Bab Iii
Bab Iii
PENGKAJIAN
Dalam pengkajian yang dilaksanakan mulai tanggal 25 Oktober sampai dengan tanggal
29 Oktober 2016 pada Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD R.A Katini Jepara, ditemukan
bahwa :
Metode asuhan keperawatan professional (MAKP) yang diterapkan di IGD RSUD R.A Kartini
Jepara adalah metode tim, namun dalam pelaksanaannya menggunakan metode fungsional. Hal
ini ditandai dengan adanya pengorganisasian yang terstruktur, ada kepala ruang, kepala tim jaga,
ada perawat pelaksana, maupun perawat pelaksana lanjutan. Namun, dalam pengelolaan pasien,
tugas tidak dibagi secara terstruktur. Tidak ada perawat penanggungjawab pasien secara
khusus/perorangan, misal : pasien masuk diterima oleh perawat A, dikelola oleh perawat A
hingga dipindah rawat ke ruang rawat inap. Tidak bisa menentukan PPJP (Perawat
Penanggungjawab Pasien), pengelolaan pasien dikerjakan secara bersama.
Dalam memberikan asuhan keperawatan sudah cukup baik, cepat dan tepat, sesuai dengan triase
atau tingkat kegawatdaruratan pasien. Waktu pelayanan juga relatif singkat ?? (lihat SPO). Hal
ini sesuai degan visi misi RSUD R.A Kartini Jepara, yaitu :
Misi :
3. Melengkapi Sarana dan Prasarana Sesuai Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Jumlah tenaga kerja di Instansi Gawat Darurat (IGD) RSUD R.A Kartini Jepara sebanyak 33
orang, meliputi 15 orang perawat (terdiri dari 1 orang kepala ruang, 1 orang koordinator perawat,
4 orang kepala tim jaga, 9 orang perawat pelaksana), 13 orang bidan(terdiri dari 1 orang
koordinator bidan dan 12 orang bidan pelaksana), 1 orang tenaga administrasi dan 4 orang portir.
Adapun klasifikasi tingkat pendidikan dan pelatihan yang dimiliki tenaga kerja Instansi Gawat
Darurat (IGD) RSUD R.A Kartini Jepara, dapat dilihat pada atbel berikut :
Rekrutmen kru IGD ditentukan oleh bidang Keperawatan, dengan melihat kompetensi
kegawatdaruratan dan skill perawat secara perorangan. Penunjukkan kepala ruang juga
ditentukan oleh bidang keperawatan. Penunjukkan katim dilakukan oleh kepala ruang IGD
Rapat ruangan dilaksanakan satu bulan sekali. Pembuatan jadwal jaga dikerjakan oleh
koordinator perawat.
Pada timbang terima, berdasarkan pengkajian kelompok, kadang dilakukan sebelum semua tim
jaga datang. Meskipun perawat shift selanjutnya yang datang baru 1 orang sudah dilaksanakan
timbang terima. Pre konfren, dilakukan hanya pada pagi hari, saat timbang terima dari jaga
malam ke jaga pagi