Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KEDU
Jl. Raya Kedu No.4 Kedu (Temanggung - 56252) Telp. (0293) 4902285
Fax (0293) 4902285 e-mail: puskesmaskedu@yahoo.com

KERANGKA ACUAN DETEKSI DINI BAYI/BALITA RESIKO TINGGI


Nomor: .......................................

1. Pendahuluan
Kesehatan ibu dan anak adalah pangkal kesehatan dan kesejahteraan bangsa. Ibu
sehat akan melahirkan anak yang sehat, menuju keluarga sehat dan bahagia. Mengingat
anak – anak merupakan salah satu aset bangsa maka masalah kesehatan anak memerlukan
prioritas masih cukup tinggi.
Sekitar 37,3 juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan,
setengah dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-
hari, lima juta balita berstatus gizi kurang, lebih dari 100 juta penduduk beresiko terhadap
berbagai masalah kurang gizi.
Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran
Millenium Development Goals (MDG’s) untuk mengurangi jumlah penduduk yang
miskin dan kelaparan serta menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal setengah
dari keadaan pada tahun 2000 (Syarief,Hidayat.2004).
Sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan
pembangunan suatu Negara. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu
sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif.
Pada bayi dan balita, kekurangan gizi dapat mengakibatnya terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual. Bahkan pada bayi, gangguan
tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki. Dengan demikian akan
mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Negara dan bangsa juga akan
menderita bila ibu, anak dan keluarga serta masyarkat tidak sehat. Sebab kematian bayi
sangat erat hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi, keadaan gizi dan pelayanan
kesehatan.
2. Latar Belakang
Berbagai gangguan dapat terjadi pada bayi baru lahir dan mengakibatkan
kesakitan dan kematian. Diperkirakan dua pertiga kematian bayi terjadi pada bulan
pertama kehidupannya. Penyebab kematian utama pada minggu pertama kehidupan
adalah komplikasi kehamilan dan persalinan. Hal tersebut disebabkan tidak memadainya
perawatan ante natal, pertolongan persalinan serta perawatan neonatal. Sebagian besar
kematian ini dapat di cegah apabila penanganan awal dilaksanakan dengan cepat dan
tepat. Penggunaan peralatan canggih tidak di perlukan untuk menolong sebagian bayi ini.

1
Kehidupan pada masa neonatus (bayi baru lahir/BBL) sangat rawan karena
memerlukan penyesuaian fisiologis agar bayi diluar diluar kandungan dapat hidup sebaik-
baiknya. Tiga faktor yang mempengaruhi fungsi ini adalah maturasi, adaptasi dan
toleransi. Secara alamiah maturasi mempersiapkan janin untuk transisi dari kehidupan
intra uterin kekehidupan ekstra uterin , ini berhubungan erat dengan masa gestasi.
Adaptasi diperlukan agar dapat tetap hidup dilingkungan yang baru.
Strategi dan tatalaksana yang tepat diperlukan dalam rangka menurunkan angka kematian
neonatal. Masalah penatalaksanan terpadu dan komperhensip haruslah dilaksanakan
dengan baik dan benar karena berhadapan bayi ayang baru saja mengalami proses
adaptasi dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin.
3. Tujuan
a. Umum
Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA di wilayah kerja puskesmas,
melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA di tiap desa secara terus menerus.
b. Khusus
Menemukan penyebab utama tidak tercapainya target deteksi faktor resiko tinggi pada
bayi oleh tenaga kesehatan dan masyarakat di wilayah kerjaPuskesmas Kedu.
Menemukan upaya pemecahan masalah tidak tercapainya target deteksi faktor resiko
tinggi pada bayi oleh tenaga kesehatan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Kedu.
Menyusun Plan of Action dalam upaya pencapaian target deteksi faktor resiko tinggi
pada bayi oleh tenaga kesehatan dan masyarakat di wilayah kerjaPuskesmas Kedu.
4. Kegiatan
a. Pokok dan Rincian kegiatan
a) Melakukan skrining atau deteksi dini bayi resiko tinggi
b) Memantau kondisi bayi
c) Mencatat dan melaporkan keadaan bayi
d) KIE mengenai perawatan bayi.
5. Cara Melaksanakan kegiatan
a. Anamnese
b. Pemeriksaan
c. Penanganan kasus resti yang ditemukan
d. KIE penaganan kasus resti yang ditemukan
e. Pencatatan hasil pemantauan
6. Sasaran
Bayi resti, ibu dan keluarga
7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Deteksi dini bayi/balita resiko tinggi Januari s/d Desember

2
8. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap bulan oleh penanggungjawab UKM. Pelaksana
program membuat laporan hasil kegiatan setelah pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan ke
penanggungjawab UKM.
9. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Hasil kegiatan di catat dalam bentuk laporan dan dilaporkan ke dinas kesehatan sebulan
sekali.Evaluasi kegiatan kelas ibu hamil di lakukan setiap bulan sekali, jenis laporanya
yaitu : Undangan, daftar hadir dan laporan hasil

Kepala Puskesmas Kedu Pelaksana Kegiatan

dr. Jauhari Setyawan Sri Suyatmi


NIP. 196706152007011028 NIP. 197612082003122003

Anda mungkin juga menyukai