DASAR TEORI
2.1 Batuan Beku
Batuan beku atau batuan iqneus adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik dibawah permukaan bumi maupun diatas
permukaan bumi dimana magma ini dapat berasal dari proses konvergensi antar batuan sehingga
batuan hasil tumbukan mencair sehingga menjadi magma.
Klasifikasi dari batuan beku dapat kita bedakan dari tempat proses pembetukannya dimana terbagi
menjadi dua, yaitu: batuan beku intrusif (batuan yang membeku dibawah permukaan bumi) dan batuan
beku ekstrusif (batuan yang membeku diatas permukaan bumi).
Struktur dari batuan beku ada lima, yaitu Masif (tidak menunjukkan adanyalubang-lubang), Vesikuler
(berlubang-lubang dengan arah yang teratur), Skoria (berlubang-lubang besar tapi dengan arah yang
tidak teratur), Amigdaloidal (lubang-lubang gas telah terisi mineral-mineral sekunder) dan Xenolitis
(struktur yang memperlihatkan adanya fragmen yang masuk kedalam batuan yang mengintrusi)
Tekstur dari batuan beku meliputi Derajat Kristalisasi merupakan banyaknyakristal yang terdapat pada
batuan (Holokristalin, Holohyalin dan hipokristalin), Granularitas merupakan besar butir pada batuan
beku (Fanerik dan Afanitik), BentukKristal merupakan sifat dari suatu Kristal dalam batuan, Relasi
merupakan hubunganantar Kristal atau mineral satu dengan mineral lainnya dalam suatu batuan.
Komposisi mineral batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan indeks warna dan
bentuk kristal atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku adalah Mineral felsik (mineral
yang bewarna terang terutama kwarsa, feldspar, feldspatorid dan muscovite) dan Mineral mafik
(mineral yang berwarna gelap terutama biotic, olivine, piroksin dan amphibol
Batuan beku atau batuan iqneus adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik dibawah permukaan bumi maupun diatas
permukaan bumi dimana magma ini dapat berasal dari proses konvergensi antar batuan sehingga
batuan hasil tumbukan mencair sehingga menjadi magma.
Klasifikasi dari batuan beku dapat kita bedakan dari tempat proses pembetukannya dimana terbagi
menjadi dua, yaitu: batuan beku intrusif (batuan yang membeku dibawah permukaan bumi) dan batuan
beku ekstrusif (batuan yang membeku diatas permukaan bumi).
Batuan beku sering kita jumpai di daerah lereng pegunungan. Batuan Beku sendiri merupakan batuan
yang berasal dari hasil pembentukan magma yang mempunyai tekstur hablur (kristalin). Pembentukan
Batuan Beku berasal dari pembekuan magma yang ada dibawah permukaan bumi atau hasil pembekuan
lava dipermukaan bumi. Magma merupakan cairan kental yang berasal darilarutan silika dan terbentuk
secara alamiah, yang memiliki temperatur tinggi antara 1.500°C sampai 2.500°C dan bersifat mudah
bergerak serta terletak pada kerak bumi bagian bawah. Pada saat magma mengalami penurunan suhu
akibat perjalanan menuju permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa ini disebut
dengan penghabluran.
Batuan Beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral penyusun Batuan Beku.
Salah satu klasifikasi Batuan Beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya, seperti Silikat oksida (SiO2),
Titanium oksida (TiO2), Aluminium oksida (AlO2), Besi (II) oksida (Fe2O3), Besi oksida (FeO), Mangan
oksida (MnO), Magnesium oksida (MgO), Kalsium oksida (CaO), Sodium oksida (Na2O), Potasium oksida
(K2O), air (H2O+), Porporus penthoxide (P2O5), dari persentase setiap senyawa kimia dapat
mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan mineral.
Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan temperatur
pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan lainya. Dalam analisis kimia
Batuan Beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang sama dengan
magma sebagai pembentukannya. Batuan Beku yang telah mengalami ubahan atau pelapukan akan
mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa harusla batuan yang
sangat segar dan belum mengalami ubahan. Namun begitu sebagai catatanpengelompokan yang
didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya
lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi
Berdasarkan komposisi mineralnya Batuan Beku dibagi menjadi tiga jenis batuan, yaitu:
• Batuan Beku asam
• Batuan Beku intermediet
• Batuan Beku asam
Namun seiring dengan berkembangnya zaman, klasifikasi batuan telah dikembangkan lagi. Sehingga
dapat diklasifikasikan lebih mendetail. Salah satunya adalah klasifikasi batuan dilihat dari segi kimiawi.
Klasifikasi secara kimiawi ini berdasarkan atas persentase kandungan SiO2, yaitu:
• Batuan Beku asam yaitu > 66% SiO2.
• Batuan Beku intermediet yaitu 52% - 66% SiO2.
• Batuan Beku basa yaitu 45% - 52% SiO2.
• Batuan Beku ultra basa yaitu < 45% SiO2.
1. Struktur
Struktur batuan beku umumnya dapat dilihat dilapangan saja dan hanya beberapa saja yang dapat
dilihat dalan hand specimen sample:
• Masif yaitu Batuan Beku yang tidak menunjukan adanya lubang-lubang ataustruktur aliran.
• Vesikuler yaitu Batuan Beku yang berlubang-lubang yang disebabkanoleh keluarnya gas pada waktu
pembekuan magma, arah lubang itu teratur.
• Scoria yaitu Batuan Beku yang berlubang-lubang besar tetapi arah tidak teratur.
• Amigdaloidal yaitu Batuan Beku yang lubang-lubangnya terisi oleh mineralsekunder.
2. Tekstur
Tekstur adalah hubungan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar
dari batuan. Untuk Batuan Beku, pengamatan tekstur meliputi:
• Derajat Kristalisasi yang terbagi menjadi 3, yaitu:
Holokristalin yaitu apabila batuan terdiri dari massa kristalseluruhnya.
Holohyalin yaitu batuan terdiri dari massa gelas seluruhnya.
Hipokrislatin yaitu sebagian terdiri dari massa kristal dan massa gelas.
• Granularitas terbagi menjadi 2, yaitu:
Fanerik yaitu apabila kristal-kristalnya jelas sehingga dapat dibedakan dengan mata biasa, antara lain:
- Halus dengan diameter < 1 mm.
- Sedang dengan diameter 1 sampai 5 mm.
- Kasar dengan diameter 5 sampai 30 mm.
- Sangat kasar dengan diameter > 30 mm.
Afanitik yaitu apabila kristal-kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan dengan
pandangan mata biasa.
• Komposisi
Seperti telah disebutkan diatas bahwa pada Batuan Sedimen klastik bertekstur kasar pemerian
komposisi mineralnya dibedakan atas:
Fragmen adalah butiran pembentuk batuan yang berukuran paling besar. Fragmen dapat berupa
butiran mineral, batuan dan fosil.
Matrik adalah bagian dari butiran pembentuk batuan yang berukuran lebih kecil dari fragmen.
Biasamya berkomposisi sama dengan fragmen.
Semen adalah bahan pengikat antara matrik dan fragmen. Dalam Batuan Sedimen klastik dikenal ada
tiga macam semen, yaitu karbonat (kalsit, dolomit), silikat (kalsedon, kuarsa), dan oksida besi (hematit,
limonit).
• Tekstur
Ukuran Besar Butir (Grain Size)
Dalam pemerian ukuran butir digunakan pedoman ukuran dari “SkalaWentworth ”.
Derajat Pemilahan (Sortasi)
Merupakan gambaran tingkat keseragaman dari butiran pembentuk Batuan Sedimen. Dapat dibagi
menjadi 3, yaitu:
- Pemilahan baik (well sorted)
- Pemilahan sedang (moderately sorted)
- Pemilahan buruk (poorly sorted)
Derajat Pembundaran (Roundness)
Merupakan nilai membulat atau meruncingnya fragmen pembentuk Batuan Sedimen. Dalam hal ini
diberikan 6 kategori, yaitu:
- Sangat Menyudut (Very angular)
- Menyudut (angular)
- Menyudut tanggung (sub-angular)
- Membulat tanggung (sub-rounded)
- Membulat (rounded)
- Membulat baik (well rounded)
• Struktur
Struktur perlapisan dimana struktur ini merupakan sifat utama dari Batuan Sedimen klastik yang
menghasilkan bidang-bidang sejajar sebagai hasil dari proses pengendapan
Permeabilitas adalah kemampuan batuan tersebut untuk melewatkan fluida dalam medium berpori-
pori yang saling berhubungan.
