Anda di halaman 1dari 11

Organ pencernaan manusia

A. Mulut/cavum oris
Terjadi pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi,
lidah, dan kelenjar ludah.
a. Gigi /dens
Merupakan alat pencernaan yang bertugas secara mekanik. Terdapat 4 jenis gigi yaitu
gigi taring (dens caninus) berfungsi untuk merobek/mencabik makanan. Gigi seri
(dens inscisivus) berfungsi untuk memotong makanan. Gigi geraham depan (dens
premolare) dan geraham belakang (dens molare) yang keduanya berfungsi untuk
menghaluskan makanan.
b. Lidah/lingua
Merupakan organ yang terletak di dasar mulut yang kaya akan otot. Permukaannya
kaya akan papilla/tonjolan lidah yang sangat banyak mengandung kuncup pengecap.
Berfungsi untuk:
1. Pengaduk makanan.
2. Membantu proses penelanan makanan.
3. Sebagai alat/organ pengecap.
4. Membantu membersihkan rongga mulut.
5. Membantu untuk berbicara/bercakap-cakap.
6. Terbagi menjadi beberapa daerah rasa antara lain asin, manis, asam dan pahit.
c. Kelenjar ludah/glandula salivales
Menghasilkan air liur/air ludah/saliva yang bersifat pekat dan licin. Saliva ini
banyak mengandung lendir atau musin dan enzim ptyalin/amylase. Enzim ptialin
memiliki pH sekitar 6,8 – 7,0 dengan suhu 37o C.
Fungsi air liur/saliva :
1. Mempermudah proses penelanan dan pencernaan makanan
2. Melindungi selaput mulut
3. Mencerna makanan secara kimiawi.
B. Faring
Faring merupakan organ penghubung antara rongga mulut dengan kerongkongan
atau esofagus. Makanan yang telah dicerna akan masuk kerongkongan melalui proses
deglutisi melewati faring.
Faring juga merupakan pertemuan antara tractus digestivus dengan saluran respirasi.
Disebut juga sebagai pangkal esophagus. Di bagian dalam faring terdapat amandel/tosil
yang merupakan kumpulan kelenjar limpa yang mengandung limposit.
C. Kerongkongan (esophagus)
Esophagus [berasal dari bahasa Yunani: οiσω (dibaca: oeso) yang berarti
membawa dan έφαγον (dibaca: phagus) yang berarti memakan] atau kerongkongan
adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari
bagian mulut ke dalam lambung atau ventrikulus dengan panjang sekitar 20 – 25 cm.
Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik . Dinding
kerongkongan atau esophagus ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu:
a. Tunika mukosa : menghasilkan mucus/lender
b. Tunika submukosa : terdapat jaringan ikat kolagen dan elastis, ujung kapiler
darah, dan ujung saraf
c. Tunika muskularis : mengandung otot polos dan jaringan ikat
Gerakan menelan makanan yang terjadi di esophagus merupakan gerakan
peristaltic/peristalsis, yaitu gerakan otot dinding saluran pencernaan (kaya akan otot
polos) yang berupa gerakan kembang kempis atau gerak meremas-remas makanan dalam
bentuk bolus dan akan mendorong lobus menuju ke lambung. Waktu yang diperlukan
lobus dari kerongkongan menuju ke lambung adalah 6 detik
D. Lambung/ventrikulus
Lambung atau ventrikulus merupakan organ kantung besar yang terletak di rongga perut
agak ke kiri. Dinding lambung tersusun menjadi 4 lapisan, yaitu :
a. Lapisan peritoneal (Lapisan Serosa)
Merupakan lapisan terluar dari ventrikulus yang berfungsi sebagai lapisan pelindung
perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya
gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
b. Lapisan Berotot, yang terdiri dari :
1. Cardiac merupakan bagian atas ventriculus yang berhubungan dengan
esophagus dan hepar.
2. Fundus merupakan bagian tengah ventriculus yang bentuknya membulat.
3. Pylorus merupakan bagian bawah ventriculus yang berhubungan dengan
intestinum tenue.
c. Lapisan Submukosa.
Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan
untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa
nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut.
d. Lapisan Mukosa.
Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti
enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk
memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume
getah lambung yang dapat dikeluarkan.
Fungsi ventriculus yaitu :
1. Menyimpan makanan dalam kurun waktu 2 – 5 jam.
2. Mengaduk makanan (dengan gerakan meremas).
3. Mencerna makanan dengan bantuan enzim.
4. Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu
pendek
5. Makanan dicairkan dan dicampur dengan asam hidrokhlorida dan dengan cara
ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus.
6. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
7. Pencernaan lemak dimulai di dalam lambung.
8. Faktor antianemia dibentuk.
9. Khime, yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum.
Enzim yang dihasilkan :
a. HCl/asam chlorida/asam lambung dihasilkan oleh sel parietal (parietal cell) yang
fungsinya antara lain :
1. Merangsang keluarnya seketin.
2. Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk memecah protein.
3. Desinfektan, yaitu membunuh kuman-kuman.
4. Merangsang keluar hormon kolesistokinin yang merangsang empedu
mengeluarkan getahnya.
5. Renin berfungsi untuk mengendapkan kasein (protein susu). Kasein akan diubah
oleh pepsin menjadi pepton.
b. Pepsinogen [dihasilkan oleh sel chief (chief ceel)], akan aktif bila dalam bentuk pepsin.
Pepsin berfungsi untuk mencerna protein menjadi pepton dan proteosa.
c. Lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
d. Hormone gastrin berfungsi untuk sekresi getah lambung.
e. Lendir/musin berfungsi melindungi sel-sel di permukaan lambung terhadap kerusakan
akibat kerja dari HCl. Dihasilkan oleh sel Goblet (goblet cell)
E. Usus Halus (Intestinum Tenue)
Merupakan saluran panjang sekitar 8,25 m dan dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu :
a. Duodenum/usus dua belas jari merupakan usus halus yang berbatasan dengan
ventriculus. Terjadi proses oemecahan lemak dan karbohidrat. Panjangnya sekitar 25
cm/0,25 m
b. Jejunum/usus kosong merupakan usus halus yang berbatasan langsung dengan
duodenum dan ileum. Disini tidak terjadi proses penyerapan dan pencernaaan
makanan. Panjangnya sekitar 7 m.
c. Ileum/usus penyerapan merupakan usus halus yang berbatasan dengan jejunum dan
intestinum crassum. Disinilah terjadi penyerapan sari-sari makanan. Panjangnya
sekitar 1 m.
Fungsi utama usus halus adalah:
1. Menerima zat-zat makanan yang mudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-
kapiler darah dan saluran-saluran limfe
2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino
3. Menyerap karbohidrat dalam bentuk emulsi lemak
Kelenjar atau enzim didalam usus halus :
 Enterokinase untuk mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.
 Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.
 Laktase mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
 Maltase mengubah maltosa menjadi glukosa.
 Disakarase mengubah disakarida menjadi monosakarida
 Peptidase mengubah polipeptida menjadi asam amino
 Lipase mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
 Sukrase mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.
F. Kelenjar Pankreas
Terletak dekat ventriculus (rongga perut sebelah kiri) yaitu diantara duodenum dan
limpa. Dengan panjang sekitar 15 cm dan lebar 5 cm.
Kelenjar pancreas menghasilkan :
a. Hormon insulin yang berfungsi untuk mengatur (menurunkan) kadar gula
dalam darah.
b. Berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang banyak mengandung
enzim. Enzim tersebut yaitu :
 Amylopsin/amylase pancreas berfungsi untuk mengubah amilum menjadi
maltose.
 Steapsin/lipase pancreas berfungsi untuk mengubah lipid menjadi asam
lemak dan gliserol.
 Tripsinogen dengan bantuan enterokinase akan diubah menjadi tripsin.
Tripsin berfungsi untuk memecahkan pepton menjadi asam amino.
 Karbohidrase pancreas berfungsi mengubah disakarida menjadi
monosakarida. Disakarida yang penting adalah maltase, sukrase, lactase.
 Garam NaHCO3 dan bersifat basa yang berfungsi untuk menetralkan
keasamaan kim/chyme yang keluar dari ventriculus.
