping telinga kemudian diberi tandaLicinkan ujung pipa sonde dengan
jellyJepit pangkal pipa/ sonde dengan klemMasukkan sonde lambung melalui hidung perlahan
sambil pasien disuruh menelan jika pasien sadar Dilakukan test apakah sonde lambung sudah
masuk tepat pada lambung pasien Bila slang dipasang menetap, pangkal slang diklem dan
difiksasi dengan plesterMasukkan corong/spuit dan tuangkan air sekitar 500 cc, sebelum habis
air yang masuk tadi dikeluarkan dan ditampung dalam ember,dihisap dengan spuit yang besar
Dilakukan berkali-kali sampai air yang dikeluarkan jernih
LUKA BAKAR:

memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga.dinginkan bagian tubuh yang baru saja terbakar misalnya dengan
menggunakan NaCl 0,9%.

Bila ada bula dipecah dengan cara ditusuk dengan jarum spuit steril sejajar dengan
permukaan kulit dibagian pinggir bula kemudian dilakukan pemotongan kulit bula
dimulai dari pinggir dengan menggunakan gunting dan pinset chirugis.

1. Luka bakar derajat I diberikan larutan antiseptik dan analgetik, jika mengenai
genetalia dan wajah dirujuk.

2. Luka bakar derajat II dan III:

- Berikan ATS 20.000 Iu (bila belum pernah mendapat vaksinasi tetanus)


- Pada luka yang tidak luas tetapi terbuka di beri larutan antiseptik kemudian ditutup
dengan kasa
- Rujuk pada luka bakar III
- Berikan antibiotik sistemik

Mengobservasi keadaan umum pasien meliputi:Tekanan darah, nadi, suhu dan


pernafasan

MEMASANG INFUS :
menghubungkan cairan & infus set dgn memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke
botol infuse.Isi cairan ke dalam set infus dgn menekan ruang tetesan sampai terisi sebagian &
buka klem slang sampai cairan memenuhi selang & udara selang ke luar.Lakukan
pembendungan dengan tornikut (karet pembendung) 10 sampai 12 cm di atas tempat
penusukan & anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular ( apabila sadar
).Gunakan sarung tangan steril.Disinfeksi daerah yg akan ditusuk dengan kapas
alcohol.Lakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan meletakkan ibu ari di bagian
bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
Perhatikan adanya keluar darah melalui jarum ( abocath / surflo ) tarik ke luar bagian dalam (
jarum ) sambil melanjutkan tusukan ke dalam venaSetelah jarum infus bagian dalam dilepaskan
atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan melakukan tekanan menggunakan jari tangan
agar darah tidak ke luar. Seterusnya bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan
slang infuseBuka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai dengan dosis yg Jalankan fiksasi
dengan kasa sterilTuliskan tanggal & waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
Lepaskan sarung tangan & cuci tangan

Memindahkan pasien :
Pasien trauma / Cedera

pasien sejajar dan tempelkan pada tempat tidur pasien.Bila tempat brankart / tandu tidak bisa
di tempelkan dan dalam posisi sejajar dekatkan dibawah (arah) kaki pasien Pasien diangkat
oleh 3 – 4 orang yang kuat Bila brankart /tandu bisa didekatkan secara sejajar dengan tempat
tidur dan pasien dalam keadaan diinfus, pindahkan botol infus ke tempat gantungan brankart.
Bila brankart tidak dapat didekatkan, botol infus di pegang oleh petugas dengan dalam keadaan
terbuka dan ditinggikan.Usahakan posisi penolong yang mengangkat di kanan pasien.Petugas
mengatur penolong yang akan mengangkat; orang I di bagian kepala, orang II dibagian bokong
dan pinggang, orang III di bagian tungkaiLengan penolong dimasukkan di bawah tubuh pasien
sampai ke seberang badan dan upaya ke lengan penolong saling berdekatan Petugas
memimpin proses pengangkatan dengan membuat hitungan ketiga pasien diangkat secara
bersama-sama dan di pindah ke tempat yang dituju Bila dipindah ke brankart kepala pasien
pada posisi dekat pendorong.Bila dipindah ke tandu, kepala penderita pada posisi arah
moncong mobil ambulanceBila dipindah ke Unit rawat Inap kepala pasien ke arah sesuai
dengan posisi tempat tidur ruangan,untuk pasien non trauma Semua proses sama, tetapi
pasien tidak perlu dipasang Cervical Collar
Pemindahan dengan kursi roda
Dikerjakan pada pasien yang masih bisa /kuat dalam posisi duduk.Kursi roda di dekatkan di
dekat tempat tidur pasien Pasien diminta turun dan duduk ke kursi roda, Bila pasien dalam
keadaan dipasang infus, petugas memindahkan ke gantungan infus kursi roda.Petugas
membuka tempat kaki pasien dan pasien dipersilahkan menempatkan kaki pada pijakan kaki
tersebut Petugas mendorong ketempat yang dituju dengan maju kedepan, bila melewati jalan
yang menanjakatau ada ganjalan petugas memutar kursi roda dan berjalan mundur.

