Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE

PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)

Nama Anggota:

Dwi Vitri Istiyani 17.0102.0014

Hesa Amelia Pratiwi 17.0102.0097

Siti Muflichatul Azizah 17.0102.

Dyah

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2019
PENDAHULUAN

Kereta api merupakan alat transportasi yang memiliki banyak keunggulan


seperti hemat bahan bakar, hemat energi, rendah polusi, bersifat massal, dan
mobilisasi arus penumpang dan barang di atas rel. Kerta api dianggap sebagai alat
transportasi yang efisien dan efektif dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.
Untuk memperbaiki kualitas pelayanan, PT Kereta Api Indonesia banyak
melakukan perubahan atas perbaikan layanan. Hal itu membutuhkan kerja keras dari
pemerintah untuk membangun perusahaan tersebut. Pemerintah Republik Indonesia
menetapkan peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-
01/MBU/2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) pada BUMN sebagaimana yang telah diubah dengan peraturan Menteri
Negara BUMN Nomor : PER-09/MBU/2012.
Penerapan Good Corporate Governance di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
sebagai suatu sistem dan struktur untuk mengatur bagaimana perusahaan dikelola
dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha. Dengan
adanya pembagian fungsi hak, kewajiban, dan tanggung jawab pihak yang
berkepentingan secara jelas memebrikan landasan untuk kepastian seluruh proses dan
mekanisme dilakukan baik untuk mencapai tujuan perusahaan serta mencegah
penyimpangan dan risiko yang dapat mengakibatkan kegagalan pencapaian tujuan
perusahaan. Selain dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, penerapan prinsip Good Corporate
Governance juga dimaksudkan untuk memperhatikan keseimbangan antara hak dan
kewajiban stakeholders. Penerapan Good Corporate Governance juga memeprcepat
PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam membentuk budaya perusahaan yaitu
integritas, profesionalisme, keselamatan, inovasi, dan pelayanan prima di lingkungan
usahanya.
PEMBAHASAN

PT Kereta Api Indonesia (Persero) mendapatkan penghargaan sangat baik


dalam assessment Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan
2018. Perseroan mendapat skor 90,025 dengan predikat sangat baik.
"Hasil capaian tersebut merupakan kerja keras dari manajemen beserta seluruh
pekerja yang selalu berkomitmen pada penerapan tata kelola perusahaan yang baik
(GCG) serta komitmen terhadap pelayanan pelanggan pengguna jasa KA yang terus
meningkat tiap tahunnya seperti tahun 2019 mengangkut penumpang sebanyak 425
juta orang, meningkat dibandingkan tahun 2018 mengangkut 394 juta orang," ujar
Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro.
Laporan penilaian disampaikan oleh Team Assessment GCG dari BPKP
Provinsi Jawa Barat yang dipimpin oleh Koordinator 1 Bidang Akuntan Negara
BPKP Jawa Barat sekaligus Wakil Penanggung Jawab Team Assessment GCG KAI,
Ikhwan Mulyana. Ada juga Corporate Secretary KAI, Agus Komarudin dan VP
Quality Insurance and Good Corporate Government KAI, Wahyu Budiyanto
Siswantono.
Assessment penerapan GCG di lingkungan KAI telah dilaksanakan mulai
November 2018 hingga Maret 2019. Selama 5 bulan tersebut telah dilakukan tahapan
pengukuran dan penerapan GCG pada KAI di tahun 2018. Penilaian dilakukan oleh
team Assessment GCG BPKP Provinsi Jawa Barat sebanyak 7 orang.
Penilaian tersebut dilaksanakan pada Exit Meeting Assessment Penerapan
GCG. Penilaian tata kelola perusahaan oleh KAI tahun ini meningkat dibanding tahun
sebelumnya, yakni 89,377 pada 2017.
Selain penyerahan penghargaan, dilakukan penandatanganan Berita Acara Exit
Meeting Assessment Penerapan GCG pada KAI Tahun 2018 antara Direktur Utama
KAI, Edi Sukmoro dengan Wakil Penanggung Jawab Team Assessment GCG Ikwan
Mulyana yang disaksikan pula oleh perwakilan dari Kementerian BUMN Fahrudin.