G. Hati (Hepar)
Hepar Merupakan kelenjar pencernaan yang terbesar dalam tubuh dengan berat
sekitar 2 kg dan berwarna kemerahan. Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, di
bawak sekat rongga dada. Menghasilkan cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam
kantung empedu (vesica felea). Setiap hari vesica felea menghasilkan 0,5 liter cairan
empedu.
Kandungan Empedu :
a. Garam kholat yang berfungsi :
 Mengaktifkan lipase pancreas
 Menurunkan tekanan permukaan butir-butir lemak sehingga dapat
diemulsikan dalam pencernaan
 Bersenyawa dengan asam lemak membentuk senyawa yang mudah larut
dalam air dan mudah diserap.
b. Natrium karbonat berfungsi mengatur keasaman empedu sehingga membuat pH
empedu menjadi 7, 1 – 8,5.
c. Kolesterol merupakan lemak netral yang memiliki daya larut sangat kecil dalam
air. Merupakan prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan hormone.
Empedu menghasilkan Zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin), Garam
empedu.
Fungsi empedu :
 Untuk mengemulsikan/memecahkan lemak.
 Membunuh kuman-kuman dalam saluran pencernaan bagian atas.
Hepar berfungsi :
1. Menghasilkan cairan empedu.
2. Menawarkan racun.
3. Menyimpan gula dalam bentuk glikogen (gula otot).
4. Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
5. Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah.
6. Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan dari tubuh
H. Usus Besar (Intestinum Mayor)
Usus besar/duodenum Merupakan saluran panjang dengan permukaan dinding yang
mengalami penyempitan dan penonjolan serta merupakan terusan dari usus halus.
Panjang usus besar ± l½ m dengan lebar 5 - 6cm.
Bagian-bagian usus besar, yaitu :
a. Caecum/sekum merupakan pertemuan antara usus halus dan usus besar. Pada
bagian ujung sekum terdapat tonjolan kecil yang disebut umbai cacing
(appendiks) dengan panjang 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritonium mudah
bergerak walaupun tidak mempunyai mesentenium dan dapat diraba melalui
dinding abdomen pada orang yang masih hidup.

Fungsi dari peritoneum sendiri adalah :


1. Menutupi sebagian dari organ abdomen dan pelvis
2. Membentuk pembatas yang halus antara organ dalam rongga peritoneum
3. Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ terhadap posterior
abdomen
4. Tempat kelenjar limfe dan pembuluh darah
b. Usus Buntu (appendiks)
Usus buntu (Bahasa Latin: caecus yang berarti buta) dalam istilah anatomi adalah
suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak
dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis
reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora
eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan
oleh umbai cacing
Bisa juga diartikan sebagai bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari
akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan
dapat dilewati oleh beberapa isi usus.
Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga
pelvis minor terletak horizontal dl belakang seikum. Sebagai suatu organ
pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif
yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.
c. Colon/kolon/usus tebal merupakan bagian yang lebih tebal dan menyempit dengan
banyak tonjolan pada bagian pemukaannya
1. Kolon Asendens
Panjang kolon asendens yaitu 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan
membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkok ke kiri,
lengkungan ini disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon transversum.
2. Kolon Transversum
Panjang kolon transversum yaitu 38 cm, membujur dan kolon asendens sampai ke
kolon desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura
Hepatika dan sebelah kin terdapat Fleksura Lienalis.
3. Kolon Descendens
Panjangnya ± 25 cm, terletakdi bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas
ke bawah dan Fleksura Lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan
kolon sigmoid.
4. Kolon Sigmoid.
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis
sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S. ujung bawahnya berhubungan
dengan rektum.
5. Rectum/rectum/poros usus merupakan bagian terakhir dari usus besar. Terletak
dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus,
terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
Proses yang terjadi di colon adalah adanya pencernaan secara biologis dengan
bantuan bakteri Escherichia coli yang bertugas untuk membusukkan
makanan,membentuk vitamin K dan menghambat pertumbuhan bakteri yang
bersifat pathogen. Sisa makanan yang telah dibusukkan akan dibentuk menajdi
feces dan akan masuk dalam rectum. Proses yang terjadi di rectum adalah
pergerakan feces secara peristaltic yang dikendalikan oleh otot polos dan
akhirnya akan menuju anus (lubang pelepasan akhir). Proses perjalanan makanan
untuk sampai di usus besar membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam. Usus besar
dapat menyimpan makanan dalam kurun waktu 24 jam
I. Anus/Lubang Pelepasan
Merupakan lubang pada ujung saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan
dunia luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis. Di anus, terjadi proses perjalanan
terakhir dari feces yang telah dibentuk di colon. Proses pengeluaran feces melalui anus
disebut defekasi.
