Antenatal Care
Antenatal Care
ANTENATAL CARE
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
d. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae
melebar dan lebih tua warnannya.
f. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering ditemukan
pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan
kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas paru meningkat sedikit
selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
g. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus
yangmembesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan pemberian ASI.
b. Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan
kadar hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah
mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu
dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat
mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih kontruktif.
Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu
mulai meraskaan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan
dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa
tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan
merasakan meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya
persalinan pada ibu. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalu – kalau
bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa
saja yang dianggap membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya
fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Trimester juga saat
persiapan aktif untuk kelahiran bayinya dan menjadi orang tua.keluarga
mulai menduga – duga apakah bayi mereka laki – laki atau perempuan dan
akan mirip siapa. Bahkan sudah mulai memilih nama unutk bayi mereka
(Marjati dkk, 2010).
4. Manifestasi klinik
1) Tanda presumtif kehamilan
a. Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel
de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting karena
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan, dan perlu
diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan tuanya
kehamilan dan tafsiran persalinan.
b. Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi hari.
Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
c. Ngidam
Menginginkan makanan/minuman tertentu, sering terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan tetapi menghilang seiring tuanya kehamilan.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang
setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara menyebabkan rasa sakit
terutama pada kehamilan pertama.
f. Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia (tidak nafsu makan), tapi
setelah itu nafsu makan muncul lagi.
g. Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan
kedua umumnya keluhan ini hilang karena uterus yang membesar keluar
rongga panggul.
h. Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh pengaruh
hormone estrogen.
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
j. Pigmentasi
Terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
Pipi : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
Perut : - Striae livide
Striae albican
Linea alba makin menghitam
Payyudara : - hipepigmentasi areola mamae
k. Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan
pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis erta
payudara.
5. Pemeriksaan Leopold
a. Leopold I:
Tujuan untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat di
bagian fundus.
Symphisis
Gambar 2
Tinggi fundus menurut usia kehamilan normal dengan satu janin
Tinggi fundus (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = durasi kehamilan dalam bulan
b. Leopold II
Tujuan: untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan di mana
letaknya bagian-bagian kecil
c. Leopold III:
Tujuan: untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya:
Digunakan satu tangan saja
Bagian bawah ditentukan antar ibu jari dan jari lainnya
Cobalah apakah tangan bawah masih bisa digoyangkan
Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi maka kepala sudah “enganged”
d. Leopold IV
Tujuan : untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat
di bagian fundus.
7. Penatalaksanaan
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante
Natal Care (ANC), selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas
indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun
dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”10T” untuk pelayanan
Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas:
Pelayanan Antenatal Care (ANC) selengkapmya mencakup anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi dan
intervasi khusus dengan tingkat resiko dengan peneraan operasional yang dikenal
dengan “10 T” untuk pelayanan antenatal yang terdiri dari :
1. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan
Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan
masa tubuh (BMI: Body Mass Index) dimana metode ini untuk menentukan
pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan, karena merupakan
hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil. Total pertambahan berat badan
pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. adapun tinggi badan menentukan ukuran
panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain
>145 cm. Rekomendasi WHO pada wanita dinegara berkembang, kenaikan BB
selama kehamilan 5-9 kg atau minimal 1 kg setiap bulan selama 2 trimester terakhir
kehamilan.
6. Tes laboratorium
Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan
adalah pemeriksaan Hb untuk menilai status anemia atau tidak pada ibu hamil.
Sebaiknya pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak trimester I, sehingga apabila
ditemukan kondisi anemia akan dapat segera diterapi dengan tepat. Apabila
didapatkan resiko penyakit lainnya saat kehamilan seperti darah tinggi/hipertensi
dan kencing manis/diabetes melitus, maka dapat dilakukan tes laboratorium lainnya
seperti tes fungsi ginjal, kadar protein (albumin dan globulin), kadar gula darah dan
urin lengkap.
Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil
saat melakukan pemeriksaan kehamilan dan bertujuan untuk mengatasi risiko
penyakit lain selama kehamilan. Sehingga ketika waktu persalinan dapat
berlangsung dengan aman dan sehat.
7. Tes Terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
Ibu hamil resiko tinggi terhadap PMS, sehingga dapat mengganggu saluran
perkemihan dan reproduksi. Upaya diagnosis kehamilan dengan PMS di komunitas
adalah melakukan diagnosis pendekatan gejala, memberikan terapi, dan konseling
untuk rujukan. Hal ini bertujuan untuk melakukan pemantauan terhadap adanya
PMS agar perkembangan janin berlangsung normal.
