Anda di halaman 1dari 30

KECEMASAN IBU HAMIL DAN SOLUSINYA DI PUSKESMAS

KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT


(Analisis Bimbingan Rohani Islam)

Proposal Skripsi

Program Sarjana (S-1)


Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

Oleh :

Cindy Eldina Fitri

1701016045

BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


kehamilan adalah sebuah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita usia
subur. Pada saat proses kehamilan terjadi perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu
hamil. Rasa tidak nyaman pada payudara, mual, muntah, vulva yang melunak, perut
membesar, serta berhentinya menstruasi merupakan perubahan fisiologis.1Bagi seorang
wanita yang sedang mengalami kehamilan atau mengandung sudah tentu mengalami
perubahan di dalam badannya. Bagi pasangan muda yang belum siap untuk hamil,
kemudian tiba – tiba hamil maka sering menimbulkan perasaan – perasaan yang menekan
jiwanya terutama karena perubahan pada badan atau fisiknya. Biasanyanya terjadi pada
kehamilan pertama, seorang ibu harus memperhatikan kesehatan bayi yang sedang ia
kandung.2
Kehamilan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kehamilan trimester pertama (0-12
minggu), kehamilan trimester kedua (12-18 minggu) dan kehamilan trimester ketiga (28-
40 minggu) jika ditinjau dari usia kehamilan. Trimester tiga disebut periode menunggu
dan waspada sebab pada saat itu ibu menjadi tidak sabar menunggu kehadiran bayinya.
Ibu akan selalu teringat akan bayinya karna dua hal yaitu membesarnya perut ibu dan
adanya pergerakan bayi. Seorang ibu mungkin mulai merasakan takut akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan kadang-kadang ibu merasakan
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Sering kali ibu merasa khawatir atau
takut kalau bayinya yang akan dilahirkan tidak normal. 3 Semua penyebab tersebut
mengakibatkan perasaan dan emosi seseorang menjadi tidak stabil sehingga

1
Susanti “Psikologi Kehamilan” Jakarta : EGC, 2018
2
Ade Benih Nirawana, “Psikologi Ibu, Bayi dan Anak”, hlm. 49
3
Hani dkk,” Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis”, Jakarta : Salemba Medika, 2010
menimbulkan kecemasan yang berlebih pada ibu hamil, ketakutan serta
ketidaknyamanan.4

Kecemasan (anxiety) merupakan perasaan takut yang tidak jelas penyebabnya


dan tidak didukung oleh situasi yang ada. (Usman, 2016) kecemasan dapat dirasakan oleh
setiap orang jika mengalami tekanan dan perasaan mendalam yag menyebabkan masalah
psikiatrik dan dapat berkembang dalam jangka waktu lama. (Shodiqoh, 2014)

Gangguan kecemasan merupakan salah satu gangguan pskiatri yang paling sering
dijumpai. Menurut laporan The National Comorbidity Stady, satu dari empat orang
memenuhi kriteria diagnosis untuk setidaknya satu gangguan kecemasan. Gangguan
cemas juga lebih banyak terjadi pada wanita (30,5%) daripada pria (19,2%).
(Sadock,2015)

Gejala cemas yang timbul berbeda-beda pada setiap individu. Gejala cemas dapat
berupa gelisah, pusing, jantung berdebar, gemetaran, dan lain sebagainya. Cemas dapat
mengganggu kehidupan sehari-hari. (Mandagi, 2013) salah satu sumber stressor
kecemasan adalah kehamilan, terutama pada ibu hamil yang labil jiwanya. (Usman, 2016)
Pada umumnya, seorang ibu yang mengalami kehamilan untuk pertama kalinya akan
merasa senang dan semakin tinggi rasa ingin tau terhadap perubahan diri dan
perkembangan janin. Tetapi, di saat yang sama timbul pula rasa cemas dalam diri ibu
hamil. (Shodiqoh, 2014)

Di Indonesia, terdapat 107.000 (28,7%) ibu hamil yang mengalami kecemasan


dalam menghadapi persalinan. (Mandagi, 2013) Pada penelitian yang dilakukan oleh
Astria (2009) menujukkan kecemasan lebih banyak dialami pada ibu hamil primigravida
(kehamilan pertama) yaitu sebanyak 66,2%, dibandingkan dengan kecemasan pada ibu
hamil multigravida sebanyak 42,2% (Novitasari, 2013)

Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul khusunya pada trimester ketiga
kehamilan hingga saat persalinan, dimasa pada periode ini ibu hamil merasa cemas
terhadap berbagai hal seperti normal atau tidak normal bayinya lahir, nyeri yang akan
4
Deri Rizki Anggarani, “Kupas Tuntas Seputar Kehamilan. Jakarta: PT Agro
Media Pustaka; 2013.
dirasakan, dan sebagainya. (Usman, 2016) Dengan semakin dekatnya jadwal persalinan,
terutama pada kehamilan pertama, wajar jika timbul perasaan cemas atau taut karena
kehamilan merupakan pengalaman yang baru (Maimunah, 2009)

Akan tetapi, kecemasan akan berdampak negatif pada ibu hamil sejak masa
kehamilan hingga persalinan, seperti janin yang gelisah sehingga menghambat
pertumbuhannya, melemahkan kontraksi otot rahim, dan lain-lain. Dampak tersebut dapat
membahayakan ibu dan janin. (Novitasari, 2013) sebuah penelitian di Indonesia
menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat kecemasan yang tinggi memiliki resiko
melahirkan bayi prematur bahkan keguguran. (Astria, 2009)

Keinginan dan harapan terbesar seorang ibu yang akan melahirkan adalah
persalinan berjala lacar, dirinya dan bayi sehat. Kebutuhan terbesar adalah kekuatan
penyokongan yaitu realitas kesadaran terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa (krishna,
2001). Dengan terapi murottal maka kualitas kesadaran seseorang terhadap Tuhan akan
meningkat, baik orang tersebut tahu arti al-qur’an atau tidak. Kesadaran ini akan
menyebabkan totalitas pada gelombag alpha, merupakan keadaan energi otak pada
frekuensi 7-14 H. ini yang optimal dan dapat menyingkirkan stress dan menurunkan
kecemasan (MacGregor, 2001).

