PENDAHULUAN
Salah satu indra tubuh yang sangat penting bagi manusia adalah mata.
Mata merupakan organ yang berfungsi sebagai indera penglihatan dan salah satu
alat keseimbangan.1 Perubahan gaya hidup, peningkatan kejadian penyakit
degeneratif, dan kejadian infeksi yang berimplikasi terhadap gangguan
penglihatan dan berujung kebutaan semakin meningkat. Menurut WHO, terdapat
berbagai penyebab utama gangguan penglihatan yang bisa berakhir menjadi
kebutaan, yaitu kelainan refraksi yang tidak terkoreksi, glaukoma, retinopati
diabetik, trakoma, dan katarak.2
Salah satu dari gangguan penglihatan yang sering ditemukan dalam
praktis klinis adalah katarak. Katarak merupakan keadaan kekeruhan pada lensa
mata yang terjadi akibat penambahan cairan atau hidrasi lensa, denaturasi protein
lensa, atau akibat kedua-duanya.3 Apabila kekeruhan semakin meningkat, lensa
mata akan semakin keruh, menyebabkan gangguan refraksi, dan apabila tidak
segera diatasi bisa berakhir dengan kebutaan.4 Berdasarkan usia, katarak
diklasifikasikan menjadi katarak kongenital, katarak juvenil, dan katarak senilis.
Sedangkan berdasarkan derajat kekeruhan lensa, katarak dikelompokkan menjadi
katarak immatur, matur, dan hipermatur.3 Berdasarkan penyebab, katarak
diklasifikasikan menjadi katarak kongenital atau juvenil, katarak degeneratif
seperti katarak senilis, katarak komplikata, dan katarak traumatik.4
Pada tahun 2010, di dunia terdapat 285 juta orang menderita gangguan
penglihatan, 39 juta di antaranya mengalami kebutaan. Katarak bertanggung
jawab terhadap 51% penyebab kebutaan di seluruh dunia atau sekitar 20 juta
orang.5 Di wilayah Asia Tenggara, terdapat 91 juta orang mengalami gangguan
penglihatan, dimana 79 juta orang mengalami low vision dan 12 juta lainnya
mengalami kebutaan.6 Pada beberapa negara di wilayah Asia Tenggara, seperti
Indonesia, India, Bangladesh, dan Sri Lanka, katarak merupakan penyebab
kebutaan dengan presentase lebih dari 50%.6
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
nasional katarak adalah 1,8%, dimana presentasinya tidak mengalami perubahan
dibandingkan dengan Riskesdas tahun 2007.7-8 Di wilayah Sumatera Barat,
proporsi katarak justru meningkat dari tahun 2007 sampai tahun 2013, yaitu 2,3%
di tahun 2007 menjadi 3,3% di tahun 2013.7-8 Berdasarkan data rekam medik RS
Mata Padang Eye Center, penderita katarak yang datang berobat di RS Mata
Padang Eye Center pada Januari sampai Desember 2018 berjumlah xxx orang.
1.4.2.1. Akademik
1.4.2.2. Instansi
1.4.2.3. Masyarakat