3. Diagnosa Keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan keinginan untuk makan akibat mual dan muntah.
2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus
3) Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder akibat
penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan volume
darah
5) Risiko terhadap perubahan membrane mukosa oral berhubungan dengan gusi
hiperemik sekunder akibat kadar estrogen dan progesterone
6) Risiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan
nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Resiko gangguan Setelah diberikan asuhan NIC: High Risk Pregnancy Care
hubungan Ibu – keperawatan selama ... x 24 jam
janin berhubungan diharapkan tidak terjadi gangguan 1. Kaji faktor medis yang berhubungan yang dapat
dengan penyulit ibu dan janin, dengan kriteria hasil: menyebabkan komplikasi kehamilan
kehamilan 2. Kaji riwayat obstetric yang berhubungan dengan
NOC : Fetal Status Antepartum kehamilan resiko tinggi
3. Kaji pengetahuan klien untuk mengidentifikasi faktor
HR janin dalam batas normal resiko
(120-160x/menit) 4. Memberikan informasi mengenai faktor resiko,
Frekuensi pergerakan janin pengawasan dan prosedur yang akan dilakukan
normal. 5. Ajarkan klien untuk memonitor keadaan sendiri (TTV,
Pola pergerakan janin normal. monitor aktivitas uterin)
NOC : Maternal status 6. Berikan informasi terkait tanda dan gejala yang
Antepartum memerlukan penanganan medis segera (ex : perdarahan
pervagina, keluarnya cairan ketuban, edema, dll)
Tanda-tanda vital dalam batas
7. Monitor status fisik dan psikososial selama kehamilan
normal.
8. Kaji ekspresi, perasaan dan ketakutan tentang proses
Klien dapat mengidentifikasi
kehamilan dan keadaan klien
koping adaptif dari
ketidaknyamanan selama
kehamilan.
Klien tidak melaporkan adanya
nyeri kepala,nyeri perut.
Proteinuria (-)
Oedema (-).
2. Kesiapan Setelah diberikan asuhan NIC: Prenatal Care
Meningkatkan keperawatan selama ... x 24 jam
Proses Kehamilan- diharapkan tidak terjadi 1. Intruksikan pasien pentingnya melakukan pemeriksaan
Melahirkan peningkatan proses kehamilan kehamilan secara teratur
melahirkan, dengan kriteria hasil: 2. Anjurkan suami atau orang terdekat untuk berpartisipasi
dalam perawatan kehamilan
NOC: Perilaku Kesehatan 3. Anjurkan ibu untuk mengikuti kelas prenatal
Antepartum 4. Intruksikan pasien mengkonsumsi nutrisi selama
kehamilan
Melakukan pemeriksaan 5. Monitor status nutrisi
prenatal 6. Monitir penambahan BB selama kehamilan
Mempertahankan pola 7. Rujuk program suplemen makanan tambahan yang sesuai
peningkatan BB 8. Instruksikan pasien melakukan latihan fisik yang sesuai
Mengikuti kelas edukasi dan istirahat selama kehamilan
persiapan persalinan 9. Instruksikan pasien untuk meningkatkan BB berdasarkan
Mempertahankan intake BB sebelum hamil
nutrisi yang adekuat selama 10. Monitor penyesuaian psikososial pada pasien dan keluarga
kehamilan 11. Monitor Tekanan darah
Berkonsultasi dengan tenaga 12. Monitor glukosa dan protein urin
kesehatan professional ttg 13. Monitor kadar Hb
obat yang tidak boleh 14. Monitor udem pada kaki, tangan dan wajah
dikonsumsi 15. Monitor reflek
16. Intruksikan pasien tanda bahaya yang harus dilaporkan
segera
17. Ukur tunggi fundus dan bandingkan dengan umur
kehamilan
18. Tentukan perasaan ibu pada kehamilan yang tidak
diinginkan
19. Tentukan apakah kehamilan tidak diinginkan disetujui
oleh keluarga
20. Bimbing untuk mengambil keputusan apakah janin
dipertahankan atau tidak
21. Konseling pasien ttg perubahan seksual dalam kehamilan
22. Tentukan system dukungan social
23. Bimbing pasien untuk mengembangkan dan menggunakan
system dukungn social
24. Konseling pasien untuk menyesuaikan antara pekerjaan
dan kebutuhan fisik selama hamil
25. Berikan bimbingan tentang perubahan fisik dan psikologis
selama kehamilan
26. Bimbing pasien untuk mengelola perubahan terkait
kehamilan
27. Diskusikan perubahan gambaran diri dengan pasien
28. Bimbing pasien pertumbuhan dan perkembangan janin
29. Monitor DJJ
30. Intruksikan pasien untuk memonitor gerak janin
31. Intruksikan pasien untuk mengatasi sendiri
ketidaknymanan selama kehamilan
32. Intruksikan pasien untuk menghindari lingkungan
teratogen selama kehamilan
33. Berikan kesempatan orang tua untuk mendengarkan bunyi
jantung janin sesegera mungkin
34. Berikan kesempatan orang tua untuk melihat janin melalui
USG
35. Pastikan sebelum bayi lahir apakah orang tua mempunyai
nama untuk bayi laki-laki atau perempuan
36. Rujuk pasien ke kelas persiapan persalinan
37. Rujuk pasien ke perawatan anak atau kelas parenting
Bartini, I. (2012). ANC: Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal (ASKEB I).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Guyton, A. C. & Hall, J. E,. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC.
Manuaba, dkk., 2013., Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan. Edisi 2. Jakarta; EGC.
Manuaba. (2011). Kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan kb. Jakarta:
EGC.
Moorhead S. & Johnson, M. (2008). Nursing Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition.
St. Louis : Mosby Year – Book.
Prapti, N. K. G., Runiari, N., Suratiah, & Astuti, I. W. (2010). Skill Lab Guide Departement
Keperawatan Maternitas. Denpasar: PSIK-FK Unud.
Saifuddin, A.B. dan Rachimhadhi, T. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wilkison, judith M.2008. buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan
NOC di terjemahkan oleh: widyawati, dkk. Jakarta. EGC