Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah masa dimana tubuh ibu hamil mengalami

perubahan fisik dan psikis akibat peningkatan hormon kehamilan. Adanya

perubahan hormonal tersebut menyebabkan emosi wanita sangat berfluktuasi

selama masa kehamilan sehingga ibu hamil merasa sedih, mudah tersinggung,

marah atau sebaliknya sangat senang tanpa alasan yang jelas. Kehamilan. Oleh

karena itu, kehamilan dan persalinan merupakan perjuangan yang berat bagi

setiap wanita, tidak terlepas dari rasa takut dan rasa sakit.2

Kecemasan kehamilan adalah suatu kondisi dimana adanya perasaan

khawatir dan takut terhadap objek yang belum jelas hubungannya dengan

kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Angka kejadian kecemasan

kehamilan sekitar 7-20 persen di negara maju dan lebih dari 20 persen di

negara berkembang. Ketakutan yang tidak terkendali akan kehamilan dapat

berdampak negatif pada jalannya kehamilan dan waktu setelah melahirkan.

Kecemasan dikaitkan dengan peningkatan hipertensi individu, oleh karena itu

berbahaya untuk kehamilan. Kecemasan kehamilan juga memprediksi tingkat

stres yang tinggi dalam tiga bulan pertama setelah melahirkan.3

Seorang ibu yang baru pertama kali hamil merasa senang dan semakin

penasaran dengan dirinya dan perubahannya

pertumbuhan embrio. Pada saat yang sama, ibu hamil juga memiliki perasaan

cemas.4 Faktor penyebab tersebut menjadi pemicu terbentuknya kondisi yang

1
tidak nyaman sehingga terjadi ketidakseimbangan antara untuk menerima

ataupun menolak berbagai perubahan dalam proses adaptasi ibu

pada kehamilannya.5

Kecemasan ibu pada trimester ketiga kehamilan paling sering dialami

oleh ibu yang baru pertama kali hamil dan ibu hamil banyak.5 World Health

Organization(WHO) menyebutkan bahwa 10% dari ibu hamil dan 13%

dari ibu postpartum diseluruh dunia mengalami gangguan kesehatan

mental, dengan bentuk yang paling umum berupa kecemasan . Negara

berkembang memiliki prevalensi yang 15,6% selama kehamilan dan 19,8%

kelahiran 6.

Kecemasan dan depresi mencapai sekitar 7-20% di negara maju,

sekitar 20% di negara berkembang (Amriani, 2019), di Indonesia 373.000.000

ibu hamil menderita kecemasan. Ada 107.000 (28,7%) ibu hamil di Indonesia

yang takut melahirkan. Semakin tinggi tingkat kecemasan ibu, semakin tinggi

pula kadar kortisolnya. Kortisol dapat menyebabkan risiko persalinan lama,

persalinan, operasi caesar, keguguran, gangguan pertumbuhan janin, kelahiran

prematur, berat badan lahir rendah, risiko alergi dan sistem kekebalan tubuh

yang melemah.7

Meningkatnya hormon Kortisol melumpuhkan sistem imun, membuat

tubuh ibu hamil rentan terhadap berbagai penyakit dan gangguan, seperti

gangguan jantung, tekanan darah tinggi, saluran cerna, preeklampsia,

eklampsia, dll. Hormon kortisol mencapai plasenta dan akhirnya janin melalui

pembuluh darah dan dapat membatasi aliran darah ke rahim, yang dapat

2
memperlambat perkembangan bayi. Ibu hamil yang mengalami kecemasan dan

distres saat hamil dapat melahirkan bayi yang perkembangan fisiknya

terganggu, sangat mungkin melahirkan bayi yang kesehatan mentalnya

terganggu pada bayi.8

Jika kecemasan selama kehamilan tidak ditangani sesegera mungkin,

itu akan berdampak negatif bagi ibu dan janin. Efeknya pada ibu memicu

kontraksi rahim yang berujung pada kelahiran prematur, keguguran dan

depresi. Akibat dari kondisi tersebut, tekanan darah dapat meningkat, yang

dapat menyebabkan pre-eklampsia dan keguguran.9 Maka, yang diperlukan

adalah intervensi psikologis yang dapat mengurangi kecemasan. Intervensi

psikologis yang dapat mengurangi kecemasan yaitu terapi perilaku kognitif

(CBT) efektif digunakan untuk menurunkan kecemasan.10

Upaya yang dapat dilakukan dengan mindfulness 8 sesi latihan

Intervensi mindfulness efektif dalam mengurangi kecemasan pada ibu trimester

3 dan termasuk teknik yang menyebabkan keadaan otak seseorang berubah

menjadi keadaan gelombang alfa. Ketika otak seseorang berada dalam

gelombang alfa, itu mengurangi kecemasan dan meningkatkan perasaan tenang

dan positif dengan nilai pvalue <0,05. Penurunan tingkat kecemasan dapat

dilakukan dengan memberikan intervensi mindfulness based cognitive therapy

melalui Meditasi dan pendekatan kognitif yang melibatkan individu untuk

menjalani proses belajar dalam mengembangkan kesadaran akan pikiran dan

perasaan negatif.

3
Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT) membantu

meningkatkan kesadaran diri dan penerimaan diri. Terapi ini dapat

meningkatkan kesadaran bagaimana pikiran bekerja dalam aktivitas sehari-hari

dan mampu mengendalikan kesadaran pikiran, perasaan dan gerak tubuh. tubuh

yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan dan hormon kortisol dalam

tubuh.11

Hidroterapi air panas kaki adalah kondisi dimana kaki bersentuhan

langsung dengan air panas. Rendam kaki Anda dalam air panas dengan suhu

380-390 C (Fitria Hikmatul Ulya1, Yuniarti Purnaningrum2). Hidroterapi

melibatkan perendaman kaki dalam air panas bersuhu 38-400ºC selama 10-20

menit dengan tujuan melebarkan pembuluh darah, sehingga sirkulasi darah

lancar untuk memungkinkan otot rileks dan mengurangi kecemasan, merendam

kaki dalam air panas efektif. secara permanen menurunkan tekanan darah -

penurunan tekanan darah rata-rata 10 mmHg pada tekanan darah sistolik dan

sekitar 9 mmHg pada tekanan darah diastolik, meningkatkan sirkulasi darah,

mengurangi pembengkakan, meningkatkan relaksasi otot, menyehatkan

jantung, mengendurkan otot, meredakan stres dan kecemasan, meredakan nyeri

. , meningkatkan permeabilitas kapiler dan menghangatkan tubuh dengan nilai

pvalue <0,05.12 Terapi rendam air hangat menurunkan kecemasan dan kadar

kortisol 66,67% tidak takut dan 33,33% agak takut. 13

Untuk memberikan dampak yang intervensi yang lebih maksimal

peneliti akan mengkombinasikan mindfulness based cognitive therapy (MBCT)

dan hidroterapi rendam air hangat dapat mempengaruhi Kecemasan dan

4
hormon kortisol pada ibu hamil. Terapi kognitif berbasis mindfulness (MBCT)

dapat menurunkan kecemasan pada primipara, dan hidroterapi kaki air panas

merupakan terapi yang memiliki efek terapeutik karena air panas memiliki efek

fisiologis pada tubuh. Efek ini dapat mempengaruhi oksidasi jaringan, yang

menghambat kekuatan otot, mengurangi rasa sakit, menenangkan pikiran dan

merilekskan tubuh dengan mempengaruhi tingkat kecemasan dan kadar

hormon kortisol. 13

Kombinasi mindfulness based cognitive therapy (MBCT) dan

hidroterapi rendam air hangat dapat hangat dapat menyegarkan, menenangkan

pikiran dan tubuh serta sangat dilakukan dalam tempo sangat cepat

memberikan efek14. Berdasarkan informasi dan latar belakang di atas, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang topik ini “Kombinasi Mindfulness

Base Cognitive Therapy (MBCT) dan teknik hidroterapi rendam kaki air

hangat terhadap tingkat kecemasan dan kadar hormon kortisol pada ibu hamil

trimester 3”

B. Rumusan Penelitian

Kecemasan adalah gangguan mental umum yang terjadi selama

kehamilan. Selain itu, kehamilan juga mengandung risiko bagi jiwa dan raga,

terutama saat melahirkan. Oleh karena itu, kehamilan dan persalinan

merupakan perjuangan yang berat bagi setiap wanita yang tidak lepas dari rasa

takut dan rasa sakit. Faktor penyebab tersebut menjadi pemicu terbentuknya

kondisi yang tidak nyaman sehingga terjadi ketidakseimbangan antara

5
untuk menerima ataupun menolak berbagai perubahan dalam proses

adaptasi ibu pada kehamilannya. MBCT menggabungkan teknik perilaku

kognitif dengan strategi mindfulness untuk membantu orang lebih memahami

dan mengelola pikiran dan emosi mereka untuk mengurangi perasaan depresi.

Mandi kaki air panas merupakan pengobatan dengan efek terapeutik, karena air

panas memiliki efek fisiologis pada tubuh. Oleh karena itu terapi ini menjadi

aternatif dalam menurunkan masalah tersebut. Berdasarkan fenomena rumusan

masalah yaitu “ Bagaimana efektifitas kombinasi Mindfulness Base Cognitive

Therapy (MBCT) dan teknik hidroterapi rendam kaki air hangat terhadap

tingkat kecemasan dan kadar hormon kortisol pada ibu hamil trimester 3?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk evektifitas kombinasi Mindfulness Base Cognitive Therapy (MBCT)

dengan terapi rendam kaki air hangan terhadap kecemasan dan kadar

hormon kortisol pada ibu hamil trimester III.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk kombinasi Mindfulness Base Cognitive Therapy (MBCT) dengan

rendam kaki air hangan terhadap kecemasan pada ibu hamil trimester 3

b. Untuk mengetahui kombinasi Mindfulness Base Cognitive Therapy

(MBCT) dengan terapi rendam kaki air hangan terhadap kadar hormon

kortisol pada ibu hamil trimester 3

6
c. Untuk mengetahui kombinasi Mindfulness Base Cognitive Therapy

(MBCT) dengan terapi rendam kaki air hangan terhadap kecemasan dan

kadar hormon kortisol pada ibu hamil trimester 3

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu Hamil

Informasi diberikan pada ibu hamil tentang Mindfulness Base Cognitive

Therapy (MBCT) untuk mengurangi kecemasan dan kadar hormon kortisol

pada ibu hamil trimester 3, sehingga bisa diterapkan oleh ibu hamil

trimester 3 dengan aman dan nyaman.

2. Bagi Pelayanan Kebidanan

Menambah informasi dan pengetahuan dalam pelayanan kebidanan cara

mengurangi kecemasan dan kadar hormon kortisol pada ibu hamil trimester

3 menggunakan terapi non farmakologi, yaitu menggunakan Mindfulness

Base Cognitive Therapy (MBCT).

