1) Faktor Kelerengan
Pendeskripsian mengenai nilai dari variabel kelas lereng dalam penentuan kawasan hutan
lindung dan bukan kawasan hutan lindung menurut dari proses ini didapat dari tingkatan
kelas kelerengan itu sendiri. Kemiringan lereng di kawasan Kecamatan Pa’jukukang
didominasi oleh kemiringan antara 0-8% dengan skor 20 dan 8-15% dengan skor 40,
sehingga pembangunan dalam kawasan selama ini cenderung mengikuti relief tanah yang
datar dengan tingkat kemiringan yang datar dan landai. Daerah datar dengan tingkat
kemiringan 0-8% masih didominasi oleh lahan terbangun.
Kelas Kemiringan
No Kategori Lokasi Skor
Lereng Lereng
Sebagian Kawasan Kecamatan
1 I 0–8% Datar 20
Pa’jukukang
Sebagian Kawasan Kecamatan
2 II 8 – 15 % Landai 40
Pa’jukukang
Sumber: Hasil Analisis
b. Jenis Tanah
Penilaian terhadap jenis tanah didasarkan pada kepekaan terhadap erosi. Berikut
ini mengenai kelas jenis tanah pada proses penentuan di kawasan Kecamatan
Pajukukang. Berdasarkan kondisi kawasan, dapat diidentifikasi klasifikasi nilai
skor terhadap jenis tanah di Kecamatan Pa’jukukang mencapai 45.
Kelas
No Jenis Tanah Kategori Skor
Tanah
Alluvial, tanah clay, planosol, hidromorf kelabu, Tidak Peka
1 I 15
laterit air tanah
2 II Latosol Agak Peka 30
Brown forest soil, non caltic brown, mediteran. Kurang
3 II 45
Peka
4 IV Andosol, laterit, grumosol, podosol, podsolic Peka 60
5 V Regosol, litosol, organosol, renzina Sangat Peka 75
Sumber : SK Menteri Pertanian No. 837/KPTS/UM/11/1980 dan No. 683/ KPTS/UM/8/1981
c. Intensitas Curah
Hujan Indonesia merupakan wilayah dengan iklim tropis basah sehingga faktor
curah hujan merupakan faktor yang utama dalam penentuan iklim (keragaman dan
fluktuasinya sangat tinggi). Karena dominasi faktor curah hujan tersebut maka ciri
karakteristik dan potensi sumber daya agroklimat sangat dipengaruhi oleh curah
hujan. Seperti halnya analisis penentuan skor sebelumnya, dalam penentuan nilai
skor terhadap intensitas curah hujan juga skor yang telah ditetapkan tersebut akan
mempengaruhi kelas kesesuaian lahan yang akan diperoleh dimana nilai skor
untuk intensitas curah hujan 30 (sedang) ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 5.16. Nilai Skor Klasifikasi Fungsi Lahan di Kawasan Kecamatan Pa’jukuang
1 Rappoa 20 45 30 95
2 Biangloe - 40 45 30 115
4 Lumpangan 20 45 39 95
5 Biangkeke 20 45 30 95
6 Nipa-Nipa 20 45 30 95
7 Pa’jukukang 20 45 30 95
8 Borong Loe 20 45 30 95
9 Papan Loe 20 45 30 95
10 Baruga 20 45 30 95
Sumber: Hasil Analisis