2. Tujuan
a. Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun yang masuk
saluran pencernaan.
b. Mendiagnosa perdarahan lambung.
c. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy.
d. Membuang cairan atau partikel dari lambung.
e. Mengosongkan isi lambung.
(Kholida dan Nila.2013.Prosedur Praktik Keperawatan Medikal
Bedah.hlm : 87)
3. Indikasi :
a. Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu
b. Persiapan operasi lambung
c. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung
d. Tidak ada refleks muntah
e. Gagal dengan terapi emesis
f. Pasien dalam keadaan sadar
g. Persiapan untuk pembedahan
h. Perdarahan gastrointestinal
i. Kelebihan dosis obat-obatan
(Krisanty, Paula.2009.Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.hlm : 89)
4. Kontraindikasi :
a. Kumbah lambung tidak dilakukan secara rutin dalam penatalaksanaan
pasien dengan keracunan. Kumbah lambung dilakuakan ketika pasien
menelan substansi toksik yang dapat mengancam nyawa, dan prosedur
dilakukan dalak 60 menit setelah tertelan.
b. Kumbang lambung dapat mendorong tablet ke dalam duodenum selain
mengeluarkan tablet tersebut.
1
c. Kumbah lambung dikontraindikasikan untuk bahan-bahan toksik yang
tajam dan terasa membakar (risiko perforasi esophageal). Kumbah
lakukan tidak dilakukan untuk bahan toksik hidrokarbon (risiko
respirasi), misalnya: camphor, hidrokarbon, halogen, hidrokarbon
aromatik, pestisida.
d. Kumbah lambung dikontrindikasikan untuk pasien yang menelan
benda tajam dan besar.
e. Pasien tanpa gerak refleks atau pasien dengan pingsan (tidak sadar)
membutuhkan intubasi sebelum kumbah lambung untuk mecegah
inspirasi.
f. Pasien kejang
g. Tumor paru-paru
h. Menginsersi tube melalui nasal bila ada fraktur
i. Menelan alkali kuat
(Rosyidi, kholid.2013.Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. Hal 348)
5. Prosedur Pelaksanaan
Gastric Lavage Intermitten atau system terbuka.
1. Jelaskan prosedur kepada klien.
R : Meningkatkan efesiensi.
8. Ambil selang sonde lambung dan keluarkan air dari dalam selang.
2
R : memungkinkan cairan membersihkan slang.
3
17. Prosedur ini diulang sampai keluar cairan yang jernih (sesuai
dengan warna normal cairan lambung) dan tidak terlihat bahan
partikel
R : Cairan yang jernih menandakan bahwa lambung sudah bersih
18. Keluarkan selang lambung perlahan-lahan dengan cara menarik
sonde perlahan-lahan, kemudian selang dan corong dimasukkan
dalam kom.
R:
19. Beri air untuk kumur kepada klien, kemudian mulut dan sekitarnya
dibersihkan dengan tisu.
R : kebersihan hygiene pasien untuk menghindari infeksi
nosokomial pada pasien.
20. Angkat pengalas dan rapikan klien.
R : Menjaga kenyamanan klien.
21. Alat-alat dirapikan dan cuci tangan.
R : mempertahankan lingkungan yang rapi dan menghilangkan
mikroorganisme
22. Mencatat tindakan serta hasil termasuk jumlah dan jenis karakter
irrigant digunakan, output lambung dan jumlah, dan kondisi klien
dan toleransi dari prosedur.
R : untuk bukti bahwa tindakan sudah dilakukan dan untuk selalu
memonitor keadaan pasien setiap saat.
4
7. Perawat cuci tangan dan pakai sarung tangan.
8. Ambil selang sonde lambung dan keluarkan air dari dalam selang.
R:
5
fisiologis ke tabung nasogastrik menggunakan konektor Y , yang
disambungkan dengan drainase atau tabung hisap untuk menyambung
lengan lainnya dari konektor.
6
R : mempertahankan lingkungan yang rapi dan menghilangkan
mikroorganisme
20. Mencatat tindakan serta hasil termasuk jumlah dan jenis karakter
irrigant digunakan, output lambung dan jumlah, dan kondisi klien dan
toleransi dari prosedur.
R : untuk bukti bahwa tindakan sudah dilakukan dan untuk selalu
memonitor keadaan pasien setiap saat.
(Smith, Jean.2010.Buku Saku Prosedur Klinis Keperawatan Edisi 5. Hal
536)
7
6. Bila ada rintangan/hambatan pada saat memasang sonde, tidak boleh
dipaksakan
7. Catat reaksi pasien sebelum, sesaat, dan sesudah pelaksanaaan
prasat, waktu dan lamanya pelaksanaan prasat.
