Konsep Lansia Tutor
Konsep Lansia Tutor
Kata sulit :
1. Kifosis
2. Noctural enuresis
3. Lapang pandang
4. Katarak dextra
5. Konstipasi
6. Poliklinik lansia
Jawaban :
1. Faktor noctural neuresis adlah faktor usia dan penurunan kandung kemih.
2. Faktor yang menyebabkan penurunan pendengaran adalah faktor usia dan
gaya hidup
3. Tindakan kita sebagai perawat adalah membina hubungan saling percaya
agar pasien mau menceritakan keluhannya, selain itu memberikan
pendidikan agar pasien minum air putih 8 gelas agar tidak terjadi konstipasi
serta pemeriksaan seperti tanda-tanda vital, lapang pandang.
4. Perubahan yang terjadi pada lansia antara lain penurunan fungsi
pendengaran seperti kurang mendengar(tuli) fungsi penglihatan seperti
pandangan semakin kabur, kulit semakin keriput, terjadi pengeroposan
tulang, perubahan peran sosial (jarang interaksi), serta perubahan emosional
seperti mudah tersinggung dan marah.
5. Normalnya sehari minum 8 gelas/hari atau1,5-2 liter.
6. Menua adalah proses alamiah yang terjadi pada makhluk hidup mulai dari
bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan lansia.
7. Berhubungan karena lansia sudah memasuki usia dimana fungsi tubuh
mulai mengalami penurunan.
Tidak berhubungan karena tidak semua lansia mengalami katarak, fungsi
pendengaran menurun dan kifosis dikarenakan gaya hidup lansia saat muda
yang baik, seperti makan makanan yang bergizi, rajin olahraga serta
menjaga kesehatan baik secara fisik dan spiritual.
LO:
1. Konsep menua
2. Teori Menua
3. Islamic Value
1. KONSEP LANSIA
1.1 Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti
didalam Undang-Undang No 13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa
pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat
adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah
menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia
harapan hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah.
Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu berperan aktif
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan
kesejahteraan sosial lanjut usia pada hakikatnya merupakan pelestarian nilai-
nilai keagamaan dan budaya bangsa.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).
2. KONSEP MENUA
2.1 Proses Menua
Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penurunan fungsi tubuh.
Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada
manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit,
tulang jantung, pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya.
Kemampuan regeneratif pada lansia terbatas, mereka lebih rentan terhadap
berbagai penyakit.
2. Perubahan Kognitif
Memory (Daya ingat, Ingatan)
IQ (Intellegent Quotient)
Kemampuan Belajar (Learning)
Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pengambilan Keputusan (Decision Making)
Kebijaksanaan (Wisdom)
Kinerja (Performance)
Motivasi
3. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan (hereditas)
Lingkungan
Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.
4. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya. Lansia
semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak sehari-hari.
5. Perubahan Psikososial
a. Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama jika
lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit fisik
berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama pendengaran.
b. Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan
kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada
lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan.
c. Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti
dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode
depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan dan
menurunnya kemampuan adaptasi.
d. Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas umum,
gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif, gangguan-
gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan
berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping
obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.
e. Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga),
lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau berniat
membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi atau
menarik diri dari kegiatan sosial.
f. Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat
mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-main
dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang dengan tidak teratur.
Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang kembali.
2. Perubahan Psikososial
a. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya
kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology),
misalnya tenaga berkurang, enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin
rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi fisik seseorang yang
sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda.
Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik,
psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu
keadaan ketergantungan kepada orang lain.
Seorang lansia ansia agar dapat menjaga kondisi fisik yang sehat, perlu
menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik
maupun sosial, dengan cara mengurangi kegiatan yang bersifat melelahkan
secara fisik. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan
baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.
b. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lansia sering kali berhubungan
dengan berbagai gangguan fisik seperti: Gangguan jantung, gangguan
metabolism (diabetes millitus, vaginitis), baru selesai operasi:
prostatektomi), kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau
nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti
antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.
2. Q.S. Luqman : 22
“ dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia
orang yang berbuat kebaikan, sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang kokoh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.”
Kesimpulan :
Proses menua adalah proses biologis yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu
yang berjalan secara berkesinambungan dengan terjadi perubahan berupa
penurunan fisik, psikologis, sosial serta mental. Dikatan lansia jika seseorang
berusia >60 tahun. Adapun perubahan yang dialami lansia adalah diperubahan
yang terjadi di berbagai sistem dalam tubuh manusia mulai dari sistem sensori
sampai perubahan sistem reproduksi, ada juga perubahan mental dan psikososial.
Adapun teori yang menyangkut lansia adalah teori sel dan teori biologis.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah & Lilik Ma’rifatul, (2011). Keperawatan LanjutUsia. Edisi 1. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Darmojo RB, Mariono, HH (2004). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Edisi ke-3.
Depkes RI (2005). Pedoman pembinaan Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Kemenkes RI (2014).Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI. Jakarta
Nugroho, Wahjudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Padila. 2013. Keperawatan Gerontik.Yogyakarta:Nuha Medika
Reni Yuli Aspiani. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Aplikasi : NANDA,
NIC, NOC, Jilid 1, Jakarta
Sarif La Ode (2012). Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandar Nanda, NIC, NOC,
Dilengkapi dengan Teori dan Contoh Kasus Askep. Jakarta: Nuha Medika
Stanley, M &Beare, P.G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Ed.2.Jakarta:
EGC
Tantut Susanto. (2013). Keperawatan Gerontik. Digital Repository. Universitas
Jember.
Undang-Undang No 13 (1998). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA