Enzim merupakan protein yang mengkatalis reaksi biokimia yang secara
bersama-sama membentuk metabolism perantara dari sel, berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi metabolism didalam tubuh tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi. Kerja enzim yaitu menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia tanpa mengubah keseluruhan perubahan energi bebas reaksi atau letak kesetimbangan akhir, serta meningkatkan fraksi molekul dalam kumpulan molekul tertentu untuk lebih cepat bereaksi per satuan waktu dibandingkan dengan keadaan tanpa katalisator. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik yaitu suhu, pH, kadar enzim, kadar substrat, activator, dan inhibitor. Kinetika reaksi enzimatis:
Pembentukan senyawa kompleks ES dari E dan S berlangsung dengan
konstanta kecepatan k1. Kompleks ES kemudian mengalami 2 kemungkinan penguraian yaitu, pertama kembali terurai menjadi E dan S dengan konstanta kecepatan k2, atau melanjutkan reaksi dengan menghasilkan produk (P) dan E dengan konstanta k3, dengan asumsi tidak ada P yang dapat diubah lagi menjadi S. Pada percobaan tabung t = 0 menit, dari awal kerja enzim sudah di non- aktifkan atau dihentikan. Larutan buffer fosfat 0,1 M pH 8, tripsin, dan larutan TCA 20% dalam tabung reaksi. Larutan buffer fosfat bertujuan mengaktifkan kerja enzim dan untuk mempertahankan pH, karena enzim bekerja pada pH optimum. pH optimum enzim tripsin adalah 8,0. Sedangkan larutan kasein sebagai substrat. Dan larutan TCA untuk dapat menghentikan jalannya reaksi kerja enzim dengan cara mendenaturasi protein sehingga enzim tidak dapat bekerja lagi. Diinkubasi dalam water bath 35oC, agar dapat bekerja pada suhu yang optimum serta enzim dapat mengkatalis substrat, tetapi jika terlalu tinggi suhunya > 40 oC pada water bath enzim akan menjadi rusak sehingga tidak dapat mengkatalisis. Jika terlalu rendah suhunya enzim menjadi tidak aktif, sehingga enzim tidak dapat bekerja. Biasanya suhu optimum enzim untuk bekerja adalah 30oC, minimalnya 0oC. Kemudian ditambahkan larutan kasein dan didiamkan selama 20 menit didalam air es. Larutan kasein sebagai enzim dan didiamkan didalam air es bertujuan untuk non-aktif enzim. Setelah didinginkan, sentrifuga selama 10 menit berfungsi untuk memisahkan partikel koloid, dalam percobaan dilakukan untuk memisahkan endapan dari campuran larutan sehingga akan didapatkan filtrat yang jernih. Sentrifugasi dilakukan berdasarkan prinsip dasar memisahkan partikel koloid dari endapan. Saring untuk diambil supernatannya dan dilakukan absobansi. Tetapi terlebih dahulu sebelum dilakukan absrobansi campuran divortex agar campuran menjadi homogen. Pada percobaan tabung t = 20 menit, enzim bekerja selama 20 menit. Tabung yang berisi kasein diikubasi pada water bath 35 oC dan ditambahkan larutan buffer fosfat. Diinkubasi agar dapat bekerja pada suhu yang optimum serta enzim dapat mengkatalis substrat, tetapi jika terlalu tinggi suhunya > 40 oC pada water bath enzim akan menjadi rusak sehingga tidak dapat mengkatalisis. Jika terlalu rendah suhunya enzim menjadi tidak aktif, sehingga enzim tidak dapat bekerja. Biasanya suhu optimum enzim untuk bekerja adalah 30oC, minimalnya 0oC. Ditambahkan tripsin, sebagai enzim, kemudian diikubasi lagi selama 20 menit, dilakukan untuk mengoptimalkan kerja enzim dimana enzim dapat mengkatalisis substrat. Kemudian ditambahkan larutan TCA berfungsi memberhentikan reaksi kerja enzim dalam mengkatalis substrat. Diamkan 20 menit didalam lemari es selama 20 menit untuk menyempurnakan pengendapan. Setelah itu disentrifugasi selama 10 menit dan saring untik diambil supernatannya dan dilakukan absobansi. Tetapi terlebih dahulu sebelum dilakukan absrobansi campuran divortex agar campuran menjadi homogen. Pada tabung t = 0 menit dan tabung = 20 menit dilakukan metode anson, bertujuan suapay jumlah substrat bisa diketahui yang dikatalis oleh enzim. Ditambahkan NaOH untuk menetralkan filtrat TCA yang besifat asam dan penambahan larutan Folin-Ciocalteu dilakukan untuk mengetahui hasil absorban pada spektrofotometer dimana Folin-Ciocalteu berfungsi untuk membentuk senyawa berwarna, sehingga dapat diukur nilai absorban dalam spektrofotometer.