Anda di halaman 1dari 22

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Menurut Susanto (2012: 100)

A. Pengkajian
Tanggal :
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga(KK) : Tn. T
b. Usia : 63 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Buruh tani
e. Alamat : RT 002, RW 25, Gudangrejo, Kec.
Rambipuji
f. Komposisi anggota keluarga :
Hub
Jenis Pendid Keterangan
No Nama dengan Umur Pekerjaan
Kelamin ikan
KK
1. Tn. T Laki-laki Suami 63 tahun SMP Buruh tani
Buruh Rumah
2. Ny.S Perempuan Istri 54 tahun SMP
Tangga
3. Sdr. A Laki-laki Anak 31 tahun SMA Wiraswasta
4. An.T Laki-laki Anak 16 tahun SD Pelajar

g. Genogram

63 th
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Menikah
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
h. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn. T (63 th) terdiri dari Ny. S (54 th), Sdr. A (31 th) dan An. T (16
th) yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga mampu menjalankan kehidupan
sehari-hari dengan harmonis dan saling mendukung kehidupannya. Tipe
keluarga ini termasuk dalam nuclear family. Komunikasi yang terjalin dalam
keluarga tetap harmonis.
i. Suku Bangsa :
Keluarga Tn.T berlatar belakang suku Jawa dan sehari-hari keluarga ini
menggunakan bahasa Jawa. Ny. S juga mengatakan komunikasi yang di
gunakan baik di rumah nya maupun di lingkungan sekitar menggunakan
bahasa Jawa. Ny. S mengatakan bahwa saat Tn.T keluar dari rumah sakit,
Ny.S melakukan perawatan kesehatan dengan cara melakukan terapi pijat
setiap Minggu. Dalam kesehariannya, Ny.S menggunakan busana tradisional.
Tn.T mengatakan bahwa dengan beliau dapat berjalan, beliau dapat
menyebutnya sebagai hal yang meyenangkan
j. Agama:
Agama yang dianut oleh keluarga Tn.T adalah agama Islam. Kegiatan
keagamaan Tn.T cukup baik. Keluarga Tn.T melakukan sholat 5 waktu
dilaksanakan di rumah. Saat sakit, Tn.T tidak perah mengikuti kegiatan
keagamaan karena tidak dapat bergerak. Ny. S masih aktif mengikuti kegiatan
pengajian yang diadakan di lingkungannya meskipun sudah lelah bekerja dan
perlu waktu untuk istirahat. Keluarga Tn. T menerapkan nilai-nilai dan ajaran
agama Islam dalam keluarganya. Ketika keluarga mengalami masalah atau
musibah selalu dikembalikan kepada agamanya sebagai suatu cobaan dan
harus tetap ikhlas menjalaninya serta berupaya seoptimal mungkin mencari
jalan keluarnya dan terus berdoa, seperti keluarga Tn. T yang ingin
keluarganya sehat dan terjauhkan dari hal hal yang tidak di inginkan.
k. Status sosial ekonomi keluarga:
Tn. T sebelum sakit bekerja sebagai buruh tani. Namun saat sakit, Tn.T tidak
dapat bekerja dan digantikan oleh Ny.S yang bekerja sebagai buruh rumah
tangga. Menurut Ny. S penghasilan di dalam keluarganya masih kurang untuk
memenuhi kebutuhan di dalam keluarganya dikarenakan untuk memberikan
kebutuhan uang saku anak terakhir, biaya untuk terapi pijat Tn.T setiap
minggu yakni sebesar 50.000. Berdasarkan keaadaan ekonomi Tn. T termasuk
pada keluarga dengan sejahtera tahap 1 yaitu Ny.S mengatakan bahwa
melaksanakan ibadah tepat waktu, makan 2x sehari dan jika anggota keluarga
ada yang sakit, segera bergegas dibawa ke petugas kesehatan.
l. Aktivitas rekreasi keluarga :
Aktivitas rekreasi pada keluarga Tn. T tidak pernah di lakukan, menurut Ny. S
dan Tn. T hanya menonto televisi saja sudah merupakan rekresi atau hiburan
yang menyenangkan. Namun jika An.T mengikuti rekreasi, hal tersebut
merupakan kegiatan di sekolahnya.