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra’ :

ٰ ‫ونُنَ ِّز ُل منَ ْالقُرْ ٰان ما هُو شفَ ۤا ٌء َّورحْ مةٌ لِّ ْلم ْؤمن ْي ۙنَ واَل يز ْيد‬
‫ُالظّلِ ِم ْينَ اِاَّل خَ َسارًا‬ ِ َ َ ِِ ُ َ َ ِ َ َ ِ ِ َ

Artinya :

“Dan kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang dzalim (Al-Qur’an) hanya akan
menambah kerugian”

Pada ayat ini dapai dinilai berhubungan langsung dengan ayat-ayat sebelumnya

dengan memahami huruf ‫و‬ yang biasa diterjemahkan dan pada awal ayat ini harus
dalam arti wauw al-hal yang terjemahannya adalah sedangkan. Jika ia dipahami
demikian, maka ayat ini seakan-akan menyatakan: “Dan bagaimana kebenaran itu tidak
akan menjadi kuat dan batil tidak akan lenyap, sedangkan kami telah menurunkan al-
Qur’an sebagai obat penawar keraguan dan penyakit-penyakit yang ada dalam dada dan
al-Qur’an juga adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman dan ia, yakni al-Qur’an itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian disebabkan oleh
kekufuran mereka.”5

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Kecemasan


ibu hamil dan solusinya di puskesmas Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung
Barat (Analisis Bimbingan Rohani Islam)”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengapa terjadi kecemasan pada ibu hamil di puskesmas kecamatan Balik Bukit
Kabupaten Lampung Barat ?
2. Apa saja faktor yang menjadi penyebab kecemasan pada ibu hamil di puskesmas
Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat ?
3. Bagaimana solusi dari pembimbing rohani Islam untuk menanggulangi terjadinya
kecemasan pada ibu hamil di puskesmas Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung
Barat ?

1.3 Tujuaan Penelitian


Tujuan penelitian dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus :

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahu kecemasan ibu hamil dan solusinya (analisis bimbingan rohani
Islam ) di Puskesmas Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat

1.3.2 Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui mengapa terjadi kecemasan pada ibu hamil di Puskesmas


Kecamatan Balik Bukit Kbupaten Lampung Barat.

5
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan,Kesan dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati,2002) volume
6
b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecemasan pada ibu
hamil di Puskesmas Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.
c. Untuk mengetahui bagaimana solusi dari pembimbing rohani Islam untuk
menanggulangi terjadinya kecemasaan pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan
Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Manfaat bagi peneliti
Proses dalam penelitian ini merupakan penyaluran ilmu pengetahuan yang di peroleh
dalam perkuliahan melalui penulisan karya ilmiah berupa skripsi, selain itu
memberikan manfaat tentang penetahuan baru mengenai kecemasan ibu hamil dan
solusiya (analisis bimbingan rohani Islam), sehingga dapat membantu klien secara
psikis menghadapi proses persalinan.
1.4.2 Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dan tambahan referensi untuk
melakukan penelitian lebih lanjut terutama pada kecemasan ibu hamil dan solusinya
(analisi bimbingan rohani Islam).
1.4.3 Manfaat bagi masyarkat
Untuk menambah wawasan dan bahan masukan serta pengimplementasian dalam
dunia ke sehatan tentang kecemasan ibu hamil dan solusinya (analisis bimbingan
rohani Islam).

1.5 Keaslian Penelitian


Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Hilda Nurmalasari (2018) judul
penelitian “Amalan Keagamaan Dalam Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil Menjelang
Persalinan (studi di RSIA Asy-Syifa Bandar Lampung)”. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah qurasi eksperiment (eksperimen semu). Rancangan penelitian
yang digunakan adalah two group comparrison pretest-postest design dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Besar sampel unutk kelompok
diberi terapi murottal dan kelompok tidak diberi terapi murottal sebanyak 20 responden.
Hasil penelitian terdapat perbedaan rerata penurunan intensitas nyeri persalinan Kala I
Fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan terapi murottal dengan nilai p valuen<α (0,000
dan perbedaan rerata penurunan intensitas tingkat kecemasan ibu bersalin primigravida
Kala I fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan terapi murottal dengan nilai p value<
0,05 (p value = pi murottal sebanyak 0,000). 20 responden.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Yulianai Budiyarti & Makiah (2018) judul
“ Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an terhadap tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Primigravida Trimester III Di Wilayah Puskesmas Pekauman”, penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan desain quasi experiment non equivalent control group
(pretest-posttest). Teknik sampling yang digunakan total sampling. Data populasi dalam
penelitian ini sama dengan data sampel yaitu ibu hamil primigravida trimester III yang
berbeda di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin pada bulan Oktober 2018
yang berjumlah 20 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 orang kelompok
intervensi terapi Murottal Al-Qur’an dan 10 orang kelompok control, hasil penelitian
menunjukkan hasil nilai p = 0,003 dan nilai α = 0,05 makan p < α, sehingga terdapat
pengaruh pemberian terapi murottal Al-Qur’an terhadap tinggat kecemasan ibu hamil
primigravida trimester III di Puskesmas Pekauman. Dapat disimpulakan terapi murottal
Al-Qur’an dapat digunakan oleh ibu hamil untuk menurunkan kecemasan yang dirasakan
selama kehamilan.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Mudzakiroh (2020) judul “ Pengaruh
Terapi Murottal Al-Qur’an Dengan Terjemahan Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Primigravida Trimester III Di Wilayah Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta”
penelitian ini menganalisis pengaruh terapi murottal Al-Qur’an dengan terjemahan
terhadap tingkat kecemasan ibu primigravida trimester III. Jenis penelitian ini kuantitatif
dengan rancangan Pre Eksperimen One Group Pre dan Post Test Desaign. Populasi
seluruh ibu hamil semua ibu hamil primigravida trimester III di Wilayah Kerja
Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta. Sampel penelitian ibu primigravida trimester III
berjumlah 40 orang dengan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur tingkat kecemasan adalah HRS-A. hasil dari penelitian ini ada pengaruh terapi
Murottal Al-Qur’an dengan terjemahan terhadap tingkat kecemasan ibu primigravida
trimester III dengan nilai p value 0,000.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Karmila (2017) judul “Urgensi
Bimbingan Islami Terhadap Ibu Hamil Pada Pusat Pelayanan Terpadu Di Gampong
Dalam Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues” berdasarkan hasil pengamatan
peneliti mengamati bahwa ketika seorang ibu sedang mengandung mereka tidak ada
bimbingan islami seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, shalat, seharusnya bimbingan
Agama itu yang harus di utamakan dalam membimbing anak sejak dalam kandungan
karena bayi selalu merespon dan mendengar apa yang dikerjakan oleh ibunya. Metode
yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif analisis dengan menggunakan
pendekatan kualitataif, dalam proses pengumpulan data di lapangan menggunakan teknik
observasi dan wawancara berdasarkan opsi pertanyaan penelitian. Berdasarkan temuan
dan analisis hasil penelitian ini adalah bahwa penyuluhan terhadap ibu hamil yang
dilakukan di posyandu adalah tentang bimbingan menjaga kebersihan seperti mencuci
rambut, menyikat gigi secara benar dan teratur dan memeriksakan kesehatan seperti
memeriksakan tekanan darah, penimbangan berat badan dan tinggi badan. Adapun
bimbingan islami yang dilakukan di posyandu salah satunya adalah tentang memcuci
tangan dengan bersih, makan-makanan yang bergizi dan mambaca Bismillah sebelum
makan.
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Ika Kartina (2018) judul “Pengaruh
Terapi Murottal Dengan Aplikasi Spiritual Islamic Nursing Care (SINC) Pada Respon
Kehamilan Trimester III” penelitian ini adalah salah satu alternatif penatalaksanakan
respon kehamilan primigravida trimester III adalah terapi murottal dengan Aplikasi
Spiritual Islamic Nursing Care (SINC) pada respon kehamilan trimester III. Desai
penelitian ini menggunakan Quasi Eksperiment dengan pendekatan one group pre and
post test design. sampel penelitian ini berjumlam 10 responden dengan menggunakan
teknik accidental sampling. Untuk hasil analisis tingkat kecemasan ibu hamil didapatkan
nilai p value sebesar p=0,046 (p<0,05).