3. Peneliti

a. Dapat menambah pengetahuan peneliti terkait Mindfulness Base

Cognitive Therapy (MBCT) Dengan Terapi Kaki Air Hangat Terhadap

Tingkat Kecemasan Dan Kadar Hormon Kortisol Pada Ibu Hamil

Trimester III

b. Menghasilkan inovasi berupa alat edukasi modul tentang Mindfulness

Base Cognitive Therapy (MBCT) Dengan Terapi Kaki Air Hangat

7
Terhadap Tingkat Kecemasan Dan Kadar Hormon Kortisol Pada Ibu

Hamil Trimester III

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian sebelumnya ditunjukkan pada tabel berikut

Tabel 1.1
Penelitian Yang Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Metode Hasil
1. Indra Maulana, Intervensi Mbct Penelitian Hasil pencarian
Hendrawati, (Mindfulness- menggunakan studi menemukan 8 artikel
Iceu Amira, Based literature review yang membahas
Sukma Senjaya Cognitive dengan literature kemampuan
Therapy) Pasien review dilakukan pada pengurangan
Ansietas: A database Pubmed, kecemasan dari
Scoping ScienceDirect, berbagai populasi
Review, CINAHL, Proquest dan jenis MBCT.
20 Intervensi ini tidak
hanya dapat
mengurangi
kecemasan, tetapi
juga mengurangi
depresi, kecemasan,
disfungsi dan
kelelahan, serta
meningkatkan
regulasi emosional
adaptif dan
kesejahteraan
psikologis.
2. Deacy Anindya Mindful-Based single case Hasil penelitian
Putri, Elly Cognitive experiment. dianalisis dengan
Yuliandari Therapy analisis tren.
Gunatirin (MBCT) dan Akibatnya, kedua
,2020 Self-Awareness peserta mengalami
Menurunkan lebih sedikit
Kecemasan Ibu kecemasan sebelum
Hamil melahirkan dan
Primipara peningkatan harga
diri setelah intervensi
MBCT.
3. Deasy Anastasia Pengaruh desain quasi Berdasarkan hasil
Labu Ipi1, Hidroterapi experimental control analisis efek
Herliana (Rendam Kaki times series. diketahui bahwa
Monika Azi Air Hangat) pada kelompok

8
Djogo, Yohanes Terhadap eksperimen diperoleh
Dion Kecemasan Ibu nilai p-value 0,001
, 2022 Hamil yang berarti bahwa
Trimester 3 Di perlakuan pada
Wilayah Kerja kelompok
Puskesmas eksperimen
Oesapa Kota berpengaruh
Kupang terhadap kecemasan
ibu hamil trimester
III, dan pada
kelompok
eksperimental
kelompok kontrol, p-
Score 0,109 yang
berarti pemberian
hydrotherapy pads
(hot foot bath) pada
trimester ketiga tidak
berpengaruh
terhadap kecemasan
pada sepertiga ibu
hamil.
4. Wenny Pengaruh Terapi quasy experiment hasil analisa
Nugrahati Rendam Kaki dengan menerima nilai p
Carsita, Ade Air Hangat metode pre test dan 0,000 (α <0,05),
Riski Ditambah post test group design menunjukkan bahwa
Herlangga, Garam Terhadap without control. terapi tersebut
Neneng Tingkat Stres efektif.
Ratnanengsih Pekerja Di PT X Mandi kaki dan
Puspitasari garam untuk
menghilangkan stres
persalinan
5 Robiyanto, Pengaruh quasi experimental Berarti terdapat
Sartika, & mindfulness dengan one group perbedaan Penurunan
Qodariah, 2019 based cognitive pretest-posttest design. Kecemasan Sosial
therapy Pada Mahasiswa
Terhadap Kedokteran
Penurunan
Kecemasan
Sosial Pada
Mahasiswa
Kedokteran
6 Putri dan Pengaruh Metode single case Berarti terdapat
Gunatirin, 2020 mindfulness experiment perbedaan Pengaruh
based cognitive terapi kognitif
therapy berbasis mindfulness
(MBCT) (MBCT) dan
Dengan Self – kesadaran diri
Awareness terhadap kecemasan
Terhadap Ibu Hamil Primipara

9
Kecemasan Ibu
Hamil
7 Dwi Sudaryani Asuhan studi kasus. Perbedaan
(2017) keperawatan penelitian
penerapan dengan
teknik distraksi penelitian
relaksasi (nafas sebelumnya
dalam) untuk adalah jumlah
menurunkan sampel
tingkat penelitian,
kecemasan pada sampel
ibu hamil penelitian
dengan pre- sebelumnya
adalah pasien
eklmpsia berat
hipertensi
sedangkan
penelitian ini
khusus untuk
ibu hamil
dengan
hipertensi
gestasional.

No Nama Peneliti Judul Metode Hasil

8 Esther Non- Metode quasy Intervensi paling


Domínguez- pharmacologica experimental study efektif Untuk
Solís, l terdahulu mengurangi
Marta interventions Kecemasan adalah
Lima-Serrano, to reduce Dilakukan salah satu
Joaquín anxiety Selama kehamilan
Salvador in pregnancy, Atau selama pasca
Lima-Rodríguez labour and persalinan.
2021 postpartum:
systematic
review
9 Sayeda Mindfulness Sampel purposive Studi menyimpulkan
Mohamed Based terdiri dari 30 ibu bahwa program
Mohamed , Intervention hamil intervensi berbasis
Nadia Bassuoni Program on dengan risiko tinggi mindfulness efektif
Elsharkawy, Anxiety and mengalami kecemasan dengan ibu hamil
Mohamed Depressive dan gejala depresi tentang pengurangan
Hammam Awad Symptoms yang dikonfirmasi oleh kecemasan dan
2017 among dokter kandungan depresi. Studi
Pregnant senior sesuai lembar tersebut
Women skrining merekomendasikan
untuk ibu hamil risiko bahwa, ada

10
tinggi. Sampel dibagi kebutuhan
secara acak menjadi besar untuk
dua kelompok; melakukan tindak
kelompok studi dan lanjut jangka panjang
kontrol (15 masing- untuk mengevaluasi
masing). efek dari program
intervensi berbasis
Mindfulness pada
hasil
terkait kehamilan
yang berbeda seperti
kesejahteraan
emosional,

Perbedaan penelitian saya dengan penelitian sebelumnya lain yaitu :

1. Jenis penelitian : penelitian yang dilakukan menggunakan desain true

eksperiment dengan rancangan pre test- post est with control group. Perbedaan

dengan penelitian Indra Maulana, Hendrawati, Iceu Amira, Sukma Senjaya,

2022 adalah desain yang digunakan menggunakan literatur review.

2. Variabel penelitian : Variabel yang saya gunakan adalah variabel Mindfulness

Based Cognitive Therapy (MBCT) dan terapi hidroterapi dan variabel

terikatnya kecemasan dan kadar hormon kortisol pada ibu ibu hamil trimestrer

F. Ruang Lingkup

1. Keilmuan

Penelitian dilakukan pada bidang kebidanan khususnya ibu hamil.

2. Ruang Lingkup Variabel

Mindfulness Based Cognitive Therapy (MBCT) dan terapi hidroterapi

merupakan variabel bebas, kecemasan dan kadar hormon kortisol variabel

terikat.

11
3. Ruang Lingkup Subjek

Ibu hamil trimester 3 menjadi subjek dalam penelitian ini.

4. Ruang Lingkup Lokasi

Lokasi pengambilan kasus dalam penelitian ini yaitu di Kota Lampung

5. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini akan di mulai bulan November- April 2022.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Pada dasarnya, kecemasan adalah keadaan psikologis seseorang

yang dipenuhi dengan ketakutan dan kecemasan, di mana muncul perasaan

takut dan khawatir akan sesuatu yang tidak diketahui. Kecemasan berasal

dari bahasa Latin (anxius) dan bahasa Jerman (anst), yaitu kata yang

digunakan untuk menggambarkan efek samping dan rangsangan

fisiologis.15 Kecemasan adalah keadaan emosional yang terjadi ketika

seseorang stres dan kewalahan Perasaan tegang, pikiran membuat seseorang

. merasa cemas dan memiliki reaksi fisik (jantung berdetak kencang,

tekanan darah naik, dll.).16

12
Ketakutan adalah ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi, yang

disebabkan oleh antisipasi bahaya, dan merupakan sinyal yang membantu

orang mempersiapkan diri untuk mengambil tindakan terhadap ancaman.

Kecemasan juga merupakan keadaan di mana perilaku diwakili oleh

keadaan emosional yang disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang tidak

nyaman..4

Kecemasan adalah keadaan emosional yang tidak nyaman, seperti B.

Depresi sebelum kesulitan sebelum kesulitan muncul, ditandai dengan

kegembiraan fisiologis, perasaan tegang, yang tidak;

perasaan senang, cemas atau gelisah, kecemasan dan ketakutan terhadap

situasi tertentu. Secara umum, rasa takut memiliki efek positif dalam

kehidupan manusia karena mampu mengeluarkan kekuatan kognitif dan

motorik untuk dapat memberikan respon yang sesuai hingga sumber

kecemasan dapat dihilangkan.17

2. Aspek Kecemasan

Kecemasan terdapat tiga aspek yaitu18:

a. Fisik. Ketakutan fisik ini ditandai dengan gejala-gejala berikut:

Tangan atau anggota badan gemetar, keringat berlebih, telapak tangan

berkeringat, pusing atau pingsan, sulit berbicara, sulit bernapas, jantung

berdebar atau jantung berdebar, suara gemetar, pusing atau merasa lemah

atau mati rasa.

b. Dalam tingkah laku. Ketakutan ini ditandai dengan perilaku menghindar,

13
perilaku bergantung atau tergantung, perilaku marah, atau

kepekaan/mudah tersinggung.

c. kognitif Ketakutan ini ditandai dengan gejala-gejala berikut:

Cemas, khawatir akan sesuatu, perasaan marah, takut atau khawatir akan

sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Percaya bahwa sesuatu yang

buruk sedang terjadi tanpa penjelasan yang jelas, atau takut kehilangan

kendali, atau takut tidak mampu mengatasi masalah, atau membayangkan

bahwa semuanya di luar kendali, atau sulit berkonsentrasi atau

konsentrasi.

Peneliti menyimpulkan bahwa aspek ketakutan terdiri dari aspek

psikologis yang juga melibatkan respon afektif kegelisahan, gugup,

tegang, cemas, rasa tidak aman, rasa khawatir yang berlebihan. Tidak

hanya aspek psikologis, kecemasan juga meliputi aspek secara fisik yang

mana aspek ini mempengaruhi kondisi fisik pada setiap individu seperti

halnya kegugupan, tangan dan tubuh gemetar, telapak tangan berkeringat,

pingsan, sulit berbicara, jantung berdebar kencang, jari-jari atau anggota

tubuh terasa dingin, pusing, merasa lemas, kerongkongan terasa tersekat,

leher dan punggung terasa kaku, panas dingin, sering buang air kecil, pipi

atau wajah terasa memerah sensitif dan mudah marah. Setelah aspek

psikologi dan fisik, aspek kecemasan juga meliputi kognitif, sosial dan

juga perilaku (behavioral). Seluruh aspek tersebut memiliki keterkaitan

satu sama lainnya dalam melihat gejala dari kecemasan setiap individu.

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

14
Terdapat dua faktor yang menimbulkan kecemasan, yaitu19:

a. sebuah. Pengalaman masa lalu yang negatif. Alasan utama munculnya

kecemasan di masa kanak-kanak adalah munculnya perasaan tidak

menyenangkan tentang peristiwa yang mungkin terulang kembali di

masa depan. Ketika orang menghadapi situasi yang sama dan juga

menyebabkan ketidaknyamanan seperti gagal dalam ujian.

b. Pikiran terbagi dalam empat bentuk, yaitu19:

1) Kegagalan katastropik, adanya asumsi dari individu sesuatu yang

buruk akan terjadi pada dirinya. Individu mengalami kecemasan

serta perasaan ketidakmampuan dan ketidaksanggupan dalam

mengatasi permasalahannya.