MENERIMA RUJUKAN :

Petugas menerima konfirmasi awal (telepon/Surat) yang menyatakan tentang rencana


pengiriman pasien. menerima dan memastikan pasien dalam kondisi stabil/ tidak
mengancam jiwa Lakukan operan dengan pengirim mengenai identitas, riwayat,
diagnosa sementara, tindakan dan terapi yang sudah diberikan sebelumnya, alasan
pasien dirujuk dan catatan2 penting lainya. jika benar2 diperlukanBuka dan ganti segala
jenis balutan dengan balutan dari RS.Konsultasikan kepada Dokter Spesialis Konsultan
jika dibutuhkan. Siapkan pasien untuk pemindahan ke ruang lain sesuai indikasi
(Ranap/OK/Rehab Medik) Dokumentasikan dalam laporan IGD dan di Rekam medik
pasien.

.
MENGANGKAT JAHITAN :

Menjelaskan maksud dan tujuan pengangkatan jahitan,Mencuci tangan dan memakai sarung
tangan Balutan lama dibuka dan dibuangLuka dibersihkan dengan kasa + betadin Kasa kotor
dibuang pada tempatnya Simpul jahitan ditarik sedikit keatas, benang digunting dan ditarik
secara hati-hati, lalu dibuang pada kasa yang sudah disediakan Luka dioles kembali dengan
betadin Ditutup dengan kasa steril secukupnya lalu diplester.

MENJAHIT LUKA :

Mencuci tangan Menggunakan sarung tangan steril (APD) Membersihkan luka dengan
cairan pz Memberikan obat anestesi dengan injeksi disekitar lukaMembersihkan luka
dengan h2o2 3%,pz sampai bersih Mendesinfeksi luka dan sekitarnya dengan betadine,
jahit luka dengan memperhitungkan :Ketepatan jenis/nomor benang,Ketepatan nomor
jarum,Kerapihan dan ketepatan menjahit. balut luka sesuai kebutuhan.

MERAWAT LUKA :
Memberitahu kepada pasien maksud dan tujuan dilakukannya tindakan.Mencuci tangan dan
memakai sarung tangan.Membuka plester dan balutan lama.Luka dibersihkan dengan kassa +
betadin ke satu arah,Kassa kotor dibuang pada tempatnya.Luka dibersihkan dari pus(nanah),
bila perlu dilakukan nekrotomy dengan menggunakan pinset dan gunting,Luka diberi obat yang
dibutuhkan.Luka ditutup dengan kasa steril secukupnya usahakan serat kasa jangan melekat
pada lukaLuka dibalut atau diplester dengan rapi

Nebulezer :
Mengisi air pada humidifaier sampai batas level.Mengisi pada tempat manometer
sungkup nebulizer dengan normal salin dan bronchodilator : seperti ventolin atau
(sabutamol) atau kadang diberi dexamethasone pada status asmatikus.Memasang
masker pada pasien flowmeter dibuka (identifikasi adanya asap),Observasi pasien
(sesuai kebutuhan).

PEMBERIAN OKSIGEN :

Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.Observasi humidifier dengan melihat jumlah


air yang sudah disiapkan sesuai level yang telah ditetapkan.Atur aliran oksigen sesuai
dengan kecepatan yang dibutuhkan, kemudian observasi humidifier pada tabung air
dengan menunjukkan adanya gelembung air.

Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien.
Periksa kanula nasal setiap 6 – 8 jam, Kaji cuping hidung, septum, mukosa hidung serta
periksa kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien.
PERAWATAN JENAZAH :

Keluarga pasien diberitahu bahwa jenazah akan dibersihkan. Pintu kamar ditutup atau dipasang
sampiran,Jenazah dibersihkan Letakkan posisi tangan sesuai dengan agama yang
dianut.Kelopak mata dirapatkan, lubang hidung/telinga ditutup dengan kapas lembab Mulut
dirapatkan dengan cara mengikat dagu ke kepala dengan verband Kedua kaki dirapatkan,
pergelangan kaki diikat dengan verbandJenazah ditutup dengan kain penutup jenazahFormulir
jenazah diisi dan ditandatangani.

MENERIMA PASIEN BARU UGD :

Petugas menerima pasien masuk di UGD dan mempersilahkan pasien tidur di bed
UGD.lakukan anamnesa singkat dan memeriksa tanda-tanda vital, kemudian dilaporkan ke
Dokter.Bila pasien memerlukan rawat inap, dokter/perawat memberitahukan rencana tersebut
kepada pasien atau keluarga pasien.Bila pasien bisa ditangani di UGD dilakukan penanganan
dan bila kondisi baik pasien dipulangkan dengan mendapat terapi dari dokter.Semua data
pasien, hasil pemeriksaan dan penanganan di catat dalam Buku Register Pasien Ugd.
RESUSITASI :
Pastikan tidak adanya respon : panggil, tepuk, goyang pundak korban,Periksa jalan nafas ,Buka
jalan nafas, tengadahkan kepala, angkat dagu, tarik dagu.bersihkan rongga mulut dan pharing
dengan jari yang dibungkus kain kasa dan pastikan tidak ada benda asing dijalan nafas,Cek
pernafasan (lihat, dengar, rasa)
Tiupkan 2 pernafasan buatan perlahan (1,5–2 detik/pernafasan dan amati gerak dada).Periksa
nadi ,Lakukan teknik kompresi yang benar :Landasan harus keras, posisi tangan dan tubuh
harus benar (tubuh tegak lurus).(Tekanan 4-5 cm tegak lurus ke bawah.Katakan hitungan (1-5,
1-10, 1-10),Bila penolong satu lakukan resusitasi jantung paru dengan perbandingan 15:2 (15
kali kompresi dg frek 80x/menit) disusul 2 kali ventilasi dalan 5detik.Bila penolong dua lakukan
dengan perbandingan 5:15 kompresi (60 x/menit) disusul 1 ventilasi tanpa menghentikan
kompresi.
Periksa denyut nadi dan pernafasan setelah 4 siklus.
Korban harus diletakkan dalam posisi recoveri position bila korban :
Tidak ada respon, tidak ada riwayat trauma, dan telah bernafas adekuat
Telah berhasil diresusitasi dan dapat bernafas adekuat.
Resusitasi pada bayi :
Pastikan pasien tidak sadar,Buka jalan nafas :Periksa pernafasan (lihat, dengar, rasakan)Jika
tidak ada nafas tutup seluruh mulut dan hidung bayi dengan mulut anda dan berilah 2
hembusan nafas perlahan 1-1,5 detik / pernafasan,Perhatikan naiknya dinding dada,Tunggu
sampai terjadi penurunan dada diantara 2 tipuan pernafasan bantuan . Periksa nadi
brachialis,sambil mempertahankan head tilt dengan tangan yang lain.Jika tidak ada denyutan
mulai CPR,Tentukan land mark untuk kompresi dada (Rata-rata kompresi 100 kali /menit Rasio
perbandingan 5 kompresi dan 1 ventilasi ) Setelah ± 1 menit pertolongan diberikan, periksa nadi
Jika nadi tidak teraba, teruskan (siklus 5:1Jika pernafasan tidak ada tetapi denyut nadi ada
lakukan nafas buatan 20 kali/menit)
Jika bayi bernafas atau sudah bernafas sendiri (spontan) dan ada denyut nadi tetapi masih
belum sadar, letakkan pasien pada posisi recovery position.

