PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh
secaraotonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari
selnormal dalam bentuk dan strukturnya.Tumor ganas pada alat reproduksi wanita
dijumpai pada semua umur (18 ± 80tahun) dengan rat-rata puncaknya pada usia 50
tahun. Kejadian paling sering padakelompok umur 30 ± 40 tahun.Faktor pemicu
munculnya tumor banyak sekali, antara lain pencemaranlingkungan hidup, termasuk
udara akibat debu dan asap pembakaran kendaraan atau pabrik.
Asap kendaraan, misalnya, mengandung dioksin yang dapat memperlemah
dayatahan tubuh, termasuk daya tahan seluruh selnya.Selain itu ikut juga berperan
faktor makanan yang berlemak tinggi, dalam hal iniadalah zat hormon atau mirip-
hormon abnormal yang terkandung di dalammya,khususnya steroid seks (misalnya
estrogen). Itu terjadi karena adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut yang tidak
dipecah dalam proses metabolisme tubuh sehinggamenaikkan produksi hormon
testosteron.
Normalnya, wanita memiliki hormon estrogendan progesteron, serta sedikit
testosteron. Bilamana kadar hormon testosteron meningkat akibat adanya ketidak
seimbangan asupan lemak, maka hormon ini akan dipecah menjadi sumber hormon
yang tidak normal bagi hormon estrogen asing.
B. VULVA
1. Tumor kistik
Tumor-tumor di vagina umunya mempunyai sifat yang sama dengan yang ddapatkan pada
vulva. Tumor vulva dan vagina hendaknya dibedakan dengan vaginitisemfisematosa. Dapat
juga saluran Muller terjadi di dekat serviks biasanya soliter,akan tetapi dapat multiple, kista
ini dilapisis epitel seperti endoserviks, berisi cairanmusin.
2. Tumor solida.
a. GranulomaBukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan granulasi yang
terbatas- batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi pada bekas operasi kolpografidan
histerektomi total dan dapat bertahan sampai bertahun-tahun.
b. Tumor miksoid vaginaKonsistensi lunak seperti kista berisi jaringan miksomatosa, jaringan
pengikat dan jaringan lemak seperti yang biasa terdapat pada daerah glutea,
fossaiskhiorektales, serta apabila terdapat di vagina berada pada daerah parakolpos.Kadang-
kadang kambuh kembali dan dapat juga menjadi ganas.
c. Adenosis vaginaBerasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muler berupa tumor jinak
vagina,terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel torak yang
mengeluarkanmucus. Di tempat itu mukosa vagina tampak merah dan berbintik. Ini
disebabkankarena pemberian hormone estrogen sintesis lain, diberikan pada ibu
penderitawaktu hamil muda (sindrom D.E.S). Tumor ini dapat menjadi
adenocarcinoma.Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi yang terlihat sebagai ulserasi
dikemudian dilanjutkan dengan biopsy dan pemeriksaan histopatologi.
C. TUBA
Tumor tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma. Tumor tubauterine yang
neoplastik jarang seklai ditemukan. Endometriosis yang sebenarnya bukanneoplasma lebih
sering didapat pada tuba, terkadang dikira ganas. Tuba uterine falopii dan jaringan sekitarnya:
Tumor-tumor yang disebabkan oleh radang.
D. UTERUS
1. Tumor ektoserviksa.
a. Kista sisa jaringan embrional: berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi terdapatdinding
samping ektoserviks
b. Kista endometriosis: letaknya superficial.
c. Folikel atau kista Naboth: kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat pada wanita
multipara, sebagai penampilan servisitis. Kista ini jarang mencapaiukuran besar berwarna
putih mengkilap berisi cairan mucus. Kalau kista inimenjadi besar dapat menyebabkan
perasaan nyeri.
d. Papiloma: dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma akuminata.Kebanyakan
papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedahmaupun persalinan.
e. Hemangioma: jarang terjadi, biasanya terletak superficial, dapat membesar padawaktu
kehamilan, dapat menyebabkan metroragi. Terapi tumor ektoservikstergantung pada kelainan
ataupun potensi akan kelainan yang dapatdisebabkannya. Umunya bersifat ekspektatif saja.
