Pembimbing:
dr. Elly Tania, Sp.KJ
Disusun Oleh:
11-2018-204
1
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Presentasi Kasus: Selasa, 16 Juli 2019
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3
Tanda Tangan
Nama : Nur’ain Fatihah binti Ibrahim
NIM : 112018204
…………………
I. IDENTITAS PASIEN:
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Bekasi
Alloanamnesis: -
2
A. KELUHAN UTAMA
WBS dibawa oleh satpol PP saat sedang naik speda di sekitar kawasan
rumah di Cengkareng.
3
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Gangguan psikiatrik
WBS tidak pernah mengalami kejang, epilepsi maupun penyakit berat tapi
WBS pernah terbentur kepalanya ke aspal saat waktu kecil, sempat mengalami
penurunan kesadaran selama 2 jam. Tidak pernah menderita penyakit kronik
seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal.
WBS pernah merokok saat di luar namun saat di panti sudah tidak merokok
lagi.
4
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
WBS merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Ada riwayat trauma kepala,
tidak ada riwayat kejang, operasi maupun patah tulang.
3. Riwayat pendidikan
4. Riwayat pekerjaan
5. Kehidupan beragama
WBS belum menikah. WBS seorang yang pendiam serta sering menyendiri di
panti.
E. RIWAYAT KELUARGA
5
Keterangan:
: Laki-laki
: Wanita
: Laki-laki meninggal
WBS tinggal di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 bersama dengan
warga panti yang lainnya. WBS baru kurang lebih 3 bulan berada di panti ini
namun sudah 1 tahun tinggal di panti – panti. WBS dapat bergaul dengan baik
dengan penghuni panti yang lain.
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Seorang laki-laki berusia 34 tahun, berpakaian seragam Panti Sosial Bina Laras
Harapan Sentosa 3, kaos tidak terbalik, berpakaian rapi, postur tubuh normal,
warna kulit sawo matang, kuku kurang bersih. Kontak visual dan verbal baik.
Pasien tampak tenang.
2. Kesadaran
6
Selama wawancara: Pasien tampak tenang, kooperatif, dapat melakukan tanya
jawab. Kontak mata dan verbal pasien terhadap pemeriksa baik.
Kooperatif, tampak jujur dimana pasien mau diajak bekerja sama untuk
menjawab pertanyaan.
5. Pembicaraan
2. Afek:
a. Arus : Cepat
b. Stabilisasi : Stabil
c. Kedalaman : Dangkal
e. Keserasian : Serasi
C. GANGGUAN PERSEPSI
7
c. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Konsentrasi : Baik
5. Orientasi
6. Daya ingat
a. Tingkat
9. Bakat kreatif :-
10. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (WBS bisa makan, minum, mandi,
BAB, BAK sendiri)
8
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
2. Isi pikir
G. DAYA NILAI
Uji daya nilai : Kurang baik (WBS menyatakan jika ditemukan uang
di jalan diambil dan dibagi-bagi ke saudara)
H. TILIKAN
9
I. RELIABILITAS: Terganggu, karena pasien mempunyai halusinasi dan
waham.
A. STATUS INTERNUS
4. Nadi : 88 x/menit
B. STATUS NEUROLOGIK
10
8. Sistim saraf vegetatif : Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ayah WBS telah meninggal dunia saat WBS berusia 6 tahun. 3 tahun yang
lalu, WBS pernah mencoba untuk bunuh diri dengan menggantung diri menggunakan
tali (tentamen suicide). WBS merasakan dirinya sudah tidak berguna lagi (afek
depresif). WBS sempat menyalahkan dirinya sendiri (afek depresif). WBS juga ada
mendengarkan suara laki – laki yang tidak jelas (halusinasi auditorik) serta WBS
sering ngobrol dengan suara tersebut (autistik).
WBS merokok sejak SMP hingga sekarang. WBS sering minum minuman
beralkohol sekiranya mempunyai uang. Namun, saat di panti sekarang, WBS tidak
lagi merokok maupun minum minuman beralkohol.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan mood WBS hipotim, afek serasi
dengan mood. Pada WBS, terdapat gangguan pada arus pikir WBS di mana terdapat
preokupasi dalam pikiran WBS yaitu pengen pulang dan isi fikir di mana terdapat
waham curiga serta halusinasi auditorik. Pada WBS juga terdapat idea of suicide.
11
Konsentrasi WBS dalam keadaan baik, orientasi waktu, tempat, orang dan situasi
baik. Daya ingat jangka panjang, jangka pendek baik dan segera baik. Tilikan WBS
derajat 1.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I:
Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat dinyatakan
mengalami:
1. Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran dan perilaku yang
menimbulkan penderitaan (distress) dan menyebabkan gangguan dalam kehidupan
sehari-hari (hendaya)
Gejala – gejala tersebut mulai dari lebih 1 bulan yang lalu. Berdasarkan PPDGJ III
dengan kumpulan gejala yang dialami pasien, maka working diagnosis dari pasien
adalah F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
Differential Diagnosis :
Pedoman Diagnosis:
12
1. Kategori dipakai pada episode skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan
untuk gangguan yang berulang dimana sebagian besar episode didominasi
oleh skizoafektif tipe depresif.
2. Afek Depresif yang menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik
depresif maupun kelainan prilaku terkait seperti tercantum dalam uraian
untuk episode depresif (F32).
3. Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada satu, dan sebaiknya ada
dua gejala skizofrenia.
Pada WBS ini, gejala afek depresif (sebagaimana ditetapkan dalam pedoman
diagnostik episode depresif, F32.-, menonjol.
Namun, pada pasien ini tidak memenuhi kriteria pedoman diagnosis, karena gejala
skizofrennianya yang tidak terlalu menonjol walaupun gejala afek depresifnya
mencukupi.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
13
VI. PROGNOSIS
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
R/ Fluoxetine tab 20 mg no X
S 1 – 0 – 0 tab
---------------------------------------------(paraf)
R/ Haloperidol tab 2 mg no XIV
S 1 – 0 – 1 tab
--------------------------------------------- (paraf)
Pro: Tn. S
2. Psikoterapi
Psikoterapi suportif
14
Bantu WBS untuk mengenali pikiran-pikiran yang palsu maupun salah
dan mengatasi dengan cara mengalihkan pikiran tersebut dengan
aktivitas
Membangkitkan kepercayaan diri pasien bahwa dia dapat sembuh
(penyakit terkontrol).
Mengajarkan ketrampilan-ketrampilan tertentu kepada pasien untuk
persiapan di lingkungan luar (keluar dari panti).
15