RUANG TINDAKAN :
Ruang tindakan harus dalam keadaan bersih setiap hari Petugas mencuci tangan ditempat
yang tersedia.dalam melakukan tindakan harus menggunakan sarung tangan dan masker
(APD).Petugas menggunakan alat-alat yang sudah disteril dan selesai kegiatan alat-alat
dibersihkan dan disterilkan kembali, kemudian disimpan ditempatnya semula, Membersihkan
dan merapikan kembali ruang tindakan

RUJUKAN PASIEN :
Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa,Petugas.melakukan
anamnesa,lakukan pemeriksaan fisik,Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan
yang terjadi pada pasien,Petugas memberikan informasi kepada pasien mengenai
kondisi kesehatan yang dialami pasien,jelaskan bahwa masalah kesehatan yang
dihadapi pasien tidak mampu ditangani di Puskesmas,Petugas menjelaskan bahwa
pasien harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi/ mampu
mengatasi masalah pasien,Petugas melengkapi inform consent,Petugas menyiapkan
dan mengisi surat rujukan

GIGITAN ULAR :
Bersihkan luka dengan cairan Nacl 0,9%,Istirahatkan dan rendahkan daerah
gigitan.Hindarkan membuat irisan (insisi) dan memasang tourniquet,Apabila terjadi
gagal nafas atasi ABC.Pasang infuse,Berikan sabu 2 vial oplos dengan 100 cc Nacl
0,9% dan drip dalam cairan infuse 500cc habis dalam 2-4 jam.Berikan analgesic dan
anti tetanus.Evaluasi bila terdapat edema
Apabila keadaan memburuk langsung rujuk,bila pasien/keluarga menolak maka berikan
surat penolakan rujukan.
SOP SUCTION :
Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung Memasukkan kanul section
dengan hati-hati (hidung ± 5 cm, mulut ±10 cm), Menghisap lendir dengan menutup lubang
kanul, menarik keluar perlahan sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk
dewasa). Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas. observasi
keadaan umum .

VISUM ET REPERTUM :
Menerima dan meneliti surat permintaan Visum dari Polisi atau dari keluarga
pasien.Membubuhkan tanggal, jam diterima, menulis nama, jabatan dan tandatangan 2
lembar. Lembar pertama untuk Puskesmas. Lembar kedua dikembalikan kepada yang
membawa surat dengan pesan agar surat tersebut harus dibawa oleh polisi saat
mengambil hasil (VER).
Petugas menyerahkan dokumen kepada Dokter penanggung jawab pengisian Visum Et
Repertum.Dokter mengisi dan menandatangani konsep Visum Et Repertum

SYOK ANAFILAKTIK :
Hentikan pemberian obat/ antigen penyebab.Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih
tinggi dari kepala (trendelenburg).Berikan Oksigen 3-5 L/menit. Pasang infus dengan cairan
plasma expander (Dextran). Jika cairan tersebut tidak tersedia, Ringer Laktat (RL) atau NaCl
fisiologis dapat diberikan sebagai cairan pengganti sampai tekanan darah kembali optimal dan
stabil..(Adrenalin : 0,3-0,5 ml dari larutan 1 : 1000 IM, dapat diulangi 5-10 menit.)Jika tidak
respon, diberikan Adrenalin 0,1-0,2 ml dilarutkan dalam 10 ml larutan NaCl fisiologis diberikan
secara IV perlahan-lahan.
Aminofilin : 250 mg diberikan perlahan-lahan selama 10 menit IV, dilanjutkan 250 mg lagi
melalui drip infus bila dianggap perlu, diberikan apabila bronkospasme belum hilang dengan
pemberian adrenalin..(Antihistamin : Difenhidramin HCl 5-20 mg IV) Kortikosteroid :
Deksametason 5-10 mg IV, Hidrokortison 100-250mg IV.Resusitasi Kardio Pulmoner,
seandainya terjadi henti jantung (cardiac arrest).Jika syok sudah teratasi, penderita diawasi /
diobservasi selama kurang lebih 4 jam.Penderita yang tidak membaik dirujuk ke RS terdekat
dengan pengawasan tenaga medis.

