Dimana:
∅ = Porositas absolute (total), fraksi (%)
Vgr = Volume butiran, cc
Vp = Volume pori-pori, cc
Vb = Volume batuan (total), cc
Porositas batuan diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu porositas efektif
dan porositas absolut:
Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling
berhubungan terhadap volume batuan total yang dinyatakan dalam persen.
Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori total terhadap
volume batuan total yang dinyatakan dalam persen.
Dilihat dari segi waktu dan cara porositas juga dapat diklasifikasikan
menjadi porositas primer dan porositas sekunder :
Porositas primer adalah porositar yang keterbentukannya bebarengan
dengan saat terjadinya pengendapan.
Porositas sekunder adalah porositas batuan yang keterbentukannya
setelah proses pengendapan.
Porositas batuan menggambarkan presentase batuan yang dapat terisi
kembali. Besar kecilnya presentase batuan dipengaruhi oleh susunan butir, ukuran
butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan.
e. Angka Pori
Angka pori merupakan perhitungan perbandingan antara volume pori-pori
dalam batuan dengan volume batuan.
f. Permeabilitas
Permeabilitas dapat diartikan sebagai suatu ukuran media berpori yang
dapat meloloskan fluida. Batuan dikatakan tidak memiliki permebilitas apabila
faktor media berporinya tidak saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Oleh
sebab itu ada kaitan diantara permebilitas dengan porositas efektif.
Permeabilitas adalah parameter yang menggambarkan kemudahan suatu
fluida atau cairan untuk mengalir pada suatu media berpori. Parameter ini dapat
dihubungkan dengan suatu kecepatan alir fluida oleh yang telas dibahas
sebelumnya pada hukum Darcy seperti di bawah ini Tanda negatif dalam
persamaan di atas menunjukkan bahwa apabila tekanan bertambah dalam satu
arah, maka arah alirannya berlawanan arah dengan pertambahan tekanan
tersebut.
g. Saturasi
Saturasi adalah perbandingan volume pori-pori batuan yang terisi cairan
atau fluida dalam bentuk tertentu terhadap jumlah kejenuhan atau cairan fluida
dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Pada reservoir terdapat tiga jenis
fluida, diantaranya adalah saturasi air (Sw), saturasi minyak (So) dan saturasi gas
(Sg).
h. Resistiviti
Batuan terdiri dari campuran mineral-mineral, pori-pori dan fragmen.
Padatan mineral tersebut secara fisika tidak dapat mengkantarkan listrik meskipin
kandungan kimianya merupakan jenis konduktor kecuali pada mineral clay. Sifat
kelistrikan pada batuan tergantung pada geometri pori-pori batuan tersebut dan
fluida atau cairan yang mengisi pori batuan itu sendiri. Adapun minyak dan gas
bersifat isolator atau tidak dapat mengalirkan arus listrik sedangkan pada air
bersifat mengalirkankan arus listrik apabila air melarutkan garam.
Arus listrik akan dialirkan oleh air akibat adanya gerakan dari ion-ion
elektron. Agar dapat menentukan apakah material pada reservoir bersifat
penghantar arus listrik atau tidak maka dapat digunakan parameter resistiviti.
Resistiviti secara singkat dijelaskan sebagai kemampuan dari suatu material untuk
dapat menghantarkan arus listrik, secara matematis dapat di tulis sebagai berikut:
Dimana :
ρ = resistiviti fluida didalam batuan, ohm-m
r = tahanan, ohm
A = luas area konduktor, m2
L = panjang konduktor, m
i. Massa Jenis (Densitas)
Dalam tanah yang kering, kemungkinan terdapat dua bagian saja, yaitu
pori – pori udara dan butiran tanah. Dalam keadaan jenuh tanah terdiri dari butiran
dan pori yang terisi penuh oleh air. Sebaliknya, dalam keadaan jenuh tanah terdiri
dari 3 fase, yaitu : butiran, pori – pori udara, dan yang tersisi air.
Gambar 1
Diagram Fasa
Semua fasa memiiki berat dan volume, kecuali udara, udara dianggap tidak
mempunyai berat. Sedangkan diukur adalah berat, sedangkan untuk mencari
massa adalah dengan perbandingan dengan percepatan gravitasi, sebagaimana
di dalam rumus:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 =
𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝒎
𝝆=
𝒗
Keterangan:
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)
m = massa (kg)
v = volume batuan (m3 atau cm3)
Massa jenis mempunyai nilai yang tetap, artinya masa jenis tidak
tergantung pada massa dan volumenya. Dengan kata lain, selama jenis zatnya
sama, maka nilai massa jenisnya sama pula. Oleh karena itu, massa jenis dapat
dilgunakan untuk mengidentifikasi suatu zat. Karena jika massa jenisnya sudah
diketahui, maka kita dapat mengetahui dan menyimpulkan jenis zat tersebut.
𝑊𝑜
/ bobot isi air
𝑊𝑤−𝑊𝑠
6. Derajat Kejenuhan
𝑊𝑛−𝑊𝑜
x 100%
𝑊𝑤−𝑊𝑜
𝑊𝑛−𝑊𝑜
x 100%
𝑊𝑜
𝑊𝑤−𝑊𝑜
x 100%
𝑊𝑜
9. Porositas
𝑊𝑤−𝑊𝑜
x 100%
𝑊𝑤−𝑊𝑠
𝑛
x 100%
1−𝑛
DAFTAR PUSTAKA