Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit

4.1.1. Sejarah Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Pesanggrahan merupakan rumah

sakit daerah yang diresmikan pada tahun 2015 dengan jumlah tempat

tidur 48 tempat tidur berfungsi sebagai rumah sakit rujukan untuk

masyarakat Kecamatan Pesanggrahan yang memiliki peran sangat

penting dalam memberikan upaya pelayanan kesehatan lanjutan.

RSUD Pesanggrahan sebagai pemberi pelayanan publik kepada

masyarakat yang merupakan implikasi dari fungsi aparat Negara

sebagai pelayan masyarakat sehingga kedudukan aparatur pemerintah

dalam pelayanan umum sangat strategis dalam menentukan sejauh

mana pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya.

RSUD Pesanggrahan beralamat di Jl. Cenek I No.1 Kelurahan

Pesanggrahan, Kecamatan Pesaggrahan, Jakarta Selaltan. RSUD

Pesanggrahan mempunyai misi menjadi rumah sakit umum daerah

pilihan utama di hati masyarakat. Memilki pelayanan 24 jam IGD,

laboratorium, radiologi, kamar bersalin dan ambulance. Fasilitas 12

poliklinik dokter spesialis (internist, kebidanan dan kandungan, anak,

bedah umum, gigi dan mulut, syaraf, THT, mata, MCU, fishioterapi,

gizi dan anestesi). Terdapat pelayanan penunjang medis, rawat inap

bangsal anak, dewasa, kebidanan dan unit khusus (HCU, Perina, kamar

37
38

bersalin dan kamar operasi). Saat ini RSUD Pesanggrahan tipe D

sudah terakreditasi paripurna dan sedang dalam proses untuk kenaikan

rumah sakit level tipe C.

4.2. Univariate
1. Karakteristik Perawat berdasarkan Usia

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Usia

di Unit Rawat Inap RSUD Pesanggrahan

Usia Frekuensi %
< 26 tahun 7 30.4
>= 26 tahun 16 69.6
Jumlah 23 100.0
Sumber : Data frekuensi setelah dikalikan 3 pasien, diolah dengan SPSS 22

Pada Tabel 4.1 distribusi frekuensi perawat berdasarkan usia, diperoleh


gambaran bahwa dari 23 perawat, 7 orang (30.4%) usianya dibawah 26 tahun
dan 16 orang (69.6%) usianya 26 tahun keatas. Dari tabel tersebut sebagian
besar perawat usianya 26 tahun keatas.
39

2. Karakteristik Perawat berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin

di Instalasi Rawat Inap RSUD Pesanggrahan

Jenis Kelamin Frekuensi %


Perempuan 13 56.5
Laki-laki 10 43.5
Jumlah 23 100.0
Sumber : Data frekuensi setelah dikalikan 3 pasien, diolah dengan SPSS 22

Pada Tabel 4.2 distribusi frekuensi perawat berdasarkan jenis kelamin,


diperoleh gambaran bahwa dari 23 perawat, 13 orang (56.5%) jenis
kelaminnya perempuan dan 10 orang (43.5%) jenis kelaminnya laki-laki.
Dari tabel tersebut sebagian besar perawat jenis kelaminnya perempuan.

3. Karakteristik Perawat berdasarkan Masa Kerja


Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Masa Kerja

di Instalasi Rawat Inap RSUD Pesanggrahan

Masa Kerja Frekuensi %


1-2 tahun 13 56.5
3-4 tahun 10 43.5
Jumlah 23 100.0
Sumber : Data frekuensi setelah dikalikan 3 pasien, diolah dengan SPSS 22

Pada Tabel 4.3 distribusi frekuensi perawat berdasarkan masa kerja,


diperoleh gambaran bahwa dari 23 perawat, 3 orang (13.0%) masa kerjanya
1-2 tahun dan 10 orang (43.5%) masa kerjanya 3-4 tahun. Dari tabel tersebut
sebagian besar perawat masa kerjanya 1-2 tahun.
40