Dinding anus diperkuat oleh 3 spinter:
Bekerja tidak menurut kehendak.a. Spinter Ani internus
Bekerja juga tidak menurut kehendak.b. Spinter Levator Ani
Bekerja menurut kehendak.c. Spinter Ani Eksternus

Patofisiologi
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak
dapat menahan kerja asam lambung pencernaan(asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi
yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau
berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak tidak
dapat mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap asam klorida.
Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
1. Sefalik
Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa
makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya
merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan
menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan
makanan sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum.
Saat ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring mempunyai
efek signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun,
aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan
yang signifikan.
2. Fase lambung
Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi dan
mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan sekresi asam
sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
3. Fase usus
Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon(dianggap menjadi gastrin)
yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.
Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan mukoprotein
yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus ini mengabsorpsi
pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresikan secara
kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang
dimulai dari rangsangan lambung dan usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan
tidak dinetralisasi dan bila lapisan luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam
hidroklorida bersama dengan pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak
hanya dengan sebagian kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya
dengan lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung.
Barier ini adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh
sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah suplai
darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi epitel. Oleh
karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu dari dua factor
ini:
1. hipersekresi asam pepsin
2. kelemahan barier mukosa lambung
Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosa lambung
adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain, alcohol, dan obat
antiinflamasi masuk dalam kategori ini.
Sindrom Zollinger-Ellison (gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan
ulkus peptikum berat atau ulkus yang tidak sembuh dengan terapi medis standar.
Sindrom ini diidentifikasi melalui temuan berikut : hipersekresi getah lambung, ulkus
duodenal, dan gastrinoma(tumor sel istel) dalam pancreas. 90% tumor ditemukan dalam
gastric triangle yang mengenai kista dan duktus koledokus, bagian kedua dan tiga dari
duodenum, dan leher korpus pancreas. Kira-kira ⅓ dari gastrinoma adalah
ganas(maligna).
Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien
ini dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan karenanya dapat
menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama adalah nyeri epigastrik.
Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari duodenal atau
area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara fisiologis. Kondisi stress
seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma dengan organ multiple dapat
menimbulkan ulkus stress. Endoskopi fiberoptik dalam 24 jam setelah cedera
menunjukkan erosi dangkal pada lambung, setelah 72 jam, erosi lambung multiple terlihat.
Bila kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasien sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini
khas pada ulserasi stress.
Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa.
Biasanya ulserasi mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah mukosa
lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia, asam dan pepsin
menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus stress harus dibedakan dari
ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari ulkus lambung. Ulkus cushing
umum terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus ini dapat terjadi pada esophagus,
lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam dan lebih penetrasi daripada ulkus
stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Laura. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd Ed. Buku EGC 2001:537-087.
Lee, JL. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. 6nd Ed. Buku EGC 2008.
MedicastoreNurman, A. Penatalaksanaan Pankreatitis Akut. 2000. Diunduh dari
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files_12/Penatalaksanaan_Pankreatitis_Akut_128/.pdf/12/Pe
natalaksanaan_Pankreatitis_Akut_128.html, 27 mei 2014
Farid, F. Hepar. November 2007. Diunduh dari
Medicastore. Pankreatitis akut. Juni 2008. Diunduh dari http://www.medicastore.com, 27 mei 2014
Medicastore. Fisiologi Saluran Cerna. Diunduh dari http://www.medicastore.com, 27 mei 2014
Medicastore. Beberapa Gangguan Saluran Cerna. Diunduh dari http://www.medicastore.com, 27
mei 2014
Erawati. Nyeri Ulu hati. 2001. Diunduh dari http://www.sinarharapan.com, 27 mei 2014

Anda mungkin juga menyukai