TINJAUAN PUSTAKA
menilai mutu suatu produk baik barang maupun jasa, termasuk jasa
berkaitan dengan mutu atau kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat.
Pasien sebagai konsumen akan merasa puas bila diberikan pelayanan yang
dalam hal ini organisasi yang dimaksud adalah rumah sakit (Supranto, 2006).
subyektif, sulit untuk diukur, dapat berubah-ubah, serta banyak sekali faktor
(Suryawati, 2004)
16
17
1. Faktor budaya
Faktor budaya memberi pengaruh yang paling luas dan medalam terhadap
yaitu sub budaya dan kelas sosial. Budaya merupakan penentu keinginan
pasien. Sub budaya terdiri atas nasionalitas, agama, kelompok, ras, dan
daerah geografi.
2. Faktor sosial
Faktor sosial terbagi atas kelompok kecil, keluarga, peran dan status. Orang
3. Faktor pribadi
Faktor pribadi individu meliputi usia dan tahap siklus hidup, jenis kelamin,
4. Faktor Psikologi
hubungan erat dengan kebutuhan. Ada kebutuhan biologis seperti lapar dan
Selain itu dapat juga dilakukan dengan menyediakan kotak saran atau
Keluhan dan saran yang disampaikan konsumen tidak bisa digunakan oleh
kepuasan konsumen.
memperbaikinya.
20
pasien tidak hanya dipengaruhi oleh pemberi jasa pelayanan namun juga
(Khumyu,A.,2002)
keperawatan adalah
2.1.3.5 Dukungan secara emosional terhadap rasa cemas dan gelisah yang
dirasakan pasien.
Caring merupakan inti dari praktik keperawatan yang baik, karena caring
Perasaan empati merupakan salah satu bagian dari karatif caring yang
pasien)
sungguh, akan mengetahui secara benar dan merespon apa yang benar-
ekspresi wajah dan bahasa tubuh klien. Hal ini akan membantu perawat
(medin dan non medis) tahun 2004, yang termasuk dalam kompetensi
umum ini antara lain adalah : menghormati hak privacy klien, menjamin
dengan klien.
dimiliki perawat (Nursalam, 2002) Spencer & Spencer (1993 dalam Potter
aspek tertentu.
& Perry, 2009). Mutu informasi yang diterima pasien merupakan apa yang
yang diberikan perawat harus tepat, jelas dan dapat dipahami oleh pasien.
(Wijana, 1999)
Sikap ini dapat diartikan sebagai penghargaan perawat terhadap pasien. Hal
maka seluruh bentuk pelayanan yang diberikan akan berhasil dan hal itu
secara sehat dalam industry jasa pelayanan. (Potter & Perry, 2009)
7. Availibility (Kehadiran)
menenangkan hati klien, mengurangi rasa cemas dan takut klien karena
situasi tertentu, serta selalu ada untuk klien. (Potter & Perry, 2009)
perawatan klien)
informasi yang sudah menjadi hak pasien. Bagi perawat hal ini merupakan
selama perawtan dan setelah meninggalkan rumah sakit, home care dan
The nurse treated me with respect The nurse met my emotional needs
Nurse Staffing The nurse introduced themeselves
The nurse responded promptly my pain was managed effectivity
Care Intensity The nurse involved me in decisions
Skill Mix The nurse spent enough time with me
Staffing Adequensy The nurse answered my questions effectively
The nurse clearly explained their actions
Patient Satisfection
2016).
(Responsiveness).
(Competence).
pelayanan (Courtesy).
28
(Credibility).
pelayanan (access).
pelayanan (Communication).
Customer).
pelayanan, yaitu:
jasa atau pelayanan secara tepat dan akurat sehingga konsumen dapat
tanggap.
29
hormat, dan keramahan pihak penyedia jasa. Security adalah rasa aman,
perasaan bebas dari rasa takut serta bebas dari keragu-raguan akan jasa
mudah dimengerti oleh konsumen dan pihak penyedia jasa selalu mau
respon aktif atau emosional terhadap berbagai segi atau aspek pekerjaan
Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak
bahwa apa yang diperoleh dalam bekerja seudah memenuhi apa yang
rasa aman dan jaminan (safety and security needs). Sedangkan kebutuhan
yaitu :
akan puas.
33
faktor ini tidak ada maka karyawan akan merasa tidak puas.
akan memunculkan dua macam perilaku yaitu penarikan diri (turnover) dan
tempat lain.
equity. Input adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dapat
usaha, peralatan pribadi, jumlah jam kerja. Outcome adalah semua nilai
person).