4. Karakteristik Perawat berdasarkan Pelatihan


Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Pelatihan

di Instalasi Rawat Inap RSUD Pesanggrahan

Pelatihan Frekuensi %
BTCLS 19 82.6
BTCLS & Lainnya 4 17.4
Jumlah 23 100.0
Sumber : Data frekuensi setelah dikalikan 3 pasien, diolah dengan SPSS 22

Pada Tabel 4.4 distribusi frekuensi perawat berdasarkan pelatihan,


diperoleh gambaran bahwa dari 23 perawat, 19 orang (82.6%) mengikuti
pelatihan BTCLS dan 4 orang (17.4%) mengikuti pelatihan BTCLS dan
lainnya. Dari tabel tersebut sebagian besar perawat hanya mengikuti
pelatihan BTCLS saja.

5. Deskripsi Perawat berdasarkan Kepuasan Kerja Perawat


Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Kepuasan Kerja Perawat

di Instalasi Rawat Inap RSUD Pesanggrahan

Kepuasan Kerja Perawat Frekuensi %


Tidak Puas 8 34.8
Puas 15 65.2
Jumlah 23 100.0
Sumber : Data frekuensi setelah dikalikan 3 pasien, diolah dengan SPSS 22

Pada Tabel 4.5 distribusi frekuensi perawat berdasarkan kepuasan kerja


perawat, diperoleh gambaran bahwa dari 23 perawat, 8 orang (34.8%) tidak
puas dan 15 orang (65.2%) puas. Dari tabel tersebut sebagian besar perawat
puas dalam hal kepuasan kerja.
41

6. Deskripsi Pasien berdasarkan Kepuasan Pasien tentang Pelayanan


Keperawatan
Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Perawat Berdasarkan Kepuasan Pasien tentang

Pelayanan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Pesanggrahan

Kepuasan Pasien tentang


Frekuensi %
Pelayanan Keperawatan
Tidak Puas 31 44.9
Puas 38 55.1
Jumlah 69 100.0
Sumber : Data Kuesioner diolah dengan SPSS 22

Pada Tabel 4.6 Deskripsi pasien berdasarkan kepuasan pasien tentang


pelayanan keperawatan, diperoleh gambaran bahwa dari 69 pasien, 31 orang
(44.9%) tidak puas dan 38 orang (55.1%) puas. Dari tabel tersebut sebagian
besar pasien puas dalam hal pelayanan keperawatan.

4.3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Data yang digunakan memiliki

skala data kategorik sehingga analisis bivariate yang digunakan adalah uji

Chi-Square.
42

1. Hubungan Usia Perawat dengan Kepuasan Pasien tentang

Pelayanan Keperawatan

Tabel 4.7

Hubungan Usia Perawat dengan Kepuasan Pasien tentang Pelayanan

Keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Pesanggrahan

2019 ( n = 69 )

Kepuasan Pasien tentang


Pelayanan Keperawatan Jumlah OR
Usia Perawat Tidak Puas Puas P Value
( 95% CI )
N % n % n %
< 26 tahun 19 90.5 2 9.5 21 100.0 28.500
>= 26 tahun 12 25.0 36 75.0 48 100.0 0.000 (5.773-
Jumlah 31 44.9 38 55.1 69 100.0 140.709)

Dari hasil penelitian pada Tabel 4.7 menyatakan bahwa 21 pasien

yang didampingi perawat berusia dibawah 26 tahun, diketahui 19 orang

(90.5%) tidak puas terhadap pelayanan keperawatan dan 2 orang (9.5%)

puas terhadap pelayanan keperawatan. Sedangkan 48 pasien yang

didampingi perawat berusia 26 tahun keatas, diketahui 12 orang (25.0%)

tidak puas terhadap pelayanan keperawatan dan 36 orang (75.0%) puas

terhadap pelayanan keperawatan.