Porositas adalah perbandingan antara volume batuan yang tidak terisi oleh padatan terhadap
volume batuan secara keseluruhan.
B. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan Sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari hasil kegiatan organisme
(sedimentasi organis) misalnya reaksi yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik
(sedimentasi kimia). Contohnya gipsum, dolomit dan sebagainya.
• Batuan Sedimen Organik
Batuan Sedimen yang dihasilkan oleh aktifitas organisme, terdapat sisa organisme yang biasanya tetap
tinggal ditempatnya. Contoh dari Batuan Sedimen macam ini adalah gamping koral, diaotema dan lain-
lain. Pada batuansedimen organik selalu terlihat struktur-struktur organismenya dengan jelas, walaupun
sering kali juga terdapat rekristalisasi.
• Batuan Sedimen Kimia
Sebagian dari sedimen macam ini dihasilkan oleh proses penguapan, terutama didaerah aride,
contohnya adalah endapan gipsum, garam dan lain-lain. Batuan Sedimen kimiawi biasanya hanya terdiri
dari satu macam susunan mineral saja, yang jelas walaupun bersifat hablur tetapi kilapnya adalah non-
metalic. Pemerian Batuan Sedimen kimiawi meliputi warna, komposisi mineral, kilap, ukuran butir dan
mineral. Teksturnya kristalin, amorf, gelas,fibrous dan sebagainya.
Lepidoblastik
Tekstur Batuan Metamorf yang didominasi oleh mineral-mineral pipih yang memperlihatkan orientasi
sejajar seperti mineral-mineral biotit,muscovite dan sebagainya.
Nematoblastik
Terdiri dari mineral-mineral berbentuk prismatic menjarum (acicular,rod-like) yang memperlihatkan
orientasi sejajar, misalnya mineral amphibol, silimanit, piroksen dan lain-lain.
Granoblastik
Tekstur pada Batuan Metamorf yang terdiri dari mineral-mineral yang berbentuk butiran-butiran dengan
sisi kristal yang bergigi (sutered). Contohnya Kuarsa, Garnet dan lain-lain.
Porfiroblastik
Tekstur pada Batuan Metamorf dimana suatu kristal besar (fenokris) tertanam pada masa dasar relative
halus. Identik dengan porfiritik.
Idioblastik
Tekstur pada Batuan Metamorf dimana bentuk mineral-mineral penyusunnya berbentuk euhedral.
Xenoblastik
Sama dengan idioblastik tetapi bentuk mineral-mineralnya adalahanhedral.
Palimpsest (Tekstur Sisa)
• Blastoporfiritik yaitu suatu tekstur sisa dari batuan asal yang bertekstur porforitik.
• Blasto-opitik yaitu suatu tekstur sisa dari batuan asal yang
opitik.
3. Struktur
Struktur pada Batuan Metamorf merupakan hubungan antara butiran dengan butiran lainnya dalam
Batuan Metamorf. Kebanyakan Batuan Metamorf mempunyai struktur foliasi.
• Foliasi
Foliasi adalah sifat perlapisan (foliates atau daun) atau berdaun. Namun harus dibedakan dengan lapisan
sedimen. Disini terjadi penyusunan kristal-kristal daripada mineral secara pertumbuhan dalam arah
panjang dari mineral. Foliasi ini dapat berjenis-jenis:
Slatycleavage
Struktur yang khas pada batuan sabak (slate), seperti schistocity, tanpa ada segregation bedding
(perlapisan akibat pemisahan macam-macam mineral). Mineral-mineral sangat halus dan tidak dapat
dilihat secara megaskopis (belahan-belahan sangat kecil dengan mika-mika mikroskopis). Contohnya
Slate (batu sabak), batu lempung yang mengalami metamorphose dengan fasies rendah.