Kista Nabothi dapat diinsisi,tumor-tumor lain dapat dilakukan ekstirpasi, kauterisasi dan
krioterapi.
3. Tumor endometriuma.
a. Polip endometriumSering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskop. Polip berasal
dari:
1) Adenoma, adenofibroma
2) Mioma submukosum
3) Plasenta
b. Adenoma-adenofibromaBiasanya terjadi dari epitel endometrium dengan stroma yang
sesuaidengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan
hyperplasiaendometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-
merahan.Gangguan yang sering ditimbulkan adalah metroragi sampai
menometroragi,infertilias. Mempunyai kecenderungan kambuh kembali.
c. Mioma submukosumSarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus
menjadimioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna putih.
d. Polip plasentaBerasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun
abortus.Pemeriksaan histology memeperlihatkan vili korialis dalam berbagai
tingkatdegenerasi yang dilapisi endometrium. Polip plasenta menyebabkan uterusmengalami
subinvolusio yang menimbulkan perdarahan. Polip endometriosisumumnya diangkat dengan
cara kauterisasi dan bedah laser.
4. Miometrium Neoplasma ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya.Efek fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam
abdomen.Menurut letaknya, mioma dapat kita bagi menjadi:
a. Mioma submukosum: berada id bawah endometrium dan menonjol ke dalamrongga uterus.
b. Mioma intramural: mioma terdapat di dinding uterus di antara serabutmiometrium.
c. Mioma subserosum: apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus, diliputi oleh serosa.
5. AdenomiosisAdenomiosis adalah adanya sarang enometriosis di antara serabut miometrium.
6. HemangiomaTumor jinak pembuluh darah ini jarang sekali ditemukan. Umunya
didapatkansecara kebetulan pada pemeriksaan histologik uterus yang diangkat karena
perdarahan. Bentuk histologinya dapat beraneka ragam.
b. Etiologi
Tidak banyak diketahui mengenai etiologi jenis tumor ganas ini, meskipundisebut tentang
lambatnya menarche (15-17 tahun) dan awalnya menopous (40 tahun)dalam riwayat
penyakitnya. Faktor etnik tidak berpengaru, meskipun lesi granulomatosasering ditemukan
pada suku negro.
e. Tingkatan pra-maligna
Kurang lebih 50% dari semua karsinoma vulva didahului oleh suatu keadaanyang sedikit
banyakdapat ditetapkan sebagai pendahulnya. Yang paling sering adalhdistrofia vulva seperti
pada vulvitis atrofik, vulvitis diabetik, leukoplakia, lichen ataulichenoid seperti pada lichen
sclerosus et atrophicus, kraurosis vulva denagan hiperplasi.Yang sangat potensial menjadi
pendahulu keganasan vulva adalah kondiloma akuminataatau kondoloma lata, infeksi oleh
HVP ( Human Papiloma Virus ) tipe-16 dan mungkin juga tipe-18. pada Neoplasma
Intraepitelial vagina (NIV) tidak ada bukti bahwa NIVakan berlanjut menjadi kanker vulva
yang invasif bila dibiarkan tanpa pengobatan. NIV-I, II, III, biasanya terdapat pada wanita <>
60-70 tahun. Secara umum diterima, bahwa pada kanker serviks terdapat periode laten 5-10
tahun sebelim lesi pra-maligna ( NIS-I ,II , III , KIS )menjadi kanker yang invasif. Mengingat
lokasi tomur primer (karsinoma epidermoid) hampir 60% pada labium majus, 20% pada
labium minus atau veitibulum,12% di klitoris dan 6% di komisura posterior, perembetan ke
jaringan sekitar akanmeluas ke urethra, kandung kemih, vagina, rektum dan malalui
pembuluh getah beningsecara embolisasi. Rute primer penyebaran ke kelenjar inguinal
adalah malalui kelenjar femoral luar (superfisial), kemudian kelenjar femoral dalam
(profundal) untuk akhirnyamenuju kelenjar getah bening panggul melalui kelenjar iliak luar /
ekstern, obturator,iliaka komunisdan kelenjar para-aorta.