8. Jumlah cairan yang masuk dan keluar beserta warnanya
9. Petugas yang melaksanakan
(Paula dkk.2009.Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.hlm : 350)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Dilakukan melalui Primary Survey yang terdiri dari Airway (A),
Breathing (B), dan Circukation (C). setelah teratasi
dilakukan secondary surevy.
Umumnya A tidak ada masalah kecuali pada keracunan melalui
saluran pernafasan. B merupakan masalah yang paling sering yang
ditandai dengan sesak nafas. Sedangkan C pada keracunan makanan
jarang terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi.
b. Diare berhubungan dengan racun.
c. Nyeri abdomen akut berhubungan dengan agen cidera.
3. Implementasi
Posisikan pasien
Kriteria Hasil : untuk memaksimalkan
Batasan
8
Karakteristik : Mendemonstrasikan batuk efektif dan ventilasi
suara nafas yang bersih, tidak ada
Perubahan kedalaman sianosis dan dyspneu (mampu Identifikasi pasien
pernapasan mengeluarkan sputum, mampu perlunya pemasangan
bernafas dengan mudah, tidak ada alat jalan nafas buatan
Perubahan ekskursi pursed lips)
dada Pasang mayo bila
Menunjukkan jalan nafas yang paten perlu
Mengambil posisi tiga (klien tidak merasa tercekik, irama
titik nafas frekuensi pernafasan dalam Lakukan fisioterapi
rentang normal, tidak ada suara nafas dada jika perlu
Bradipneu abnormal)
Keluarkari sekret
Penurunan tekanan Tanda Tanda vital dalam rentang dengan batuk atau
ekspirasi normal (tekanan darah, nadi, suction
pernafasan)
Penurunan ventilasi Auskultasi suara
semenit nafas, catat adanya
suara tambahan
Penurunan kapasitas
vital Lakukan suction pada
mayo
Dipneu
Berikan bronkodilator
Peningkatan diameter bila perlu
anterior-posterior
Berikan pelembab
Pernapasan cuping udara Kassa basah
hidung
NaCl Lembab
Ortopneu
Atur intake untuk
Fase ekspirasi cairan,
memenjang mengoptimalkan
keseimbangan.
Pernapasan bibir
Monitor respirasi dan
Takipneu status O2
Penggunaan otot
9
aksesorius untuk Oxygen Therapy
bernapas
Bersihkan mulut,
hidung dan secret
trakea
Faktor Yang
Berhubungan : Pertahankan jalan
nafas yang paten
Ansietas
Atur peralatan
Posisi tubuh oksigenasi
10
medula spinalis Auskultasi Tekanan
Darah pada kedua
lengan dan
bandingkan
Monitor pola
pernapasan abnormal
Monitor sianosis
perifer
Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab
dan perubahan vital
sign
11
Diare
Batasan karakteristik
Kram
Ada dorongan
Psikologis
Ansietas
Situasional
12
Kontaminan
Penyalahgunaan laksatif
Radiasi, Toksin
Melakukan perjalanan
Slang makan
Fisiologis
Malabsorbsi
NOC
Bowel elimination
Fluid Balance
Hydration
Kriteria Hasil :
13
Menjelaskan penyebab diare dan rasional tindakan
Intervensi keperawatan :
NIC
Diarhea Management
Instruksikan pasien / keluarga untuk mencatat warna, jumlah, frekuensi dan konsistensi
dari feses
Instruksikan pasien untuk makan rendah serat, tinggi protein dan tinggi kalori jika
memungkinkan
14
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan IntervensiKeperawatan
Kriteria Hasil
15
mondar-mandir mencari orang lain nyaman setelah pencahayaan dan kebisingan
dan atau aktivitas lain, aktivitas nyeri berkurang
yang berulang) Kurangi faktor presipitasi
nyeri
Mengekspresikan perilaku (mis,
gelisah, merengek, menangis) Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
Masker wajah (mis, mata kurang farmakologi dan inter
bercahaya, tampak kacau, gerakan personal)
mata berpencar atau tetap pada
satu fokus meringis) Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
Sikap melindungi area nyeri
Ajarkan tentang teknik non
Fokus menyempit (mis, gangguan farmakologi
persepsi nyeri, hambatan proses
berfikir, penurunan interaksi Berikan anaIgetik untuk
dengan orang dan lingkungan) mengurangi nyeri
Tentukan lokasi,
Faktor Yang Berhubungan : karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
Agen cedera (mis, biologis, zat pemberian obat
kimia, fisik, psikologis)
Cek instruksi dokter tentang
16
jenis obat, dosis, dan frekuensi
17
DAFTAR PUSTAKA
18
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
KUMBAH LAMBUNG (GASTRIC LAVAGE)
Di Susun Oleh:
(........................................) (.............................................)
19