BAB II
Tinjaun Pustaka
2.1 Konsep Bimbingan Rohani Islam
2.1.1 Bimbingan Rohani Islam
Bimbingan rohani islam terdiri dari tiga kata : Bimbingan, rohani, islam. Istilah
istilah tersebut dapat kita temukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
baik secara offline maupun online.
Bimbingan berasal dari kata kerja yang berarti pemimpin, asuh, dan tuntutan.
Bimbing dengan tambahan akhiran an, bimbing menjadi bimbingan yang merupakan
kata benda. Bimbingan memiliki beberapa arti, yakni petunjuk (penjelasan) cara
mengerjakan sesuatu, tuntunan, kata pendahuluan, kata pengantar. Secara Harfiah
“bimbingan” adalah “menujukkan, memberi jalan, atau menuntun” orang lain kearah
tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini, masa mendatang Istilah
“bimbingan” merupakan terjemahan dari kata bahasa inggris guidance yang berasal
dari kaa kerja “to guide” yang berarti menunjukkan (Arifin, 1994:1)
Hal ini dapat dilihat dari firman Allah Surat Al-Yunus ayat 57 sebagi berikut :

Artinya : “hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu dari pelajaran dari
Tuhan-MU dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
Bimbingan dan penyuluhan agama dapat diartikan sebagi usaha pemberian
bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah,
yang menyangkut kehidupan, di masa kini dan masa mendatang. Bantuan tersebut
berupa pertolongan di bidang mental spiritual dengan maksud agar orang yang
bersangkutan mampu mengatasi kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada
dirinya sendiri, melalui kekuatan iman, dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(Arifin, 1994:2).
Bimbingan Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam
kehidupan agamanya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat (Musnawar,
1995:143). Sedangkan menurut Faqih (2001:4) mengatakan bahwa bimbingan Islam
adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
Menurut Hallen (2002;4) bimbingan islam adalah pemberian bantuan yang
terarah, kontinu dan sistematis kepada setisp individu agar dapat mengembangkan
potensi dan fitrah keagamaan yang dimiliki secara optimal, dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadist
kedalam diri sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sedangkan menurut Salim (2005:1) bimbingan rohani islam pada pasien adalah
kegiatan yang di dalamnya terjadi proses bimbingan dan pembinaan rohani kepada
pasien di rumah sakit sebagi upaya penyempurnaan ikhtiar medis dengan ikhtiar
spiritual. Proses bimbingan yang telah dilakukan oleh tenaga kerohanian yang
merupakan usah untuk memberikan ketenangan dan kesejukan hati dengan dorongan
dan motivasi untuk tetap bersabar, bertawakal, dan senantiasa menjalankan
kewajibannya sebagi hamba Allah.
Jadi bimbingan rohani islam adalah proses pemberian bantuan kepada pasien yang
berasa di rumah sakit yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah, yang
dilakukan oleh tenaga kerohanian dalam upaya untuk meningkatkan keimanan dan
religiusitas pasien dan memberikan motivasi kepada pasien untuk tetap bersabar,
bertawakal, dan senantiasa menjalankan kewajiban sebagi hamba Allah.

2.1.4 Tujuan dan Fungsi Bimbingan Islami


a. Tujuan Bimbingan Rohani Islam
Baried Ishom dalam (Praktiknya, 1986: 260) mengemukakan bahwa
tujuan diadakannya bimbingan rohani islam sebagi santunan di Rumah sakit
yaitu :
1. Menyadarkan penderita agar dia dapat memahami dan menerima cobaan yang
sedang dideritanya secara ikhlas.
2. Ikut serta memecahkan dan meringankan problema kejiwaan yang sedang
dideritanya.
3. Memberikan pengertian dan bimbingan penderita dalam melaksanakan
kewajiban keagamaan harian yang harus di kerjakan dalam batas
kemampuannya.
4. Perawatan dan pengbatan dikerjakan dengan pedoman tuntunan Islam.
Memberi makan, minum, obat baik per oral maupun parenteral dan orang lain,
dibiasakan diawali dengan bacaan “bissmillahirrohmanirrohim” dan di akhiri
dengan bacaan “alhamdulillahirobbil alamin”.
5. Menunjukkan perilaku dan bicara yang baik sesuai dengan kode etik
kedokteran dan tuntunan agama.
Sedangkan tujuan bimbingan rohani islam kepada pasien menurut Salim
(2005:11) dapat di rumuskan sebagi berikut :
1. Memberikan ketenangan batin dan keteduhan hati kepada pasien dalam
menghadapi penyakitnya.
2. Memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap bertawakal dalam
menghadapi ujian dari Allah SWT.
3. Terpelihara keimanan dan ketaqwaan pasien di saat menerima cobaan sakit.