C. ADNEKSA
1. Tubba Fallopii (saluran telur)
a. Patologi : Hsu, Taymor, dan Hertig membagi histologik tumor ini dalam 3 jenis menurut
keganasannya:
1) Jenis papiler : tumor belum mencapai otot tuba dan difeensiasi selnya masih baik,
batasdaerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
2) Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : tumor ini telah memasuki otot tuba
danmemperlihatkan gambaran kelenjar.
3) Jenis alveo-meduler : terlihat mitosis yang atipik dan terlihat invasi sel ganas ke
dalamsaluran limfa tuba.
b. Penyebaran : Pada umumnya terjadi secara langsung ke alat sekitarnya, kemudian melalui
pembuluh getah bening ke abdomen, leher, daerah inguinal, vagina, tuba, ovarium dan uterus.
c. Tingkat Klinis Keganasan :
Tingkat Kriteria
Klinik
IA Pertumbuhan tumor terbatas pada salah satu tuba; tidak
adaascites.Tak ditemukan tumor di permukaan luar, kapsulnya
utuh.Tumor terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah
ataukedua-duanya.
IB Pertumbuhan tumor terbatas pada kedua tuba; tidak adaasites.Tak
ada tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh.Tumor terdapat di
permukaan luar, atau kapsulnya pecah, ataukedua-duanya.
IC Tumor dari tingkatan klinik 1A dan IB, tetapi ada asites
ataucucian rongga perut positif.
II Pertumbuhan tumor melibatkan satu atau dua tuba, dengan
perluasan ke panggul.
IIA Perluasan proses dan/ atau metastatis ke uterus atau ovarium.
IIB Perluasan proses ke jaringan panggul lainnya.
IIC Tumor dari tingkat klinik IIA atau IIB, tetapi dengan
asitesdan/atau cucian rongga perut positif.
III Tumor melibatkan satu atau dua tuba dengan penyebarankelenjar
limfa intraperitoneal, atau kedua-duanya. Tumor terbatas pada
panggul kecil dengan bukti histologik penyebaran ke usus halus
atau omentum.
IV Pertumbuhan tumor melibatkan salah satu atau kedua tubadengan
metastasis berjarak jauh. Bilamana didapatkan efusi pleural, harus
ada sitologi positif untuk menyebutnya sebagaitingkat klinik IV.
Begitu pula ditemukannya metastasiskeparenkim hati.
1. Penyebab
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan
peningkatan kadar estrogen.Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang
pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada
hewan percobaan di laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker.Wanita
yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. (faktor resiko
adalah sesuatu yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk menderita
suatu penyakit).Wanita yang memiliki faktor resiko tidak selalu menderita kanker
rahim,sebaliknya banyak penderita kanker rahim yang tidak memiliki faktor resiko. Kadang
tidak dapatdijelaskan mengapa seorang wanita menderita kanker rahim sedangkan wanita
yang lainnya tidak.Penelitian telah menemukan beberapa faktor resiko pada kanker rahim:
a. Usia Kanker uterus terutama menyeranga wanita berusia 50 tahun keatas.
b. Hiperplasia endometrium
c. Terapi Sulih Hormon (TSH)
TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosisdan
mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke. Wanita yang mengkonsumsi estrogentanpa
progesteron memiliki resiko yang lebih tinggi. Pemakaian estrogen dosis tinggi dan jangka
panjang tampaknya mempertinggi resiko ini.Wanita yang mengkonsumsi estrogen dan
progesteron memiliki resiko yang lebih rendah karena progesteron melindungi rahim.
d. Obesitas
Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanitayang
gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogenmerupakan
penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obes.
e. Diabetes (kencing manis)
f. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
g. Tamoksifen
Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau mengobatikanker
payudara memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko ini tampaknya berhubungan dengan efek
tamoksifen yang menyerupai estrogen terhadap rahim.Keuntungan yang diperoleh dari
tamoksifen lebih besar daripada resiko terjadinyakanker lain, tetapi setiap wanita
memberikan reaksi yang berlainan.
h. RasKanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.
i. Kanker kolorektal
j. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun
k. Menopause setelah usia 52 tahun
l. Tidak memiliki anak
m. Kemandulan
n. Penyakit ovarium polikista
o. Polip endometrium.
2. Gejala
Gejala kanker rahim tidak spesifik. Studi terbaru menunjukkan bahwa penderita kanker rahim
biasanya mengalami gejala berikut ini secara menetap:
· tekanan abdomen (merasa penuh,bengkak atau kembung)
· Perasaan ingin buang air kecil terus menerus
Gejala lainnya meliputi:
1) Gangguan pencernaan yang menetap (gas atau mual)
2) Perubahan kebiasaan BAB tanpa alasan jelas,seperti sembelit
3) Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
4) Lemas & letihlesu yang berkelanjutan
5) Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul
6) Perubahan dalam siklus menstruasi
7) Perdarahan rahim yang abnormal
8) Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi)
9) Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
10) Perdarahan yang sangat lama berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun)
11) Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
12) Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
13) Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
14) Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Dengan mengetahui gejala nya diharapkan bidan dapat meduga degredasi ganas
padakanker rahim dengan bertindak :
a. Melakukan pemeriksaan pap smear
b. Melakukan pemeriksaan dalam
· Rahim agak membesar,lunak
· Setelah pemeriksaan dalam kemungkinan terjadi perdarahan
· Pada pemeriksaan speculum :- Perdarahan dari mulut rahim- Jaringan keluar dari mulut
rahimc.
c. Jaringan yang keluar dari mulit rahim diambil dan dikirim ke dokter ahli patologianatomid.
d. Bidan segera merujuk penderita untuk menegakkan diagnose pasti ke puskesmas,dokter ahli
kandungan atau ke RS
3. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
· Pemeriksaan panggul
· Pap smear
· USG transvagin
· Biopsi endometrium.
Untuk membantu menentukan stadium atau penyebaran kanker, dilakukan pemeriksaan
berikut:
· Pemeriksaan darah lengkap
· Pemeriksaan air kemih
· Rontgen dada
· CT scan tulang dan hati
· Sigmoidoskopi
· Limfangiografi
· Kolonoskopi
· Sistoskopi.
Bidan mempunyai tugas menegakkan diagnosis dini kanker rahim dengan :
1. Melakukan KIE dan Motivasi tentang gejala klinik stadium awal-
· Beser putih atau bercampur darah
· Perdarahan mendadak/sedikit setelah menopause
· Terjadi sesak di bagian bawah abdomen
2. Melakukan pemeriksaan sederhana ;
· Pengambilan pap smear
· Pemeriksaan dalam untuk menilai rahim3.
3. Merujuk penderita untuk menegakkan diagnosa pasti
Staging (Menentukan stadium kanker)
Stadium I : kanker hanya tumbuh di badan Rahim
Stadium II : kanker telah menyebar ke leher rahim (serviks)
Stadium III : kanker telah menyebar ke luar rahim, tetapi masih di dalam rongga pangguldan
belum menyerang kandung kemih maupun rektum. Kelenjar getah bening panggul mungkin
mengandung sel-sel kanker.
Stadium IV : kanker telah menyebar ke dalam kandung kemih atau rektum atau kanker telah
menyebar ke luar rongga panggul.
4. Pengobatan
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon terhadap
pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan umum
penderita.
e. Metode pengobatan:
1. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim). Kedua tubafalopii
dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor
bisamenyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin
tertinggalkemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. .
2. Terapi penyinaran (radiasi)Digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel
kanker.Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah
yangdisinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan.