Phyllitic
Struktur pada batuan filit, tingkatanya lebih tinggi dari slate, sudah ada segregation bedding tetapi tidak
sebaik batuan yang berteksturschistocity (foliasi diperlihatkan oleh kepingan-kepingan halus mika).
Schistose
Foliasi yang diperlihatkan secara jelas oleh kepingan-kepingan mika, memberikan belahan yang rata atau
tidak putus-putus (closed schistochity). Sering juga merupakan perulangan antara mineral-mineral pipih
dengan mineral-mineral berbutir.
Gneissic
Foliasi diperlihatkan oleh penyusun mineral-mineral yang granular dan memperlihatkan belahan-
belahan yang tidak rata (perlapisan mineral membentuk jalur yang terputus-putus atau open
schistocity).
• Non-foliasi
Struktur non-foliasi ini dalam Batuan Metamorf dicirikan dengan tidak terdapatnya suatu penjajaran
daripada mineral-mineral yang ada dalam Batuan Metamorf, yaitu:
Hornfelsik atau hornfels
Struktur khas pada batuan hornfels (metamorf thermal) dimana butir-butirnya equidemensional tidak
menunjukkan pengarahan atau orientasi.
Kataklastik
Struktur yang terdiri dari pecahan-pecahan atau fragmen-fragmen batuan maupun mineral. Kelompok
mineral atau batuan tersebut tidak menunjukkan arah. Contohnya Breksi patahan, biasanya dijumpai
pada zona-zona sesar atau patahan.
Milonitik
Sama dengan struktur kataklastik, hanya butirannya lebih halus, dan dapat dibelah-belah seperti
schistose. Struktur milonitik ini dapat dipakai untuk ciri adanya sesar suatu daerah. Hubungannya
dengan kataklastik, disini pergerakan sesarnya lebih kuat, sehingga fragmennya akan lebih halus karena
adanya penggerusan oleh sesar dan biasanya menunjukkan orientasi.
4. Komposisi
Pada hakekatnya komposisi mineral Batuan Metamorf dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
• Mineral Stress
Suatu mineral yang berbentuk dan stabil dalam kondisi tekanan dan suhu (T), dimana mineral ini dapat
berbentuk pipih atau tabular, prismatic. Contonya Mika, kyanit, klorit, staurolit, serpentin, epidot.
• Mineral Anti Stress
Suatu mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi tekanan dimana biasanya berbentuk
equidimensional. Contohnya kuarsa, kalsit, feldspar, kordierit dan granit.
2.4 Topografi
Kata topografi berasal dari kata Yunani yaitu topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan.
Topografi adalah bentuk dari permukaan bumi. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya
mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan.
Topografi untuk umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis
lahan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno dan berlanjut hingga Romawi kuno,
sebagai detail dari suatu tempat. Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara
umum menunjuk koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal
yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi
dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi, untuk
kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi.
Ada 2 istilah yang sering ditemukan yang berkaitan dengan topografi, yakni ukur topografi dan peta
topografi.
1. Ukur topografi adalah pemungutan dan pengumpulan data mengenai kedudukan dan bentuk
permukaan bumi. Kaidah yang digunakan di dalam ukur topografi antara lain ukur aras, tekimetri, meja
datar, fotogrametri dan penginderaan jauh.
2. Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian
permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta
topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebafian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa
diperkirakan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam
bentuk Garis-Garis Kontur. Peta topografi menampilkan semua unsur yang berada di atas permukaan
bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan-
kegiatan di alam bebas, termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil, dan arkeologi.