2. Riwayat dan perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluraga saat ini:
Tahap perkembangan pada keluarga Tn.T termasuk ada pada tahap
perkembangan 6 yakni dengan anak usia dewasa. Keluarga Tn.T (63 th) dan
Ny.S (54 th) memiliki 2 orang anak yang tinggal 1 rumah dengan anak pertama
Sdr.A (32 th) dan anak kedua An.T (16 th).
b. Tahap perkembangan kelurga yang belum terpenuhi:
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah dalam mmbantu
orang tua yang sudah menua dan sakit. Ny.S mengatakan bahwa untuk anaknya
yang pertama tidak begitu membantu untuk pengobatan ayahnya yang terkena
stroke. Selama ini, Ny.S yang membiayai Tn.T dalam pengobatan atau terapi
setiap minggu.
c. Riwayat perkembangan keluarga inti:
Tn.T mengatakan bahwa Tn.T mempunyai keturunan penyakit hipertensi
terutama dari nenek (ibu Tn.T). Tekanan darah Tn.T saat pengkajian yakni
180/100 mmHg. Ny.S mengatakan bahwa anak pertama (Sdr.A) tidak pernah
melakukan imunisasi sejak dini dikarenakan takut jika anaknya panas.
Keluarga Tn.T segera membawa ke puskesmas terdekat untuk dilakukan
pengobatan jika mempunyai masalah kesehatan dalam keluarga.
d. Riwayat keluarga sebelumnya:
Ny.S mengatakan bahwa Tn.T mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Tn.T
mengalami stroke sejak ± 4 bulan dan dibawa ke Rs.Soebandi Jember selama ±
1 minggu yang lalu.

3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah (sertakan denah rumah)
Rumah Tn. T menghadap kearah selatan. Tembok rumah keluarga Tn. T
terbuat dari batu bata yang disemen. Atap rumah keluarga Tn. T terbuat dari
genteng. Pada ruang tamu, ruang kamar tidur, dan ruang TV di rumah keluarga
tersebut berlantaikan plester/ semen berwarna hitam. Begitu juga, untuk kamar
mandi berada didalam rumah dan dapur lantainya terbuat dari semen. Tempat
tinggal Tn.T merupakan sebuah rumah permanent. Kamar mandi sudah
dilengkapi oleh WC. Kebersihan rumah masih kurang dan penataan alat rumah
tangga masih tidak beraturan. Tn.T dan Ny.S mengatakan bahwa rumah
tersebut sudah memadai bagi keluarga. Ny.S mengatakan bahwa disekitar
rumahnya cukup aman dalam segi keamanan dan merasa sangat nyaman. Ny.S
mengatakan untuk pembuangan sampah dilakukan dengan cara dibakar.
b. Karateristik tetangga dan komunitas:
Tempat tinggal keluarga Tn. T dekat dari jalan kecil. Rumah Tn. T samping
kiri adalah rumah tetangga dengan jarak yag sangat dekat. Tipe tempat tingal
merupakanrumah hunian. Ny.S mengatakan tidak terdapat kebisingan pada
rumah meskipun dekat dengan jalan kecil. Tn.T mengatakan sejak sakit, tidak
pernah keluar rumah karena tidak dapat berjalan. Namun Ny.S dan Tn.T masih
bersosialisasi baik dengan tetangga sekitar rumah. Disekitar rumah Tn. T kanan
dan kiri sudah berhimpitan dengan rumah warga, sehingga lingkungan Rumah
Tn. T padat penduduk.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.T beriinteraksi baik dengan tetangga di sekitarrumah. Tn.T dan
Ny.S sering megobrol dan berbincang-bincang dengan tetangga. Hal tersebut
dilakukan setiap hari. Ny.S masih aktif mengikuti kegiatan pengajian yag
diadakan di ligkungannya.
d. Mobilitas geografis keluarga:
Keluarga Tn.T sudah lama tinggal dirumah tersebut ± 10 tahun. Keluarga Tn.T
mempunyai satu sepeda motor yang terkadang digunakan untuk semua anggota
keluarga yang digunakan untuk transportasi.
e. Sistem pendukung keluarga:
Keluarga Tn.T memiliki beberapa sumber dukungan diantaranya sumber
dukungan fisik berupa rumah permanen yang dapat menjadi tempat berlindung
untuk sebuah anggota keluarga. Ny.S juga mengatakan bahwa dukungan
emosional yang diterima yakni masih memiliki saudara yang sering berkunjung
ke rumah untuk memberikan bantuan yang cukup.