Nilai P (p value) sebesar 0.000 lebih kecil dari alpha (p<0.05) maka

H0 ditolak, artinya usia perawat berhubungan secara signifikan dengan

kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan. Nilai Odds Ratio sebesar

28.5 artinya pasien yang didampingi perawat berusia 26 tahun keatas

memiliki peluang puas terhadap pelayanan keperawatan yaitu 28.5 kali lebih

besar dibandingkan pasien yang didampingi perawat berusia dibawah 26

tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin dewasa usia perawat


43

yang mendampingi maka pasien akan semakin cenderung puas terhadap

pelayanan keperawatan, dan begitu sebaliknya.

2. Hubungan Jenis Kelamin Perawat dengan Kepuasan Pasien tentang

Pelayanan Keperawatan

Tabel 4.8

Hubungan Jenis Kelamin Perawat dengan Kepuasan Pasien tentang

Pelayanan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Pesanggrahan

2019 ( n = 69 )

Kepuasan Pasien tentang


Jenis Kelamin Pelayanan Keperawatan Jumlah OR
Tidak Puas Puas P Value
Perawat ( 95% CI )
n % n % n %
Perempuan 23 59.0 16 41.0 39 100.0 3.953
Laki-laki 8 26.7 22 73.3 30 100.0 0.015 (1.411-
Jumlah 31 44.9 38 55.1 69 100.0 11.078)

Dari hasil penelitian pada Tabel 4.8 menyatakan bahwa 23 pasien

yang didampingi perawat berjenis kelamin perempuan, diketahui 23 orang

(59.0%) tidak puas terhadap pelayanan keperawatan dan 16 orang (41.0%)

puas terhadap pelayanan keperawatan. Sedangkan 30 pasien yang

didampingi perawat berjenis kelamin laki-laki, diketahui 8 orang (26.7%)

tidak puas terhadap pelayanan keperawatan dan 22 orang (73.3%) puas

terhadap pelayanan keperawatan.

Nilai P (p value) sebesar 0.015 lebih kecil dari alpha (p<0.05) maka

H0 ditolak, artinya jenis kelamin perawat berhubungan secara signifikan

dengan kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan. Nilai Odds Ratio

sebesar 3.95 artinya pasien yang didampingi perawat berjenis kelamin laki-
44

laki memiliki peluang puas terhadap pelayanan keperawatan yaitu 3.95 kali

lebih besar dibandingkan pasien yang didampingi perawat berjenis kelamin

perempuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika pasien didampingi

perawat yang berjenis kelamin laki-laki maka pasien akan cenderung lebih

puas terhadap pelayanan keperawatan, dan begitu sebaliknya.

3. Hubungan Masa Kerja Perawat dengan Kepuasan Pasien tentang

Pelayanan Keperawatan

Tabel 4.9

Hubungan Masa Kerja Perawat dengan Kepuasan Pasien tentang Pelayanan

Keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Pesanggrahan

2019 ( n = 69 )

Kepuasan Pasien tentang


Pelayanan Keperawatan Jumlah OR
Masa Kerja Perawat Tidak Puas Puas P Value
( 95% CI )
n % n % n %
1-2 tahun 23 59.0 16 41.0 39 100.0 3.953
3-4 tahun 8 26.7 22 73.3 30 100.0 0.015 (1.411-
Jumlah 31 44.9 38 55.1 69 100.0 11.078)

Dari hasil penelitian pada Tabel 4.9 menyatakan bahwa 39 pasien

yang didampingi perawat dengan masa kerja 1-2 tahun, diketahui 23 orang

(59.0%) tidak puas terhadap pelayanan keperawatan dan 16 orang (41.0%)

puas terhadap pelayanan keperawatan. Sedangkan 30 pasien yang

didampingi perawat dengan masa kerja 3-4 tahun, diketahui 8 orang

(26.7%) tidak puas terhadap pelayanan keperawatan dan 22 orang (73.3%)

puas terhadap pelayanan keperawatan.


