Latar Belakang
Sampai saat ini dipastikan bahwa semua negara melakukan berbagai cara untuk
mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi yang lambat
menimbulkan implikasi ekonomi dan sosial yang sangat merugikan masyarakat. Ahli-ahli
ekonomi yang tergolong dalam mazhab merkantilis berpendapat kekayaan emas dan perak
merupakan sumber kekayaan dan kemakmuran suatu negara. Keyakinan ini merupan salah
satu faktor yang mendorong pedagang-pedagang di negara Eropa menjelajahi dunia baru
(Amerika dan Australia) dan menjajah Asia dan Afrika.
Para ekonom dan politisi dari semua negara mengutamakan pertumbuhan ekonomi
(economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan
data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan
dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang
membesarkan hati. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program
pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya
tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional.
1
Daftar Isi
Pendahuluan ................................................................................................................................... 1
Latar Belakang ......................................................................................................................................... 1
Daftar Isi......................................................................................................................................... 2
Pertumbuhan Ekonomi Tak Capai Target dan Jokowi Diberi Peringatan World Bank ............ 3
Pemahaman dari Berita ................................................................................................................. 4
Teori Yang Berhubugan ...............................................................................................................10
Solusi Dari Masalah ......................................................................................................................12
Penutup ..........................................................................................................................................14
A. Kesimpulan ........................................................................................................................................ 14
B. Analisis ............................................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ..............................................................................................................................15
2
Pertumbuhan Ekonomi Tak Capai
Target dan Jokowi Diberi
Peringatan World Bank
Adhyasta Dirgantara, Jurnalis · Jum'at 29 November 2019 03:36 WIB
JAKARTA - Jelang akhir tahun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan
Indonesia soal pertumbuhan ekonomi. Sebab, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia baru
mencapai 5,05%, jelas angka ini berada di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 5,2%.
"Saya kira pertumbuhan ekonomi kita tahun ini mungkin 5,04% atau 5,05%," ujar Presiden
Jokowi di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta. Bahkan, dia mengaku juga mendapat
peringatan dari World Bank. Presiden Jokowi diminta hati-hati terhadap kondisi global yang
tidak stabil saat ini. "World Bank waktu ketemu dengan saya (bilang), ‘Presiden Jokowi hati-hati
kondisi global belum jelas jadi terutama fiskalnya, prudence saja’," ungkapnya
3
Meski ada perlambatan pertumbuhan ekonomi, Presiden Jokowi tetap bangga karena
ekonomi Indonesia mampu tumbuh. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh bersamaan
dengan dua negara lainnya.
Menurut Jokowi, alasan mengapa angka pertumbuhan ekonomi di bawah target, karena
kondisi perekonomian global masih belum pasti. Misalnya perang dagang yang masih belum
menemui titik terang hingga keluarnya Inggris dari Uni Eropa serta ancaman resesi ekonomi
global. Apalagi beberapa lembaga keuangan dunia juga memprediksi adanya penurunan angka
pertumbuhan ekonomi. Tak hanya Indonesia negara besar seperti Amerika Serikat (AS) hingga
China juga diprediksi mengalami perlambatan ekonomi.
"Kira-kira begitu tahun depan. Dengan kondisi ekonomi global yang menurut bank dunia,
IMF juga kemungkinan bisa turun lagi, karena kondisi yang ada belum bisa diselesaikan,"
jelasnya. Saat ini Indonesia berada diperingkat ketiga negara-negara G20 dengan pertumbuhan
ekonomi tertinggi. Indonesia hanya kalah dari China dan India yang masing-masing berada di
peringkat satu dan dua.
"Saya ingin menunjukkan Indonesia dibanding negara-negara lain jauh lebih baik
terutama dengan pertumbuhan ekonomi. Kita lihat di G20 pertumbuhan ekonomi Indonesia di
posisi ranking ketiga, perlu kita syukuri dan kita sering lupakan, nomor tiga di bawah India dan
China baru Indonesia," jelasnya.
Sumber daya manusia adalah suatu faktor yang penting karena dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Karena SDM merupakan faktor yang penting dalam proses
pembangunan, cepat atau lambatnya proses dari pembangunan sangat tergantung pada sumber
4
daya manusianya yang selaku sebagai subjek pembangunan yang mempunyai kompetensi yang
baik dan cukup memadai untuk melaksanakan proses dari pembangunan tersebut.
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan
proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembangunan ekonomi apabila tidak didukung oleh kemampuan sumber daya manusianya dalam
mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Sumber daya alam yang dimaksud diantaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut. Sumber daya alam tersebut harus diolah oleh sumber
daya manusia yang berkompeten sehingga dapat dimanfaatkan secara bijak untuk kepentingan
proses pembangunan.
Untuk meningkatkan kompetensi dari sumber daya manusia dan menambah ilmu pengetahuan
serta teknologi, maka dibutuhkan sumber daya modal yang akan memperlancar proses
pembangunan karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Pembentukan modal dapat meningkatkan ketersediaan modal untuk tenaga kerja yang dapat
meningkatkan rasio modal atau tenaga kerja. Akibatnya, meningkatlah produktivitas tenaga kerja
yang dapat menghasilkan peningkatan output serta pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Budaya
5
budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros,
KKN dan sebagainya.
Tingkat Inflasi
Inflasi juga ialah salah satu gejala yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana inflasi
merupakan suatu kejadian dimana laju peredaran rupiah tidak terkendali dengan semestinya.
Dengan meningkatnya harga – harga, maka akan berpengaruh terhadap produktifitas bahan
baku. Dengan begitu akan menyebabkan adanya peningkatan biaya operasi perusahaan untuk
pemasokan bahan baku. Tidak hanya itu, adanya inflasi akan mempengaruhi akan gaji pegawai
suatu perusahaan tersebut.
Terdapat dua tipe inflasi yang bisa berpengaruh langsung terhadap bisnis perusahaan, ialah :
cos-push inflation & deman-pull inflation. Dimana cos-push inflation merupakan suatu harga
produk naik karena permintaan masyarakat meningkat dan deman-pull inflation merupakan suatu
kenaikan permintaan masyarakat sehingga menyebabkan kenaikan akan harga barang serta jasa.
Melemahnya rupiah juga sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi, Nilai tukar
Rupiah hingga saat ini masih staknat di angka Rp. 14.700 - 14.800, yang berdampak signifikan
terhadap perekonomian Indonesia, Pemerintah saat ini harus ekstra kerja keras untuk
mengembalikan nilai tukar Rupiah kembali normal agar dampak yang dirasakan tidak terlalu
besar dari penguatan Dollar terhadap Rupiah.
Misalnya bagi industri tempe kenaikan harga impor ini sangat merugikan karena tempe
bahan bakunya dari kedelai sebagian besar masih dipenuhi impor. maka ketika melemahnya
rupiah, harga kedelai akan melonjak, ketika harga tempe dan tahu terus mengalami kenaikan
rakyat akan tercekik dan industri bisa bangkrut serta para pengawai akan diberhentikan dan
pengangguran meningkat akibatnya melambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini baru dari segi
usaha Tempe bagaimana dengan usaha - usaha yang lain yang selalu mengandalkan impor bahan
baku. Beberapa industri seperti tekstil, farmasi, besi baja yang sebagian besar bahan bakunya
bergantung impor akan terkena imbas paling besar.
Beban utang negara semakin berat, pemerintah dan swasta seringkali mengajukan utang
menjalankan pembangunan. hutang-hutang ini dilakukan dalam bentuk dollar AS, maka
pengembaliannya pun harus dilakukan dengan mata uang yang sama, saat ini banyak utang
negara jatuh tempo yang harus secepatnya dibayarkan.
6
Mentri Keuangan dan Bank indonesia serta lembaga yang terkait harus bersinergi agar
bisa menekan kenaikan dollar terhadap Rupiah untuk mengatisipasi dampak pelemahan Rupiah
pasa masa mendatang serta terus menjaga kondisi agar dinamikan itu tidak mengganggu
pelaksanaa APBN.
sejumlah penyebab kenapa nilai tukar rupiah melemah. Di bawah ini adalah sejumlah
faktor yang memengaruhi kurs mata uang sehingga nilai rupiah melemah atau menguat, yaitu :
1. Diferensiasi Inflasi
Inflasi merupakan salah satu faktor kenapa kurs berubah-ubah. Negara yang inflasinya
rendah atau stabil, nilai mata uangnya jarang sekali mengalami pelemahan terhadap mata uang
lain. Berbeda dengan negara yang inflasinya lebih sering naik ketimbang turunnya, nilai mata
uangnya lebih sering melemah dan sewaktu-waktu menguat (tidak stabil).
Kaitan antara inflasi dan kurs juga tampak bila nilai rupiah melemah, inflasi akan terkena
dampaknya. Angka inflasi akan cenderung naik karena beberapa produsen dalam negeri
mengandalkan bahan baku dari luar negeri untuk produksi. Harga bahan baku yang mahal
mengakibatkan harga produk juga mahal. Tentu saja ini mendorong naiknya inflasi.
3. Utang Publik
Pernah mendengar utang negara atau utang luar negeri? Di Indonesia adanya dana yang
didapat dengan mengutang ditujukan untuk pembangunan dalam negeri. Seperti yang sering kita
dengar, pembangunan infrastruktur yang kini gencar dilakukan negara. Dana yang dibutuhkan
tidak sedikit demi terealisasinya pembangunan ini.
Karena itu, meminjam dari luar negeri (berutang) menjadi pilihan. Besarnya nilai utang
berdampak pada perubahan kurs rupiah. Pembayaran cicilan utang beserta bunganya
menggunakan mata uang asing. Akibatnya, permintaan akan mata uang asing meningkat
ketimbang rupiah.
7
4. Ketentuan Perdagangan
Kegiatan ekspor dan impor dalam perdagangan memengaruhi kurs mata uang. Tingginya
ekspor daripada impor menandakan perdagangan sedang dalam kondisi baik. Sebaliknya,
tingginya impor daripada ekspor menandakan perdagangan sedang dalam kondisi kurang baik.
Lalu, mengapa bisa memengaruhi kurs mata uang? Dengan tingginya ekspor, permintaan
mata uang asing tidak besar. Sebaliknya, tingginya impor menyebabkan permintaan mata uang
asing meningkat. Akibatnya, rupiah bisa-bisa mengalami pelemahan.
Politik dan ekonomi saling terikat satu sama lain. Krisis politik menimbulkan krisis
ekonomi. Begitu juga sebaliknya, krisis ekonomi menimbulkan krisis politik. Dampaknya, nilai
mata uang bisa melemah dan terus melemah seperti yang pernah dialami Indonesia sewaktu
krisis politik dan ekonomi 1998. Karena itu, betapa pentingnya stabilitas politik dan ekonomi
tetap terjaga.
Apa yang terjadi di luar negeri turut memicu perubahan nilai tukar rupiah. Adanya
rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve System atau Fed Amerika Serikat memengaruhi
kondisi perekonomian global. Imbasnya, dolar menguat, rupiah melemah. Di samping itu,
perubahan kebijakan fiskal dan perdagangan di Amerika Serikat juga memberi dampak bagi nilai
tukar rupiah.
Faktor lain yang sangat mempengaruhi bagi pertumbuhan ekonomi adalah dari sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan yang berdampak 14,10% karena musim panen dari bulan
Januari - Maret, kemudian disusul oleh jasa keuangan dan asuransi sebesar 3,33%.
Investasi dan ekspor merupakan salah satu faktor kunci dalam meningkatkan
pertumbuhan perekonomian suatu negara. Melambatnya kinerja investasi dan ekspor membuat
pertumbuhan ekonomi nasional negatif (yoy). Adapun kinerja investasi pada kuartal I-2019
tumbuh melambat menjadi 5,03% dari yang sebelumnya tumbuh sekitar 7%. pada saat yang
sama, ekpor negara Indonesia negatif 2,08.
Melambatnya investasi ini dikarenakan pesta demokrasi Indonesia dalam kurun waktu
setengah tahun terakhir ini. Perhatian pemerintah begitu terfokus terhadap aktivitas politik dan
isu-isu yang berhubungan dengan sosial sehingga tidak menjadikan isu investasi dan ekspor
menjadi perhatian utama.
Lambatnya investasi ini disertai dengan lemahnya growth manufaktur yang bisa jadi
mengancam kualitas pertumbuhan perekonomian dalam jangka panjang. Pembangunan
8
infrastruktur yang memang harus diakui belum mampu memberikan multiplier effect terhadap
perekonomian nasional.
Kinerja ekspor juga patut menjadi perhatian utama yang tak bisa disepelekan begitu saja.
Menurun senilai 2,08 dari Kuartal IV tahun lalu, ini perlu menjadi perhatian serius sebab
pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan bakal melesu. IMF bahkan mengubah proyeksi
pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,5% menjadi 3,3% pada tahun ini.