4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga :
Komunikasi yang terjalin dalam keluarga Tn. T berlangsung secara dua arah
dimana jika terjadi suatu masalah pihak keluarga akan mengadakan suatu
musyawarah untuk mengambil keputusan, dan pengambilan keputusan berada
di kepala keluarga yaitu Tn.T. Komunikasi yang terjalin dengan anggota
keluarga juga baik. Ny.S mengatakan bahwa anggota keluarga dapat
mengungkapkan perasaannya kepada anggota keluarga yang lain jika ada suatu
masalah. Ny.S dan Tn.T mengatakan bahwa bahasa yang digunakan
sehari0hari dalam keluarga adalah bahasa Jawa.
b. Struktur kekuatan keluarga :
Pengambilan keputusan dalam Keluarga Tn. T dilakukan secara musyawarah
yang dilakukan oleh semua anggota keluarga. Jika terjadi suatu masalah atau
konflik dalam keluarga maka Tn. T dan Ny. S akan memberikan masukan
sehingga terjadi suatu titik temu untuk masalah tersebut. Ny. S berkata bahwa
pengambilan keputusan melalui musyawarah ini dirasa cukup baik karena jika
semua pendapat masing-masing keluarga dipertemukan bisa menghindari suatu
perselisihan. Pengambilan keputusan dalam keluarga Tn. T dilakukan secara
bermusyawarah dengan anggota kelompok keluarga dan pengambilan
keputusan juga dilakukan secara terbuka dan bijaksana.
c. Pola peran keluarga:
Tn. T berperan sebagai kepala keluarga. Sebelum sakit, Tn.T merupakan
seorang buruh tani dan mengatur rumah tangga. Saat sakit, Tn.T tidak dapat
bekerja karena anggota tubuh sebelah kanan melemah. Sedangkan Ny.S
merupakan istri-ibu dimana Ny.S yang emnggantikan Tn.T dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari didalam rumah yang bekerja sebagai buruh rumah
tangga. An.T merupakan anak ketiga dari Tn.T dan Ny.S yang masih duduk di
kelals tiga SMP. Ny.S mengatakan bahwa tidak tahu jelas tentang penyakit
darah tinggi atau stroke yang diderita Tn.T. Tn.T mengatakan bahwa dirinya
merasa gagal menjadi seorang ayah.
d. Nilai dan norma budaya :
Keluarga Tn.T menerapkan nilai-nilai dan ajaran agama Islam dalam
keluarganya. Tn.T dan Ny.S juga mengatakan bahwa pendidikan yang
diberikan kepada anak mereka juga dilakukan sesuai dengan nilai dan norma
seperti saling menghormati, tidak boleh berkata kotor dan kasar. Tn.T dan Ny.S
juga mengatakan bahwa setiap anggota keluarga yang hendak keluar, harus
meminta izin kepada anggota lainnya.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif dan koping:
Keluarga Tn. T adalah keluarga yang harmonis. Kedekatan dalam keluarga
diwujudkan ketika mereka berkumpul di saat semua anggota keluarga berada di
rumah. Ny.S mengatakan bahwa setiap kebutuhan dari anggota keluarga Tn. T
dibicarakan secara terbuka dan respon dari masing-masing anggota keluarga
positif dan akan dipertimbangkan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Akan
tetapi, untuk pemenuhan kebutuan anggota keluarga lebih diserahkan kepada
Ny. S dan untuk pengambil keputusan diambil oleh Tn. T selaku kepala
keluarga. Tn.T mengatakan takut jika keluarganya tidak bahagia karena dirinya
sakit dan cemas akan penyakitnya.
b. Fungsi sosialisasi:
Ny. S dan Tn.T mengatakan bahwa sebelum Tn.T sakit, beliau selalu datang
membantu tetangganya apabila tetangganya memiliki kepentingan seperti
hajatan. Ny. S akan meminta ijin untuk membantu ketika ada tetangganya yang
membutuhkan bantuan. Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan sendiri-
sendiri untuk bersosialisasi sesuai dengan keperluan masing-masing yang
bersifat positif. Ny.S mengatakan bahwa kedua anaknya lebih dekat dengan
Ny.S dibandingkan dengan Tn.T dikarenakan sebelum sakit, Tn.T selalu sibuk
bekerja sehingga jarang sekali untuk dirumah. Tn.T mengatakan bahwa
lingkungan rumah kurang memadai untuk tempat berkumpul keluarga kecuali
di ruang tamu.
c. Fungsi Ekonomi:
Tn.T dan Ny.S mengatakan bahwa untuk keuangan di dalam rumah dipegang
oleh Ny.S. Ny.S megatakan sering susah untuk memprioritaskan kebutuhan
setiap harinya. Saat Tn.T mengalami stroke, Ny.S yang bekerja sebagai buruh
rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan dengan penghasilan yang tidak
menentu. Ny.S mengatakan bahwa untuk membagi antara uang terapi Tn.T
setiap minggu dan uang saku anak cukup susah dan terkadang berhutang
kepada tetangga atau saudara.
d. Fungsi Perawatan Kesehatan:
- Tn.T mengatakan memang mempunyai keturunan darah tinggi dari orang
tuanya. Jika Tn.T sakit, maka Tn.T pergi ke puskesmas dan mendapatkan obat
captopril dari resep dokter.
- Tn.T dan Ny.S mengatakan tidak mengetahui tanda gejala terjadinya stroke
- Ny. S bertanggung jawab dalam memasak dan menentukan menu makanan
untuk Tn.T. Ny. S mengatakan bahwa masakan yang diberikan lebih ke rasa
yang hambar untuk Tn.T.
- Tn.T dan Ny.S mengetahui jika orang dengan hipertensi hanya harus
menghindari garam. Tn.T mengatakan untuk jam tidur sekitar 6 jam sehari dan
terkadang tidur larut malam.
- Ny. S mengatakan pernah dikunjungi petugas kesehatan 1 kali hanya untuk
pendataan keluarga sehat.
e. Fungsi reproduksi:
Ny.S mengatakan bahwa memiliki 3 orang anak dimana 2 orang anak tinggal 1
rumah. Tn.T mempunyai 1 orang anak yang masih duduk dibangku SMP. Ny.S
mengatakan tidak mengetahui banyak tentang kesehatan reproduksi.