TRIASE :
Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD.Inform concent (penandatangan
persetujuan tindakan) oleh keluarga pasien.Diruang triase dilakukan anamnese dan
pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya.
Oleh paramedis yang terlatih / dokter. Penderita dibedakan menurut kegawatannya
dengan memberi kode huruf : (P III adalah penderita tidak gawat dan tidak darurat),(P II
adalah penderita yang kegawat daruratan masih tidak urgent),(P I adalah penderita
gawat darurat,pasien dengan kondisi mengancam).

ASMA BRONKIAL :
Faktor pencetus sedapat mungkin dihilangkan,Pada serangan ringan dapat diberikan
suntikan ( adrenalin 1 :1000 0,2 – 0,3 ml subkutan yang dapat diulangi beberapa kali dengan
interval 10-15 menit.dengan memperhatikan tekanan darah,nasi dan fungsi respirasi.Dosis anak
0,01 mg/kg/BB subkutan.).Pilihan lain salbutamol 2 – 4 mg 3xsehari untuk dewasa
Efedrin 10 – 15 mg 3xsehari dapat dipakai untuk menambah khasiat teofilin,Prednisone
dibutuhkan bila obat – obat diatas tidak menolong dan deberikan beberapa hari saja
untuk mencegah status asmatikus.Namun pemberiannya tidak boleh terlambat.

CEDERA KEPALA :
Semua pasien dengan cidera kepala dicurigai mengalami patah tulang leher jadi petugas
mempertahankan posisi kepala leher,Pasien dengan cidera kepala ringan dapat dipulangkan
tanpa perlu pemeriksaan CT scan
berikan penjelasan mengenai tanda – tanda komplikasi cidera kepala dan meminta pasien
untuk segera kembali ke pelayanan kesehatan jika tanda/ gejala komplikasi muncul,Petugas
merujuk pasien dengan cidera kepala sedang – berat.Petugas mencatat semua tindakan dalam
rekam medis.
Keracunan Organofosfat
Pantau tanda-tanda vital,Berikan pernapasan buatan dengan alat dan beri
oksigen.Berikan atropin sulfat 2 mg secara i.m, ulangi setiap 3-8 menit sampai gejala
keracunan parasimpatik terkendali. Berikan larutan 1g pralidoksim dalam air secara i.v,
perlahan-lahan, ulangi setelah 30 menit jika pernapasan belum normal. Dalam 24 jam
dapat diulangi 2 kali. Selain pralidoksim, dapat digunakan obidoksim (toksogonin)
Sebelum gejala timbul atau setelah diberi atropin sulfat, kulit dan selaput lendir yang
terkontaminasi harus dibersihkan dengan air dan sabun,Jika tersedia Naso Gastric
Tube, lakukan bilas lambung dengan air dan berikan sirup ipeca supaya muntah.Rujuk
pasien ke rumah sakit

PEMASANGAN KATETER :
Menyiapkan Informed Consent,Menyiapkan pasien dalam posisi terlentang, kemudian
memasang selimut/kain penutup, lalu menanggalkan pakaian bawah
Pemasangan untuk pasien laki-laki :
Pegang penis dengan tangan kiri ,Tarik preputium sedikit ke pangkal, kemudian bersihkan
dengan kassa-povidon iodin.Ambil kateter beri jelly, pangkal kateter dipegang
asisten.Masukkan ujung kateter perlahan ke uretra ± 20 cm dan penis diarahkan ke atas,
sampai keluar urine.
Pemasangan untuk pasien wanita :Gunakan pinset untuk mengambil kassa-povidon iodin
kemudian membersihkan vulva dengan arah dari atas kebawah dengan tangan kanan,Ambil
kateter dan diberi jelly, pangkal kateter dipegang asisten.Memasukkan ujung kateter perlahan
ke dalam uretra sampai urin keluar sambil pasien disuruh ambil nafas.Kunci kateter dengan
memasukkan water for injection dengan spuit sebanyak 10 ml melalui tempatnya,Pasang
sambungan ke urine-bag danMemfiksasi Folley kateter dengan plester.

Anda mungkin juga menyukai