2) Perfeksionisme, individu mengharapkan dirinya berperilaku

sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Individu menjadikan

ukuran kesempurnaan sebagai objek dan sumber yang dapat

memberikan inspirasi

3) Generalisasi tidak tepat, yaitu generalisasi berlebihan, ini pada orang

yang memiliki pengalaman.

Peneliti menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang terdapat pada

kecemasan meliputi faktor individu yang berkaitan dengan keyakinan

masing-masing individu terhadap kemampuannya sendiri, seperti: B.

bagaimana setiap orang dapat menentukan tujuan hidupnya atau bahkan

lebih takut akan sesuatu yang belum terjadi. Ke depan, hal ini juga

terkait dengan bagaimana setiap orang dapat mempercayai dirinya

15
sendiri.16 Faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah faktor

lingkungan, dan faktor lingkungan tersebut sangat mempengaruhi

kondisi mental setiap individu. Ini termasuk dukungan emosional yang

rendah dari orang lain, membuat orang merasa tidak dicintai, kurang

cinta, dukungan dan semangat. Kondisi ini juga mempengaruhi kondisi

bahwa setiap orang dapat mengalami kecemasan 20 Selain faktor

individu, faktor lingkungan, faktor kecemasan juga termasuk

pengalaman masa lalu yang negatif yang dapat menimbulkan

kecemasan salah satunya adalah rasa takut dan khawatir yang

berlebihan terhadap kejadian yang tidak menyenangkan di masa depan.

diulang. masa depan. Kondisi ini juga menimbulkan pola pikir irasional

yang menimbulkan gejala kecemasan pada setiap individu.21

Pada gilirannya, dari berbagai faktor yang telah dijelaskan di

atas, dapat disimpulkan bahwa faktor kecemasan tersebut juga sangat

mempengaruhi kecemasan selama kehamilan. Salah satunya adalah

faktor lingkungan, faktor lingkungan berpengaruh kuat terhadap

kecemasan pada ibu hamil. Kondisi ini berkaitan dengan dukungan

suami atau keluarga yang dapat menjaga dan selalu mendukung selama

masa kehamilan karena dukungan lingkungan terutama suami sangat

penting dalam kondisi ibu hamil.22

4. Kecemasan Pada Ibu Hamil

Kecemasan merupakan manifestasi dari berbagai proses emosi

campur aduk yang terjadi ketika seseorang mengalami tekanan (frustrasi)

16
dan konflik internal (konflik). Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman

atau ketakutan yang samar dan intens. Ini terjadi sebagai respons terhadap

sesuatu yang dialami orang tersebut.22

Kecemasan dapat bertahan dan bahkan meningkat tanpa adanya

situasi yang mengancam. Ketika rasa takut berlebihan, hal itu berdampak

negatif pada pikiran dan tubuh, dan juga menyebabkan ketidakpedulian

pada orang yang mengalaminya. Alasan utama mengapa ibu hamil takut

akan proses persalinan adalah kondisi yang mungkin timbul selama

persalinan seperti persalinan, keselamatan ibu dan anak selama persalinan,

pembiayaan pascapersalinan, dan kemampuan ibu untuk melahirkan.

normal atau dengan operasi SC.23

Kekhawatiran dan ketakutan ibu hamil yang tidak ditanggapi

secara serius akan mempengaruhi aspek fisik dan mental ibu hamil. Fisik

dan mental merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mempengaruhi

satu sama lain. Jika kondisi fisik kurang baik, maka berdampak negatif

pada proses berpikir, suasana hati dan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Gejala kecemasan pada wanita hamil berdampak negatif pada hubungan

antara ibu dan janin. Kecemasan selama kehamilan menyebabkan masalah

yang terus-menerus pada beberapa wanita mengembangkan perasaan cinta

untuk bayinya, serta perasaan kurang cinta, penolakan, ketidakpedulian

dan dorongan. membahayakan bayi mereka. Dari penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa ibu hamil mengalami kecemasan, jika tidak ditangani

akan berdampak negatif pada kondisi janin dan keadaan psikologis ibu.24

17
5. Faktor – faktor Kecemasan pada Ibu Hamil

Faktor-faktor lainnya dapat mempengaruhi kecemasan ibu hamil

meliputi24:

A. Umur

Umur mempengaruhi kematangan kepribadian individu. Individu yang

matang yaitu yang memiliki kematangan kepribadian sehingga akan

lebih sukar mengalami gangguan akibat stres, sebab individu yang

matang mempunyai daya adaptasi yang besar terhadap stressor yang

timbul. Sebaliknya individu yang berkepribadian tidak matang akan

bergantung dan peka terhadap rangsangan sehingga sangat mudah

mengalami kecemasan akibat adanya stressor. Usia aman ibu hamil

adalah antara 20-35 tahun dan usia beresiko yakni usia kurang dari 20

tahun atau ibu dengan usia lebih dari 35 tahun dengan frekuensi

melahirkan lebih dari 4 kali dan jarak antara kelahiran kurang dari 24

bulan, kriteria tersebut merupakan kelompok beresiko tinggi terhadap

kehamilan. Ketika usia bertambah, maka semakin matang pula

seseorang dalam menentukan pilihan, faktor lain yaitu pengalaman

individu. Kehamilan ibu dengan usia beresiko dapat menjadi

penyebab rasa cemas ibu.25

b. Umur kehamilan

Masa kehamilan terbagi menjadi tiga periode yaitu, masa

kehamilan trimester pertama 0-12 minggu, masa kehamilan trimester

18
kedua 13-24 minggu, dan masa kehamilan trimester ketiga 28-40

minggu. Pada trimester kedua, kecemasan ibu akan kehamilannya

berkurang, begitu pula dengan teori bahwa ibu berada pada trimester

kedua mulai mampu untuk melindungi dan menyediakan kebutuhan

bagi janin. Perasaan cemas ibu hamil akan semakin akut dan intensif

seiring dengan mendekatnya kelahiran bayi pertama. Ibu hamil

trimester 3 yang tidak dapat melepas rasa cemas dan takut sebelum

melahirkan akan melepas hormone katekolamin (hormon stress)

dalam konsentrasi tinggi yang dapat mengakibatkan nyeri persalinan

meningkat, persalinan lama, dan terjadi ketegangan pada saat

menghadapi persalinan.16

c. Status pendidikan

Pendidikan adalah kegiatan atau pembelajaran yang

berlangsung dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Dalam arti

yang lebih luas, pendidikan dijelaskan sebagai mencakup semua

proses kehidupan dan semua interaksi individu dengan lingkungan,

baik formal maupun informal. Tingkat pendidikan seseorang

mempengaruhi kemampuannya berpikir. Semakin tinggi tingkat

pendidikan, semakin mudah individu berpikir rasional dan menyerap

informasi baru. Keterampilan analitis memudahkan individu untuk

menggambarkan masalah baru. Situasi pendidikan dapat dibagi

menjadi tiga bagian yaitu24 :

1) SD dan SMP

19
2) SMA/SMK

3) Diploma dan Sarjana

Tingkat pendidikan yang terkendali dapat meningkatkan

pengetahuan kesehatan, sehingga diharapkan semakin tinggi

pendidikan maka semakin banyak informasi yang dimiliki tentang

kehamilan dan perubahan selama kehamilan serta cara memanfaatkan

pelayanan kesehatan yang ada. Ibu yang berpendidikan tinggi lebih

mengetahui tentang kehamilannya dan lebih mampu mengatasi

kecemasan selama kehamilan. Menurut penelitian, orang yang

berpendidikan tinggi dapat bereaksi lebih rasional daripada orang

yang kurang berpendidikan atau tidak berpendidikan. Tingkat

pengetahuan juga dapat mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil,

baik pada kehamilan pertama maupun kehamilan ganda. Ibu hamil

trimester ketiga dengan pendidikan rendah atau tinggi memiliki

peluang yang sama untuk mengalami ketakutan akan persalinan,

karena ketakutan yang timbul tidak hanya bergantung pada

pendidikannya, tetapi juga pada pengetahuan, pergaulan dan

keluarga.26.

d. Dukungan social

Dukungan sosial merupakan salah satu faktor yang

berkorelasi dengan munculnya kecemasan. Dukungan sosial

mengacu pada dukungan material dan mental antara individu dan

pertukaran sumber daya material dan mental antara individu untuk

20
memenuhi kebutuhan sosial mereka. Dukungan sosial, termasuk

dukungan obyektif dan subyektif tingkat tinggi, menunjukkan

bahwa stres memainkan peran protektif selama kehamilan. Peran

keluarga dan suami sangat erat kaitannya dengan dukungan sosial

ibu hamil di masa pandemi. Selain peran keluarga, tenaga

kesehatan harus berupaya meningkatkan dukungan sosial bagi ibu

hamil untuk mengurangi kecemasan.20

Hubungan sosial yang baik dan kesehatan mental secara

langsung mendorong perilaku kesehatan yang positif, meningkatkan

emosi dan regulasi emosi yang positif, dan secara tidak langsung

mengurangi kecemasan pada ibu hamil. Beberapa penelitian

menyatakan bahwa efek isolasi mandiri telah meningkatkan fungsi

keluarga, termasuk dukungan sosial yang saling menguatkan dari

anggota keluarga saat dibutuhkan. Saat ini penting untuk mengambil

tindakan dini untuk meningkatkan fungsi keluarga yang sehat selama

pandemi masih berlangsung untuk mengurangi kecemasan bagi

semua orang yang terkena dampak pandemi, termasuk ibu hamil..

B. Hormon Kortisol Dalam Kehamilan

1. Pengertian Kadar Kortisol

Kortisol adalah hormon steroid utama yang disintesis dari

kolesterol dan diproduksi oleh zona fasciculata di korteks adrenal.

Kortisol dikenal sebagai efektor terminal hipotalamus-hipofisis-

adrenal (HPA). Kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenal dan

21
merupakan sinyal penting dalam mengaktifkan sumbu hipotalamus-

hipofisis-adrenal (HPA)27

2. Struktur Hormon Kortisol

Gambar 2. 1. Struktur kimia hormon kortisol

Struktur kimia hormon kortisol adalah C21H30O5. Mekanisme

sintetik hormon kortisol bersifat enzimatik dan terjadi di korteks

adrenal dengan kolesterol sebagai komponen utamanya. Berdasarkan

jenis kelarutannya, hormon kortisol digolongkan sebagai hormon yang

tidak larut dalam air (hidrofobik), sehingga hormon ini dapat masuk ke

dalam sel target melalui mekanisme difusi langsung melalui membran

sel.