6. Stress dan koping keluarga


a. Stressor jangka pendek:
Tn.T mengatakan bahwa yang menjadi pikiran selama 6 bulan terakhir ini
yakni darah tingginya tidak turun yakni 190/100 mmHg sehinggaTn.T hanya
bisa beristirahat.
b. Stressor jangka panjang:
Tn.T mengatakan bahwa yang menjadi stressor jangka panjang yakni
bagaimana jika Tn.T tidak sembuh-sembuh dan menyusahkan istrinya yang
harus bekerja untuk keluarga.
c. Strategi koping yang digunakan:
Tn.T dan Ny.S mengatakan bahwa koping yang digunakan saat ini hanya bisa
pasrah pada Allah dan melakukan perawatan pijat setiap minggu untuk
kesembuhan Tn.T. jika merasa kesusahan, Tn.T meminta bantuan kepada
tetangga terutama saudara.
d. Strategi adaptasi disfungsional :
Keluarga Tn.T tidakpernah menggunakan tindak kkerasan seperti menendang,
memukul jika terdapat masalah. Tn.T akan membicarakan masalah secara baik-
baik dan berkomunikasi.

Harapan Keluarga:
Tn.T mengatakan bahwa harapannya untuk keluarga selalu sehat dan tidak ada masalah. Tn.T
berharap segera sembuh karena ingin membantu keluarga, tidak menyusahkan istri dan anak-
anaknya.
VII. Pemeriksaan Fisik
Terlampir.
VIII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
A. Pemeriksaan Fisik