45

Nilai P (p value) sebesar 0.015 lebih kecil dari alpha (p<0.05) maka

H0 ditolak, artinya masa kerja perawat berhubungan secara signifikan

dengan kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan. Nilai Odds Ratio

sebesar 3.95 artinya pasien yang didampingi perawat dengan masa kerja 3-4

tahun memiliki peluang puas terhadap pelayanan keperawatan yaitu 3.95

kali lebih besar dibandingkan pasien yang didampingi perawat dengan masa

kerja 1-2 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin lama masa

kerja perawat yang mendampingi maka pasien akan semakin cenderung

puas terhadap pelayanan keperawatan, dan begitu sebaliknya.

4. Hubungan Pelatihan Perawat dengan Kepuasan Pasien tentang

Pelayanan Keperawatan

Tabel 4.10

Hubungan Pelatihan Perawat dengan Kepuasan Pasien tentang Pelayanan

Keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Pesanggrahan

2019 ( n = 69 )

Kepuasan Pasien tentang


Pelayanan Keperawatan Jumlah OR
Pelatihan Tidak Puas Puas P Value
( 95% CI )
n % n % n %
BTCLS 27 47.4 30 52.6 57 100.0 1.800
BTCLS & Lainnya 4 33.3 8 66.7 12 100.0 0.569 (0.487-
Jumlah 31 44.9 38 55.1 69 100.0 6.658)

Dari hasil penelitian pada Tabel 4.10 menyatakan bahwa 57 pasien

yang didampingi perawat dengan pelatihan BTCLS, diketahui 27 orang

(47.4%) tidak puas terhadap pelayanan keperawatan dan 30 orang (52.6%)

puas terhadap pelayanan keperawatan. Sedangkan 12 pasien yang


46

didampingi perawat dengan pelatihan BTCLS & Lainnya, diketahui 4 orang

(33.3%) tidak puas terhadap pelayanan keperawatan dan 8 orang (66.7%)

puas terhadap pelayanan keperawatan.

Nilai P (p value) sebesar 0.569 lebih besar dari alpha (p>0.05) maka

H0 diterima, artinya pelatihan perawat tidak berhubungan secara signifikan

dengan kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan.

5. Hubungan Kepuasan Kerja Perawat dengan Kepuasan Pasien

tentang Pelayanan Keperawatan

Tabel 4.11

Hubungan Kepuasan Kerja Perawat dengan Kepuasan Pasien tentang

Pelayanan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Pesanggrahan

2019 ( n = 69 )

Kepuasan Pasien tentang


Kepuasan Kerja Pelayanan Keperawatan Jumlah OR
Tidak Puas Puas P Value
Perawat ( 95% CI )
n % n % n %
Tidak Puas 22 91.7 2 8.3 24 100.0 44.000
Puas 9 20.0 36 80.0 45 100.0 0.000 (8.696-
Jumlah 31 44.9 38 55.1 69 100.0 222.643)

Dari hasil penelitian pada Tabel 4.11 menyatakan bahwa 24 pasien

yang didampingi perawat yang kepuasan kerjanya tidak puas, diketahui 22

orang (91.7%) tidak puas terhadap pelayanan keperawatan dan 2 orang

(8.3%) puas terhadap pelayanan keperawatan. Sedangkan 45 pasien yang

didampingi perawat yang kepuasan kerjanya puas, diketahui 9 orang

(20.0%) tidak puas terhadap pelayanan keperawatan dan 36 orang (80.0%)

puas terhadap pelayanan keperawatan.


47

Nilai P (p value) sebesar 0.000 lebih kecil dari alpha (p<0.05) maka

H0 ditolak, artinya kepuasan kerja perawat berhubungan secara signifikan

dengan kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan. Nilai Odds Ratio

sebesar 44.0 artinya pasien yang didampingi perawat yang kepuasan

kerjanya puas memiliki peluang puas terhadap pelayanan keperawatan yaitu

44.0 kali lebih besar dibandingkan pasien yang didampingi perawat yang

kepuasan kerjanya tidak puas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin

puas kepuasan kerja perawat yang mendampingi pasien, maka pasien akan

semakin cenderung puas terhadap pelayanan keperawatan, dan begitu

sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai