Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TELAAH JURNAL SCREENING CA MAMAE

Disusun Oleh :

Nama : SALMI. M
Nim : 181012115301337

Dosen Pengampu :
Kholilah Lubis, S.ST, M.Keb

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
2019
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia,
dikarenakan banyaknya kesakitan dan kematian akibat kanker. Berdasarkan data
GLOBOCAN terdapat 2,1 juta kasus baru penderita kanker. Selain itu kanker
payudara dilaporkan menjadi penyebab kematian utama pada kelompok wanita
baik di negara maju maupun negara berkembang.
Di Indonesia dilaporkan bahwa kanker payudara mayoritas ditemukan
pada kelompok wanita, meskipun angka insidensi kanker payudara ini menduduki
peringkat kedua di antara negara-negara Asia. Peningkatan angka kejadian kanker
payudara terutama di negara-negara berkembang dikarenakan adanya perubahan
gaya hidup diantaranya : rendahnya partisipasi masyarakat dalam berolahraga,
peningkatan jumlah orang yang mengalami obesitas, dan konsumsi alkohol.
Sebagian besar penderita saat didiagnosis kanker payudara sudah dalam
stadium lanjut. Angka kematian penderita kanker payudara di negara maju lebih
rendah dibandingkan dengan negara berkembang. Hal ini dikarenakan, penemuan
penderita kanker payudara lebih awal memberi peluang besar kepada pasien untuk
mendapatkan pengobatan lebih dini.
Beberapa program untuk mengurangi faktor risiko kanker payudara telah
dilakukan. Skrining atau penemuan penderita secara dini dapat meningkatkan
keberlangsungan hidup penderita kanker payudara. Skrining adalah pemeriksaan
terhadap sejumlah besar orang untuk mengungkap karakteristik tertentu atau
penyakit yang tidak diketahui seperti fenilketonuria atau hipotiroidisme
padaneonatus. Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau pencegahan
sekunder, mencakup pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang belum mempunyai
simptom-simptom penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau
pada stadium praklinik.
B. Tujuan
Untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang
faktor penyebab rendahnya angka screening Ca Mamae di Indonesia,
2

BAB II
TELAAH JURNAL

1. Teori

1) Skrining

a. Pengertian Skrining
Skrining, dalam pengobatan, adalah strategi yang digunakan dalam
suatu populasi untuk mendeteksi suatu penyakit pada individu tanpa tanda-
tanda atau gejala penyakit itu. Tidak seperti apa yang biasanya terjadi dalam
kedokteran, tes skrining yang dilakukan pada orang tanpa tanda-tanda klinis
penyakit.
Skrining sama artinya dengan deteksi dini atau pencegahan sekunder,
mencakup pemeriksaan (tes) pada orang-orang yang belum mempunyai
simptom-simptom penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat
atau pada stadium praklinik.

b. Tujuan Skrining
Tujuan dari skrining adalah untuk mengidentifikasi penyakit pada
komunitas awal, sehingga memungkinkan intervensi lebih awal dan
manajemen dengan harapan untuk mengurangi angka kematian dan
penderitaan dari penyakit. Meskipun skrining dapat mengarah ke diagnosis
sebelumnya, tidak semua tes skrining telah terbukti bermanfaat bagi orang
yang sedang diputar; overdiagnosis, misdiagnosis, dan menciptakan rasa
aman palsu beberapa efek negatif dari penyaringan. Untuk alasan ini, tes
yang digunakan dalam program skrining, terutama untuk penyakit dengan
insiden rendah, harus memiliki sensitivitas yang baik selain kekhususan
diterima.
Beberapa jenis skrining ada: skrining universal melibatkan skrining
semua individu dalam suatu kategori tertentu (misalnya, semua anak pada
usia tertentu). Temuan Kasus melibatkan skrining sekelompok kecil orang
berdasarkan adanya faktor risiko (misalnya, karena anggota keluarga telah
didiagnosis dengan penyakit keturunan).
3

Contoh skrining: Tes kulit yang disebut tes PPD banyak digunakan
untuk layar untuk paparan TBC. Penyedia layanan kesehatan mungkin layar
untuk depresi menggunakan kuesioner seperti Beck Depression Inventory.
Alpha-fetoprotein skrining digunakan pada wanita hamil untuk membantu
mendeteksi kelainan janin tertentu. Skrining kanker adalah pengujian untuk
mendiagnosa tahap awal kanker pada tahap ketika dapat disembuhkan dan /
atau ketika pengobatan dapat dicapai dengan prosedur kurang invasive.
Contoh sukses skrining untuk kanker meliputi :
a. Pap smear untuk mendeteksi lesi prakanker dan berpotensi mencegah
kanker serviks.
b. Mamografi untuk mendeteksi kanker payudara. Kolonoskopi untuk
mendeteksi kankera kolorekta.
c. Dermatologis centang untuk mendeteksi melanoma.
d. Radiografi bitewing secara rutin diambil pada pemeriksaan gigi dan
digunakan untuk layar untuk karies interproksimal gigi.

2) Kanker Payudara
a. Pengertian
Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai
suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchyma.Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO)
dimasukkan kedalam International Classification of Diseases (ICD).
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah
jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga
dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil
dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan
pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.
b. Penyebab Spesifik Kanker Payudara
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker
payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang
diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara
diantaranya:
4

1) Faktor reproduksi
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur
muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada
umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur.
2) Penggunaan hormon
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
3) Penyakit fibrokistik
Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak
ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara.
4) Obesitas
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk
tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause
5) Konsumsi lemak
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko
terjadinya kanker payudara.
6) Radiasi
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas
meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara.
7) Riwayat keluarga dan faktor genetic ada 2 jenis gen (BRCA1dan
BRCA2) yang sangat mungkin sebagai resiko, riwayat keluarga
merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan
dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
8) Pemakaian obat-obatan.
9) Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara adalah:
 Tidak menikah
 Menikah tapi tidak punya anak
 Melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun
 Tidak pernah menyusui anak.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyakit
kanker payudara meningkat pada orang yang sering menghadapi
kondisi stress (goncangan jiwa) dan juga bagi wanita yang
sebelumnyamengalami menstruasi dibawah usia 11 tahun.
5

c. Pilihan Skrining Untuk Kanker Payudara


1) Skrining di rumah
Mudah, cepat, dan efektif, itulah yang bisa digambarkan tentang
melakukan sendiri skrining di rumah. Sebaiknya melakukan
skrining ini satu minggu setelah masa menstruasi berakhir.
Caranya adalah dengan berbaring dan menaruh bantal pada sisi
payudara yang akan diperiksa. Posisi lengan diletakkan di belakang
kepala, kemudian tekan gerakan memutar di sekitar payudara. Jika
merasakan sesuatu yang tidak wajar, bisa jadi itu adalah kanker.
Kelainan bisa berbentuk benjolan yang agak keras dan tidak juga
menghilang setelah dua kali siklus menstruasi. Jika benjolan
tumbuh semakin besar dan puting mengalami pendarahan, segera
hubungi dokter untuk penanganan yang lebih baik.

2) Skrining dokter
Hampir sama seperti skrining yang dilakukan di rumah, skrining
dokter dilakukan oleh dokter sama seperti yang praktikkan di
rumah. Bedanya adalah dokter lebih mengetahui apa yang mereka
cari dan segera mendiagnosis jika menemukan kelainan yang
terdapat pada payudara.

3) Skrining mammogram
Skrining mammogram menggunakan sinar X untuk memeriksa
payudara. Skrining ini disarankan untuk dilakukan secara rutin
oleh para wanita berusia di atas 40 tahun atau mereka yang
memiliki sejarah keluarga kanker payudara.

d. Faktor Risiko Kanker Payudara


Faktor risiko kanker payudara adalah segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi kemungkinan seseorang menderita kanker payudara.
Beberapa faktor risiko tidak dapat diubah seperti usia atau riwayat
keluarga, tetapi ada juga faktor risiko yang berhubungan dengan gaya
hidup seperti merokok dan minum alcohol.
6

Berikut adalah faktor risiko yang penting untuk kanker payudara :


1) Usia.
Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin
tuanya seseorang. Di RS Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang
pertama kali didiagnosis kanker payudara adalah 48 tahun.
2) Haid pertama di usia kurang dari 12 tahun atau menopause (berhenti haid)
di usia lebih dari 55 tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker
payudara.
3) Wanita yang tidak menikah, tidak memiliki anak, atau memiliki anak
pertama setelah usia 30 tahun juga dapat meningkatkan risiko.
4) Riwayat menggunakan preparat hormonal yang lama seperti KB hormonal
(pil, suntik, susuk) atau terapi hormonal (misalnya terapi sulih hormon
estrogen pada wanita yang menopause) meningkatkan risiko kanker
payudara.
5) Diet tinggi lemak dan alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5 kali
untuk menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak banyak
makan lemak dan tidak minum alkohol.
6) Memiliki kerabat wanita dekat (seperti ibu kandung, kakak/adik, anak)
dengan kanker payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara
sampai 2 kali dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga
dengan kanker payudara. Diperkirakan 20-30% wanita dengan kanker
payudara memiliki anggota keluarga yang juga memiliki riwayat kanker
payudara.
e. Perubahan Pada Payudara Akibat Kanker
1) Benjolan Pada Payudara
2) Perubahan pada Kulit Payudara
3) Perubahan pada Puting Payudara
4) Perubahan ukuran dan bentuk payudara
5) Keluar cairan dari puting payudara
6) Nyeri
7

