Anda di halaman 1dari 3

PERSPEKTIF SISTEM INFORMASI KESEHATAN

A. Perspektif Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh
tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Tujuan sistem informasi kesehatan;
1. Setiap kegiatan dan program kesehatan yang dilaksanakan dan dirasakan
oleh masyarakat dapat diketahui, dipahami, diantisipasi dan di kelola dengan
sebaik-baiknya oleh pelaku-pelakunya.
2. Membuat suatu sistem informasi terpadu di bidang kesehatan masyarakat
dengan mengikut sertakan petugas kesehatan dan para stake holder.
3. Membuat Basis Data integritas di bidang kesehatan berbasis eviden base
pada setiap level pelayanan kesehatan.
4. Membuat standarisasi aplikasi sistem informasi di bidang kesehatan dengan
membangun landasan dan format dasar dari setiap level kesehatan.
Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif (Van de
Velde dan Degoulet, 2003);
1. Perspektif Fungsional
2. Perspektif Arsitektur Teknologi

B. Sistem Informasi Kesehatan Perspektif Fungsional


Secara fungsional Sistem Informasi Kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3
macam sistem informasi, yaitu sistem informasi rumah sakit, sistem informasi
kesehatan publik, dan system informasi klinis.
1. Sistem Informasi Rumah Sakit
Menurut catanan Van de Velde dan Degoulet (2003), Sistem Informasi Rumah
Sakit di negara-negara maju, terutama Amerika, dikembangkan sejak tahun 1960an.
Pada tahap awal kemunculannya, Sistem Informasi Rumah Sakit telah
menggabungkan fungsi adminsitratif dan medis. Meski demikian, tidak jarang focus
awal pengembangan Sistem Informasi, baik yang diaplikasikan di bidang kesehatan
maupun dibidang lain, dimulai pada urusan keuangan.
Pada tahap awal ini, Sistem Informasi Rumah Sakit cenderung bersifat otomatisasi
proses, yang sebelumnya mengadalkan manusia yang potensi kesalahannnya besar,
digantikan dengan Sistem Informasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan
menghemat waktu dalam pelayanan.
2. Sistem Informasi Kesehatan Publik
Sistem Infromasi kesehatna Publik muncul karena tuntunan akan integrasi informasi
yang tersebar. Perkembangan bidang ini dan diseminasi pengetahuan dan keahlian
informatika kepada professional kesehatna public adalah kunci pembuka potensi
Sistem Informasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan publik.
Jika Sistem Informasi Rumah Sakit terbatas pada fungsi dukung operasional dan
medis di lingkup rumah sakit, Sistem Informasi Kesehatan Publik mempunyai
cakupan yang lebih luas. Kantor-kantor pemerintah yang mengurusi kesehatan dan
lembaga layanan kesehatan non rumah sakit pun, seperti Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) masuk dalam ranah Sistem Informasi Ini
3. Sistem Informasi Klinis
Tujuan utama pembuatan Sistem Informasi Klinis adalah untuk mengurangi biaya
dengan memberikan informasi yang membantu dokter untuk mengambil keputusan
dalam aktivitas sehari-hari.Sistem Informasi Klinis tidak hanya membantu dokter
dalam menagani masalah administratif pasien, tetapi lebih dari itu, untuk
meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem informasi klinis dapat
didukung dengan sistem pendukung kepututsan, yang di antaranya membantu
dalam diagnose penyakit dan menentukan tindakan medis.
C. Sistem Informasi Kesehatan Perspektif Teknologi
Pada era teknologi yang semakin lebih dekat kea rah mobilitas pengguna, tiga
pengembangan terpenting dalam system informasi kesehatan adalah
pengembangan sistem informasi berbasis pada kompinen objek, sistem terdistribusi,
dan teknologi mobile.
1. Sistem informasi Berbasis Komponen Objek
Teknologi berbasis pada komponen objek mengubah paradigm tegnologi berbasis
pada perpindahan data (data-driven technology) menjadi arsitektur berbasis pada
pengetahuan (knowledge-driven technology) yang menekankan pada proses
penyelesaian masalah. Dengan basis pada komponen objek, memungkinkan aturan
bisnis, kebijakan, dan berbagai macam peraturan yang lain diintegrasikan ke dalam
system informasi. Komponen merupakan unit dari software yang membangun
keseluruhan system. Setiap komponen merupakan proses tersendiri yang memiliki
masukan dan atau keluaran.
Pengembangan Sistem Informasi kesehatan berbasi objek memungkinkan system
dikembangkan secara modular (berbasis pada komponen) yang memungkinkan
proses penambahan fitur dan fungsionalitas secara lebih mudah di masa depan.
Setiap modul akan memiliki property, dan memiliki method yang dipergunakan untuk
memanipulasi property yang dia miliki untuk diberikan output sesuai yang
diinginkan.
2. Sistem terdistribusi
Dalam era keterbukaan dan era keterhubungan maka diperlukan mekanisme yang
ddapat menghubungkan antar satu system dengan system yang lain. Proses
keterhubungan ini menjadi kompleks ketika tiap dibangun dengan platform dan
system yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah rumah sakit dapat melayani proses
booking kamar pasien secara online dan melayani pembayaran tagihan rumah sakit
melalui internet banking. Setiap system yang terkait, yakni system informasi rumah
sakit, system perbankan yang melayani pembayaran, dan user interface
pembayaran, harus terhubung dengan mekanisme yang memungkinkan mereka
bertukar data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut.
Mekanisme distribusi yang dimungkinkan adalah dengan menggunakan web, CORBA,
DCOM, dan web services. Dengan menggunakan system terdistribusi, data akan
dikirimkan ke antar system yang berbeda, dan dikirimkan melalui jaringan computer.
Dalam lingkungan terdistribusi, aplikasi yang berjalan merupakan kumpulan
intteraksi dari berbagai kkomponen, yakni objek data, objek aplikasi, dan user
interface.
3. Mobile Communication
Saat ini teknologi mobile seperti handphone, PDA (personal digital assistant), dan
berbagai macam teknologi wireless lainnya memungkinkan proses komputasi dan
pemanfaatan system informasi kesehatan dipergunakanj oleh pengguna yang secara
fisik tidak terhubung secara langsung dengan system. System ini memungkinkan
akses terhadap sistem informasi kesehatan secara remote maupun secara llokal baik
dari sisi administrator maupun pengguna sevara umum (regular user) Sistem
informasi kesehatan dapat diintegrasikan dengan teknologi mobile yang populer
seperti SMS, MMS, atupun dapat berupa apliikasi yang diinstal diperangkat sperti
handphone ataupun PDA dengan teknologi seperti java mobile, Symbian atau Pocket
PC application.Aplikasi mobile ini dapat diintegrasikan dengan konsep sistem
terdistribusi.
Dengan sistem yang diintegrasikan, pengguna akan dimudahkan untuk mengakses
data-data kesehatan yang mereka miliki tanpa harus dating kelokasi. Sebagai
contoh, seorang pasien yang melakukan cek darah di sebuah laboratorium, akan
segera mendapatkan hasilnya dua jam kemudian, dan hasil ini dapat diakses dengan
menggunakan internet. Pada contoh lain, seorang dokter dapat langsung terhubung
dengan rekam medis seorang pasien dengan menggunakan PDA yang terhubung
dengan sistem jaringan yang ada dalam rumah sakit yang bersangkutan. Bahkan
ketika antar rumah sakit sudah terintegrasi satu dengan yang lain, melalui sistem
terdistribusi salah satunya, seorang petugas rekam medis dirumah sakit sebelumnya
dari seorang pasien rujukian pun sudah dapat segera diakses, untuk kemudian
diberikan penanganan yang tepat.

Referensi:
http://artikelbidanwong.blogspot.co.id/2017/09/perspektif-sistem-
informasi-kesehatan.html
http://guyeojafkmunsri.blogspot.co.id/2013/05/perspektif-fungsional-
sistem-informasi.html
https://midwife002.blogspot.co.id/2017/09/perspektif-informasi-
kesehatan.html
http://mymollymidwifery.blogspot.co.id/2017/09/pengantar-sistem-
informasi-kesehatan_10.html

Anda mungkin juga menyukai