Bentuk muka bumi di daratan meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Gunung, merupakan bentuk permukaan bumi menjulang tinggi yang berbentuk kerucut.
b. Pegunungan, terdiri dari rangkaian gunung-gunung.
c. Dataran tinggi atau plato merupakan bagian permukaan bumi yang tingginya lebih dari 700 meter
di atas permukaan air laut, dan lapisan tanahnya relatif datar atau horizontal.
d. Bukit adalah dataran yang tinggi, lebih tinggi dari sekelilingnya tetap lebih rendah dari gunung.
e. Dataran rendah adalah dataran yang tingginya hanya beberapa meter di atas permukaan air laut.
f. Lembah adalah bagian permukaan bumi yang rendah yang berada di kanan dan kiri kaki gunung.
g. Ngarai atau kanyon merupakan lembah yang curam dan dalam, di dasar lembah tersebut terdapat
sungai yang mengalir.
h. Cekungan (basin) adalah bentuk muka bumi yang mencekung seperti mangkok, umumnya
dikelilingi oleh gunung atau pegunungan.
i. Depresi kontinental adalah daratan yang lebih rendah daripaa permukaan laut.
j. Pematang adalah suatu bukit atau pegunungan yang puncaknya berderet-deret.
k. Lereng adalah suatu daerah permukaan tanah yang letaknya miring.
l. Daerah lipatan adalah permukaan bumi yang bergelombang dengan arah mendatar, terjadi karena
tenaga endogen.
m. Sleng (graben) adalah jalur batuan yang terletak di antara dua batuan yang tinggi dan masing-
masing batuan dipisahkan oleh bidang-bidang patahan.
n. Dome adalah daerah datar yang terangkat dan membentuk cembung.
Topografi merupakan faktor pasif dalam pembentuk tanah. Yang dimaksud dengan topografi adalah
bentuk lahan suatu daerah (morfologi regional). Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan,
model tiga dimensi, dan identitas jenis lahan. Relief adalah bantuk permukaan suatu lahan yang
dikelompokkan atau ditentukan berdasarkan perbedaan ketinggian (amplitude) dari permukaan bumi
(bidang datar) suatu bentuk bentang lahan (landform). Sedang topografi secara kualitatif adalah
bentang lahan (landform) dan secara kuantitatif dinyatakan dalam satuan kelas lereng (% atau derajat),
arah lereng, panjang lereng dan bentuk lereng.
Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar kecepatan
pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring mempercepat berbagai
proses erosi air, sehingga mempengaruhi kedalaman solum tanah, pengaruh iklim nibsi tidak begitu
nampak dalam perkembangan tanah.
Secara keseluruhan bagian topografi yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah lereng, yang telah
diuraikan secara rinci di atas bagian dari lereng yang berpengaruh terhadap pembentukan tanah. Lereng
erat kaitannya dengan erosi air. Erosi air menyebabkan pergerakan tanah ke lereng bagian bawah.
Penyingkiran tanah dari bagian atas lereng yang berbentuk konvek menyebabkan terbentuknya tanah
dangkal dan berbatu. Bahan hasil erosi yang kemudian diendapkan di lereng bagian bawah membentuk
koluvium atau alluvium dan menyebabkan meningkatnya kedalaman tanah di lereng bagian bawah.
Tanah yang terdapat di lereng bagian bawah memiliki tekstur yang lebih halus karena air yang bergerak
dari lereng atas ke lereng bawah berupa limpasan permukaan dan aliran bawah tanah.
Variasi jenis tanah di berbagai topografi diantaranya adalah:
a. Di daerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah yang datar
membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat.
b. Di lereng pegunungan akan terbentuk latosol merah dan grumusol bewarna kuning coklat.
c. Didaerah semi aris (agak kering) dengan bahan induk naval pada topografi datar akan membentuk
tanah jenis tanah grumusol kelabu.
d. Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya pengaliran air
menyebabkan tertimbunya garam-garam dikaki lereng, sehingga di kaki gunung berapi didaerah sub
humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan yang bersifat seperti grumusol, baik secara fisik
maupun kimianya.
e. Di lereng cekung seringkali membentuk cekungan pengendapan yang mampu menampung air dan
bahan-bahan tertentu sehingga terbentuk tanah rawang atau merawang.
f. Di dataran atau cekungan dimana air hujan tidak mudah meresap ke dalam tanah atau mengalir ke
luar, maka air akan menggenang dan terbentuklah tanah yang berwarna kelabu banyak mengandung
karatan.