Pada kuartal I tahun 2019, kinerja ekspor Indonesia sebesar US$ 40,51 Miliar lebih
rendah dari capaian ekspor kuartal I tahun 2018 yang menyentuh angka US$ 44,27 Miliar. Pada
sisi yang lain, kinerja eskpor yang menurun tak mampu mengimbangi kinerja impor pada kuartal
I tahun 2019 sebesar US$ 40,7 Miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia
mengalami defisit US$ 193,4 Juta pada kuartal 1 tahun 2019.
Pertumbuhan ekonomi nasional akan mencapai angka cukup tinggi pada kuartal III/2019
dan kuartal IV/2019. Hal tersebut dipicu oleh adanya arus investasi yang masuk setelah
terbentuknya pemerintahan baru. Akselerasi ini dipicu oleh optimisme investor terhadap
penyelenggaraan pemilu di Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan bisa
mencapai 5,1 hingga 5,3%.
Demikian juga dengan konsumsi rumah tangga, momentum Ramadhan dan Idul Fitri
akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi untuk kuartal II tahun 2019 lebih tinggi dibandingkan
dengan kuartal I tahun 2019. Hal yang sama juga akan meningkat disektor ritel dengan
momentum yang sama.
Soal ekspor, terutama komoditas utama kita seperti kelapa sawit, karet dan batu bara,
indonesia perlu mewaspadai pertumbuhan ekonomi dari mitra dagang utama seperti Tiongkok,
Jepang, India dan Singapura, serta perhatian terhadap berbagai sentimen yang mewarnai sektor
pedagangan kedepannya. Salah satunya adalah Indonesia perlu mewaspadai kampanye negatif
terhadap CPO (Crude Palm Oil/Minyak sawit mentah) yang diberikan oleh Eropa, Indonesia
perlu mendapatkan kepastian yang lebih baik lagi.
9
Iklim investasi yang baik bagi para investor, peningkatan ekspor kepada semua negara
mitra dan pencarian mitra dagang yang baru, konsumsi rumah tangga akan menjadi peluang
terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian terlebih pasca pesta demokrasi yang
sudah selesai pada April lalu.
Salah satu indikator majunya sebuah Negara selain infrastrukturnya yang memadai
adalah kekuatan ekonomi negara tersebut. Ekonomi secara real-time berpengaruh dalam
keseharian masyarakat. Bisa dikatakan bahwa kemakmuran masyarakat diukur berdasarkan
kekuatan ekonomi mereka. Indonesia telah berhasil menurunkan angka kemiskinan
penduduknya, berarti itu merupakan indikasi adanya peningkatan dalam perekonomian di
Indonesia.
Fenomena pertumbuhan ekonomi telah terjadi sejak jaman dahulu kala sehingga banyak
ahli-ahli yang telah merumuskan teori-teori seputar hal tersebut. Dan seiring berubahnya zaman,
teori-teori tersebut juga ikut berubah. Teori-teori tersebut mulai dari hasil pemikiran kuno lama -
-kelamaan menjadi modern. Berikut adalah teori-teori yang membahas tentang pertumbuhan
ekonomi.
10
pada perekonomiannya pula. Di sisi lain, David Ricardo dan T.R Malthus mengemukakan bahwa
jika pertumbuhan penduduk terjadi secara berlebihan, maka upah dan bahan makanan tidak akan
mencukupi kebutuhan mereka sehingga perekonomian akan statis atau mengalami stagnasi.
11
Solusi Dari Masalah
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam hal mengstabilkan
ekonomi Indonesia, antara lain :
Peningkatan Ekspor
Untuk mengatasi permasalahan ini, terdapat dua hal utama yang dilakukan pemerintah,
yakni meningkatkan ekspor dan mengendalikan impor baik barang maupun jasa. Dalam upaya
memperkuat daya saing produk dan jasa nasional di tingkat dunia, pemerintah melakukan
perbaikan di berbagai sektor. Misalnya, sektor pendidikan dengan memberi beasiswa hingga
pendidikan tinggi, pembangunan infrastruktur khususnya di bidang kelistrikan,
mempermudah perizinan, dan perbaikan layanan kepabeanan. Usaha lain yang ditempuh
pemerintah adalah melalui instrument fiskal dan pembiayaan, kemudian kebijakan di bidang
perindustrian, pertanian, perikanan, pertambangan, kehutanan, dan perdagangan. Semua itu
dilakukan untuk mendukung eksportir dari dalam negeri. Namun, hasil dari semua upaya ini
tidak dapat diperoleh dalam sekejap, untuk itu kebijakan yang sedang dijalankan harus
dilanjutkan secara konsisten.