Penyinaran bisadilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau
setelah pembedahan(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa)
3. Kemoterapi
Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon ke selkanker
dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa menempel pada reseptor
hormon dan menyebabkan perubahan di dalam jaringan rahim.Sebelum dilakukan terapi
hormon, penderita menjalani tes reseptor hormon. Jika jaringanmemiliki reseptor, maka
kemungkinan besar penderita akan memberikan respon terhadap terapihormonal. Terapi
hormonal merupakan terapi sistemik karena bisa mempengaruhi sel-sel diseluruh tubuh. Pada
terapi hormonal biasanya digunakan pil progesteron.
Terapi hormonal dilakukan pada:
· penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan ataupun terapi
penyinaran
· penderita yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ tubuh lainnya
· penderita yang kanker rahimnya kembali kambuh.
Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap terapi
hormonal,maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu siklofosfamid, doksorubisin dan
sisplastin.
Efek samping pengobatan kanker
1. Setelah menjalani histerektomi, penderita biasanya mengalami nyeri dan merasasangat
lelah. Kebanyakan penderita akan kembali menjalani aktivitasnya yang normaldalam waktu
4-8 minggu setelah pembedahan.Beberapa penderita mengalami mualdan muntah serta
gangguan berkemih dan buang air besar.
2. Wanita yang telah menjalani histerektomi tidak akan mengalami menstruasi dan tidak dapat
hamil lagi. Jika ovarium juga diangkat, maka penderita juga mengalamimenopause. Hot
flashes dan gejala menopause lainnya akibat histerektomi biasanyalebih berat dibandingkan
dengan gejala yang timbul karena menopause alami.
3. Pada beberapa penderita, histerektomi bisa mempengaruhi hubungan seksual.Penderita
merasakan kehilangan sehingga mengalami kesulitan dalam melakukanhubungan seksual
f. Pencegahan
1. Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear secara rutin,untuk
menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang abnormal.
2. Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering menjalani
pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan (termasuk biopsiendometrium).
b. Teratoma
Diduga berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten dan mampu membentuk
elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional. Teratoma ovarium bisa ditemukan dalam
bentuk kistik maupun solid. Teratoma maligna yang ganas berbentuk solid, terdiri atas
campuran jaringan sel telur yang matang (matur) dan yang tidak matang (immatur).
Teratomaganas biasanya ditemukan pada anak-anak dan pada penderita dalam masa pubertas.
Tumor ini tumbuh cepat dan mempunyai prognosis yang buruk. Pada pemeriksaan klinik
ditemukan tumor di samping uterus, kadang kala disertai perdarahan dari uterus dan ascites.
Terapinya pembedahan dengan khemoterapi sebelum atau sesudahnya.
c. Tumor sinus endodermal
Berasal dari jolk sac atau saccus vitellinus,umumnya ditemukan pada gadis atauwanita muda
(20 tahun) dan sangat ganas. Pada pemeriksaan mikroskopik didapatkanretikulum dengan
ruangan berbentuk kistik (sinus endodermal) di tengahnya. Sinus tersebutterdiri atas
pembuluh darah ditengahnya oleh sel-sel kuboid.
d. Khoriokarsinoma
Tumor primer berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri
sepertikhoriokarsinoma sesudah kehamilan (NTGG = Neoplasia Trofoblast Ganas
Gestasional ).Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukansinsio ± dan sitotrofoblas tanpa
villikhoroalis.
e. Gonado Blastoma
Tumor yang diperkenalkan oleh Scully pada tahun 1953 dijumpai dalam ovariumatau testis
yang disgenetik, terdiri dari sel-sel telur dan sel-sel yang menyerupai sel-sel Sertoli-Leydig
atau sel-sel granulosa. Kebanyakan penderitanya wanita dan seringmenunjukkan kario-tipe
yang abnormal dengan mengandung khromosom Y.Gonadoblastoma mempunyai potensi
untuk menjadi ganas.
b. Karsinoma Ovarium Metastatik Karsinoma ini biasanya bilateral dan solid. Tumor
primernya berasal dari korpusuterus, usus-usus, mamma atau kelejar tiroid. Termasuk dalam
golongan ini adalah Tumor Krukenberg yang mempunyai gambaran mikroskopik khas,
berupa sel-sel yang menyerupai cincinsignet di tengah-tengah stroma. Sebagian besar dari
Tumor Krukenberg adalahmetastatis darikarsinoma ventrikuli (gaster).
