DI SMA N 4 SURAKARTA
Untuk memenuhi Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Sejarah dan Magang Kependidikan
II
Disusu Oleh :
Savira Lalita L
K4417067
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan Maang
Kependidikan II ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan terhadap semua pihak yang telah terlibat dalam proses
pembuatan laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.
Hormat Kami,
Penulis
DAFTAR LAMPIRAN
3.Log Book
6.Kalender Akademik
8.Progam Tahunan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli dan menuntut
kemampuan akademik dan pedagogik yang memadai. Guru sebagai jabatan profesional harus
disiapkan melalui program pendidikan yang relatif lama dan dirancang berdasarkan standar
kompetensi guru. Oleh karena itu diperlukan waktu dan keahlian untuk membekali para
lulusannya dengan berbagai kompetensi, dari penguasaan bidang studi, landasan keilmuan
kegiatan mendidik, sampai strategi menerapkannya secara profesional di lapangan.
Pasal 1 ayat (1) UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan
bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Sejalan dengan pernyataan itu,
seorang guru harus memiliki kompetensi yang diharapkan yaitu dapat melaksanakan peran,
tugas, dan fungsinya sebagai guru profesional, yaitu kompetensi pedagogik, profesional,
kepribadian, dan sosial. Kompetensi ini disiapkan melalui pendidikan akademik dan
pendidikan profesi.
Magang adalah suatu kegiatan belajar dengan berbuat (learning by doing)
merupakan salah satu prinsip pembelajaran dalam rangka pembentukan keterampilan,
pengetahuan, dan sikap. Dengan prinsip ini, pengetahuan dan sikap terbentuk melalui
pengalaman dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang ditugaskan termasuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi di lapangan. Magang Kependidikan merupakan kegiatan
yang memberikan pengalaman awal (earlier exposure) untuk membangun jati diri calon
pendidik, memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi, memantapkan
kemampuan awal mahasiswa calon guru, mengembangkan perangkat pembelajaran dan
kecakapan pedagogis dalam mengembangkan keahlian calon pendidik. Magang kependidikan
merupakan kegiatan akademis dan praktis yang lebih memfokuskan dalam bidang manajerial
dan pembelajaran di sekolah.
Data Sekolah
SMAN 4
Nama :
SURAKARTA
NPSN : 20327969
Alamat : JL. LU. ADI SUCIPTO NO. 1
Kode Pos : 57139
Desa/Kelurahan : MANAHAN
Kecamatan/Kota (LN) : Kec. Banjarsari
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Surakarta
Propinsi/Luar Negeri (LN) : Prov. Jawa Tengah
Status Sekolah : NEGERI
Visi
Dengan Indikator:
Misi
ANALISIS
1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti adalah kualitas yang harusdimiliki peserta didik yang diperoleh
melalui pembelajaran yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran aktif. Tim
Kementerian dan Kebudayaan dalam Kurikulum 2013 (2013:6)mengemukakan
pengertianKompetensi Inti (KI) adalah terjemahan atau operasional standar kompetensi
lulusan (SKL), dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikantertentu atau jenjang pendidikan
tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi inti dijabarkanpada kompetensi dasar yang harus dicapai dan berlaku secara
nasional.Setiap mata pelajaran harus mengacu pada pencapaian dan perwujudan
kompetensi inti yang telah dirumuskan.Rumusan kompetensi inti sebagai berikut.
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampila.
Keempat kompetensi itu menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Setiap jenjang
pendidikan memiliki empat kompetensi inti sesuai dengan paparan peraturan pemerintah.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat
untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi
vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas
atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar
yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari
siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu
mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda
dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran SMA N 4 Surakarta, Kompetensi Inti yang ada
sudah sesuai dengan standar perumusan yang ditetapkan dalam Permendikbud RI No.24
Tahun 2016 tentang KI dan KD Kurikulum 2013. Kompetensi Inti tersebut sudah
memuat tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus
dimiliki peserta didik pada tiap tingkatan kelas yang terdiri dari 4 KI yaitu sikap
spiritual, sosial, pengetahuan, dan ketrampilan.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal
yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan
pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi dasar dikembangkan
dengan karakteristik peserta didik, kemampuan dasar, ciri-ciri dari suatu mata pelajaran .
kompetensi dasar untuk mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut.
a. Kelompok 1: kelompok KD sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
b. Kelompok 2: kelompok KD sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
c. Kelompok 3: kelompok KD pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
d. Kelompok 4: kelompok KD keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1) dan
sikap sosial (mendukung KI-2) ditumbuhkan melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pada saat peserta didik belajar tentang pengetahuan
(mendukung KI-3) dan keterampilan (mendukung KI-4). Pembelajaran langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3
dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses.1
Kompetensi dasar di SMA N 4 Surakarta sudah sesuai dengan kompetensi Inti. KD 1.1
yang merupakan turunan dari KI 1 memuat tentang aspek sikap spiritual yaitu
mensyukuri nilai nilai pancasila dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan negara
sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. KD 2.1 yang
merupakan turunan dari KI 2 memuat tentang aspek sikap sosial yaitu menunjukkan
sikap gotong royong sebagai bentuk penerapan nilai nilai pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. KD 3.1 yang merupkan turunan dari KI 3 memuat tentang
aspek pengetahuan yaitu menganalisis nilai nilai pncasila dalam kerangk praktik
penyelenggaraan pemerintahan negara. KD 4.1 yang merupakan turunan dari KI 4
1
Sunardi dan Imam Sujadi.2016.Sumber Belajar Penunjang PLPG Materi Pedagogik.Jakarta:Jurnal Online
memuat tentang aspek keterampilan yaitu menyaji hasil analisis nilai nilai pancasila
dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan negara.
3. Indikator
Indikator adalah prilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
keercapaian untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi
acuan penilaian mata pelajaran. Dalam panduan pengembangan indikator pencapaian
kompetensi adalah prilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja oprasional
yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan,sikap dan ketrampilan2.
Indikatir merupakan salah satu kompenen penting dalam kegiatan belajar mengajar.
Keberadaan indikator menjadi acuan terhadap berhasil atau tidaknya pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Ketika merumuskan indikator terdapat ketentuan ketentuan yang perlu diperhatikan,
ketentuan tersebut adalah :
1. Setiap KD dikembangkan sekurang kurangnya menjadi 3 Indikator
2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja
yang digunakan dalam SK dan KD
3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan herarki kompetensi
4. Rumusan indikator sekurang kurangnya mencakup 2 aspek yaitu tingkat kompetensi dan
tingkat mata pelajaran.
5. Indikator harus mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata
kerja operasional yang sesuai
6. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang
mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. 3
Di SMA N 4 Surakarta perumusan indikator sudah sesuai dengan kompetensi dasar
contohnya, dalam KD 3.1 yang meliputi aspek pengetahuan rumusan indikatornya adalah
mendefinisikan tentang nilai nilai pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan negara. Dalam KD. 4.1 yang meliputi aspek ketrampilan rumusan
indikatornya adalahmempresentasikan hasil verifikasi data tentang nilai nilai Pancasila
dalam kerangka praktik penyelenggaraan negara. Namun ada beberapa rumusan
2
Permendiknas no.41. 2007. Standar Penilaian
3
Depdiknas.2010.Panduan Pengembangan Indikator. Jakarta:BNSP
indikator yang kata kerja operasionalnya tidak sesuai dengan KD yang diukur misalnya
dalam KD 2.1 menunjukkan sikap gotong royong sebagai bentuk penerapan nilai nilai
pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara indikatornya adalah
mengedepankan kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan negara sebagai wujud
mengamalkan nilai nilai pancasila. dimana seharusnya kata kerja operasional yang
digunakan dalam indikator ini adalah kata kerja operasional A2 atau A1.
4. Struktur Tujuan
Model tujuan dalam bidang pendidikan yang paling banyak dipakai didasarkan pada
model Ralph Tyler (1949). Tyler berpendapat bahwa “rumusan tujuan yang paling
bermanfaat adalah rumusan yang menunjukkan jenis perilaku yang akan daiajarkan
kepada siswa dan isi pembelajaran yang membuat siswa menunjukan perilaku itu. Pada
bab ini disebutkan bahwa rumusan tujuan berupa kata kerja dan kata benda. Kata kerjanya
mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan, dan atau bendanya mendeskripsikan
pengetahuan yang diharapan dikuasai atau dikontruksi oleh siswa. Kami menggunakan
istilah “proses kognitif” untuk menggantikan “perilaku”, dan “pengetahuan” untuk “isi
pembelajaran”. Lantaran penggantian istilah-istilah disengaja, kami perlu menjelaskannya
secara mendetail.4
Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai (A,B,C,D)
A : Audience
B :Behavior
C :Condition
D :Degree
Tujuan pemebelajaran yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Perencanaan sudah
sesuai dengan indikator pencapaian pembelanaran yang hendak di capai. Dan kaitannya
dengan aspek A (Audience), B (Behaviour), C (Condition) dan D (Degree), maka dapat
di katakan tujuan pembelajaran di SMA N 4 Surakarta belum memenuhi ke 4 aspek
karena condition maupun degree tidak dicantumkan seperti yang dapat kami contohkan
yaitu kami mengambil dari salah satu tujuan pembelajaran yang termuat dalam RPP
SMA N 4 Surakarta kelas X KI 3.1 : Peserta didik dapat: mendefinisikan tentang nilai-
nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara.
Lorin W. Anderson ,dkk. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen.Yogyakarta :
4
5
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta : PRENADA MEDIA GROUP. 2008.
Hlm. 141-142
Kegiatan pembelajaran dalam K13 dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru melakukan
- menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
- mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait
dengan materi yang akan dipelajari.
- mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan
untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang
akan dicapai.
- menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
1) Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan
peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,
mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan
pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal
yang penting dari suatu benda atau objek.
2) Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik
untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu
membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang hasil
pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta,
konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual
sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.Dari kegiatan kedua dihasilkan
sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta
didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat
dikembangkan.Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih
lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta
didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
3) Mengumpulkan dan mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih
banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan
eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi
untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola
dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
ditemukan.
4) Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam
kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau
kelompok peserta didik tersebut.
c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
7. Penilaian
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.6 Penilaian hasil belajar peserta
didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek sikap,
pengetahuan dan ketrampilan. Unsur yang dinilai saat penilaian sikap adalah
iman taqwa, rasa syukur, jujur, disiplin , dan tanggung jawab. Unsur yang dinilai
saat penilaian pengetahuan adalah tugas-tugas yang diberikan seperti tugas
mandiri dan tugas kelompok sesuai materi yang sedang dipelajari. Penilaian
6
Permendikbud no 23. 2016. Standar penilaian pendidikan
keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam
presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau
mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan
masukan/saran pada saat menyampaikan hasil telah tentang materi.
Di SMA N 4 Surakarta ada 3 penilaian yaitu :
1) Penilaian sikapAda beberapa cara dalam menilai sikap peserta didik
yaitu, Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku
peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran
maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru.
Penilaian Diri,seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru
kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk
menilai kemampuan dirinya sendiri. Penilaian Teman SebayaPenilaian
ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya
sendiri, dan penilaian jurnal.
2) Penilaian Pengetahuan
Dalam penilaian pengetahuan guru dapat menggunakan cara berikut
Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda,Tes Lisan/Observasi Terhadap
Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan,Penugasan.
3) Penilaian Ketrampilan
Dalam penilaian kerja hal hal yang dinilai adalah penilaian
kerjaPenilaian Proyek, Penilaian Produk. dan Penilaian Portofolio.
7
H.Abd.Hafid.2011.SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN.Volume 6 Nomor 2 Tahun 2011
Pada langkah-langkah pemilihan sumber belajar yang dikemukakan Anderson (1987)
yaitu: (1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan penggunaan
sumber belajar secara jelas, (2) Menentukan isi pesan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan, 3) Mencari bahan pembelajaran yang memuat isi pesan, (4) Menentukan apakah
perlu menggunakan sumber belajar orang seperti dosen, pakar/ilmuan, tokoh masyarakat,
tokoh agama, pustakwan, dan sebagainya, (5) Menentukan apakah perlu menggunakan
peralatan untuk mentransmisikan isi pesan, (6) Memilih peralatan yang sesuai dengan
kebutuhan untuk mentransmisikan isi pesan, (7) Menentukan teknik penyajian pesan, (8)
Menentukan latar (setting) tempat berlangsungnya kegiatan penggunaan sumber belajar,
(9) Menggunakan semua sumber belajar yang telah dipilih atau ditentukan dengan efektif
dan efisien, dan (10) Mengadakan penilaian terhadap sumber belajar.
Berdasarkan RPP SMA N 4 Surakarta, alat penunjang pembelajaran yang digunakan
berupa :
1) Pendekatan : Saintifik
2) Model Pembelajaran : Discovery learning, Problem Based Learning (PBL)
3) Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
Penggunaan metode tersebut sudah sesuai dengan kurikulum 13 yang menuntut siswa
untuk aktif dalam pembelajaran. Namun kurang bervariasi seharusnya guru dapat
8
Muhamad Afandi, Evi Chamalah, Oktarina Puspita Wardani.2013.MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH.Semarang
9
Mardiah Kalsum Nasution.2017.Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil Belajar
Siswa.STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan
menggunakan metode lain seperti observasi, presentasi kelompok, dan lain lain yang
dapat meningkatkan keaktifan siswa dikelas. Selain itu juga perlu penggunaan metode
yamg dapat menumbuhkan karakter siswa baik spiritual maupun sosial jadi siswa dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun berdasarkan hasil wawancara yang kita lakukan kepada masing-masing guru
PPKn dari kedua sekolah tersebut terdapat perbedaan dalam pengimplementasiannya.
SMA N 4 Surakarta dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP hal ini
ditunjang dengan kesiapan sekolah baik guru maupun siswa selain itu juga tersedianya
fasilitas yang memadai sehingga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1 MI
2 MTs
3 SMA Al Islam
LOGBOOK
KEGIATAN OBSERVASI
FKIP UNS
Jum’at, 11
1 Wawancara dan Observasi
Oktober 2019
Selasa, 15
2 Wawancara dan Observasi
Oktober 2019
Jum’at, 18
3 Wawancara dan Observasi
Oktober 2019
Selasa, 22
4 Wawancara dan Observasi
Oktober 2019
Jum’at, 25
5 Wawancara dan Observasi
Oktober 2019
Mengetahui Mahasiswa/Observer
Guru Model