35
besar daripada yang diinginkan maka individu tersebut menjadi lebih puas
dalam As’ad (2008). Menurut teori ini untu mengetahui kepuasan kerja
diinginkan individu).
bekerja. Faktor kepuasan kerja menurut Crawfors, dkk (1993 dalam Hyas
dan job stress yang cukup. Faktor kepuasan kerja yang dijadikan
karyawan. Penelitian lain yang dilakukan Sari (2011) kepada 138 orang
1. Total Compensation
daya manusia. Kompensasi yang sesuai dan tepat kontribusi sumber daya
sendiri termasuk dalam hal ini adalah nilai dan budaya organisasi dalam
3. Komunikasi
kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh Karena itu memiliki rekan kerja yang
ramah dan mendukung akan meningkatkan kepuasan kerja. Pada aspek ini,
Promosi terjadi pada saat seorang karyawan berpindah dari suatu pekerjaan
ke posisi lainnya yang lebih tinggi, dengan tanggung jawab dan jenjang
5. Leadershhip (supervisi)
mempunyai supervisi yang adil, terbuka dan mau bekerja sama dengan
38
1. Umur : adalah lama hidup seseorang hingga ulang tahunnya yang terakhir.
positif artinya semakin tua umur karyawan maka akan semakin tinggi
4. Jenis kelamin : tidak ada pengaruh jenis kelamin dalam kepuasan kerja.
hubungan antara pegawai atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang
Dalam melakukan penelitian tentang kepuasan kerja perat hal yang harus
perawat.
tidak baik.
jam.
kepuasan pasien.
1.3. Perawat
Perawat atau nurse berasal dari Bahasa latin yaitu kata nutrix yang
pencegahan, penyakit, merawat orang yang sakit, orang yang tidak mampu,
(Kusnanto, 2003)
dipengaruhi oleh keadaan sosial dari profesi perawat maupun dari luar
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarga dalam
atas privasi.
3. Peran educator
pendidikan kesehatan.
4. Peran coordinator
5. Peran kolaborator
kesehatan yang terdiri dari Dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain
selanjutnya.
6. Peran konsultan
adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan
2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyediakan pelayanan rawat inap, dan gawat darurat. Rumah sakit
merupakan salah satu dari sarana kesehatan yang juga merupakan tempat
sebagai berikut :
45
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
sebanyak 100
sampel.
Pengambilan
data melalui
kuesioner.
3 Rahadi Pengaruh Kualitas Analisis Hasilnya didapat bahwa dimensi pelayanan
Fitra Pelayanan kuantitatif secara keseluruhan, kesesuaian antara
Nova Terhadap pelayanan yang diberikan oleh RS PKU
Kepuasan Pasien Muhammadiyah Surakarta dengan harapan
Rawat Inap Pada pasien terdapat gap/ tingkat kepuasan
RS PKU sebesar (-0,36), skor ini dikategorikan dalam
Muhamadiyah kelompok sedang, meskipun belum
sepenuhnya memenuhi harapan pasien tetapi
pelayanan yang diberikan sudah cukup baik.
Berdasarkan hasil analisis regresi diatas
dapat disimpulkan bahwa semua variabel
dari dimensi kualitas pelayanan (keandalan,
ketanggapan, keyakinan, keberwujudan dan
empati) secara bersama-sama memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pasien rawat inap RS PKU
Muhammadiyah Surakarta
4 Akhmad Hubungan Antara Rancangan Hasil penelitian didapatkan hubungan
Mustola Persepsi Pasien penelitian antara persepsiterhadap dimensi mutu
Terhadap yang dipahi dengan kepuasan sebagai berikut :
Dimensi Mutu adalah cross Dimensi buki nyata didapatkan X2 =
Pelayanan sectiona dan 54.762 dengan nitai P = 0.000, dimensi
Keperawatan merupakan keandalan didapatkan xz =9.542 dengan
dengan Kepuasan penelitian nilai P = 0.049, dimensi ketanggapan
Pasien Di Ruang korelasi didapatkan X= 15.696 dengna nilai P =
Rawat Inap RS dengan 0.003, dimensi jaminan didapatkan
PKU menggunakan X=16,875 dengan nilai P = 0.019.
Muhamadiyah kuesioner Kelima dimensi tersebut nempunyai
Temanggung sebagai P<0.05 yang berarti terdapat hubungan
intrumen yang bermakna antara persepsi pasien
penelitian terhadap mutu pelayanan dengan
dengan kepuasan pasien.
jumlah
responden 30
orang. Data
diolah
menggunakan
statistic
deskiptif
kemudian
dianalisis
secara non
paramet1c
47
menggunakan
rumus chi
square
5 Merryani Faktor-faktor Penelitian ini Hasil penelitian didapatkan bahwa
E. Oroh yang dilaksanakan responden dengan hasil tertinggi adalah
Sefti berhubungan dengan pasien berjenis kelamin perempuan
Rompas dengan Tingkat metode cross (53%), umur > 40 tahun (73%), lama
Linnie Kepuasan Pasien sectional perawatan 2-6 hari (78%), dan sebagian
Pondaag Rawat Inap besar responden puas terhadap pelayanan
Terhadap keperawatan (73%). Hasil uji statistik
Pelayanan adalah ada hubungan antara jenis
Keperawatan Di kelamin dengan tingkat kepuasan pasien
Ruang Interna dimana p value = 0,005 < α=0,05, tidak
RSUD Noongan ada hubungan antara umur dengan
tingkat kepuasan pasien dimana p value
= 0,539 < α=0,05, ada hubungan antara
lama perawatan dengan tingkat kepuasan
pasien dimana p value = 0,016 < α=0,05.