1. Penyebaran
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta,mediastinal, dan
supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang jauh,terutama paru-paru, hati
dan otak.
2. Penetapan tingkat klinis keganasan
UICC Kriteria FIGO
T1 Terbatas pada ovarium I
Tia Satu ovarium, tanpa ascites Ia
Tib Kedua ovarium, tanpa ascites Ib
Tic Satu/ dua ovarium, ada ascites Ic
T2 Dengan perluasan ke panggul II
T2a Uterus dan/ atau tuba, tanpa ascites IIa
T2b Jaringan panggul lainnya, tanpa ascites IIb
T2c Jaringan panggul lainnya, dengan ascites IIc
T3 Perluasan ke usus halus/ omentum dalam panggul, III
atau penyebaran intraperitoneal / kelenjar
retraperitoneal
M1 Penyebaran ke alat-alat jauh IV
3. Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan
penyakitnya yang sudah agak lanjut :
a) Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasike jaringan
sekitar,
b) Gejala diseminasi/ penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi peritonealdan
bermanifestasi adanya ascites
c) Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi atau
hiperestrogenisme ,intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan tipehistologik tumor dan
usia penderita.
Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor ataumasa, di
dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai yang
solid (padat). Pemakaian USG (Ultra Sono Graphy) dan CTscan (Computerised axial
Tomography scanning) dapat memberi informasi yang berhargamengenai ukuran tumor dan
perluasannya sebelum pembedahan. Laparotomi eksploratif disertai biopsi potong beku
(Frozen section) masih tetap merupakan prosedur diagnostik paling berguna untuk mendapat
gambaran sebenarnhya mengenai tumor dan perluasannya seta menentukan strategi
penanganan selanjutnya.
4. Terapi Tumor Ganas Ovarium
Pada tingkatan awal, prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP (optional). Luas prosedur
pembedahan ditentukan oleh insidensi dari seringnya penyebaran ke sebelahyang lain
(bilateral) dan kecenderungan untuk menginvasi badan rahim (korpus uteri).Tindakan
konservatif (hanya mengangkat tumor ovariumnya saja : Oophorektomi atau oophoro
kistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik penyakit T1a, wanitamasih muda,
blum mempunyai anak, derajat keganasan tuor rendah seperti disgerminoma,tumor sel
granulosa, dan arr henoblastoma Atau low potential malignancy=bordeline malignancy.
5. Radioterapi
Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik TI dan T2(FIGO:
Tingkat I dan II), yang diberikan kpada panggul saja atau seluruh rongga perut.
Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkay III dan IV) dilakukan debulking dilanjutkan
dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa,hanya efektif pada
jenis tumor yang peka terhadap sinar (radiosensitif) sepertidisgerminoma dan tumor sel
granulosa.
6. Khemoterapi
Sekarang telah mendapat tempat yang diakui dalam penanganan tumor ganasovarium.
Sejumlah obat sitostatika telah digunakan, termasuk agens alkylating (seperti
cyclophospamide,chlorambucil ),antimetabolit (seperti Adriamisin) dan agens lain(seperti
Cis-Platinum). Penanganan paliatif tumor ganas ovarium sering menggunakan preparat
hormon progestativa.
7. Komplikasi
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus tingkatanlanjut yang
dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa kali untuk membuat by pass
bila kondisi penderita mengizinkan.
8. Second-look laparotomi
Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi ataukhemoterapi, lazim
dilakukan laparotomi kedua, bahkan kadang sampai ketiga (third-look laparotomi). Hal ini
memungkinkan kita membuat penilaian akurat proses penyakit,hingga dapat menetapkan
strategi pengobatan selanjutnya. Bisa dihentikan atau perludilanjutkan dengan alternatif
pengobatan lain.
5. Neoplasma Ovarium yang jarang Teratoma ovarium (termasuk Tumor sinus Endodermal ).
Menarik perhatian karena pekanya terhadap khemoterapi dan hubungannya dengan petanda
tumor (tumor marker ) AFP(Alfa Feto-protein). Petanda tumor ini sangat berguna untuk
diagnosis maupun pemantauan(monitoring) dan penanganan/ pengobatan.
Tumor yang mensekresi endokrin adalah penting karena mereka dapat menampakkandiri
dengan kelainan-kelainan endokrin, dan pengobatannya mungkin akan sangat efektif dengan
mengendalikan gejala-gejalanya.
Pengamatan lanjut
Untuk tumor ganas ovarium skema/ bagan pengamatan lanjut (follow up control)adalah
sebagai berikut :
a. Sampai 1 tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan,
b. Kemudian sampai 3 tahun setelah penanganan, setiap 4 bulan,
c. Kemudian sampai 5 tahun setlah penanganan, setipa 6 bulan,
d. Seterusnya setiap setahun sekali.
Konsep tatalaksana kanker ovariumPredisposisi :
a. Kista pada anak/remaja
b. Kista usia lanjut
c. Kista di atas 45 tahun
d. Ovarium masih teraba pada menopause
Keluhan utama :
1. Tanpa keluhan
2. Kista cepat besar
3. Stadium lanjut :
- Kahesia
- Tumor pada abdomen
- Asites
- Metastase-kaki edema
Pemeriksaan kanker ovarium :
- Inspeksi :
1. Terlihat tumor pada abdomen
2. Pembuluh darah prominen
3. Badan atas kurus,edema tungkai
- Pemeriksaan palpasi :
1. Teraba tumor
2. Nerbenjol-benjol
3. Gerak terbatas
4. Terdapat asites
5. Konsitensi: padat kenyal- Pemeriksaan dalam :Terasa teraba tumor abdomen, . Padat kenyal
gerak terbatas3. Ovarium masih teraba setelah menopause
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa tumor alat genital baik yang bersifat
neoplasma jinak maupun yang bukan neoplasma. Menurut letak dankonsistensinya, maka
berturut-turut akan dibicarakan sebagai berikut.Tumor jinak pada alat genital meliputi:
1. Vulva
a. Tumor kistik vulvA
b. Tumor solid vulva
2. Vagina
a. Tumor kistik vagina
b. Tumor solid vagina
3. Uterus
a. Tumor ektoserviks
b. Tumor endoserviks-endometrium
4. Tuba uterina fallopi dan jaringan sekitarnya
a. Tumor tuba uterina (adenoma, leiomioma, fibroma, kista dermoid)
b. Tumor neoplasma jinak jaringan sekitarnya
c. Tumor nonneoplasma
5. Ovarium
a. Tumor non-neoplasma
b. Tumor neoplasmaTumor ganas pada alat genital meliputi:
1. Tumor ganas pada vulva
2. Tumor ganas pada vagina
3. Tumor ganas pada serviks uteri (leher rahim)
4. Tumor ganas pada korpus uteri (badan rahim)
5. Umor ganas pada adneksa (tuba fallopi = saluran telur)
6. Ovarium (indung telur)
B. Saran
Dari makalah ini diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan mengerti danmemahami
tentang masa macam macam tumor ganas dan jinak sehingga nantinya mampumemberikan
asuhan kebidanan pada pasien penderita tumor ganas maupun jinak.
Daftar Pustaka
Rahardjo.S. Myoma uteri di Rumah Sakit.Dr. Soetomo 1972-1974.skripsi. Surabaya: Bagian
Obstetri dan ginekologi
Sulistyo, R. Sunardi Saiman R. Myoma uteri di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung, 1970-
1972. Medan : Kngr Myoma Ginekol Indonesia III, 1976
http://tumor ganas.com/1101/kanker-ovarium/
http://rahmat-dharmawan.com/kanker-indung-telur-atau-ovarium/
http://astaqauliyah.com/2010/05/referat-kedokteran-epidemiologi-etiologi-dan-patofisiologi-
penyakit-kista-ovarium/
Prawirohardjo, Sarwono. 2007.Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka edisi 2