b. Fungsi Bimbingan Rohani Islami


Thohari Musnawar mebai tujuan bimbingan dan konseling islami menjadi
tujuan umum da tujuan khusus. Dengan memperhatikan tujuan umum da
khusus bimbingan islami tersebut dapat dirumuskan fungsi dari bimbingn
islami itu sebagai berikut :
1) Fungsi preventif, yakni membantu individu menjaga atau mencegah
timbulnya masalah.
2) Fungsi kuratif, membantu individu memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya
3) Fungsi preservative, yakni membantu individu/kelompok agar menjaga
situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) yan telah
menjadi baik (terpecahkan) itu kembali menjadi baik (tidak menimbulkan
masalah kembali).
4) Fungsi developmental, yakni pengembangan yag telah baik agar tetap baik
atau menjadi lebih baik sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab
munculnya masalah baginya.
Menurut Salim (2005:3) fungsi bimbingan rohani islam di rumah sakit
adalah :
1. Sebagi sarana peningkatan religiusitas pasien yang berdampak kepada
kesembuhan pasien.
2. Complementary Medice, sebagai pelengkap pengoatan dan pelayanan medis
di rumah sakit.
Berdasarkan fungsi bimbingan rohani Islam di atas maka dapat dijelaskan
bahwa bimbingan rohani memusatkan pada sebuah usaha untuk memperbaiki
dan menjaga manusia dari sesuatu hal yang tidak baik yang berkaitan dengan
akhlak dan jiwanya yang nantinya akan berdampak pada kesehatan
(keterjagaan) jiwa dan keimanannya.
Jika dikaji secara mendalam proses bimbingan rohani islam ditinjau dari
fungsinya adalah sebagai media untuk mencegah timbulnya maslaah dalam
kehidupan manusia terutama pada aspek rohaniyah dan sarana peningkatan
religiusitas pasien serta upaya dakwah yang dilakukan oleh pihak rumah sakit
dalam menjaga memelihara keimanan pasien.
2.1.4 Unsur-unsur Bimbingan Rohani Islam
Unsur-unsur bimbingan rohani meliputi :
a. Unsur subyek (klien/pasien) adalah individu yang mempunyai masalah yang
memerlukan bantuan bimbingan rohani. Dalam pelaksanan bimbingan seseorang klien
harus dipandang dari segi :
1. Setiap individu adalah makhluk yang memiliki kemampuan dasar beragama yang
merupakan fitrah dari Tuhan.
2. Setiap individu adalah pribadi yang berkembang secara dinamis dan memiliki corak,
watak, dan kepribadian yang tidak sama.
3. Setiap individu adalah pribadi yang masih berada dalam proses perkembangan yang
peka terhadap segala perubahan (Arifin, 1982:8).
Perlu diketahui bahwa klien atau pasien yang dibimbing sesuai dengan tingkat dan
situasi kehidupan psikologisnya. Dalam keadaan demikian setiap pribadi sangat
berpengaruh terhadap kejiwaan pribadi klien atau pasien.
b. Unsur pembimbing
Pembimbing adalah orang yang mempunyai wewenang untuk melakukan bimbingan
rohani Islam. Adapun yang menjadi syarat mental psikologis bagi pembimbing adalah:
1. Menyakini akan kebenaran agamanya, menghayati serta mengamalkannya karena ia
menjadi pembawa norma agama.
2. Memiliki sikap dan kepribadian menarik terhadap klien khususnya, dan kepada
orang-orang yang berada di limgkungan sekitarnya.
3. Memiliki rasa tanggung jawab, rasa berbakti tinggi serta loyalitas terhadap tugas
pekerjaannya yang konsisten.
4. Memiliki kematangan jiwa dalam bertindak, menghadapi permasalahan yang
memerlukan pemecahan.
5. Mampu mengadakan komunikan (hubungan timbal-balik terhadap klien dan
lingkungan sekitarnya).
6. Memiliki ketangguhan, kesabaran, serta keuletan dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya (Arifin, 1982:28-29)
c. Materi Bimbingan Islam
Materi adlah semua bahan yang disampaikan terhadap anak asuh, bimbingan yang
menjadi sasaran dengan bersumber pada Al- Qur’an dan hadist. Materi bimbingan rohani
Islam yang dimaksud adalah pesan-pesan yang disampaikan kepada pasien rawat inap
baik verbal maupun non verbal yang mengandung nilai-nilai ajaran agama Islam.
Penyampaian materi langsung pada saat rohaniawan melakukan kunjungan terhadap
pasien di rumah sakit, materi di sini untuk memberikan bimbingan kepada pasien agar
mempunyai ketabahan, kesabaran, dan tawakal kepada-Nya serta tidak putus asa dalam
menghadapi cobaan.
Adapun secara lengkap materi bimbingan rohani yang disampaikan biasanya
meliputi :
1. Aqidah
Aqidah adalah sesuatu yang mengharuskan hati menjadi tenang, tentram dan yang
menjadikan kepercayaan anda yang bersih dari dari kebimbangan dan keraguan
(baedawi, 1983:9)
Ajaran aqidah islam berarti tentang pokok-pokok keimanan yang tercantum dalam
institusi keimanan yang mutlak dan mengikat, sehingga ia harus diyakini, dinyatakan
dan mewujudkan dalam perbuatan. Manifestasi manusia adalah perwujudan sikap,
yakni pasien dilatih bersikap sabar dan tabah dalam menghadapi penderitaan dengan
cara menyerahkan persoalan kepada Allah, atau memperkuat keimanan pasien,
keimanan yang dimaksud bisa berupa do’a, karena doa merupakan obat yang sebaik-
baiknya untuk orang yang sedang sakit, sesuai firman Allah dalam Surat Ar-Ra’ad
ayat 28 yang berbunyi :

ْ ‫َط َم ِٕٕىِ~ ُّن قُلُوْ بُهُ ْم بِ ِذ ْك ِر هّٰللا ِ ۗ اَاَل بِ ِذ ْك ِر هّٰللا ِ ت‬


ۗ ُ‫َط َم ِٕٕىِ~ ُّن ْالقُلُوْ ب‬ ْ ‫الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َوت‬

Artinya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Dan ingatlah dengan Allah lah hati menjadi tentram.

2. Syariah
Syariah adalah hukum-hukum yang telah dinyatakan dan ditetapkan oleh Allah SWT
sebagai peraturan hidup manusia untuk diimani, dan dilaksanakan oleh manusia
dalam kehidupannya (Salam dan Fathur Rahman, 1986: 7).
Adapun materi yang dijadikan pedoman dalam bidang syariah adalah khusus
mengenai pokok-pokok ibadah yang dirumuskan dalam bimbingan rohani Islam,
yaitu pasien dianjurkan tetap melaksanakan ibadah, salah satunya shalat. Shalat dapat
untuk membersihkan jiwa dan kesucian, juga mempunyai manfaat yang besar bagi
kesehatan rohaninya.
3. Akhlak
Akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan yang mudah,
karena kebiasaan tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu (Arifin, 1982: 44).
Materi bimbingan rohani Islam yang berbentuk akhlak di sini adalah memberikan
pelajaran tata cara, adab atau sopan santun dalam berdo’a kepada Allah, serta
memberikan dorongan mental (psikologi kejiwaan) yang berupa penuturan langsung
tentang ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist, juga selebaran do’a-do’a dan buku-buku
tuntunan yang diberikan secara gratis kepada pasien, kesemuanya itu diberikan
kepada pasien, agar tetap sabar dan tabah dalam menghadapi penderitaan. Sesuai
firman Allah dalam surat Al-Lukman ayat 17 yang berbunyi :

َ ِ‫صابَ ۗكَ اِ َّن ٰذل‬


‫ك ِم ْن ع َْز ِم ااْل ُ ُموْ ِر‬ ِ ْ‫ي اَقِ ِم الص َّٰلوةَ َو ْأ ُمرْ بِ ْال َم ْعرُو‬
َ َ‫ف َوا ْنهَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َواصْ بِ ْ~ر ع َٰلى َمٓا ا‬ َّ َ‫ٰيبُن‬
Artinya : Hai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan oleh Allah.
d. Metode Bimbingan Rohani Islam
Metode bimbingan rohani Islam sebaiknya digunakan metode langsung, yaitu di mana
pembimbing melakukan komunikasi langsung (bertatap muka) dengan klien. Metode ini
dapat diperinci lagi menjadi :
a). metode Individual
dalam metode ini pembimbing melakukan komunikasi langsung secara individual dengan
pihak yang dibimbingnya diantaranya melalui percakapan pribadi yakni pembimbing
melakukan dialog langsung tatap muka dengan pihak yang dikunjungi atau di bimbing.
b). medote kelompok
dalam metode ini pembimbing melakukan komunikasi langsung teknik diskusi kelompok
yaitu pembimbing melaksanakan bimbingan dengan cara mengadakan diskusi bersama
dengan klien yang mempunyai masalah yang sama.

2.2 Konsep Kecemasan


2.2.1 Definisi Kecemasan
Kecemasan (ansietas) merupakan sebuah emosi dari pengalaman subjektif yang
dialami seseorang dan berhubungan denan perasan yang tidak pasti dan tidak
berdaya.6

6
Kusumawati F dan Hartono Y, Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Jakarta : Salemba Medika, 2012)
Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai dengan
kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang timbul secara alami dan dalam tingkat
yag berbeda-beda. (Maimunah, 2009)
Rasa cemas yang dialami oleh ibu hamil itu disebabkan oleh meningkatnya produksi
hormone progesteron. Horman progesteron mempengaruhi kondisi psikisnya. Selain
membuat ibu hamil merasa cemas, peningkatan hormon itu juga menyebabkan
gagguan perasaan dan membuat ibu hamil cepat lelah.(Pieter, 2011)
Kekhawatiran da kecemasan pada ibu hamil apabila tidak ditagani dengan serius
akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik da psikis. Fisik da pskis adalah
dua hal yang terikat dan saling mempengaruhi. Jika kondisi fisknya kurang baik,
maka proses berpikir, suasana hati, tindakan yang bersangkutan dalam kehidupan
sehari-hari akan terkena imbas negatifnya. (Z west, 2010)
2.2.2 Gejala-gejala kecemasan
Gejala kecemasan dapat berupa :
1. Perasaan ansietas, yaitu melihat kondis emosi individu yang menunjukkan
perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah tersinggung.
2. Ketegagan (tension), yaitu merasa tegang, lesu, tak bisa istirahat dengan tenang,
mudah terkejut, mudah menagis, gemetar, dan gelisah.
3. Ketakutan, yaitu takut pada gelap, takut pada orang asing, takut ditingal sendiri,
takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu lintas, dan takut pada
kerumunan orang banyak.
4. Gangguan tidur, yaitu sukar masuk tidur, terbagun pada malam hari, tidur tida
nyenyak, bagun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, dan mimpi
yang menakutkan.
5. Gangguan kecerdasan, yaitu sukar berkonsentrasi da daya ingat buruk.
6. Perasaan depresi, yaitu hilanya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih,
bangun dini hari, dan perasaan yang berubah-ubah sepanjang hari.
7. Gejala somatik (otot), yaitu sakit da nyeri di otot-otot, kau,kedutan otot, gigi
gemerutuk, dan suara yang tida stabil.
8. Gejala somatik (sensorik), yaitu titanus (telinga berdengung), penglihatan
kabur,muka merah atau pucat, merasa lemah, perasaan ditusuk-tusuk.
9. Gejala kardiovaskular, yaitu berdebar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras,
perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung seperti
menghilang/berhenti sekejap.
10. Gejala respitori, yaitu rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan tercekik, sering
menarik napas, da napas pendek/sesak.
11. Gejala gastrointestinal, yaitu sulit menelan, perut melilit, gagguan pencernaan,
nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, rasa penuh atau
kembung, mual, muntah, buag air besar lembek, kehilangan berat badan, da sulit
buang air besar (konstipasi).
12. Gejala urogenital, yaitu sering buag air kecl, tidak dapat menahan air seni,
perasaan menjadi dingin (frigid), ejakulasi, ereksi hilang, dan impotensi.
13. Gejala otonom, yaitu mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusng dan
sakit kepala, dan bulu-bulu berdiri/merinding.
14. Tingkah laku pada saat wawancara, yaitu gelisah, tidak tenang, jari gemetar,
kening berkerut, muka tegang, tonus otot meningkat, napas pendek dan cepat, dan
muka merah.(Sadock,2015)
2.2.3 faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
Menurut Ratnawati, 2014 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah :
a. Potensi stressor
Suatu peristiwa yag menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang,
sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi atau penyesuaian diri untuk
menanggulanginya.
b. Maturasi (kematangan)
Kematangan kepribadian dari seorang individu akan lebih sulit mengalami
gangguan akibat stress, karena mempunyai daya adaptasi yang besar terhadap
stressor yag timbul. Sebaliknya individu yag berkepribadian tidak matang
akan bergantung dan peka terhadap rangsangan sehingga sangat mudah
mengalami gangguan akibat adanya stress.
a. Status Pendidikan dan Status Ekonomi
Status pendidikan dan status ekonomi yang rendah pada seseorang
menyebabkan orang tersebut mengalami stres dibanding dengan mereka yang
status pendidikan dan status ekonomi yang tinggi.
b. Tingkat Pengetahua
Tingkat pengetahuan yang rendah pada seseorang akan menyebabkan orang
tersebut mudah stres.
c. Keadaan Fisk
Stres mudah dialami oleh individu yang mengalami gangguan fisik seperti
cidera, penyakit badan, operasi, cacat badan lebih mudah mengalami stres.
Disamping itu orang yang mengalami kelelahan fisik juga akan lebih mudah
mengalami stres.
d. Tipe kepribadian
Ciri-ciri individu yang mudah mengalami gangguan stres yaitu tidak sabar,
kompetitif, ambisius, ingin serba sempurna, merasa terburu waktu, sangat
setia (berlebihan terhadap pekerjaan), agresif, mudah gelisah, tidak dapat
tenag dan diam, mudah bermusuhan, mudah tersinggung, otot-otot mudah
tegang.
e. Sosial Budaya
Cara hidup individu di masyarakat yang sagat mempengaruhi pada timbulnya
stres. Individu yang mempunyai cara hidup sangat teratur dan mempunyai
firasat hidup jelas maka pada umumnya lebih sukar stres. Demikian juga
keyakinan agama akan mempengaruhi timbulnya stres.
f. Lingkungan atau situasi
Individu yang tinggal pada lingkungan yang dianggap asing akan lebih mudah
mengalami stress.
g. Usia
Ada yang berpendapat bahwa faktor usia muda lebih mudah mengalami stres
dari pada usia tua.
h. Jenis kelamin
Umumnya wanita lebih mudah mengalami stres, tetapi usia harapan hidup
wanita lebih tinggi dari pada pria.
2.2.4 Tingkat kecemasan
Menurut Rahmatillah, 2014 ada 4 tingkat kecemasan yang dialami oloeh individu
yaitu ringan, sedang, berat dan panik
1. Kecemasan ringan
Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada
tingkat ini lapangan persepsi melebar da individu akan berhati-hati dan waspada.
Individu terdorong unutk belajar yang akan menghasilkan pertumbuha dan
kreatifitas.
2. Kecemasan sedang
pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih
memfokuskan hal-hal yang penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.
3. Kecemasan berat
Pada kecemasan berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu
cendrung memiliki hal yang kecil saja da mengabaikan hal lain. Individu tidak
mampu lagi berpikir realistis dan membutuhkan banyak pengarahan unutk
memusatkan perhatian pada area lain.
4. Panik
Pada tingkatan ini lapagan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah
terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melaukan
apa-apa walaupun telah diberikan pengarahan.
2.3 Karakteristik Kehamilan
2.3.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau
fenus dalam tubuhnya. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir.7
Ketika seorang wanita sedang hamil harus menjaga diri dengan sebaik-
baiknya dan memperhatikan semua yang ia lakukan, mulai dari makanan, perasaan,

7
M Mulana, Penyakit Kehamilan dan Pengorbanannya (Yogyakarta : Kata Hati, 2008)
dan perilakunya atau apapun yang dilaukan seorang ibu hamil akan mempengaruhi
jainnya. Untuk mendapatka janin sehat dan kuat, maka selama menjalani proses
kehamilan ibu hamil harus memperhatikan dirinya secara utuh, lahir dan batin.
Oleh sebab itu seorang wanita yang sedang mengandung harus menjaga dengan baik
kesehatan bayinya, selain ibu peran ayah sangat penting untuk menjaga kesehatan
istrinya, peran ayah disni adalah memberi perhatian yang penuh kasih sayang dengan
istrinya. Dan suami harus melindungi istrinya dari hal-hal yang tidak di inginkan,
seorang wanita ketika sedang mengandung berhak mendapat berbagai perlindungan
dari suaminya.8
Islam juga menempatkan laki-laki (suami) sebagai pemimpin dan pelindung dalam
rumah tagga. Juga memberikan nafkah yang halal untuk calon anak dan istrinya.
Allah berfirman dalam Surat Al-a’raf ayat 189 :
ْ َ‫س َّوا ِح َد ٍة َّو َج َع َل ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا لِيَ ْس ُكنَ اِلَ ْيهَ ۚا فَلَ َّما تَ َغ ٰ ّشىهَا َح َمل‬
‫ت َح ْماًل خَ فِ ْيفًا‬ ٍ ‫هُ َو الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن نَّ ْف‬
َ‫صالِحًا لَّنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ال ٰ ّش ِك ِر ْين‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫ت َّدع ََوا َ َربَّهُ َما لَ ِٕٕىِ~ ْن ٰاتَ ْيتَنَا‬ ْ َ‫َّت بِ ٖه ۚفَلَ َّمٓا اَ ْثقَل‬
ْ ‫فَ َمر‬
Artinya: “Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu da dari padanya Dia
menciptakan isterinya, agar Dia merasa senag kepadanya. Maka setelah
diampurinya, istri itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah Dia
merasa ringan (Beberapa waktu). Kemudian tatkala Dia merasa berat, keduanya
(suami-istri) bermohon kepada Alllah, Tuhannya seraya berkata: ‘Sesungguhnya
jika Engkau memberi Kami anak yang saleh, tentulah Kami termasuk orang-orang
yang bersyukur”9
2.3.2 Masalah –masalah yang di hadapi oleh ibu hamil
Masalah yang dihadapi oleh seorang wanita ketika hamil bayak sekali baik itu
perubahan fisik maupun pskologis. Bagi yang sudah berpengalaman ataupun seorang
yag sudah siap menerima dengan perubahan yang akan terjadi pada dirinya tidak ada
masalah.
Berbeda dengan seorang wanita yang baru mengalaminya, atau wanita yang
belum siap mengandung akan menimbulkan perasaan –perasaan yang akan menekan
jiwanya terutama perubahan badan dan fisknya. Biasaya yag terjadi pada para wanita

8
Suharsono, Mencerdaskan Anak (Depok: Inisia si Press, 2005) hlm. 171
9
Q.S Al-A’raf (7 : 189)
hamil banyak mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan khususnya tentang
perubahan fisk dan psikologisnya.
Pengaruh emosi ibu pada janin misalnya depresi, seorang ibu hamil yang
mengalami depresi menjadi faktor penting pada tumbuh kembag janin. Ibu hamil
yang mengalami depresi cendrung melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau
premature.
Dalam Al-Qur’an memerintahkan untuk memuliakan kedua orang tua terutama
kepada ibu. Karena ia telah susah payah “dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah” dalam mengandung. Oelh sebab itu, Allah beriman dalamsurat Lukman ayat
14.
‫ي‬ َ ِ‫ص ْينَا~ ااْل ِ ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ۚ ِه َح َملَ ْتهُ اُ ُّمهٗ َو ْهنًا ع َٰلى َو ْه ٍن َّوف‬
َّ َ‫صالُهٗ فِ ْي عَا َمي ِْن اَ ِن ا ْش ُكرْ لِ ْي َولِ َوالِ َد ْي ۗكَ اِل‬ َّ ‫َو َو‬
‫ص ْي ُر‬ ِ ‫ْال َم‬
artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku da
kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Kulah kembali”.10
2.4 Bimbingan Islami Untuk Ibu Hamil
Janin di dalam kandungan tidak hanya membutuhkan nutrisi vitamin yang
dibutuhkan tibuhnya, tapi juga membutuhkan nutrisi ruhiyah. Nutrisi ruhiyah ini
berupa kedekatan orang tua kepada Allah. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperbanyak shalat, berzikir, bersholawat, membaca Al-Qur’an, berpuasa jika
mampu, dan ibadah-ibadah lainnya yang disyariatkan oleh agama. hal ini akan
membuat ibu dan janin dalam kondisi stabil. Kondisi seperti ini memberikan
pengaruh positif pada janin, sehingga ia tumbuh dengan baik, secara fisik maupun
ruhaniyahnya.11
Masa-masa kehamilan adalah masa yang cukup menegangkan bagi calon ibu
baru. Ada rasa takut, khawatir, resah, meski bercampur dengan bahagia karena
menanti sang buah hati. Dalam islam ketika ibu hamil yang harus dilakukan yaitu :
1. Membaca Al-Qur’an

10
Q.S.Luqman (31:14)
11
Hasan El-Qudsy, Dahsyatnyat Bacaan…, hlm. 55.
Kegiatan membaca Al-Qur’an bagi ibu hamil hendaknya dilakukan secara santai
dan suara merdu atau tartil. Tujuan agar anak dalam kandungan merasakan
kemerduan suara ibunya yang sedang mengaji. Sebab, suara merdu dapat
diibaratkan sebagi alunan musik yang menenangkan jiwa. Selain membaca Al-
Qur’an hendaknya ibu hamil juga meresapi makna bacaan tersebut. Tujuannya
agar si anak dalam kandungannya tidak hanya paham bacaan Al-Qur’an, tetapi
juga mengetahui makna dari bacaan itu.
Kegiatan membaca Al-Qur’an dan meresapi maknanya yang dilakuka oleh
ibu hamil juha dapat mempengaruhi anak yang di kandungnya. Jika sebelum
hamil ibu jarang membaca Al-Qur’an maka ketika hamil di upayakan agar sering
membaca Al-Qur’an. Harapannya supaya anak kelak meniru orang tuanya yang
rajin membaca Al-Qur’an bagi ibu hamil dapat menimbulkan ketenangan jiwa,
rasa nyaman, dan meningkatkan rasa gembira. Hal itu tentu juga akan dirasakan
oleh anak yang dikandungnya.12
Surat yang baik untuk dibaca pada saat ibu hamil adalah surah Al-
Fatihah, surah Yasin, surah At-Taubah, surah Yusuf, surah Maryam, surah
Luqman, surah An-Nahl ayat 78 dan surah Al-A’raf ayat 189. Dengan membaca
surah dan ayat tersebut selain beribadah juga dapat memudahkan dalam
menghadapi persalinan, mendapat anak yang sehat dan sempurna, dan anak yang
sholeh dan sholehah yang patuh dan taat kepada Allah dan Rasulnya. Dengan
membaca surah dan ayat tersebut selain beribadah juga dapat memudahkan dalam
menghadapi persalinan, mendapat anak yang sehat dan sempurna, dan anak yang
soleh dan sholehah yang patuh dan taat kepada Allah dan Rasulnya.
2. Memperdengarkan dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an
Memperdengarkan dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an berarti memberikan
bunyi berupa bacaan Al-Qur’an untuk didengarkan oleh anak yang masih berada
dalam kandungan dan si ibu secara sadar. Sementara, bacaan Al-Qur’an yang
diperdengarkan tersebut bisa berasal dari Ayah yang sedang mengaji atau orang
lain. Kegiatan mendengarkan tersebut sangat berguna bagi perkembangan emosi

12
Masykur Arif, Bahagianya Punya Anak Shalih Dan Shalihah, (Yogyakarta : Saufa, 2015),
hlm. 69-74.
dan otak anak. Terlebih, jika seorang yang membaca Al-Qur’an adalahn
Aayahnya sendiri, maka dapat meningkatkan keharmonisan keluarga.
Kegiatan mendengarkan seseorang mengaji dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
a. Kegiatan mendengarkan seseorang mengaji secara langsung dilakukan ketika
ada seseorang yang mengaji secara langsung di depan kita.
b. Kegiatan mendengarkan seseorang mengaji secara tidak langsung dilakukan
melalui ponsel, tape recorder, ataupun DVD yang berisi rekaman orang
mengaji.
3. Melalui shalat
Ibu hamil yang mengerjakan shalat juga akan mendapatkan banyak manfaat, baik
secara fisik maupun batin. Demikian juga terhadap anak yang berada dalam
kandungannya. Anak tersebut akan sehat secara jasmani dan ruhani.
a. Manfaat shalat secara ruhaniah bagi ibu hamil dan anak dalam
kandungannya. Shalat yang dikerjakan oleh ibu hamil akan membawa
ketenangan batin baginya dan anaknya. Rasa tenang tersebut kemudian
tumbuh menjadi rasa percaya diri yang akan membuatnya lebih yakin dan
merasa mampu menjalani masa kehamilan dengan lancar dan selamat.
Ketika menjalani kehamilan, seorang wanita sering berhadapan dengan
kehidupan yang sulit, bahkan menegangkan terlebih ketika melahirkan.
Ketika ibu hamil meraih ketenangan dan kebahagiaan dalam shalat, maka
anak yang berada dalam kandungannya tidak akan mengalami trauma dan
ketakutan. Dengan demikian, si ibu juga mengajari anaknya untuk bersikap
optimis, pemberani, dan yakin kepada Allah Swt. Jika si ibu merasa cemas,
maka anak dalam kandungan pun ikut cemas. Ia akan sering bergerak-gerak
dan menendang-nendang. Hal itu akan menimbulkan trauma dan ketakutan
bagi si anak hingga ia lahir kelak. Oleh karna itu, selama menjalani
kehamilan, para ibu hamil hendaknya rajin melaksanakan shalat,. Sehingga
ia, merasakan ketenangan batin yang juga dirasakan aoleh anak yang di
kandungnya.
b. Manfaat shalat secara jasmani bayi ibu hamil dan anak dalam kandungannya.
Selain ruhani, manfaat shalat juga dirasakan oleh jasmani kita. Shalat dapat
membuat kita sehat dan bugar. Sebab, gerakannya membuat organ tubuh kita
ikut bergerak. Dalam hal ini, rasa sakit yang sering dialami oleh ibu hamil
dapat dikurangi atau dihindari dengan cara rajin melaksanakan shalat. Ketika
shalat, otot-otot ibu hamil yang kaku menjadi renggang, sehingga aliran
darahnya menjadi lancar dan janin menjadi sehat, terutama shalat wajib.
4. Melalui Dzikir
Berdzikir dapat membawa ketenangan bagi pengamalnya, bacaan dzikir akan
terlebih dahulu memberikan ketenangan bagi ibu hamil 9secara psikologi).
Kemudian ketenangan hati tersebut memotivasi tubuh si ibu agar selalu
semangat. Sehingga ia mampu menjalani masa kehamilannya.

BAB III
Metode Penelitian

3.1 Metode Penelitian


3.1.1 Jenis dan pendekatan
Metode penelitia yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan desain penelitian quasi eksperimental research (eksperimen semu) dengan
pendekatan one group pre and post test desaign. Penelitian one group pre and post
test design merupakan penelitian yang menggunakan satu kelompok subyek,
pengukuran dilaukan sebelum diberi intervansi. Hasil pengukuran tersebut kemudian
dilihat kembali perbedaan hasil pengukuran.13(suyanto,2011)
3.1.2 Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep penelitian tentang Urgensi Bimbingan Agama melalui
Terapi Murottal Al-Qur’an terhadap tingkat Penurunan Kecemasan Ibu Hamil
Trimester III Primigravida Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat
Sebagai berikut :

13
3.2 kerangka Teori
Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi :

1. Faktor internal (kepercayaan tentang persalina


da perasaan menjelang persainan)
2. Faktor eksternal (informasi dari tenaga
kesehatan da dukunga suami)
3. Faktor biologis (kesehatan dan kekuatan selama
kehamilan)
4. Faktor psikis ( kesiapan mental ibu selama
kehamilan)

Ibu Hamil Primigravida Tingkat


Trimester III Kecemasan

(kuisioner
HARS)
Karakteristik Ibu Hamil:
Tidak ada kecemasan
1. Pengetahuan
2. Usia
Ringan
3. Status Pendidikan
Sedang

Berat
Sangat Berat

Gambaran/karakteristik

Pengetahuan
Ibu Hamil Tingkat
Usia
Primigravida gangguan
Status Pendidikan Trimester III kecemasan

Keterangan : : Variabel yang diteliti


: Variabel Dependen
: Variabel Independen
3.3 Definisi operasional

Variabel Definisi Alat ukur Cara skala Hasil ukur


oprasional ukur
Independen Merupaka hasil Kuesioner Mengisi nominal Hasil ukur
karakteristik Ibu “tahu” dan ini dengan lembar dikategorikan
Hamil Trimester terjadi setelah jumlah kuesionel :
III orang sebanyak jika baik c. Baik(76%
1. pengetahuan mengadakan 20 pertanyaan -100%)
penginderaan pertanyaan 16-20 d. Cukup
terhadap suatu (benar) (56%-
objek tertentu cukup 75%)
pertanyaan e. Kurang
11-15 (<56%)
(benar) c
kurang
pertanyaan
<10
2. Umur Usia individu Kuesioner Melihat ordinal Hasil ukur
yang terhitung yang diisi data yang dikategorikan
mulai dari oleh telah diisi :
dilahirkan responden oleh a. <20
sampai berulang responden b. 20-25
tahun c. >35
3. Tingkat Pendidikan Kuesioner Melihat ordinal Hasil ukur
pendidikan formal ibu hamil yang diis data dikategorikan
oleh koesioner :
responden yang telah a. Rendah
diisi oleh (SD,SMP)
responden b. Sedang
(SMA)
c. Tinggi (PT)
Dependen : Responden Hamilton Mengisi ordinal Hasil skor:
Tingkat emosional yang Rating lembar Normal : <14
kecemasan tidak menentu Scale kuesioner Kecemasan
terhadap suatu Anxiety HARS ringan : 14-20
objek yang tidak (HARS) Kecemasan
jelas yang sedang :21-27
dialami oleh ibu Kecemasan
hamil TM III berat: 28-41
Kecemasan
sangat berat :
42-56

3.4.1 Sumber dan Jenis Data


a. Data primer
Data yang diperoleh dari responden secara lagsung, yaitu ibu hamil trimester III
yang diberikan terapi murottal Al-Qur’an.
b. Data sekunder
Data dari klinik bidan yang akan menjadi tempat penelitian dan data-data lain
yang mendukung. Data sekunder ini adalah karakteristik umum responden seperti
usia ibu hamil, usia kehamila, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan riwayat
kehamilan.
3.4.2 Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang
akan di teliti (Hidayat, 2009) populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
trimester III dengan usia hamil minimal 30 minggu di wilayah kecamatan Balik
Bukit.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karekteristik yang dimiliki oleh populasi. 14Metode pengambilan pada sampel
penelitia ini yaitu non probability dengan pendekatan Purposive Sampling dengan
14
Hidayat, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, (Jakarta: Salemba Medika, 2009)
berdasarkan pada ibu hamil yag ada saat penelitian. Adapun dalam penelitian
yang akan dilakuka, akan digunkan sampel minimal 30 responden.
3.4.3 Teknik Pengumpulan Data

KISI KISI SOAL PENGETAHUAN

No Topik soal jumlah Distribusi soal


Definisi kehamilan 1 17
2 Definisi kehamilan trimester III 2 1, 10
3 Perubahan psikologis pada trimester ketiga 8 4, 16,
18,19,7,10,11,1
3
4 Dampak perubahan psikologis pada 6 2,3,15,9,12,14
trimester ketiga
5 Faktor-faktor psikologis yang 3 6,20,8
mempengaruhi masa hamil
TOTAL 20

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan dalam pengumpulan data
berhubungan dengan penelitian yang akan dilaukan. Adapun langkah-lagkah
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Metode pengumpulan data
a. Menemui responden yang memenuhi kriteria
b. Memperkenalkan diri, maksud dan tujuan penelitian
c. Peneliti meminta responden menandatangai lembar informed consent bai
responden yang tersedia.
d. Menjelaskan cara kerja dari kuisioner pada responden.
e. Peneliti mengkaji tingkat kecemasan ibu sebelum pemberian intervensi.
f. Dianjurkan responden untuk melakukan posisi sim kanan/miring kanan.
g. Melakukan intervensi terapi murottal Al-Qur’an berbasis androin dengan
memperdengarkan setiap surah yang sudah ditentukan dengan renta waktu
sesuai dengan pajang setiap surah.
h. Mengukur tingkat kecemasan ibu hamil setelah intervensi.
i. Intervensi dilakukan selama 1 minggu berturut-turut.
3.4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
1. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang
ia ketahui (Arikunto, 2010). Kuesioner yag digunakan memiliki 20 jumlah soal
pilihan ganda untuk pengetahuan dan 14 item soal berupa pertanyaan untuk
tingkat kecemasan.
3.4.5 Validitas dan reabilitas data
a. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yag diukur. Uji validitas dapat dilakukan dengan meggunakan
product moment. Suatu instrumen dikatan valid atau sahih apabila korelasinya tiap
butiran memiliki nilai positif dan nilai r hitung > r tabel (Notoatmodjo, 2010).
b. Reabilitas
Reabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukka
pengukuran dua kai atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan mengunakan
alat ukur yag sama. Pengukuran reabilitas menggunakan bantuan sofware
komputer dengan rumus alpha cronbach. Suatu instrumen dikatakan reliable
apabila r hitung > r tabel (Notoatmodjo, 2010)
3.4.6 Teknik analisis data
a. Pengolahan data
Pengolahan data dilaukan dengan tahapan sebagai berikut :
(1). Penyuntingan (Editing)
Setelah semua kuesioner terisi denga jawaban responden kemudian penelitian
melaukan pemeriksaan kelengkapan jawaban kembali apakah sudah terisi semua
atau belum.
(2). Pengkodean (Coding)
Setelah melauka pengecekan terhadap kuesioner selajutnya peneliti melakukan
pengkodean untuk memudahkan pengolaha data dengan penomoran misalkan
nama ibu hamil diganti menjadi nomer responden 1,2,3,4,5,……30.
(3). Pentabulasian (Tabulating)
Setelah data diedit dan di beri kode, kemudian peneliti melakukan proses
pentabulasian dimana data dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi serta
tabel silang untuk mendapat hasil terapi Al-Qur’an terhadap penurunan tingkat
kecemasan ibu hamil trimester III.
3.4 Sistematika Penulisan

Anda mungkin juga menyukai