Pengendalian impor
Untuk mengendalikan impor barang dan jasa, pemerintah menerapkan pajak pada barang-
barang tertentu, mengurangi impor minyak dengan cara penggunaan biodiesel B20 sebagai
pengganti solar, menggunakan komponen lokal pada berbagai proyek infrastruktur, dan
menunda beberapa proyek yang menggunakan konten impor dalam skala besar.
Selain itu, pemerintah juga menggunakan insentif fiskal (tax holiday dan tax allowance)
untuk investasi dalam negeri guna membangun instrumen hulu dan substitusi impor. Upaya-
upaya ini perlu dilakukan sesegera mungkin, karena peningkatan impor di Indonesia ada di
angka 13,4 persen,lebih besar dibanding peningkatan ekspor yang hanya di angka 5 persen.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan defisit keuangan negara adalah
dengan meningkatkan arus modal yang masuk ke Indonesia. Salah satu cara yang ditempuh
adalah dengan meningkatkan daya tarik investasi dalam negeri, sehingga investor-investor
tertarik, bersedia, dan menanamkan modalnya di Indonesia.
12
Semua upaya ini, jika dilakukan dan dilanjutkan secara konsisten, akan terlihat hasilnya
pada periode-periode yang akan datang. Hal ini tentu sangat membawa dampak bagi reputasi
Indonesia sebagai negara dengan perekonomian yang sehat dan kompetitif. "Inilah komitmen
kenegarawanan dan kecintaan bagi negara di luar kepentingan sesaat," ujar mantan Direktur
Pelaksana Bank Dunia ini.
Selain itu, Pemerintah juga membentuk beberapa task force besar, yang melibatkan
berbagai kementerian/lembaga, dengan empat kelompok kerja di dalamnya. Pertama, Task
Force Satuan Tugas Efektivitas Percepatan Kebijakan Ekonomi, yang melakukan kampanye
dan deseminasi kebijakan. Kedua, Task Force Percepatan dan Penuntasan Regulasi. Ketiga,
Task Force Evaluasi dan Analisis Dampak, yang beranggotakan lembaga-lembaga non-
pemerintah. Keempat, Task Force Penanganan dan Penyelesaian Kasus.
Dan juga masih ada beberapa factor lain yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk
pertumbuhan ekonomi, yaitu :
a) Pertama, yaitu menjaga ketersediaan bahan makanan pokok. Hal ini bertujuan
agar stabilitas harga bahan kebutuhan pokok terjaga sehingga tidak semakin
memberatkan masyarakat.
b) Kedua, dengan menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Hal ini dinilai ikut
berdampak pada kemampuan masyarakat berbelanja. "Kemudian menjaga
kestabilan nilai rupiah yang berdampak pada daya beli rumah tangga,
c) Dan ketiga, mendorong masyarakat untuk giat menabung. Dengan banyaknya
ketersediaan modal di lembaga perbankan, diharapkan bisa membantu
permodalan proyek infrastruktur. "Memupuk tabungan sehingga perlu upaya
besar financial inclusion untuk menggiatkan menabung,"
13
Penutup
A. Kesimpulan
B. Analisis
Untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik pemerintah bersama rakyat
Indonesia harus dapat mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber daya yang ada di Indonesia
yang sangat banyak dan berlimpah bahkan banyak sumber daya Indonesia yang tidak dimiliki
oleh negara lain. Pemerintah harus dapat memberantas korupsi yang merupakan faktor utama
penghambat pertumbuhan ekonomi dan ilegaloging serta penyelundupan sumber daya alam
Indonesia ke negara lain, selain itu pemerintah haruslah mengembangkan infrastruktur,
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat agar kualitas sumber daya manusia Indonesia
meningkat sehingga mampu mengelola sumber daya alam Indonesia secara optimal bukan
dikeloka oleh negara lain, agar sumber daya yang dimiliki Indonesia dapat digunakan dan
dimanaatkan oleh rakyat kita sendiri , bukan untuk negara lain.
14
Daftar Pustaka
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan, cetakan ke-2, Yogyakarta: Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Kuncoro, Mudrajad. 2010. Dasar – Dasar Ekonomika Pembangunan, Yogyakarta: UPP STIM
YKPN
15