Anda di halaman 1dari 5

TAKE HIME

HUKUM PIDANA ADAT

NAMA : AGUS APRIANA DWI PUTRA


NIM : 1516051237

Fakultas hukum
Universitas Udayana
2019
NAMA : Agus Apriana Dwi putra
NIM : 1516051237

Soal.
1. bagaimana eksistensi hukum adat dengan asas legalitas dalam KUHP dan pembaruan
KUHP
2. Bagaimana pertanggung jawaban pidana dalam hukum pidana adat, serta bandingkan
dengan pertanggung jawaban pidana dalam KUHP (Hukum Positif)
Jawaban
1. Asas legalitas dan penerapan delik adat dalam hukum pidana materiil merupakan dua
hal yang bersifat kontradiktif. Asas legalitas bersifat formalistik (positivistik)
sedangkan delik adat bersifat sosiologis. Apabila keduanya dilaksanakan bersamaan
maka harus ditemukan titik singgung agar dapat berjalan seiring. Dalam praktek, delik
adat diakomodir dalam yurisprudensi pengadilan dan revisi KUHP di Indonesia. Delik
adat diakui dalam hukum formal Indonesia. Untuk mengakomodir delik adat, maka
asas legalitas diperluas penerapannya, yang meliputi asas legalitas formal dan material.
Penerapan asas legalitas material dengan syarat: kontekstual; pidana yang
dijatuhkan tidak bertentangan dengan Pancasila; pembatasan subyek hukum; bersifat
premum remedium dalam kasus tertentu.

2. Di dalam masalah pertanggungjawaban, hukum pidana adat di samping mengenal


pertanggungjawaban pribadi, juga mengenal pertanggungjawaban kolektif. Hukum
pidana adat tidak mengenal alasan pembenar serta alasan pemaaf sebagaimana dikenal
dalam hukum pidana. Filosofi yang mendasari penghukuman dalam hukum adat
berbeda dengan pemidanaan menurut KUHP. Penghukuman dalam hukum adat lebih
banyak dilandasi oleh falsafah harmoni, sedangkan dalam KUHP lebih berorientasi
pada masalah retributif dan rehabilitatif. Di dalam organisasi kemasyarakatan adat
dalam bentuk persekutuan hukum adat, melekat
Perbedaan antara hukum adat dengan KUHP

NO KUHP HUKUM ADAT

1 Yang dapat dipidana hanyalah Persekutuan hukum adat/


manusia persekutuan yang berdasarkan
hubungan darah (keluarga, marga,
paruik) dapat dimintai pertanggung
jawaban pidana yang dilakukan oleh
warganya.

2 Seseorang hanya dapat dipidana Seseorang sudah dapat dihukum


kalau mempunyai kesalahan karena peristiwa yang menimpa
(schuld), baik karena disengaja dirinya tanpa disengaja atau tanpa
(opzet, dolus) atau karena adanya kelalaianya.
kekhilafannya (culpa).

3 Pada dasarnya setiap setiap delik Terdapat delik yang hanya menjadi
adalah menentang kepentingan persoalan person / hanya menjadi
negara / umum, sehingga setiap persoalan keluarga korban, ada pula
delik adalah persoalan negara, yang menjadi persoalan desanya.
bukan persoalan individu secara
pribadi yang terkena.

4 Orang hanya dapat dipidana kalau Orang yang tidak dapat


ia dapat mempertanggungjawabkan mempertanggungjawabkan
perbuatan yang dilakukannya. perbuatannya tetap dapat dijatuhi
hukuman, keadaan demikian
menentukan berat ringannya
hukuman.

5 Tidak mengenal perbedaan Di daerah tertentu mengenal


tingkat/kasta pada orang yang tingkatan manusia. Semakin tinggi
menjadi korban perbuatan pidana, kedudukan atau kasta orang yang
sehingga pada dasarna perbuatan terkena perbuatan pidana makin
pidana yang ditujukan kepad setiap berat hukuman yang dapat
orang, hukumannya sama. dijatuhkan kepada orang yang
melakukan delik, dan lebih berat jika
dibadingkan dengan delik yang
ditujukan kepada orang yang lebih
rendah derajatnya.

Orang dilarang main hakim sendiri Terdapat keadaan yang mengijinkan


(eigenrichting) orang yang terkena delik menjadi
hakim sendiri

Terdapat perbedaan hukuman Siapa saja yang turut melanggar


antara orang yang melakukan delik peraturan hukum harus turut
dengan orang yang hanya memulihkan kembali keseimbangan
membantu, membujuk atau hanya yang terganggu.
turut serta melakukan delik.

Dikenal adanya percobaan yang Tidak ada orang yang dapat dipidana
dapat dipidana, yaitu percoibaan hanya karena melakukan percobaan
melakukan kejahatan, saja, karena dalam sistem hukum
adat suatu adatreactie hanya akan
dilaksanaka kalau keseimbangan
hukum dalam masyarakat terganggu.

Hakim dalam mengadili perbuatan


pidana memperhatikan pula apakah
si pelanggar itu merasa menyesal

Anda mungkin juga menyukai