 Kebijakan Tata Kelola Perusahaan

Sebagai wujud dari komitmen KAI untuk mengimplementasikan GCG yang baik
secara penuh, perusahaan memberlakukan berbagai kebijakan dan panduan seperti Pedoman
GCG, Kode Etik, Panduan Dewan (Board Manual), Piagam Komite Dewan Komisaris,
Piagam Audit Internal, serta kebijakan turunan lainnya.

Untuk struktur tata kelola Perusahaan terdiri dari organ utama yaitu Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris memiliki
Komite Audit dan Komite Pemantau Manajemen Risiko untuk membantu Dewan Komisaris
dalam menjalankan fungsi dan kewajibannya. Sedangkan Direksi memiliki organ pendukung
setingkat Executive Vice President yang bertanggungjawab langsung kepada Direktur Utama
dengan tugas untuk mengendalikan, mengawal dan bertanggung jawab atas implementasi
GCG, yaitu:

1) Satuan Pengawasan Intern (SPI) sebagai fungsi pengawaasan.


2) Pusat Manajemen Risiko sebagai fungsi kajian risiko dan asesmen risiko
3) Sekretaris Perusahaan, sebagai fungsi kesekretariatan,
4) Pusat Hukum, sebagai fungsi pengendalian dan bantuan lainnya terkait hukum.

Sepanjang tahun 2018 selain memberikan nasihat dan arahan dalam bentuk surat-
menyurat kepada Direksi, Dewan Komisaris memberikan pandangan serta berbagai
rekomendasi mencakup pengelolaan operasional maupun hal-hal lain sesuai tugas dan
kewajibannya. Selain itu, Dewan Komisaris melakukan kunjungan kerja ke Daop, Divre dan
unit-unit kerja Perusahaan. Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dilaporkan setiap triwulanan
dan tahunan kepada Menteri BUMN selaku Pemegang Saham Perusahaan. Seluruh anggota
Dewan Komisaris bertindak independen dan bebas dari intervensi pihak manapun. Untuk
menjamin tercapainya independensi dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris
mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang objektif dan menempatkan
kewajaran di antara beragam kepentingan serta senantiasa terbebas dari benturan kepentingan
(conflict of interest). Hasil self assessment GCG pada aspek pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Dewan Komisaris periode tahun 2018 mencapai skor 91,07% dengan predikat “Sangat
Baik”, meningkat dibandingkan skor pada assessment GCG periode tahun 2017 yaitu 89,15%.

Perusahaan memiliki 1 (satu) orang Komisaris Independen yaitu Rahmat Hidayat,


yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-137/MBU/7/2017 tanggal
21 Juli 2017. Komisaris Independen turut mempertahankan reputasi Perusahaan dengan
menjalankan prinsip praktik GCG yang benar sesuai dengan pedoman dan peraturan yang
berlaku, yang tercermin dalam sikap, perbuatan dan segala kebijakan yang diambil, baik
secara individual dan mufakat.

Organ lain dalam perusahaan yaitu dewan direksi. Sampai dengan 31 Desember 2018,
Direksi Perusahaan berjumlah 10 (sepuluh) orang terdiri dari 1 (satu) Direktur Utama dan 9
(sembilan) Direktur, Masa jabatan anggota Direksi diatur dalam Anggaran Dasar Akta
Nomor 65 Tahun 2008 Pasal 10 ayat (11) dan Board Manual yaitu selama 5 tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan. Pembidangan tugas setiap anggota Direksi
secara umum diatur dalam Board Manual dan disesuaikan sejalan dengan kondisi
perkembangan Perusahaan dan struktur organisasi. Hasil self assessment GCG pada aspek
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi periode tahun 2018 mencapai skor 89,31%
dengan predikat “Sangat Baik”, meningkat dibandingkan skor pada assessment GCG periode
tahun 2017 yaitu 88,78%.

 Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada PT. KAI

1. Transparansi
Transparansi merupakan keterbukaan informasi, baik dalam pengambilan keputusan
maupun mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan dengan
cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Dalam
keterbukaan informasi PT. KAI menyajikan informasi pada website sendiri di kai.id yang
dapat diakses lewat internet dan membuat laporan keuangan tahunan bisa diakses semua
masyarakat. Selain itu, terdapat juga majalah On Track, Tabloid Kereta api indonesia.
Untuk stakeholders, PT. Kereta Api Indonesia menyediakan informasi melewati email
pegawai dan e-office yang dapat diakses oleh seluruh karyawan. Selanjutnya dalam
ketepatan waktu dan keakuratan PT. Kereta Api Indonesia, ketepatan waktu perusahaan
dapat dilihat dari laporan keuangan yang selalu update dari tahun ke tahun dan informasi
seperti rekrutment pegawai PT. Kereta Api Indonesia juga telah di informasikan dalam
website perusahaan. Melalui website PT. Kereta Api Indonesia selalu memberikan
informasi terupdate sesuai perkembangan dan reward terbaru dari perusahaan juga ikut di
share.

2. Akuntabilitas
PT. Kereta Api Indonesia memiliki cara tersendiri untuk menilai kinerja masing-
masing karyawan. Setiap organisasi memiliki struktur organisasi dimana setiap divisi
telah ditetapkan fungsi, peranan, dan tugasnya. Ukuran kinerja PT Kereta Api Indonesia
mengenai tugas dan tanggung jawab dari setiap karyawan dimuat dalam Surat Keputusan
dari Direksi. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, PT. Kereta Api Indonesia menetapkan
target yang harus dicapai. Target yang harus dicapai oleh masing-masing karyawan
disebut dengan SKI (Standar Kinerja Individu). Target tersebut bersifat individu tiap
karyawan, tidak tiap divisi sehingga perusahaan dapat lebih detail dalam menilai setiap
karyawan.Pada sistem penghargaan karyawan yang memiliki kinerja yang bagus dan
semakin meningkat akan diberikan reward sebagai tanda penghargaan perusahaan karena
telah berperan penting dalam kemajuan dan kelancaran kegiatan operasional perusahaan.
Reward yang diberikan oleh perusahaan dapat berupa program pendidikan di luar atau
dalam negeri, kenaikan jabatan, dan umroh untuk karyawan yang beragama islam. Namun
untuk karyawan yang kurang patuh terhadap peraturan yang ada dan tidak menjalankan
tugas maupun tanggung jawab dengan baik akan dikenakan punishment. Punishment
dapat berupa SP (Surat Peringatan), pemotongan gaji, penurunan kerja, atau
pemberhentian kerja.

3. Responsibilitas
Dalam responsibilitas perusahaan harus mampu menjalankan tanggung jawabnya sesuai
peraturan yang berlaku, karena setiap kegiatan yang dilakukan merupakan bentuk
tanggung jawab seperti dalam memberikan pelayanan terbaik serta ada tanggung jawab
sosial. PT. Kereta Api Indonesia memiliki beberapa perundang-undangan, anggaran
dasar, dan peraturan perusahaan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan PT. Kereta Api
Indonesia. Seperti halnya dalam menerapkan prinsip Good Corporate Governance, PT.
Kereta Api Indonesia sebagai BUMN telah mematuhi peraturan yang ada yaitu Peraturan
Menteri BUMN PER-09/MBU/2012. Kegiatan operasional PT. Kereta Api Indonesia
diawasi oleh Dewan Komisaris dimana Dewan Komisaris memiliki tugas untuk
mengawasi dan memberi nasihat terkait pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance
maupun diluar hal tersebut.

CSR merupakan salah satu bentuk kontribusi perusahaan untuk peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat yang berkelanjutan, baik secara sosial, ekonomi, dan
lingkungan.Pelaksanaan kegiatan CSR di daerah (Daop, Divre) dilakukan oleh Tim Pelaksana
CSR di daerah sesuai SK Direksi Nomor: KEP.U/ KP 502/IV/1/KA-2015 tanggal 28 April
2015. Dalam menjalankan usahanya, KAI selalu mengamati perkembangan informasi,
terutama isu-isu penting sosial ekonomi dan lingkungan, yang berkaitan dengan pelaksanaan
CSR. Ruang lingkup CSR Perusahaan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Progam Kemitraan (“PK”) merupakan kegiatan penyaluran dana pinjaman bergulir dan
dana pembinaan kemitraan kepada mitra binaan.
b) Program Bina Lingkungan (“BL”) merupakan program pemberdayaan masyarakat yang
terutama ditujukan untuk masyarakat di sekitar lokasi operasional Perusahaan.
c) Program Community Relation (“CR”) yang merupakan program-program sosial yang
tidak tercakup dalam ketentuan program Bina Lingkungan, yang bertujuan untuk
meningkatkan hubungan harmonis antara perusahaan dengan masyarakat guna mengatasi
masalah sosial dan lingkungan yang timbul akibat aktivitas perusahaan, dan
meningkatkan keharmonisan hubungan di kalangan internal, serta untuk meningkatkan
citra perusahaan/corporate image.