Sehingga jenis kelamin dan lama
perawatan merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan
pasien. Bagi perawat diharapkan dapat
meningkatkan mutu layanan
keperawatan, dengan memperhatikan
karakteristik pasien.
6 Tina Hubungan Penelitian ini Hasil penelitian didapatkan bahwa skor
Agustina Kepuasan Kerja dilaksanakan rata-rata perawat adalah 93,29 dan
Perawat Dengan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan
Kepuasan Pasien metode cross keperawatan adalah 122,34. Uji yang
Terhadap sectional dilakukan menggunakan uji regresi
Pelayanan linier. Untuk aspek-aspek kepuasan kerja
Keperawatan Di perawat, diketahui bahwa aspek budaya
RSUD Provinsi dan nilai organisasi, kepemimpinan dan
Banten Tahun kompensasi berhubungan bermakna
2017 dengan kepuasan pasien ( nilai p <0,05).
7 M. Hubungan Penelitian ini Hasil uji statisytik didapatkan nilai P –
Anwar Kinerja Perawat dilakukan Value sebesar 0,008, hasil uji statistic
Hafid Terhadap Tingkat dengan tersebut menunjukkan bahwa ada
Kepuasan Pasien menggunakan hubungan antara kinerja perawat dengan
Pengguna desain cross kepuasan pasien, karena nilai hitung P<
YANKESTIS sectional. Alpha 0,05 dapat disimpulkan bahwa
Dalam Pelayanan Sampel yang kinerja perawat mempunyai hubungan
Keperawatan Di digunakan terhadap kepuasan pasien pengguna
RSUD sebanyak 30 kartu yankestis dalam pelayanan
Kabupaten Gowa responden, keperawatan diRSUD Syech Yusuf kab.
analisa data Gowa
48
yang
digunakan
adalah
analisa data
univariat dan
bivariat
dengan chi-
Square
STRUKTUR PROSES
Kepuasan Pasien
Karakteristik Perawat
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Lama Kerja Sebagai Perawat
4. Pelatihan
Definisi
Variabel Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur
Operasional
Independent
Kepuasan Penilaian Kuesioner Menggunakan Skor Rasio
Kerja Perawat Perawat tentang kuesioner B
kepuasan kerja yang terdiri
dalam aspek dari 35
budaya dan nilai pernyataan.
organisasi, Setuju
peluang karir, pernyataan
kepemimpinan, negatif
aktivitas kerja 1 = Sangat
dan kompensasi. Tidak Puas
51
2 = Tidak Puas
3 = Puas
4 = Sangat
Puas
Hasil Minimal
= 35
Hasil
maksimal =
140
Karakteristik Perawat
Usia Jumlah Tahun Menggunakan Wawancara Rasio Rasio
Sejak perawat formulir biodata dan Kuesioner
lahir hingga perawat
ulang tahun
Jenis Kelamin Gender perawat Menggunakan Wawancara 1 = Laki- Nominal
yang dibawa formulir biodata dan Kuesioner laki
sejak lahir perawat 2=
Perempuan
Lama Kerja Lama kerja Menggunakan Wawancara Rasio Rasio
perawat dalam formulir biodata dan Kuesioner
tahun mulai perawat
sejak bekerja di
rumah sakit
hingga saat ini
Pelatihan Kegiatan Menggunakan Wawancara Rasio Rasio
keterampilan formulir biodata dan Kuesioner
yang telah perawat
dikuasai oleh
perawat
Dependen
Kepuasan Presepsi Pasien Kuesioner Menggunakan Skor Rasio
Pasien Terhadap kuesioner A
Terhadap pelayanan yang yang terdiri
pelayanan perawat berikan dari 40
Keperawatan di ruang Pernyataan,
perawatan dengan skala
52
1.9. Hipotesis
1. Ada pengaruh faktor karakteristik demografi perawat (Usia, Jenis
Kelamin, Lama Bekerja dan Pelatihan) terhadap kepuasan pasien tentang
pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Pesanggrahan.
2. Ada pengaruh kepuasan kerja perawat terhadap kepuasan pasien tentang
pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Pesanggrahan.