Produksi kortisol dikendalikan oleh tiga perintah, yaitu

corticotropin-releasing hormone (CRH) dari hipotalamus, yang

merangsang pelepasan adenocorticotropin-releasing hormone (ACTH)

dari kelenjar hipofisis anterior. ACTH kemudian merangsang pelepasan

kortisol dari korteks adrenal, khususnya di daerah fasciculata dan

22
retikuler.28

3. Peran Kortisol Dalam Kehamilan

Selain ephinephrine sejumlah hormon terlibat dalam kecemasan. Respon

hormon yang pre domonal adalah pengaktifan system CRH-ACTH-

cortisol. Peran kortisol dalam membantu tubuh mengatasi kecemasan,

diperkirakan berkaitan dengan efek metaboliknya. Mempunyai efek

metabolik yaitu meningkatkan konsentrasi gula darah dengan

menggunakan simpanan protein dan lemak. Suatu anggapan yang logis

bahwa peningkatan simpanan glukosa, asam amino dan asam lemak

tersedia untuk digunakan apabila diperlukan, misalnya dalam keadaan

stres (dian)

4. Fungsi Hormon Kortisol

Fungsi utama hormon kortisol adalah meningkatkan suplai

glukosa ke jaringan, terutama otak dan jantung. Kortisol berfungsi

terutama sebagai respons tubuh terhadap stres. Berbagai kondisi stres

mempengaruhi otak untuk mengeluarkan corticotropin-releasing

hormone dari hipotalamus, yang kemudian merangsang proses

pelepasan adnecorticotropin-releasing hormone. Hormon ini bekerja

pada korteks adrenal, merangsang sintesis dan pelepasan kortisol.28

Pelepasan kortisol mempengaruhi metabolisme dengan menjaga

gula darah selama aktivitas fisik, kortisol juga merangsang hati untuk

menghasilkan enzim yang terlibat dalam glikogenesis dan glikogenesis.

Kortisol memainkan peran penting dalam pengaturan tekanan darah.

23
Selain efek metabolisme, antiinflamasi, dan imunosupresif, hormon

kortisol juga memiliki efek permisif terhadap aktivitas hormon lainnya.

Sekresi hormon kortisol terjadi pada siang hari, sekresi tertinggi pada

pagi hari dan terendah pada sore hari. Pengaturan ini dibuat oleh

hipotalamus dan tidak dipengaruhi oleh ada tidaknya stres. Waktu

bangun, aktivitas fisik, dan stres dapat memengaruhi kadar kortisol.29

Dengan stres kronis, kelebihan kortisol memperburuk hal-hal

seperti kekebalan yang melemah, tekanan darah tinggi, dan masalah

jantung. Efek yang ditimbulkan oleh kortisol memungkinkan seseorang

untuk bertahan hidup selama masa-masa kritis seperti stres fisik dan

psikologis. Namun, stres jangka panjang justru menimbulkan kerusakan

pada tubuh akibat efek negatif kortisol.13 Kortisol memiliki efek

penting pada sistem imun dan merupakan bagian penting dari respons

stres tubuh, sehingga perubahan ritme pelepasan kortisol dapat terjadi. .

mempengaruhi kesehatan secara umum. Kortisol dapat diukur dari

darah, urin, air liur, dan korelasi kadar kortisol antara serum dan air liur

adalah baik. Kortisol dapat diukur dari sampel air liur karena kortisol air

liur dan kortisol plasma sangat berkorelasi. Kortisol darah adalah

ukuran penting pemantauan respons stres.30

24
Gambar 2. 2.Kontrol sekresi kortisol31

5. Perubahan Ritmik Hormon Kortisol

Sekresi hormon bervariasi secara ritmis sebagai fungsi waktu. Ada

perubahan peraturan dalam kadar hormon kortisol yang bervariasi

terlepas dari ada tidaknya stres. Aktivitas ini dikendalikan oleh nukleus

suprakiasmatik (SCN), yang terletak di hipotalamus tepat di atas kiasma

optik, titik di mana beberapa serabut saraf berjalan dari mata ke bagian

otak yang berlawanan.32

Fungsi SCN adalah untuk merangsang irama tubuh yang ditandai

25
dengan seringnya fluktuasi kadar hormon yang sangat teratur terjadi

setiap 24 jam sekali.

Gambar 2. 3.Gambar pola pengeluaran kortisol

Ini adalah perubahan 24 jam kadar hormon kortisol dalam aliran

darah, yang dipengaruhi oleh ritme sirkadian yang berubah setiap jam.

Dalam kondisi normal, hormon kortisol mulai meningkat pada tengah

malam dan memuncak pada siang hari. Kadar hormon kortisol terendah

dalam sirkulasi darah adalah ≤ 4,0 ng/ml, keadaan ini terjadi pada

tengah malam, sedangkan kadar tertinggi terjadi antara pukul 8 dan 9

pagi pada siang hari dan mencapai ≥ 20 ng/ml.

6. Kekurangan Hormon Kortisol

Glukokortikoid utama, yang berperan penting dalam metabolisme

karbohidrat, lemak, dan protein; itu memiliki efek permisif yang penting

26
pada aktivitas hormon lain; dan membantu tubuh melawan stres. Efek

kortisol dijelaskan sebagai berikut33 :

a. Efek metabolik

Efek umum dari aksi metabolisme kortisol adalah peningkatan gula

darah dengan mengorbankan lemak dan protein. Secara khusus,

kortisol melakukan fungsi-fungsi berikut:

1) Stimulasi glukoneogenesis hati, konversi sumber non-karbohidrat

(asam amino) menjadi karbohidrat di hati (gluco berarti glukosa; neg

berarti baru; genesis berarti produksi). Ketika nutrisi baru yang akan

digunakan tidak diserap ke dalam darah dan glikogen yang disimpan

di hati berkurang karena dipecah, glukosa dilepaskan ke dalam darah.

Glukoneogenesis merupakan faktor penting untuk menggantikan

simpanan glikogen hati dan dengan demikian mempertahankan kadar

gula darah normal di antara waktu makan. Ini penting karena otak

hanya dapat menggunakan glukosa untuk bahan bakar metabolisme,

tetapi jaringan saraf sama sekali tidak mampu menyimpan glikogen.

Oleh karena itu, glukosa darah harus dipertahankan pada tingkat yang

tepat untuk mencegah otak mengambil dan menggunakan glukosa di

banyak jaringan selain otak, sehingga glukosa tersedia untuk otak

yang merupakan bahan penting untuk metabolisme. bahan bakar Efek

ini meningkatkan gula darah yang disebabkan oleh glukoneogenesis.31

2) Merangsang pemecahan protein di banyak jaringan, terutama otot.

Kortisol meningkatkan konsentrasi asam amino dalam darah dengan

memecah sebagian protein otot menjadi komponennya (asam amino).

Asam amino yang dimobilisasi ini tersedia untuk glukoneogenesis

27
atau kapan pun dibutuhkan, seperti memperbaiki jaringan yang rusak

atau mensintesis struktur sel baru.

3) Memfasilitasi lipolisis, pemecahan lemak yang tersimpan (lipid)

dalam jaringan adiposa, melepaskan asam lemak ke dalam darah (Liss

berarti pemecahan). Asam lemak yang dimobilisasi ini bertindak

sebagai bahan bakar metabolisme alternatif untuk jaringan, yang dapat

menggunakan sumber energi ini sebagai pengganti glukosa untuk

mempertahankan glukosa di otak.

b. Efek permisif

Kortisol sangat penting karena sifatnya yang permisif. Misalnya,

Ortisol harus ada dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan

katekolamin terapeutik dalam keadaan syok sirkulasi yang

membutuhkan vasokonstriksi yang cepat dan luas.

c. Peran dalam adaptasi terhadap kecemasan

Kortisol berperan kunci dalam adaptasi terhadap kecemasan. Segala

jenis stres merupakan rangsangan utama bagi peningkatan sekresi

kortisol.34

d. Efek antiinflamasi dan imunosupresif

Ketika kortisol atau senyawa sintetik mirip kortisol diberikan untuk

menghasilkan konsentrasi glukokortikoid yang lebih tinggi dari

pada metabolik menguat tetapi beberapa efek baru yang tidak terlihat

pada kadar fisiologik normal yang juga muncul. Efek farmakologis

glukokortikoid yang paling penting adalah efek antiinflamasi dan

imunosupresif. Pemberian glukokortikoid dalam jumlah besar

28
menghambat hampir semua tahap respon peradangan, menyebabkan

steroid menjadi efek obat yang efektif untuk mengatasi kondisi-

kondisi dimana respon peradangan itu sendiri yang bersifat merusak,

misalnya arthritis rematoid. Steroid yang diberikan hanya sesuai

indikasi dan dalam jumlah terbatas, karena beberapa alasan penting.

Pertama glukokortikoid menekan respon peradangan dan imun

normal yang menjadi tulang punggung sistem pertahanan tubuh

maka orang yang diterapi obat ini mengalami keterbatasan

kemampuan untuk menahan infeksi. Kedua, selain efek

antiinflamasi dan imunosupresif yang jelas terlihat pada kadar

farmakologis, efek lain yang kurang menguntungkan juga dapat

ditemukan pada pemakaian jangka panjang glukokortikoid dalam

dosis yang tinggi daripada normal.35

7. Sekresi Kortisol

Sekresi kortisol dari korteks adrenal diatur oleh sistem

umpan balik negatif yang melibatkan hipotalamus dan kelenjar

pituitari anterior. ACTH dari korteks adrenal untuk mengeluarkan

kortisol. ACTH berasal dari molekul prekursor besar,

proopiomelanocortin, yang diproduksi di retikulum endoplasma oleh

sel penghasil ACTH dari kelenjar hipofisis anterior. Sebelum sekresi,

prekursor besar ini dipecah menjadi ACTH dan beberapa peptida

biologis aktif lainnya, yaitu melanocyte-stimulating hormone (MSH)

dan zat mirip morfin β-endorphin.33

29
ACTH ke zona fasciculata dan zona reticularis merangsang

pertumbuhan dan sekresi kedua lapisan di korteks. Ketika ACTH

tidak mencukupi, lapisan ini menyusut dan sekresi kortisol menurun

drastis. Ingatlah bahwa angiotensin, bukan ACTH, mempertahankan

ukuran zonglomerular. Mirip dengan efek TSH pada tiroid, ACTH

mempercepat banyak langkah dalam sistem sintesis kortisol..35

Di sisi lain, sel penghasil ACTH mengeluarkan produknya

dari hipotalamus hanya di bawah perintah hormon pelepas

kortikotropin (CRH). Putaran umpan balik dilengkapi oleh efek

penghambatan kortisol pada sekresi CRH dan ACTH masing-masing

oleh hipotalamus dan hipofisis anterior. Sistem umpan balik negatif

untuk kortisol mempertahankan kadar sekresi hormon ini relatif

konstan di sekitar titik patokan. Pada kontrol umpan balik negatif

dasar ini terdapat dengan mengubah titik patokan. Irama diural dan

stres, di mana keduanya bekerja pada hipotalamus untuk mengubah

tingkat sekresi CRH.36

8. Peran Sistem CRH-ACTH-Kortisol dalam kecemasan

Selain epinefrin, beberapa hormon lain berperan dalam

respons stres secara keseluruhan. Respon hormonal utama adalah

aktivasi sistem kortisol CRH-ACTH. Peran kortisol dalam

membantu tubuh mengatasi stres kemungkinan terkait dengan efek

metaboliknya. Kortisol memecah lemak dan protein yang disimpan

sambil meningkatkan karbohidrat yang disimpan dan meningkatkan

30
ketersediaan gula darah. Asumsi logisnya, cadangan glukosa, asam

amino, dan asam lemak meningkat, yang dapat digunakan saat

dibutuhkan, misalnya untuk menyimpan nutrisi bagi otak dan

menyediakan bahan baku untuk memperbaiki jaringan yang rusak.31

Selain efek kortisol pada aksis hipotalamus-hipofisis-

adrenal, ACTH juga berperan dalam manajemen stres. ACTH adalah

salah satu peptida yang memfasilitasi pembelajaran dan

memengaruhi perilaku. Karena itu, selama tekanan mental,

peningkatan ACTH dapat membantu tubuh mengatasinya stressor

serupa di masa depan dengan mempermudah proses mempelajari

respon perilaku yang sesuai. ACTH juga bukan merupakan satu-

satunya bahan yang prekusor besar proopiomelanokortin

menghasilkan tidak saja ACTH tetapi juga β-endorfin yang mirip

morfin, yang disekresikan bersama dengan ACTH pada stimulasi

oleh CRH selama stres. Sebagai obat endogen yang protein, β-

endorfin mungkin berperan menyebabkan analgesia (berkurangnya

persepsi nyeri) jika selama stres terjadi cedera fisik.37

9. Nilai Normal Kadar Kortisol

Beberapa studi mempunyai referensi dengan kisaran normal

kortisol yang beragam. Kadar hormon kortisol menggunakan

pemeriksaan DBC kortisol kit dengan metode ELISA nilai

normalnya yaitu 0,5-2,16 g/dL 56 . Kisaran normal nilai kadar

kortisol untuk orang dewasa mencapai 0,89- 6,44 ng/mL pada jam 8

31
pagi. Pada jam 4 sore mencapai 0,31-1,61 ng/mL dan pada jam 11

siang nilainya mencapai 0- 0,82 ng/mL. Berdasarkan hasil

labiratorium GAKY FK UNDIP Semarang, nilai normal pada orang

sehat adalah 1,2- 14,7 ng/mL yang dianalisis menggunakan DRG

SLV Cortisol ELISA kit (133). Beberapa keuntungan pada

pemeriksaan kortisol saliva37:

a) Pengambilan sampel saliva bersifat non-invasive, mudah tidak

menyakiti, dan bebas stres .

b) Tidak membutuhkan pelatihan khusus, bahkan klien bisa

mengambil sampel sendiri

c) Bisa dilakukan sekali dan tidak berulang-ulang seperti

pengambilan serum darah.

d) Kortisol saliva dalam bentuk tidak terikat dapat dianggap

sebagai ukuran yang lebih akurat untuk fungsi HPA daripada

kortisol serum

e) Kortisol saliva memiliki korelasi yang tinggi terhadap kortisol

plasma dan kortisol serum.

f) Kadar kortisol saliva tidak terpengaruh oleh laju aliran saliva

atau enzim saliva dan relatif resisten terhadap degradasi dari

enzim atau siklus beku cair.

g) Sampel kortisol saliva stabil pada suhu kamar selama 1-2

minggu.

32
C. Mindfulness Based Cognitive Therapy (Mbct)

1. Pengertian Mindfulness

Mindfulness didasarkan pada kesadaran yang tinggi, pengamatan

konstan terhadap diri sendiri dan lingkungan eksternal, dan perhatian

terfokus untuk membuat pengalaman lebih terbuka. Keadaan sadar yang

terjadi bersifat internal dan eksternal, yaitu persepsi dan pengamatan

murni terhadap peristiwa-peristiwa dari seluruh realitas yang terjadi pada

suatu waktu.38 Perhatian adalah fokus keadaan sadar yang terjaga untuk

menjelaskan aspek-aspek tertentu dari realitas. 39 Perhatian

menggabungkan perhatian dengan kesadaran akan peristiwa terkini, baik

internal maupun eksternal. Istilah "kewaspadaan" telah digunakan untuk

menunjukkan keadaan kesadaran psikologis, praktik yang meningkatkan

kesadaran, cara memproses informasi, dan sifat kepribadian. Mindfulness

adalah kesadaran terbuka dan keadaan kesadaran tentang apa yang terjadi

pada saat ini. Mindfulness didefinisikan sebagai "menyadari pengalaman

saat ini dengan cara yang diterima". Keadaan perhatian adalah keadaan

seseorang secara sadar membawa pengalamannya ke keadaan saat ini,

dengan rasa keterbukaan dan penerimaan sepenuhnya.18

Mindfulness dimulai dengan membawa kesadaran ke saat

sekarang dan mengarahkan fokus perhatian pada perubahan pikiran,

perasaan, dan sensasi yang diamati dari waktu ke waktu. Fokus perhatian

yang meningkat mengarah pada kesadaran pikiran, perasaan, dan sensasi

33
yang tidak menghakimi dan tidak menghakimi saat mereka muncul, jadi

kesadaran penuh adalah pengalaman realitas.7

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa mindfulness

adalah cara mengembangkan sikap kesadaran atau pemahaman bahwa

individu saat ini mampu membuka dan menerima keadaan dan situasi

saat ini serta menyadari perubahan pemikiran untuk mengarahkan. ,

perasaan dan sensasi diamati dari waktu ke waktu.40

2. Pengertian Mindfulness Based Cognitive Therapy (MBCT)

Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT) adalah praktik

yang berfokus pada pengalaman dari momen ke momen dari setiap

pengalaman yang Anda alami saat ini, sehingga Anda menjadi sadar akan

setiap pengalaman. Perawatan ini juga efektif untuk semua tingkatan dan

usia depresi. National Institute for Health and Care Excellence (NICE)

merekomendasikan MBCT untuk pasien yang mendapat manfaat dari

pengelolaan stres, depresi berulang, gangguan kecemasan, gangguan

makan, dan kecanduan berulang karena MBCT dapat mengurangi risiko

depresi berulang hingga 43%.36

MBCT terdiri dari 8 sesi mingguan berturut-turut yang

berlangsung sekitar 2 jam. Kelas terdiri dari berbagai praktik meditasi

formal dan informal, termasuk pemindaian tubuh yang dipandu, meditasi

duduk dan berjalan, gerakan sadar, latihan pernapasan 3 menit, dan

kesadaran terfokus pada rutinitas sehari-hari. Sesi awal melibatkan lebih

banyak meditasi terpandu yang berfokus pada pernapasan atau sensasi

34
tubuh. Belakangan, lebih ditekankan pada pengembangan praktik

mandiri dan peningkatan kesadaran akan peristiwa mental, termasuk

pikiran dan perasaan yang sebelumnya mungkin telah dihindari.

Pekerjaan rumah adalah bagian penting dari perawatan, dan klien

didorong untuk menghabiskan 45 menit setiap hari untuk melatih

kesadaran.41

Terapi kognitif berbasis kesadaran adalah generasi ketiga dari

perkembangan terapi perilaku. MBCT adalah terapi kognitif gabungan

yang mencakup program pengurangan stres berbasis mindfulness yang

dikembangkan oleh Jon Kabat-Zinn dan rekannya. Komponen MBCT

sendiri melatih individu untuk membangun kesadaran diri terhadap

lingkungan luar dari dalam ke luar. Berfokuslah untuk mengalihkan

perhatian subjek ke pikiran negatif subjek, termasuk berfokus pada emosi

dan sensasi tubuh yang terkait dengannya dan bagaimana subjek dapat

mengatasinya.20

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

Mindfulness Based Cognitive Therapy (MBCT) merupakan gabungan

dari teknik kognitif dan meditasi. Mindfulness-Based Cognitive Therapy

(MBCT) tidak hanya mengajarkan restrukturisasi kognitif, tetapi juga

mengajarkan untuk lebih peka untuk secara sadar mengenali dan

menerima hal-hal yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan positif dan

negatif subjek dan lebih responsif terhadap titik fokus saat ini42

35
3. Aspek – aspek Mindfulness Based Cognitive Therapy (MBCT)

Terdapat tiga aspek utama pendekatan MBCT, yaitu43:

a. Tindakan sadar, mewakili keadaan di mana individu dapat

merasakan sensasi fisik dan psikologis baik dalam kondisi

menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Pada saat yang sama

ini membawa individu ke masa kini.

b. Present moment adalah kondisi kesadaran penuh individu mengenai

pengalaman di sini dan saat ini, diobservasi dan diperhatikan

perubahan pemikiran, perasaan, dan sensasi sehingga kesadaran

menjadi pengalaman langsung peristiwa yang terjadi antara tubuh

dan pikiran. Keterbukaan pada present moment akan membantu

individu melihat situasi dalam konteks yang lebih menyeluruh dan

membuka sudut pandang baru dalam melihat situasi tersebut. Pada

akhirnya, kualitas ini akan membantu individu bersikap aktif

terhadap stimulus dan bukannya reaktif yang ditandai dengan sikap

responsiveness.

c. Responsiveness, merupakan sikap penerimaan yang terjadi ketika

individu hanya memperhatikan setiap pemikiran, perasaan, dan

sensasi sebagai pengalaman terbuka akan realitas saat ini dan di sini

yang muncul dalam arus kesadaran. Pada tahap ini, individu mampu

memaknai peristiwa, baik yang positif, negatif, maupun netral,

sehingga mampu mengatasi perasaan tertekan dan menimbulkan

36
kesejahteraan diri. Aspek dari Mindfulness Based Cognitive Therapy

(MBCT) adalah Acting with awareness, Present moment dan

Responsiveness.

d. Perhatian (Attention) merupakan pengalaman saat ini. Ini adalah

pergeseran pikiran dari fungsi otomatis yang tidak sadar, khawatir

dan ruminasi pengalaman masa lalu dan masa depan untuk fokus

pada apa yang sedang terjadi saat ini. Singkatnya, mindfulness adalah

penerimaan sadar di mana seseorang dapat fokus pada apa yang terjadi

tanpa terganggu atau kehilangan pandangan dari apa yang ada di pikiran

seseorang.

e. Proses transformasi (Transformative proccess) adalah proses penegasan

kehidupan. Menyadari bahwa pengalaman kita adalah langkah krusial pada

kehidupan menggunakan cara yg lebih terintegrasi. Melalui mindfulness,

seorang menerima akses eksklusif ke asal daya batin yg bertenaga buat

wawasan, transformasi, & penyembuhan.

4. Ketrampilan Inti Intervensi Mindfulness Based Cognitive Therapy

(MBCT)

Kompetensi inti pembelajaran adalah menjauh dari rutinitas

kognitif. Ini tentang menyadari (sadar) dan melepaskan. Melepaskan

adalah menyerah berpartisipasi dalam rutinitas, membebaskan diri dari

kebutuhan akan berbagai hal yang mengendalikan pola pikir, adalah upaya

terus menerus untuk menghindari kecelakaan yang menciptakan siklus

negatif.44

37
a. Kebaikan Memainkan Peran Penting

Sikap umum kebaikan dan kepedulian menembus semua aspek

fundamental MBCT. Kualitas mental ini membantu mencegah

kebangkitan cara berpikir lama dengan mengajari peserta untuk

mendekati pengalaman yang tidak diinginkan dengan kelambatan yang

aneh, sehingga mengembangkan hubungan manusia lainnya.

Mendukung pandangan bahwa mindfulness bukan hanya gangguan,

melainkan kualitas perhatian yang diberikannya. Kebaikan tulus yang

disampaikan oleh kehangatan pribadi guru, kepedulian dan sikap ramah

diperkuat selama program dengan pendekatannya yang lembut kepada

peserta, terutama saat menghadapi pengaruh negatif. Hal ini

memungkinkan peserta untuk awalnya menerima dan akhirnya berlatih

bersikap baik terhadap pengalaman mereka dan bersikap lembut

terhadap diri mereka sendiri ketika cara berpikir lama ditantang.39

b. Pembelajaran Eksperimental

Keterampilan/pengetahuan yang hanya dapat diperoleh melalui

pengalaman langsung. Pengetahuan intelektual berguna (juga dapat

mencegah penetapan harapan, tujuan yang dapat dicapai, dll.), tetapi

pengetahuan itu sendiri sama sekali tidak cukup. Memperoleh

keterampilan membutuhkan pengalaman berulang. Perolehan

pengalaman yang cukup hanya dapat dicapai ketika (1) peserta

mengambil tanggung jawab dan 99,9% pembelajaran harus terjadi di

luar sesi, dan (2) semua pengalaman dilakukan terutama dengan

38
memperhatikan/melepaskan, bahkan cukup netral dengan tidak

berbahaya otomatis. pikiran dan Kembali ke indera fisik untuk

mengembangkan keterampilan memanipulasi model tertentu.

c. Pemberdayaan

Pemberdayaan peserta sangat penting jika mereka ingin mendapatkan

pengalaman yang diperlukan dengan kesadaran. Pemberdayaan dan

pembelajaran sedapat mungkin didasarkan pada pengalaman peserta

sendiri bukan pada ceramah dosen, dan mewujudkan asumsi bahwa

peserta adalah “ahli” dengan caranya sendiri.

5. Teknik – Teknik Intervensi Mindfulness Based Cognitive Therapy

(MBCT)

Terapi kognitif berbasis mindfulness (MBCT) memprioritaskan

pembelajaran untuk memperhatikan semua pengalaman sehari-hari tanpa

penilaian dan rekonstruksi kognitif. Latihan ini terdiri dari delapan latihan,

yaitu. dari sesi 1-4 mata pelajaran diajarkan untuk memperhatikan dan

kemudian sesi 5-8 mengajarkan bagaimana menanggapi perubahan

suasana hati yang terampil seperti berikut18:

a. Sesi I : Building Relationship dan Pengantar Mindfullnes

Sesi pertama dimulai dengan menjalin hubungan baik dan

saling percaya dengan klien. Setelah itu menjelaskan cara pemberian

MBCT dengan terapi Rendam kaki air hangat dan manfaatnya. Dalam

sesi ini klien diperkenalkan proses terapi dengan metode pemberian

MBCT pada partisipan. Menjelaskan dalam MBCT ada 7 sikap

39
penting yaitu jangan menilai, kesabaran, pikiran pemula, percaya,

tidak berusaha, penerimaan, dan melepaskan. Memberikan penjelasan

mengenai setiap sesi dalam MBCT. Memberikan informasi mengenai

pemberian MBCT dapat mengurangi kecemasan dan kadar hormon

kortisol.

b. Sesi II : Mindful Breathing

Latihan mindful breathing dilakukan menggunakan teknik

pernapasan perut, sehingga sebelum melakukan latihan ini fasilitator akan

melatih partisipan untuk melakukan teknik pernapasan perut. Saat

melakukan pernapasan perut, yang akan mengembang dan mengempis

ialah perut bukan dada kita. Mindful breathing dilakukan selama 10

menit. Setelah itu dilakukan pemberian homework atau tugas rumah

untuk klien agar dapat menerapkan mindful breathing dalam

kehidupan sehari –hari.

c. Sesi III: Sensasi Tubuh (Body scan meditation)

Sesi 3 dimulai dengan meriview homework untuk mengevaluasi

tugas rumah yang dilakukan ibu. Setelah itu melakukan body scan

meditation. Arahkan klien mengambil posisi duduk di kursi yang

nyaman.

1) Niatkan pada diri anda bahwa sekarang anda akan melakukan latihan

body scan

40
2) Arahkan perhatian dan merilekskan seluruh bagian tubuh sambil

menutup mata

3) Lakukan selama 20 menit, kemudian bimbing ibu untuk membuka mata

secara perlahan sambil melakukan nafas panjang

d. Sesi IV : Melepas Hasrat dan keinginan

Setelah melakukan body scan meditation, lakukan melepas

hasrat dan keinginan, seperti berikut :

1) Duduk dengan nyaman, rileks, dan dengan punggung tetap tegak.

2) Dapat berniat dalam hati untuk melakukan meditasi melepaskan

keinginan

3) Kemudian tutup mata anda secara perlahan lalu bernapaslah secara

rileks

4) Sekarang anda berfokus pada keinginan- keinginan anda,yang

berupa perasaan kecewa, frustasi atau bahkan harapan- harapan

dimasa mendatang

5) Sadari setiap keinginan tersebut dan melepaskannya serta

mengizinkan anda untuk hidup tenang.

6) Buka mata secara perlahan dan hembuskan napas.

e. Sesi V : STOP (Stop, Tarik nafas perlahan, Observasi, Perlaku kan

dirimu dengan penuh kasih)

Latihan STOP merupakan latihan untuk menyadari diri sendiri

secara utuh pada saat ini. Tujuannya melatih untuk relaksasi dan memilih

41
respon yang tepat dalam menjalani pengelaman masa kehamilan. Melalui

latihan ini diharapkan dapat semakin bersyukur pada kehidupannya

sehingga mengurangi kecemasan dan kadar hormon kortisol. Dalam

Latihan ini arahkan klien, menutup mata secara perlahan kemudian

bernafaslah dengan rileks, membayangkan suatu pengalaman atau

peristiwa yang seolah-olah benar terjadi. Latihan ini dilakukan selama

30 menit. Setelah itu dilakukan pemberian homework atau tugas rumah

agar klien dapat menerapkan STOP dalam kehidupan sehari-hari.

f. Sesi VI : Memeluk Diri (Self-Compassion)

Sesi VI dimulai dengan melakukan Latihan self-compassion

yang merupakan kita menganggap diri kita sebagai sahabat terbaik

dalam kehidupan yang senantiasa menemani diri kita dimanapun kita

berada, baik masa senang, maupun di masa sulit. Dengan latihan self

compassion dapat menurunkan pada ibu hamil. Latihan self

Comppassion dimulai dengan melakukan mindful breathing kemudian

body scan meditation , selanjutkan memberikan cinta kasih kepada diri

kita. Sembari berkata : semoga aku sehat dan bahagia, semoga aku

penuh kebaikan, kehangatan, dan cinta kasih. Semoga aku terbebas

dari ketakutan, rasa sakit dan penderitaan. Semoga aku merasakan

ketenangan dan kedamaian. Setelah melakukan latihan self compassion,

dilakukan pemberian homework atau tugas rumah untuk klien agar dapat

menerapkan self-compassion dalam kehidupan sehari-hari.

42
g. Sesi VII: Mindfullnes dalam kehidupan sehari- hari

1) Sharing untuk berbagi pengalaman hasil Latihan mindfullnes dirumah,

hal- hal yang dapat dirasakan,serta kendala ketika berlatih meditasi.

2) Peneliti bertanya apakah ada perubahan perilaku setelah

berlatih meditasi

3) Meriview kembali materi mindullnes dari sesi dua hingga ke enam serta

sikap yang harus dikembangkan ada tujuh sikap

4) Tujuan mindfullnes dikembangkan pada satu atau dua aktivitas

tertentu, sehingga kita semakin sadar saat melakukan aktivitas tersebut

misalnya saya sadar sedang mengunci pintu dan lain-lain.

5) Memberi kesempatan kepada partisipan untuk mengungkapkan hal-hal

yang telah dipelajari, hal yang dirasakan, dan manfaat yang

diperoleh selama melakukan latihan secara keseluruhan.

h. Sesi VIII: Riview and planning

1) Menanyakan kembali pemahaman partisipan mengenai terapi yang

sudah dilakukan

2) Menjelaskan kembali bahwa partisipan dianggap sudah mampu berlatih

secara mandiri

3) Memberikan video audio sebagai pedoman ibu untuk belajar

secara mandiri

43
4) Mengakhiri hubungan dengan partisipan dan mengucapkan terimakasih

atas kerjasama partisipan

D. Hidroterapi Rendam Kaki Air Hangat

1. Pengertian hidroterapi

Hidroterapi adalah metode pengobatan yang menggunakan air untuk

mengobati atau meredakan kondisi nyeri dan menggunakan pendekatan

"teknologi rendah" berdasarkan reaksi tubuh terhadap air. Beberapa

manfaat hidroterapi adalah: mencegah flu/demam, meningkatkan

kesuburan, meningkatkan kelelahan, meningkatkan fungsi kekebalan

tubuh, meningkatkan energi tubuh dan membantu menyeimbangkan

peredaran darah. Prinsip aktif terapi air adalah berendam di air panas

dengan suhu pemandu, di mana panas air panas tersebut disalurkan ke

tubuh sedemikian rupa sehingga menyebabkan pembuluh darah melebar

dan dapat meredakan ketegangan otot. Hidroterapi air panas sangat mudah

dilakukan oleh semua orang, tidak memerlukan banyak biaya dan tidak

memiliki efek samping yang berbahaya.45

2. Jenis jenis hidroterapi

Hidroterapi, metode umum digunakan dalam hidroterapi adalah

sebagai berikut46 :

a. Pusaran air (Whirpool)

Perawatan ini menggunakan berbagai alat peledak atau nozel

yang dapat meningkatkan tekanan pompa. Alat ini dirancang khusus

44
dengan tekanan dan temperatur yang dapat diatur sesuai kebutuhan.

b. Rendaman air

Dalam jenis perawatan ini, bagian tubuh tertentu direndam

dalam bak atau baskom berisi air dengan suhu tertentu selama

minimal 10 menit.

c. Terapi air panas dan dingin (Contrast Bath )

Terapi ini menggunakan dua jenis panas yang berbeda, panas

dan dingin, dan dilakukan secara bergantian.

d. Sitzbath

Mandi sitz atau sitz bath adalah terapi dengan cara berendam

di dalam air, namun hanya sampai pinggang. Perawatan ini dilakukan

dalam 20 menit.

e. Rendam kaki

Mandi kaki adalah terapi dimana kaki direndam dalam air

hangat setinggi 10-15 cm di atas mata kaki. Tujuan dari perawatan ini

adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah pada kaki. Merendam kaki

dalam air hangat meredakan gejala nyeri akut dan kronis, efektif

meredakan nyeri yang terkait dengan ketegangan otot, tetapi juga

dapat digunakan untuk mengatasi masalah hormonal dan cairan

peredaran darah. Panas pada terapi dipergunakan untuk meningkatkan

aliran darah kulit dengan jalan melebarkan pembuluh darah yang

dapat meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas

juga meningkatkan elastisitas otot serta mengurangi kekakuan otot.

45
3. Manfaat Hidroterapi Rendam Kaki Air Hangat

Putri Damarsanti menjelaskan yaitu46 :

a. Digunakan untuk berbagai penyakit, seperti pemulihan vitalitas tubuh,

meredakan nyeri pada osteoarthritis (nyeri sendi).

b. Dapat mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah yang

c. mengakibatkan aliran darah menjadi lancar sehingga otot dapat

berelaksasi.

d. Menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

e. Meningkatkan kualitas tidur (insomnia).

f. Menguraikan faktor psikologis yang menjadi penyebab kecemasan.PP

4. Tata cara prosedur dalam merendam air hangat

Rendam kaki dengan air hangat: Persiapkan alat dan bahan3:

a. Termometer air, kolam/baskom/ember, 2 handuk, tangki air atau

termos berisi air panas.

b. Tempatkan pasien dalam posisi duduk dengan kaki menjuntai

c. Isi ember setengah penuh dengan air dingin dan panas, lalu ukur suhu

air (39˚C-42˚C) dengan termometer.

yaitu Jika kaki Anda terlihat kotor, cucilah kaki Anda terlebih dahulu

d. Celupkan kaki 4-6 inci di atas pergelangan kaki dan rendam, lalu

biarkan selama 15 menit

e. Lakukan pembacaan suhu setiap 5 menit, saat suhu turun, tambahkan

46
air panas (kaki dikeluarkan dari ember) dan periksa kembali suhunya

dengan termometer.

f. Tutupi ember dengan handuk untuk menjaga suhu

g. Setelah selesai (15 menit), angkat kaki dan keringkan dengan handuk

h. Perbaiki alat

5. Efek samping terapi air hangat

Kerusakan jaringan dapat terjadi ketika tubuh terpapar suhu panas

yang berlebihan, periksa suhu secara teratur selama perawatan air panas

dan evaluasi kondisi kulit pasien selama perawatan.47

E. Kombinasi Mindfulness Based Cognitive Therapy (Mbct) Dan

Hidroterapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Kecemasan Dan Kadar

Hormon Kortisol Pada Ibu Hamil Trimester 3

Jon Kabat-Zinn memperkenalkan mindfulness sebagai bentuk meditasi

yang “praktis” sehingga meditasi tidak sesulit dulu. Kita bisa

mempraktikkannya sambil melakukan berbagai aktivitas sehari-hari (Kabat-

Zinn, 2012). Mindfulness adalah kesadaran terbuka tentang apa yang terjadi

pada saat ini. Intervensi mindfulness merupakan metode meditasi yang dapat

meningkatkan empati dan terdiri dari kombinasi dimensi afektif, kognitif,

moral, intrapersonal dan interpersonal. Terapi kognitif berbasis mindfulness

(MBCT) berfokus pada melatih kesadaran metakognitif dan pada dasarnya

memodifikasi proses pemikiran reaktif dan reflektif yang tidak membantu

47
menjadi respons.7

Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT) tidak hanya

mengajarkan restrukturisasi kognitif, tetapi juga mengajarkan seseorang

untuk lebih peka dan sadar, mengenali dan menerima hal-hal yang berkaitan

dengan pikiran dan perasaan subjek, baik positif maupun negatif, dan lebih

bisa fokus. pada hadiah sehingga dapat membantu mengurangi kecemasan

pada ibu hamil yang mengetahui bahwa ibu hamil harus selalu berpikir positif

dan menjaga kesehatan mental, psikis dan fisik janin dan ibu.36

Terapi pemeliharaan berbasis mindfulness (MBCT) telah terbukti

efektif dalam meningkatkan pengaruh positif dan mengurangi kecemasan,

stres, dan pengaruh negatif pada pasien dengan hipokondria. Terapi kognitif

berbasis mindfulness telah terbukti meningkatkan kesejahteraan psikologis

orang-orang yang peduli dengan kesehatan mereka. MBCT lebih fokus untuk

membantu individu merasakan pengalaman subjektif melalui latihan sehingga

subjek intervensi dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Peserta tidak

dibebani dengan materi psikoedukasi yang cukup padat, waktu pelaksanaan

yang lama dan berbagai latihan di rumah, sehingga keterbatasan intervensi

penanganan kegawatdaruratan dengan pendekatan lain dapat diatasi dengan

teknik ini.19

48
49
50

Kadar Kortisol meningkat


H. Kerangka Teori
Ibu Hamil
Faktor- faktor yang
mempengaruhi :
-Perubahan Fisiologis ACTH yang
1. Usia disekresikan
2. Pendidikan -Perubahan Pysologis Hipofisis
3. Paritas Anterior
4. Status ekonomi meningkat
5. Dukungan keluarga Kecemasan
6. Pekerjaan
7. Riwayat penyakit

Complementariard alternatif
Psykososial Hidroterapi CAM Psykososial Konsentrasi
Rendam kaki air hangat Terapi MBCT

Hipotalamus
Merangsang syaraf - Kesadaran Pikiran Emosional
syaraf di kaki
Pelepasan
Tekanan arteri meningkat LAH-ACTH Terjadi rileksasi Tuubuh implua
dan menegang
Kelenjar Ardenalin
Baro reseptor Penerimaan/Penolakan

Melepas kadar kortisol


Menyampaikan Impuls ke Tubuh Rileks
otak Mendeteksi Kembali

Kadar Kortisol

Bagan 2. 1. Kerangka Teori19


BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka acuan konseptual adalah rumusan variabel-variabel terkait

yang mendukung penelitian48. Dalam penelitian ini, kerangka konseptual

berdasarkan kerangka teori yang ada diimplementasikan yang menggambarkan

efek Mindfulness Base Cognitive Therapy (MBCT) dan teknik hidroterapi

dalam mengurangi kecemasan dan kadar hormon kortisol pada ibu hamil

trimester ketiga. Kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen


Kecemasan

Mindfulness Base
Cognitive Therapy
(MBCT) dan
teknik hidroterapi
Kadar hormone
Kortisol

 Dukungan
Keluarga
 Pendidikan
 Pekerjaan

Bagan 3. 1. Kerangka Konsep

51
B. Hipotesis

1. Hipotesa Mayor

Ada pengaruh kombinasi Mindfulness Base Cognitive Therapy (MBCT)

dan teknik hidroterapi rendam kaki air hangat terhadap kecemasan dan

kadar hormon kortisol ibu hamil trimester 3.

2. Hipotesa Minor

Ha : Ada pengaruh kombinasi Mindfulness Base Cognitive Therapy

(MBCT) dengan terapi rendam kaki air hangat terhadap kecemasan ibu

hamil trimester 3

Ha : Ada pengaruh kombinasi Mindfulness Base Cognitive Therapy

(MBCT) dengan terapi rendam kaki air hangat terhadap kadar hormon

kortisol ibu hamil trimester 3.

Ha : Ada pengaruh kombinasi Mindfulness Base Cognitive Therapy

(MBCT) dengan terapi rendam kaki air hangat terhadap kecemasan dan

kadar hormon kortisol pada ibu hamil trimester 3.

C. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian merupakan penelitian analitik dengan metode true

eksperiment, dan dengan rancangan rancangan pretest- posttest with control

group. Dalam penelitian ini kelompok intervensi diberikan Mindfulness Base

Cognitive Therapy (MBCT) dan teknik hidroterapi, sedangkan kelompok

kontrol diberikan pendidikan kesehatan. Desain dalam penelitian ini yaitu :

52
Responden Pre test Perlakuan Post-test

R1 KiA O1 X O2

Responden Pre test Post-test


S
R2 KiB O3 X1 O4

Bagan 3. 2. Desain Penelitian

Keterangan :

S =Sample

R1 =Pemilihan responden kelompok intervensi kombinasi Mindfulness

Base Cognitive Therapy (MBCT) terapi rendam kaki air

hangat

R2 =Pemilihan responden kelompok kontrol

KiA = kelompok intervensi kombinasi Mindfulness Base Cognitive

Therapy (MBCT) terapi rendam kaki air hangat

KiB =Kelompok Kontrol

X =Intervensi kombinasi Mindfulness Base Cognitive Therapy

(MBCT) dengan terapi rendam kaki air hangat

X1 = Intervensi pendidikan kesehatan

53
O1 =Pengukuran kecemasan dan kadar hormon kortisol kelompok

intervensi sebelum diberikan intervensi

O2 =Pengukuran kecemasan dan kadar hormon kortisol kelompok

intervensi setelah diberikan intervensi

O3 =Pengukuran kecemasan dan kadar hormon kortisol kelompok

kontrol sebelum diberikan intervensi

O4 =Pengukuran kecemasan dan kadar hormon kortisol kelompok

kontrol sesudah dilakukan intervensi

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Jumlah elemen atau subjek riset memiliki nilai dan yang diteliti sifatnya

merupakan pengertian populasi49. Dalam penelitian populasinya merupakan

ibu hamil pada wilayah Puskesmas wates lampung tengah.

2. Sampel

Jumlah objek diteliti yang mewakili seluruh populasi disebut juga dengan

sampel48. Sampel dipilih untuk mempelajari karakteristiknya, karena tidak

memungkinkan untuk menggunakan populasi, karena terbatas pada dana,

waktu, dan hambatan lainnya. Pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan rumus Lameshow.50, yaitu

( Zα +Zβ ) S 2
n1 =n2=2 ⌈ ⌉
X 1−X 2

54
Keterangan:

Zα = Deviat baku alfa (judgment), α 5 %=1,96

Zβ = Power (ditetapkan oleh peneliti), β 10 %=1,28

X1 – X2 = Rerata dianggap bermakna

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya

(25,8) 51.

S = Simpang baku kedua kelompok (23,1) 51.

( 1,96+1,28 ) 2 3,1 2 7 4,844 2


n1 =n2=2 ⌈ ⌉ n1 =n2=2 ⌈ ⌉
2 5,8 25,8

n1 =n2=2 ⌈ 8 , 415⌉ ❑ n1 =n2=1 6,83=17 orang

Besar sampel didapatkan setiap kelompok merupakan 17 orang,

ditambah dengan sampel cadangan yaitu 17 x 10% = 1,7. Sampel ditambah

3 orang karena penambahan sampel minimal 1,7, sehingga kelompok

intervensi sebanyak 20 responden dan 20 responden pada kelompok kontrol

di wates lampung tengah. Jadi total sampel dari kedua kelompok adalah 40

orang.

3. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini digunakan teknik random sampling untuk pengambilan

sampel; H. Koleksi ini berdasarkan penilaian yang dilakukan berdasarkan

55
kebutuhan peneliti berdasarkan karakteristik yang diketahui atau ditentukan

sebelumnya.48

a. Kriteria Inklusi

1) trimester 3 yang bersedia

2) Ibu hamil yang mengalami kecemasan

3) Tidak mempunyai penyakit bawaan

b. Kriteria eksklusi

1) Hamil trimester 3 yang tidak selesai intervensi

2) Mengkonsumsi obat antidepresan

E. Definisi Operasional

Tabel 2. 1.Definisi Operasional


No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala
Penelitian
Variabel Independen
1 Mindfulness Suatu bentuk SPO 0= diberikan Nominal
Base Cognitive psikoterapi yang Mindfulnes intervensi
Therapy melibatkan s Base Mindfulness Base
(MBCT) kombinasi terapi Cognitive Cognitive Therapy
kognitif, meditasi, Therapy (MBCT)
dan mempertahankan (MBCT) 1= diberikan
sikap yang intervensi
berorientasi pada
masa kini dan tidak
menghakimi.
2 Terapi Pengobatan non hidroterapi hidroterapi rendam Nominal
Hydroterapi medis yang rendam kaki air hangat
menggunakan air kaki air 2=diberikan
untuk meredakan hangat intervensi
berbagai penyakit Mindfulness Base
Cognitive Therapy
(MBCT) dan
rendam kaki air
hanga
Variabel Dependen
1. Tingkat Kecemasan Skala Skala Hamilton Rasio
Kecemasan merupakan reaksi Hamilton Rating Scale for

56
yang tidak Rating Anxiety (HARS)
diharapkan yang Scale for Kurang dari 14 :
muncul akibat dari Anxiety Tidak ada

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala


Penelitian
tingginya tuntunan (HARS) kecemasan,
lingkungan kepada 14-20 :Kecemasan
seseorang, dimana Ringan
hormone atau 14-20: Kecemasan
keseimbangan antara Ringan
kekuatan dan 21-27: Kecemasan
kemampuan otak Sedang,
terganggu. 28-41:Kecemasan
Berat
42-56: Kecemasan
Berat Sekali

2. Kadar hormon hormon yang Metode Kadar hormone Rasio


kortisol berkaitan dengan ELISA kortisol dengan
respons tubuh nilai
terhadap stres dan
26μg/ 100 ml :
dihasilkan oleh
Normal
kelenjar adrenal,
kadar hormone >26μg/ 100 ml :
kortisol yang Tidak Normal
diperoleh dari
responden

Variabel Confounding
1. Pendidikan Jenjang pendidikan 1 : SD Ordinal
formal yang telah 2 : SMP
diselesaikan 3 : SMA
4 : PT
2. Pekerjaan Kegiatan rutin yang Kuesioner 1 : IRT Nominal
dilakukan ibu dalam 2 : Wirausaha
upaya mendapatkan 3 : Wiraswasta
penghasilan 4 : PNS
untukmemenuhi
kebutuhanh ibu
3 Dukungan Upaya keluarga Kuisioner 1 : Sangat Rendah Ordinal
Keluarga dalam mendukung 2 : Rendah
kehamilan pada 3 : Sedang
trimester ketiga 4 : Tinggi
dalam menurunkan
tingkat kecemasan
dan kadar kortisol

57
menurun

F. Sumber Data Penelitian

Data primer dan data sekunder digunakan dalam penelitian ini. Sumber

penelitian ini digunakan untuk pengumpulan data. Data primer penelitian ini

adalah tingkat stres sebelum dan sesudah intervensi dan kadar kortisol dalam

bentuk lembar observasi. Data sekunder dalam penelitian ini adalah jumlah

responden ibu hamil trimester III untuk menentukan ibu hamil trimester III

dalam populasi yang diperoleh dari data Puskesmas.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat mengumpulkan data digunakan oleh

peneliti.48 Instrumen dalam penelitian ini menggunakan :

1) Kuesioner karateristik responden digunakan untuk mengetahui karateristik

responden meliputi nama, alamat, pendidikan, pekerjaan, usia.