PEMERIKSAAN FISIK Tn.T


UMUM
Penampilan umun Composmentis, konjungtiva merah muda,
kulit sawo matang, GCS 456
Kesadaran
Cara berpakaian Bersih dan rapi
Kebersihan personal Bersih
Postur dan cara berjalan Pasien tidak dapat berjalan karena stroke
Bentuk dan ukuran tubuh Tinggi dan berisi
Tanda-tanda vital TD: 190/100 mmHg, n=80x/mnt, S=36,2oC,
RR= 22 x/menit
Status emosi Stabil. Jika ada masalah segera diselesikan
Orientasi Jawaban sesuai dengan pertanyaan,
orientasi baik.
Proses berfikir Mampu menangkap pesan dengan baik
Gaya bicara Suara tidak begitu jelas karena pasien stroke
PEMERIKSAAN KULIT
Kuku Kuku pendek, CRT <2 detik
PEMERIKSAAN KEPALA
Bentuk & sensori Bentuk simetris, sensori kurang baik
Rambut Rambut beruban, pendek, lepek
Mata Simetris, konjungtiva merah muda, sklera
putih
Hidung Cuping hidung -, tidak terdapat serumen,
fungsi penciuan normal
Telinga Simetris, tidak terdapat cairan yang keluar,
fungsi pendengaran baik
Mulut Bibir pelo, warna bibir hitam, tidak ada luka
Leher Tidak terdapat distensi vena jugularis
Dada (pernafasan) Pengembangan dada simetris, ronchi -,
wheezing -
Dada (kardiovaskuler) Bunyi jantung S1 S2 tunggal, suara
tambahan -
PERUT Tidak terdapat nyeri tekan, perut datar
GENETALIA DAN ANUS BAB 1x, konstipasi -, diare -
EKSTREMITAS
Ekstremitas Atas dan Bawah Adanya gangguan rentang gerak ekstremitas
sebelah kanan, kekuatan otot
5555 1111
5555 1111
PEMERIKSAAN FISIK Ny.S
UMUM
Penampilan umun Composmentis, GCS 456, Konjungtiva
tidak anemis
Kesadaran
Cara berpakaian Bersih, rapi
Kebersihan personal Bersih
Postur dan cara berjalan Berjalan seimbang
Bentuk dan ukuran tubuh TB: 155 cm, BB: 58 kg
Tanda-tanda vital TD: 120/80 mmHg, N= 82 x/mnt, S= 37oC,
RR= 20 x/mnt
Status emosi Stabil. Jika ada masalah segera diselesaikan
Orientasi Orientasi baik, bicara jelas, jawaban sesuai
Proses berfikir Pembicaraan terarah, mampu menangkap
pesan dengan baik,
Gaya bicara Suara jelas, menggunakan bahasa Jawa-
Indonesia
PEMERIKSAAN KULIT
Kuku Kuku pendek, CRT <2 detik
PEMERIKSAAN KEPALA
Bentuk & sensori Bentuk simetris, kepala bersih, sensorik
baik
Rambut Rambut panjang berwarna hitam sedikit
beruban, lurus, bersih
Mata Simetris, konjungtiva merah muda, sklera
putih
Hidung Fungsi penciuman normal, cuping hidung -
Telinga Tidak terdapat serumen yang keluar,
simteris, fungsi pendengaran baik
Mulut Tidak terdapat luka, pucat -
Leher Tidak terdapat distensi vena jugularis
Dada (pernafasan) Pengembangan dada simetris, ronchi -,
wheezing -
Dada (kardiovaskuler) Bunyi jantung S1 S2 tunggal, suara
tambahan -
PERUT Tidak terdapat nyeri tekan, jejas -
GENETALIA DAN ANUS BAB 1-2x sehari, konstipasi -
EKSTREMITAS
Ekstremitas Atas dan Bawah Tidak terdapat ganguan gerak, rentang
gerak normal, kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
PEMERIKSAAN FISIK Sdr.A
UMUM
Penampilan umun Composmentis, GCS 456, Konjungtiva
tidak anemis
Kesadaran
Cara berpakaian Bersih, rapi
Kebersihan personal Bersih
Postur dan cara berjalan Berjalan seimbang, tinggi, kurus
Bentuk dan ukuran tubuh TB: 165 cm, BB: 65 kg
Tanda-tanda vital TD: 110/80 mmHg, N= 77 x/mnt, S= 36oC,
RR= 20 x/mnt
Status emosi Stabil. Jika ada masalah segera diselesaikan
Orientasi Orientasi baik, bicara jelas, jawaban sesuai
Proses berfikir Pembicaraan terarah, mampu menangkap
pesan dengan baik,
Gaya bicara Suara jelas, menggunakan bahasa Jawa-
Indonesia
PEMERIKSAAN KULIT
Kuku Kuku pendek, CRT <2 detik
PEMERIKSAAN KEPALA
Bentuk & sensori Bentuk simetris, kepala bersih, sensorik
baik
Rambut Rambut pendek berwarna hitam, lurus,
bersih
Mata Simetris, konjungtiva merah muda, sklera
putih
Hidung Fungsi penciuman normal, cuping hidung -
Telinga Tidak terdapat serumen yang keluar,
simteris, fungsi pendengaran baik
Mulut Tidak terdapat luka, pucat -
Leher Tidak terdapat distensi vena jugularis
Dada (pernafasan) Pengembangan dada simetris, ronchi -,
wheezing -
Dada (kardiovaskuler) Bunyi jantung S1 S2 tunggal, suara
tambahan -
PERUT Tidak terdapat nyeri tekan, jejas -
GENETALIA DAN ANUS BAB 1-2x sehari, konstipasi -
EKSTREMITAS
Ekstremitas Atas dan Bawah Tidak terdapat ganguan gerak, rentang
gerak normal, kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
B. Analisa Data