f. Deteksi Dini Kanker Payudara


Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat
akurasi yang berbeda. Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh
bertambah bila ketiga tes ini dikombinasi.
Cara deteksi dini kanker payudara adalah :
a. Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)
Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan
sebulan sekali, pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama
haid. Bila wanita telah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang
sama setiap bulan, misalnya tanggal 10.
b. Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85%
kasus kanker payudara.
c. Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)
Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker
payudara.
d. Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core
Biopsy).
Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.
e. Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker
payudara dapat dideteksi secara dini hingga 99,5%.
2. Analisis Jurnal
Jurnal ini bertujuan untuk mengeksplorasi skrining kanker payudara
pada wanita di Indonesia, metode penelitian yang digunakan adalah cross
sectional. Cara pengambilan Sampel yaitu diambil secara statifikasi acak
bertingkat pada sebanyak 864 wanita yang berumur ≥18 tahun, yang diambil
dari tiga lokasi yaitu: Yogyakarta, Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara
Timur. Pemilihan ketiga lokasi tersebut untuk mewakili provinsi dengan
tingkat insidensi kanker payudara tinggi, menengah dan rendah.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2016
dengan kriteria responden tidak sedang menderita kanker payudara, tidak
sedang hamil, tidak sedang menyusui, memahami Bahasa Indonesia dan
bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Protokol penelitian ini telah
8

disetujui oleh komite etik dari Khon Kaen University, Thailand dengan
nomor (HE582369).
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah
tervalidasi, dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,79.11 Kuesioner berisi
tentang tingkat pengetahuan risiko kanker payudara dan karekterikstik
responden. Sementara variabel dependen adalah skrining kanker payudara,
yang berskala polikotomi (tingkat skinning, BSE, CBE atau Mammography).
Tingkat pengeTahuan kanker payudara diukur menggunakan skala respon
kategori (Ya, Tidak dan Tidak tahu). Untuk karekaterisktik sampel terdapat 8
pertanyaan yaitu umur, wilayah, tingkat pendidikan, status pernikahan, agama,
pendapatan perbulan, pekerjaan, kepemilikan asuransi kesehatan serta riwayat
merokok.
Dari 864 wanita Indonesia yang bersedia dan berpartisipasi dalam
penelitian ini, sebagian besar berumur ≥ 50 tahun (7,52%) dan berpenghasilan
dibawah Rp. 200.000,00 per bulan (75,58%). Selain itu responden yang
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (breast seft examination/BSE)
sekitar 47,34% dan yang melakukan skrining dengan mammografi atau CBE
hanya 18,29%.
Dari hasil uji statistik Multinomial logistic regression model untuk
skrining kanker payudara pada wanita di Indonesia dapat diketahui bahwa
umur ≥ 50 tahun memiliki tingkat kesadaran lebih rendah tidak melakukan
skrining sebesar 3,07 kali lebih rendah dibandingkan dengan wanita berumur
< 50 Tahun tetapi umur pada wanita yang melakukan CBE atau
Mammography tidak menunjukkan signifikansi. Wanita yang sudah menikah
mempunyai risiko 1,92 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang
belum menikah untuk tidak melakukan skrining kanker payudara, Wanita
yang sudah menikah tersebut juga berkontribusi menurunkan 61% untuk
melakukan CBE atau Mammography.
Skrining kanker payudara telah dikenal sebagai metode untuk
mengurangi jumlah kematian karena kanker payudara.12,13 Namun skrining
massal menggunakan CBE dan Mammography belum dapat diterapkan di
negara-negara berkembang seperti halnya di Indonesia, dikarenakan
keterbatasan infrastruktur dan sumber daya di pelayanan kesehatan.14
9