PT. Kereta Api Indonesia memiliki tim khusus yang bertanggung jawab akan
kegiatan-kegiatan sosial maupun kelestarian lingkungan. Beberapa kegiatan sosial yang
telah dilakukan PT. Kereta Api Indonesia yaitu pembangunan mushola di Madura,
pembagian kaca mata untuk anak yatim piatu, perbaikan jalan, dan sebagainya. Program-
program tersebut dimuat dalam PKBL yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Kereta Api Indonesia sudah memenuhi
prinsip responbilitas menurut KNKG.

4. Independensi
Langkah-langkah yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia untuk menghindari
terjadinya overlapping, saling lempar tanggung jawab, dan intervensi kepentingan
tertentu yaitu dengan cara menentukan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan divisi
masing-masing. PT. Kereta Api Indonesia telah menetapkan struktur organisasi
berdasarkan peranan dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan struktur organisasi tersebut
juga telah ditentukan job description masing-masing divisi. Hal-hal yang berkaitan
mengenai tugas, fungsi, atau peranan dari masing-masing jabatan dimuat dalam Surat
Keputusan GCG. Sehingga dengan adanya pembagian tugas masing-masing karyawan
diharapkan dapat meminimalisir terjadinya konflik seperti overlapping, saling lempar
tanggung jawab, atau intervensi. Jika konflik-konflik tersebut terjadi maka akan
dilakukan rapat untuk menindaklanjuti atau menemukan jalan keluar.
5. Kesetaraan dan kewajaran
Kesetaraan dan kewajaran merupakan prinsip yang harus dipatuhi oleh semua
perusahaan yang menganut sistem Good Corporate Governance. PT. Kereta Api
Indonesia telah menerapkan prinsip kesetaraan dan kewajaran dalam memberikan
kesempatan berkarir untuk karyawannya. PT. Kereta Api Indonesia juga memberikan
peluang yang sama antar karyawan untuk berkarir di perusahaan. Perusahaan memberikan
kesempatan bagi karyawan untuk melanjutkan studi di dalam negeri maupun di luar
negeri. Hal tersebut merupakan bentuk dari penghargaan yang diberikan perusahaan
untuk karyawan yang kompeten dan berprestasi. Sehingga dapat menjadi pemicu untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Namun dalam mengambil kesempatan tersebut,
karyawan akan dinilai terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan kualifikasi yang telah
ditentukan oleh pusat atau pihak yang berwenang.

PT. Kereta Api Indonesia telah memberikan perlakuan yang adil dan setara terhadap
keryawan. Perusahaan memberikan uang pension kepada karyawan-
karyawan yang telah memasuki usia pensiun karena sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan. PT. Kereta Api Indonesia juga memiliki sistem reward and punishment.
Dalam sistem tersebut, karyawan dapat menuntut haknya untuk mendapatkan rewardnya.
Setiap karyawan yang berprestasi dapat mendapatkan reward seperti mengikuti program
pendidikan yang dibiayai oleh perusahaan. Setiap karyawan juga memiliki masa kerja,
sehingga apabila karyawan telah menempuh masa kerja tersebut berhak untuk
mendapatkan reward yang berupa promosi kenaikan jabatan dan bonus akhir tahun.
PENUTUP

 KESIMPULAN
Tata kelola perusahaan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh para pelaku
bisnis. PT KAI telah membuktikan bahwa perusahaan senantiasa meningkatkan tata
kelola yang diterapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil assessment GCG (Good Corporate
Governance) 2012-2018 yang menunjukkan bahwa penilaian perusahaan atas GCG selalu
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Prinsip-prinsip yang ada pada PT KAI juga
sudah mencerminkan bahwa perusahaan telah menjalankan sesuai dengan prinsip GCG.
Salah satunya dapat dilihat dari bentuk tanggung jawabnya melalui program CSR.
 SARAN

Anda mungkin juga menyukai