Diagnosa
NO Data Penyebab
Keperawatan
1. Ds: - Harga diri rendah Ketidakefektifan
- Tn.T mengatakan takut jika - Ketidakadekuatan performa peran
keluarganya tidak bahagia karena model peran (00055)
sakitnya - Penyakit fisik
- Tn.T mengatakan bahwa dirinya (stroke)
merasa gagal sebagai seorang ayah
- Tn.T mengatakan cemas akan
penyakitnya
Do:
- Tn.T mengalami stroke ± 4 bulan yang
lalu
- Tn.T melamun di dalam kamar
- Tn.T tidak berdaya saat di kamar tidur

2. Ds: Kurang pemahaman Perilaku Kesehatan


tentang Hipertensi
- Ny.S mengatakan bahwa Tn.T masih
Cenderung Berisiko
susah untuk diatur pola makannya
(00188)
- Tn.T lebih sering membuat makanan
dengan cara digoreng.
- Ny. S menganggap bahwa mengurangi
konsumsi garam saja sudah dapat
menurunkan hipertensi

Do:
- Rumah sedikit berdebu, kurang rapi,
dan terdapat nyamuk
- Tn.T mempunyai TD 190/100 mmHg
3. Ds: Keinginan untuk Kesiapan
meningkatkan
- Tn.T mengatakan ingin sembuh dari menangani penyakit
manajemen
sakitnya
kesehatan (00162)
- Tn.T sering bertanya mengenai
penyakitnya

Do:
- Tn.T aktif dalam bertanya
- Tn.T berusaha mengurangi masakan
bergaram
C. Prioritas Masalah

Diagnosis Keperawatan: Ketidakefektifan performa peran


No. Kriteria Perhitungan Skor Jumlah Pembenaran
1. Sifat Masalah
Skala:
Aktual
2 1 2/3x1=0,67
Risiko
Keadaan sejahtera/
diagnosis sehat
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala: 1/2x2=1
1 2
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk
dicegah
Skala:
1 1 1/3x1=0,3
Tinggi
Cukup
rendah
4. Menonjolnya masalah
Skala:
Harus segera ditangani
0 1 0/2x1=0
Tidak perlu ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Total 1,97
Diagnosis Keperawatan: Perilaku Kesehatan tentang Hipertensi Cenderung Berisiiko
No. Kriteria Perhitungan Skor Jumlah Pembenaran
1. Sifat Masalah
Skala:
Aktual
3 1 3/3x1=1
Risiko
Keadaan sejahtera/
diagnosis sehat
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah
2/2x2=2
Skala:
2 2
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk
dicegah
Skala: 3/3x1=1
3 1
Tinggi
Cukup
rendah
4. Menonjolnya masalah
Skala:
Harus segera ditangani 2/2x1=1
2 1
Tidak perlu ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Total 5
Diagnosa Keperawatan: Kesiapan meningkatkan manajemen kesehat