Program Mammography secara massal saat ini hanya dapat diterapkan di


negara maju yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dengan infrastruktur
yang baik.
Upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat
kaitannya dengan tanda dan gejala awal dari kanker payudara sangat
diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih dini dapat mengenali
gejala kanker payudara, sehingga bersegera untuk mencari pengobatan di
pelayanan kesehatan. Tingkat kesadaran dan pengetahuan yang rendah tentang
tanda dan gejala dini kanker payudara secara signifikan berhubungan dengan
banyaknya pasien di diagnosis kanker payudara stadium lanjut, saat mereka
pertama kali diperiksa oleh tenaga medis.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa umur ≥50 tahun
secara signifikan memberikan kontribusi pada wanita untuk tidak melakukan
skrining kanker payudara. Tingkat pengetahuan dan kesadaran yang rendah
menyebabkan penderita kanker payudara menjadi enggan untuk tidak
melakukan skrining kanker payudara. Umur antara 50-74 tahun, saat yang
tepat untuk melakukan skrining kanker payudara, dan dari penelitian
menyebutkan bahwa umur 50-75 sangat direkomendasikan untuk menurunkan
angka kematian kanker payudara, wanita yang tinggal di perkotaan cenderung
secara nyata tidak melakukan skrining kanker payudara sekitar 39%
dibandingkan dengan wanita yang tinggal di pedasaan. Aktivitas dan
kesibukan yang lebih komplek di perkotaan menjadikan wanita tersebut
enggan untuk tidak melakukan skrining kanker payudara. Selain itu biaya
yang mahal menjadi salah satu alasan untuk tidak melakukan skrining kanker
payudara. Disamping hal tersebut sebelumnya, faktor sosial ekonomi wanita
Indonesia, seperti tingkat pendidikan, kepemilikan asuransi kesehatan, tingkat
pendapatan, agama, menjadi kontributor yang signifikan mempengaruhi
skrining kanker payudara.
10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia,
dikarenakan banyaknya kesakitan dan kematian akibat kanker. Berdasarkan
data GLOBOCAN terdapat 2,1 juta kasus baru penderita kanker. Selain itu
kanker payudara dilaporkan menjadi penyebab kematian utama pada
kelompok wanita baik di negara maju maupun negara berkembang
Upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat
kaitannya dengan tanda dan gejala awal dari kanker payudara sangat
diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih dini dapat mengenali
gejala kanker payudara, sehingga bersegera untuk mencari pengobatan di
pelayanan kesehatan.
Faktor sosial ekonomi wanita seperti umur, domisili tempat tinggal,
agama, tingkat pendidikan, status pernikahan, kepemilikan asuransi kesehatan,
dan tingkat pendapatan secara signifikan berhubungan dengan skrining kanker
payudara.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pengetahuan dan wawasan
mahasiswi dan Diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran ke
seluruh masyarakat pentingnya skrining kanker payudara untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien kanker oleh pemerintah dan dinas kesehatan terkait.
11

DAFTAR PUSTAKA

Kumalasari, I., dan Iwan, A. 2012. Kesehatan Reproduksi. Palembang: Salemba


Medika
Joko Purwanto, D. Deteksi Dini Kanker Payudara, diakses 10 agustus 2014
:http://www.omni-
hospitals.com/omni_alamsutera/blog_detail.php?id_post=5
Solikhah. 2019. Breast Cancer Screening among Indonesian Women, diakses 2
Januari 2020 : http://dx.doi.org/10.30597/mkmi.v15i1.5501.
12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
hidayahnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini dimaksudkan sebagai salah satu penunjang dalam proses
pembelajaran. Penyajian materi ini dapat diupayakan seefektif mungkin, tanpa
melupakan tujuan membina kemampuan kreatif dan konstruktif.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada pembimbing yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Demi
perbaikan makalah ini, saran-saran dan kritik yang konstruktif dari teman-teman,
pembaca terutama dari dosen bidang studi sangat penyusun harapkan. Akhirnya
penyusun ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, Desember 2019

Penulis

i
13

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II TELAAH JURNAL


A. Teori ................................................................................................. 2
1) Skrining ......................................................................................... 2
a. Pengertian Skrining ............................................................... 2
b. Tujuan Skrining .................................................................... 2
2) Kanker Payudara ........................................................................... 3
a. Pengertian............................................................................... 3
b. Penyebab Spesifik Kanker Payudara ..................................... 3
c. Pilihan Skrining Untuk Kanker Payudara .............................. 5
d. Faktor Resiko Kanker Payudara ............................................ 5
e. Perubahan Payudara Akibar Kanker ...................................... 6
f. Deteksi Dini Kanker Payudara ............................................... 7
B. Analisis Jurnal .................................................................................. 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii

Anda mungkin juga menyukai