PEMBAHASAN
Berikut ini 10 peminjam-utang luar negeri pada tahun 2011, versi bank
dunia :
1
9. Rumania US$ 129,8 miliar
10. Kazakhtan US$ 124,4 miliar
2
untuk mendanai operasinya. Definisi ini tampaknya cukup sederhana, tetapi dalam
kenyataanya perdebatan mengenai kebijakan fiskal kadang-kadang mempersoalkan
bagaimana defisit anggaran seharusnya diukur. Sebagian ekonom percaya bahwa
defisit yang saat ini diukur bukan merupakan indikator yang baik dari kebijakan
fiskal. Dalam bagian ini kita akan membahas empat masalah dengan ukuran defisit
anggaran biasa.
∆𝐷⁄ = 𝜋
𝐷
Dimana 𝜋 adalah tingkat inflasi dan D adalah stok utang pemerintah. ini
menunjukan ∆𝐷 = 𝜋𝐷. Pemerintah akan melihat perubahan utang nominal ∆𝐷dan
akan melaporkan defisit anggaran sebesar 𝜋𝐷. Jadi, sebagian besar ekonomi
percaya bahwa defisit anggaran yang dilaporkan berlebih sebesar 𝜋𝐷.
Banyak ekonom percaya bahwa penilaian yang akurat atas defisit anggaran
pemerintah memerlukan perhitungan atas aset pemerintah serta kewajibannya.
Biasanya, ketika mengukur utang pemerintah secara keseluruhan, kita seharusnya
mengurangi aset pemerintah dari utang pemerintah. karena itu, defisit anggaran
seharusnya diukur sebagai perubahan utang dikurangi perubahan aset.
3
Prosedur anggaran yang memperhitungkan aset dan kewajiban disebut
pengangguran modal, karena memperhitungkan perubahan modal. Sebagai
contoh, anggaplah pemerintah menjual sebuah gedung atau sebagian dari tanahnya
dan menggunakan uangnya untuk membayar hutang. Di bawah prosedur anggaran
berlaku, defisit yang dilaporkan akan lebih rendah. Di bawah penganggaran modal,
penerimaan yang diterima dari penjualan tidak akan mengurangi defisit, karena
penurunan utang akan dioffset oleh penurunan aset.
4
yang terjadi jika perekonomian beroperasi pada tingkat output dan kesempatan
kerja alamiahnya.
5
2.4 Pandangan Ricardian Atas Utang Merintah
Prinsip umum nya dalah bahwa utang pemerinth ekuivalen dengan dengan
pajak masa dpan dan jika konsumen cukup melihat kedepan pajak masa depan aan
ekuivalen dengan pajak saat ini. Jadi mendanai pemerintah denan utang adalah
ekuivalen dengan mendanainya dengan pajak. Pandangan ini disebut ekuivalensi
ricardian yang diambil dari nama eonm terkenal abad kesembilan belas, David
Ricardo.
6
Menurut analisis Barro unit pengambila keputusan yang relevan bukan
individu yang hidup nya terbatas tetapi keluarga yang berlangsung selama nya.
Dengan kata lain individu memutuskn berapa banyak yang akan di konsumsi tidak
hanya berdasarkan pendapatan nya sendiri, tetapi juga pada pendapatan dari
anggota-anggota keluarga mereka di masa depan.
7
bahwa pendapatan sekarang lebih penting daripada pendapatan seumur hidup untuk
konsumen yang menghadapi hambatan-hambatan dalam meminjam. Batasan
peminajaman adalah batas seberapa banyak seseorang bias meminjam dari bank
atau lembaga-lembaga keuangan lain.
a) Stabilisasi
Deisit atau surplus anggaran bisa menstabilisasi perekonomian. Pada
dasarnya, aturan anggaran berimabang akan menarik kembali kekuatan
penstabilan otomatis dari sistem pajak dan transfer. Ketika perekonomian
mengalami resensi, pajak secara otomatis turun, dan transfer secara
8
otomatis naik. Meski membantu menstabilkan perekonomian, respon
otomatis ini mendorong anggaran menjadi defisit. Aturan anggaran
berimbang yang ketat akan meminta pemerintah menaikan pajak atau
mengurangi pengeluaran dalam masa resesi, tetapi tindakan ini akan
menekan permintaan agregat.
b) Tax Smoothing
Defisit atau surplus anggaran bisa digunakan mengurangi distorsi intensif
yang disebabkan oleh sistem pajak. Tarif pajak yang tinggi menimbulkan
biaya dalam masyarakat dengan menekan aktivitas ekonomi. Pajak atas
penghasilan pekerja, misalnya menurunkan intensif bagi orang-orang
untuk bekerja selama berjam-jam. Karena disinsentif ini akanmenjadi
sangat besar pada tarif pajak yang sangat tinggi, maka jumlah biaya sosial
pajak diminimalkan dengan mempertahankan tarif pajak yang reletif
stabil, bukan membuatnya tinggi dalam beberapa tahun dan rendah pada
tahun-tahun lainnya. Agar tarif pajak tetap rendah, diperlukan defisit pada
tahun-tahun disaat terjadi pendapatan rendah (resensi) yang tidak biasa
atau pengeluaran tinggi (perang) yang tidak biasa.
c) Redistribusi Integenerasi
Defisit anggaran bisa digunakan untuk menggeser beban pajak dari
generasi sekarang ke generasi mendatang. Sebagai contoh, sebagian
ekonomi berpendapat bahwa jika generasi sekarang berperang untuk
mempertahankan kemerdekaan, generasi mendatang akan memetik
manfaatnya sekaligus menanggung sebagian bebannya. Untuk membiayai
sebagian biaya perang, generasi sekarang bisa mendanai perang dengan
defisit anggaran. Pemerintah kemudian bisa melunasi utang dengan
menggenakan pajak pada generasi mendatang.
9
alasan tipkalannya adalah bahwa pembuat kebijakan fiskal mengandalkan pajak
inflasi untuk membayar sebagian dari pengeluaran mereka.
Selain berkaitan antara defisit anggaran dan inflasi ini, sebagian ekonomi
menyatakan bahwa tingkat utang yang tinggi juga mendorong pemerintah
menciptakan inflasi. Karena sebagian besar utang pemerintah dispesifikasikan
dalam bentuk nominl, maka nilai utang rill turun ketika tingkat harga naik. Ini
merupakan redistribusi biasa antara kreditor dan debitor yang disebabkan oleh
inflasi yang tidak diharapkkan disini debitor adalah pemerintah dan kreditor adalah
sektor swasta. Namun debitor ini, tidak seperti yang lain, memiliki akses ke
pencetakan uang. Tingkat utang yang tinggi dapat mendorong pemerintah mencetak
uang, skaligus mempertinggi tingkat harga dan menurunkan nilai rill utangnya.
Utang Dan Proses Politik
Sebagian ekonomi mengkhawatirkan bahwa kemungkinan mendanai
pengeluaran pemerintah dengan berutang membuat seluruh proses politik menjadi
buruk. Gagasan ini memiliki sejarah yang panjang. Ekonom abad kesembilan belas
Knut Wicksell mengklim bahwa jika manfaat dari beberapa jenis pengeluaran
pemerintah melebihi biayanya, maka adalah mungkin untuk membiayai
pengeluaran tersebut dengan cara yang akan mendapatkan dukungan penuh dari
para pemilih. Ia menyimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah seharusnya
dilakukan hanya bila dukungan itu, dalam kenyataan, mendekati bulat (penuh).
Akan tetapi, dalam kasus pembiayaan dengan utang, Wicksell memperhatikan
bahwa “ bunga (dari pembayaran pajak masa depan) tidak ditampilkan sama sekali
atau ditunjukan secara tidak tepat dalam penyusunan persetujuan pajak.”
Banyak ekonom telah menggemakan tema ini. Dalam bukunya yang terbit
pada tahun 1977, Democracy in Deficit, James Buchanan dan Richard Wagner
menjelaskan aturan anggaran berimbang untuk kebijakan fiskal dengan alasan
bahwa hal itu “akan menjadikan biaya-biaya riil dari sarana publik disadari oleh
para pembuat kebijakan; hal itu cenderung menghilangkan khayalan bahwa
keputusan fiskal yang mereka ambil tidak ada biayanya”. Demikian pula Martin
Feldstein (mantan penasahat ekonomi Ronald Reagen dan pemerhati defisit
anggaran) berpendapat bahwa “hanya ‘hambatan anggaran yang kuat’ yang harus
10
menyeimbangkan anggaran” yang dapat memaksa politisi menilai apakah “manfaat
pengeluaran benar-benar sesuai dengan biayanya.”
Argumen ini membuat beberapa ekonom menyepakati amandemen
konstitusi yang akan meminta kongres menyetujui anggaran berimbang. Seringkali
proposal ini menghilangkan klausa pada kondisi bahaya nasional, seperti perang
dan depresi, ketika defisit anggaran merupakan respon kebijakan yang bisa
diterima. Beberapa kritik terhadap proposal ini berpendapat bahwa, meskipun
klausa tersebut tidak dibuat, amandemen konstitusi semacam itu akan
membelenggu para pembuat kebijakan dengan sangat erat. Pihak lain mengklim
bahwa kongres akan dengan mudah menghindari persyaratan anggaran berimbang
dengan trik-trik akuntansi. Jelaslah bahwa perdebatan mengenai keinginan untuk
mengamandemenkan anggaran berimbang lebih bersifat politis dari pada ekonomis.
Dimensi-dimensi Internasional
Utang pemerintah bisa mempengaruhi peran negara dalam perekonomian
dunia. Ketika defisit anggaran pemerintah menurunkan tabungan nasional, hal itu
sering menyebabkan defisit perdagangan yang didanai dengan meminjam dari
mancanegara. Sebagi contoh, banyak pengamat menyalahkan kebijakan fiskal AS
atas perubahan Amerika Serikat dari kreditor besar dalam perekonomian dunia
menjadi debitor besar. Hubungan antara defisit anggaran dan defisit perdagangan
ini menyebabkan dua dampak lanjut terhadap utang pemerintah.
Pertama, tingkat utang pemerintah yang tinggi dapat meningkatkan resiko
bahwa perekonomianakan mengalami pelarian modal (capital flight) penurunan
yang merugikan dalam pemerintah atas aset nasional di pasar uang dunia. Investor
nasional menyadari bahwa pemerintah sebuah negara bisa dengan mudah
menyelesaikan utang mereka dengan mengaku atau menyatakan pailit.semakin
tinggi tingkat utang pemerintah, semakin tinggi tingkat utang pemerintah, semakin
besar godaan untuk menyatakan pailit. Jadi, ketika utang pemerintah melonjak,
investor internasional menjadi khawatir dan membatasi jumalah pinjamannya. Jika
hilangnya kepercayaan ini terjadi secara tiba-tiba, hasilnya akan menjadi gejala
pelarian modal klasik: goncangan nilai mata uang dan kenaikan tingkat bunga.
Kedua, tingkat utang pemerintah yang tinggi yang didanai oleh utang luar negeri
bisa menurunkan pengaruh politis negara tersebut dalam percaturan global.
11
Ketakutan ini ditekankan oleh ekonom Ben Friedman dalam bukunya Day of
Reckoning yang terbit pada tahun 1988.
12
Meski utang sudah menumpuk, pemerintah masih berusaha untuk mencari
peluang pinjaman. Dalam konteks menggenjot pertumbuhan ekonomi, skema utang
atau pinjaman memang tidak diharamkan. Namun, bank dunia sudah mengingatkan
agar Negara berkembang harus mulai mengurangi utang di tengah kondisi
perekonomian dunia yang masih diliputi ketidakpastian. Namun, himbauan itu
seolah hanya berlalu saja.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Utang pemerintah pada saat ini, khusunya utang luar negeri sudah
berperan sebagai factor yang mengganggu APBN. Bahkan factor yang berasal dari
utang luar negeri tersebut sudah menampakkan signal negative pada pertengahan
1980an ketika terjadi transfer negative, dimana utang pokok dan bunga yang
13
dibayar kepada Negara donor dan kreditor ketika itu sudah lebih besar daripada
utang yang diterima oleh pemerintah.
Hubungan utang dengan ekonomi rakyat terlihat pada dimensi APBN
sekarang ini, yang sulit dijelaskan sebagai bentuk anggaran suatu pemerintahan
yang normal. APBN dengan utang yang berat, baik utang luar negeri maupun
utang dalam negeri merupakan symbol ketidakwajaran dari instrument kebijakan
ekonomi Negara ini. Dalam keadaan seperti ini, maka ekonomi masyarakat
terganggu. Pada satu sisi utang luar negeri Indonesia sudah menjadi beban kronis
dari APBN sehingga anggaran Negara tersebut tidak memiliki ruang yang
memadai untuk maneuver. Anggaran pengeluaran habis terkikis oleh pengeluaran
untuk utang luar negeri. Dengan demikian, APBN Indonesia sudah menjadi
instrument yang sulit bergerak, kartu mati, dan bahkan menggangu ekonomi
nasional secara keseluruhan.
14