2) Pengukuran kadar hormon kortisol metode ELISA, disimpan dan dianalisi

di laboratorium GAKI Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro.

3) Pengukuran tingkat kecemasan menggunakan Hamilton Anxiety Rating

Scale (HARS) telah terbukti memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi

untuk mengukur kecemasan dalam uji klinis eksperimental, yaitu 0,93 dan

0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa mengukur kecemasan dengan

menggunakan skala HARS memberikan hasil yang valid dan reliabel. Skala

ini ditampilkan dengan 4 angka yaitu alternatif pilihan 0-4 jawaban dari

soal dengan ketentuan sebagai berikut :

58
Tabel 2. 2.Skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dengan skor

Skor Pilihan Angka Keterangan


0 Tidak Ada
1 Ringan
2 Sedang
3 Berat
4 Berat Sekali

H. Teknik Pengambilan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Pengajuan judul tesis pada bulan Agustus 2022

b. Bimbingan proposal thesis dimulai dari bulan Agustus 2022- Oktober

2022

c. Melakukan revisi proposal thesis pada bulan Oktober 2022- Desember

2022

d. Pengesahan proposal thesis

e. Memilih lokasi peneltian

2. Prosedur Administratif

a. Peneliti mengajukan Etical Clereance kepada komisi etik ke Poltekkes

Kemenkes Semarang sebagai syarat legal sebelum memberikan

intervensi ke responden

b. Penleliti mmengajukan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh intansi

Program Pascasarjana Magister Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

59
Semarang yang ditunjukan kepada Kesbangpol, Balibangda, dan Dinas

Kesehatan Kabupaten lampung tengah .

c. Mengurus perizinan ke puskesmas yang ditunjuk

d. Persamaan persepsi dengan tenaga lain terkait prosedur penelitian.

3. Persiapan Penelitian dan Pengambilan Data

a. Peneliti menyiapkan instrument penelitian dan kepeluan penelitian lain

seperti :

1) Informed consent

2) Kuesioner karateristik responden

3) Kuesioner perceived stress scale (PSS).

b. Peneliti dibantu bidan desa dan tenaga kesehatan lain dalam

mengumpulkan data trimester 3 di wilayah kerja Puskesmas

c. Peneliti melakukan screening tingkat responden ibu hamil trimester 3 dan

responden yang sesuai dengan kriteri inklusi, kemudian meminta

kesediaan ibu untuk menjadi responden.

d. Peneliti menjadi kelompok 3 kelompok intervensi

e. Peniliti mengatur jadwal pertemuan dengan responden

f. Peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner dan

akan diambil sampel darah sebelum dan sesudah penelitian

g. Peneliti memberikan intervensi Mindfulness Base Cognitive Therapy

(MBCT) dan terapi hydroterapi pada kelompok intervensi

h. Setelah data terkumpul maka akan dilakukan analisis, sebelumnya

peneliti akan mengecek ulang data yang sudah terkumpul, kemudian

60
diolah menggunakan software SPSS kemudian dilakukan interpretasi

data.

I. Alur Penelitian

Ibu Hamil TM 3

Tingkat kecemasan dan kadar


hormon kortisol

Kriteria Inklusi dan Eklusi

61
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
20 Responden 20 Responden

Pretest: Pengukuran
tingkat kecemasan Pretest: Pengukuran
dan kadar hormon tingkat kecemasan
kortisol dan kadar hormon
kortisol
Pada kelompok intervensi diberikan
Mindfulness Base Cognitive Therapy Pada kelompok kontrol
dan hidroterapi rendam kaki air diberikan edukasi selama
hangat, selama 14 hari 14 hari

Postest Hari ke 14: Pengukuran Postest Hari ke 14: Pengukuran


tingkat kecemasan dan kadar hormon tingkat kecemasan dan kadar hormon
kortisol kortisol

Pengolahan data dan analisa

Bagan 3.3 Alur Penelitian

J. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

a. Editing

Memperbaiki sutau formuliar atau kuesioner disebut juga dengan

editing.48 Dalam penelitia ini proses editing yang dilakukan adalah

62
mengecek kembali kuesioner, sehingga tidak ada yang terlewat dalam

mengisi serta kuesioner bisa terkumpul dengan baik dan data dapat

diolah.

b. Coding

Berubahnya data yang semula berbentuk huruf atau kalimat menjadi data

bilangan atau angka merupakan pengertiang dari coding.48 Dalam

penelitian pemberian kode diberikan pada skala nominal, kode berbentuk

angka atau nomer bukan berbentuk simbol agar dapat diolah secara

statistik oleh computer.

c. Data Entry atau Processing

Kode yang dimasukan kedalam software computer yang berisi tentang

jawaban- jawaban responden.48 Pada tahap ini teknik processing data

yang digunakan peneliti menggunakan program SPSS.

d. Pembersihan data (cleaning)

Dari setiap sumber atau responden yang mungkin ada kesalahan kode,

ketidaklengkapan dan sebagianya sehingga apabila dapat dibetulkan dan

dikoreksi.48 Dalam penelitian ini dilakukan pengecekan kembali,

sehingga jika ada data yang hilang atau hal lain bisa segera diperbaiki.

2. Analisa Data

Analisa data merupakan mencari makna hasil dari penelitian tidak hanya

menjelaskan tetapi melakukan inferensi generelesasi yang diperoleh

penelitian dilakukan. Menganalisa tidak hanya sekedar mendiskripisikan,

63
tetapi juga memperoleh arti dari hasil penelitian. Prosedur dan jenis Analisa

data dibagi menjadi :

a. Analisa Univariat

Tujuan dari Analisa univariat yaitu mendiskripsikann dan menjelaskan

karateristik setiap variabel. Formatnya tergantung pada jenis datanya, data

numerik menggunakan rata-rata, median, dan standar deviasi.48 Dalam

penelitian ini analisisnya menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase setiap variabel pada masing- masing kelompok, yaitu

pendidikan, pekerjaan, paritas, umur. Sedangkan kategori variabel stress

dan kadar hormone kortisol adalah sebagai berikut:

1) Skala Kecemasan

< 14 : Tidak ada

14-20 : Ringan

21-27 : Sedang

28-41 : Berat

42-56 : Berat Sekali

2) Kadar hormon kortisol

a. 6- 26μg/ 100 ml : Normal

b. >26μg/ 100 ml : Tidak Normal

b. Analisa Bivariat

Terhadap dua variabel yang diduga berkolerasi atau berhubungan, apabila

sudah dilakukan analisa univariat maka hasilnya akan diketahui karateristik

64
setiap variabel kemudian dapat dilanjut dengan Analisa bivariat.48

1) Uji Normlitas Data

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau

tidak. Pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk, karena jumlah sampel

< 50yaitu 34 responden, jadi dapat disimpulkan

a) Apabila p- value > 𝛼 (=0,05), maka data berdistribusi normal.

b) Apabila p- value < 𝛼 (=0,05), maka data berdistribusi tidak normal.

2) Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian ini tentang pengaruh penguatan positif terhadap

kecemasan dan kadar hormon kortisol berdasarkan hasil normalitas data.

Penelitian ini akan mengetahui pengaruh penguatan positif terhadap kecemasan

dan kadar hormon kortisol sebelum dan sesudah intervensi pada masing-masing

kelompok. Jika distribusi normal dilakukan analisis ANOVA, jika data tidak

terdistribusi gunakan uji teman. Untuk mengetahui pengaruh intervensi terhadap

perbedaan kadar hormon kecemasan dan kortisol digunakan uji independent t-

test bila berdistribusi normal dan uji Mann-Whitney digunakan bila data tidak

berdistribusi normal.

c. Analisa Multivariat

Melakukan analisis untuk variable perancu yang akan

mempengaruhi kadar glukosa darah dan sirkulasi perifer yang dilakukan

dengan uji data berdistribusi tidak normal dilakukan uji krustal walis.

Dengan syaratnya berupa homogenitas varians dan analisis tidak normal.

K. Etika Penelitian

65
Etika penelitian merupakan perilaku peneliti terhadap subjek penelitian.48

Masalah etika dalam kebidanan harus diperhatikan karena masalah tersebut

masalah yang sangat penting sehingga perlunya etika penelitian. 52


Dalam

penelitian ini peneliti tidak boleh bertentangan dengan etika karena berhadapan

langsung dengan manusia, penelitian ini harus sesuai dengan etika dan peneliti

harus melindungi responden. Masalah yang perlu diperhatikan adalah

1. Informed Consent

Calon responden berhak memilih apakah responden beredia berpartisipasi

atau tidak dalam penelitian. Hal ini merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dan responden bahwa responden bersedia. Anonimty Peneliti

menjamin kerahasiaan responden tidak mencantumkan nama pada lembar

kuesioner sehingga responden merasa aman. Peneliti dapat mencantumkan

kode atau nomer pada masing lembar tersebut.

2. Confidientaly (Kerahasiaan)

Confidientaly merupakan menjaga responden. Jika ada beberapa kelompok

data yang dibutuhkan dalam penelitian harus dilaporkan maka harus data

menunjang hasil penelitian, dan semua data informasi yang telah terkumpul

akan dijaga kerahasiaannya oleh penliti.

3. Etikal Clereance

Sebelum penelitian dilakukan maka dilakukan kelayakan etik yang

menyatakan penelitian layak dilaksanakan karena melibatkan mahluk hidup

seperti manusia, hewan, tumbuhan.53

4. Justice

66
Peneliti tidak membeda- bedakan responden berdasarkan latar belakang,

suku, bangsa dan ras.

5. Benefit

Peneliti mempertimbangkan manfaat apa yang diperoleh oleh responden ,

dengan mempertimbangkan kebahagiaan bagi responden dengan

memperlakukan yang terbaik.

L. Jadwal Penelitian

Terlampir

67

Anda mungkin juga menyukai