Biostatistik 2
Biostatistik 2
Nama
1. Asep Rizki Maulana 043315161036
2. Dwi Oktaviani 043315161041
3. Irwansyah Fajar S 043315151043
4. Mutiarawati 043315161053
5. Wylma Dwilestari 043315151065
Nama dan sumber : Mohammad Al Qadire, RN, MSN, PhD (2014). Nurse’s Knowledge
About Palliative Care: Journal Of Hospice & Palliative Nursing : 23-30.
DOI: 10,1097 / NJH.0000000000000017
Tujuan peneliti : Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perawat teregisrasi di Yordania
mengenai pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif.
Hasil pnelitian :
1. Presentasi data dan hasil biostatistik
1. Perawatan paliatif hanya cocok dalam situasi di mana ada bukti dari lintasan ke bawah atau kerusakan. (F) 73 (38) 117 (62)
2. Morfin adalah standar yang digunakan untuk membandingkan efek analgesik opioid lainnya. (T) 109 (57) 81 (43)
3. Luasnya penyakit menentukan metode pengobatan nyeri. (F) 33 (17) 157 (83)
4. terapi ajuvan penting m mengelola rasa sakit. (T) 119 (63) 71 (37)
5. Hal ini penting bagi anggota keluarga untuk tetap berada di samping tempat tidur sampai kematian terjadi. (F) 73 (38) 117 (62)
6. Selama hari-hari terakhir hidup, mengantuk terkait dengan ketidakseimbangan elektrolit dapat menurunkan kebutuhan untuk sedasi. (T) 83 (44) 107 (56)
7. Kecanduan obat adalah masalah besar ketika morfin digunakan secara jangka panjang untuk manajemen nyeri. 55 (29) 135 (71)
(F)
8. Individu yang mengambil opioid juga harus mengikuti rejimen usus (pengobatan pencahar). (T) 107 (56) 83 (44)
9. Penyediaan perawatan paliatif membutuhkan detasemen emosional. (F) 62 (33) 128 (67)
10. Selama tahap terminal dari suatu penyakit, obat-obatan yang dapat menyebabkan depresi pernafasan sesuai untuk 84 (44) 106 (56)
pengobatan dyspnea berat. (T)
11. Pria umumnya mendamaikan kesedihan mereka lebih cepat daripada wanita. (F) 63 (33) 127 (67)
12. Filosofi dari perawatan paliatif kompatibel dengan itu pengobatan agresif. (T) 63 (33) 127 (67)
13. Penggunaan plasebo adalah tepat dalam pengobatan beberapa jenis nyeri. (F) 55 (29) 135 (71)
14. codeine dosis tinggi menyebabkan lebih banyak mual dan muntah dibandingkan morfin. (T) 106 (56) 84 (44)
15. Penderitaan dan rasa sakit fisik identik. (F) 74 (39) 116 (61)
16. Demerol (Pethidine) bukan merupakan analgesik efektif untuk mengendalikan rasa sakit kronis. (T) 89 (47) 101 (53)
17. Akumulasi kerugian membuat burnout tak terelakkan bagi mereka yang bekerja dalam perawatan paliatif. (F) 53 (28) 137 (72)
18. Manifestasi nyeri kronis berbeda dengan nyeri akut. (T) 138 (73) 52 (27.4)
19. Hilangnya hubungan yang jauh lebih mudah untuk menyelesaikan daripada hilangnya satu yang dekat atau intim. (F) 54 (28) 136 (72)
20. ambang Nyeri diturunkan oleh kelelahan atau kecemasan. (T) 83 (44) 107 (56)
Kesimpulan : Studi ini menunjukkan bahwa perawat Yordania yang bekerja di rumah
sakit pemerintah memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan paliatif.
pendidikan dasar dibutuhkan untuk semua perawat yang bekerja di rumah
sakit pemerintah.
Kritik jurnal :
Dalam jurnal ini, seharusnya bagian informasi umum, lokasi jordania tidak
perlu di lampirkan karena tidak mendukung atau mendasasri pada pengetahuan
perawat mengenai palliative care.
Dalam jurnal penjelasan instrumen harusnya di kembangkan lagi, karena
informasi terkait instrumen kurang di fahami.