No. Kriteria Perhitungan Skor Jumlah Pembenaran


1. Sifat Masalah
Skala:
Aktual
3 1 3/3x1=1
Risiko
Keadaan sejahtera/
diagnosis sehat
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala:
1 2
Mudah
Sebagian
1/2x2=1
Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk
dicegah
3/3x1=1
Skala:
3 1
Tinggi
Cukup
rendah
4. Menonjolnya masalah
Skala:
Harus segera ditangani
0 1 0/2x1=0
Tidak perlu ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Total 3
E. Catatan Perkembangan
Hari/ Diagnosis Tindakan Evaluasi Tandatangan
Tanggal Keperawatan
SOAP
Keluarga Kriteria Hasil
Kelompok Data Penyebab Diagnosa Implementasi (NIC)
Binaan (NOC)
Tn. T Data Subjektif: - Harga diri rendah Ketidakefektifan Kinerja Caregiver: Minggu 3
- Tn. T mengatakan takut - Ketidakadekuatan performa peran Perawatan langsung Senin, 9 Desember 2019
keluarganya tidak model peran berhubungan (2205) - Menggunakan
bahagia karena dirinya - Penyakit fisik dengan stresor - Keluarga Tn. T mampu komunikasi secara
sakit ditandai dengan memahami pengetahuan terapeutik
- Tn. T mengatakan perubahan persepsi tentang proses penyakit - Berikan penilaian
bahwa dirinya merasa peran, strategi cukup adekuat mengenai pemahaman
gagal menjadi seorang koping tidak efektif - Keluarga Tn.T mampu pasien tehadap proses
ayah (00055) kepatuhan rejimen penyakit
- Tn. T mengatakan pengobatan sepenuhya - Bantu pasien untuk
bahwa dirinya merasa adekuat mengidentifikasi peran
cemas akan - Bantuan kepada yang biasanya dalam
penyakitnya penerima rawatan keluarga
- Ny. S mengatakan mengenai kebutuhan
takut jika anaknya tidak aktivitas hidup sehari- Jumat, 13 Desember 2019
mendengarkan hari sebagian besar - Bantu pasien untuk
perkataan orang tua adekuat mengidentifikasi
Data Obyektif: Kinerja Pengasuhan perubahan peran khusus
- Tn. T tampak selalu (2211) yang diperlukan terkait
murung di tempat tidur - Menyediakan dengan sakit
- Tn. T memiliki pengawasan yang tepat - Bantu pasien untuk
penyakit stroke pada anak mengidenifikasi strategi-
- Tn. T mengalami - Berinteraksi positif strategi positif untuk
kelemahan pada dengan anak memanajemen
anggota badan sebelah - Memelihara komunikasi perubahan-perubahan
kanan yang terbuka peran
- Mengekspresikan harga Minggu 4
diri positif Rabu, 18 Desember 2019
- Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
perilaku-perilaku yang
diperlukan untuk
mengembangkan peran
- Dukung pasien untuk
mengidentifikasi
gambaran realistik dari
adanya perubahan peran

Jumat, 20 Desember 2019


- Berikan model peran
terhadap perilaku-
perilaku baru dengan
cara yang tepat
- Fasilitasi kesmpatan bagi
pasien untuk bermain
peran terkait perilaku
baru
Minggu 5
Senin, 23 Desember 2019
- Eksplorasi alasan pasien
mengkritik diri sendiri
- Eksplorasi bersama
pasien mengenai metode
sebelumnya pada saat
menghadapi masalah
kehidupan
Kamis, 26 Desember 2019
- Cari jalan untuk
memahami perspektif
pasien terhadap situasi
yang penuh stress
- Dukung keterlibatan
keluarga untuk
memverbalisasikan
perasaan mengenai
sakitnya anggota
keluarga
Minggu 6
Senin, 30 Desember 2019
- Instruksikan pasien
untuk menggunakan
teknik relaksasi sesuai
kebutuhan
- Berikan ketrampilan
sosial yang tepat

Kamis, 2 Januari 2020


- Lakukan ROM
aktif/pasif untuk
menghilangkan
ketegangan otot
- Anjurkn aktivitas fisik
(ADL) sesuai dengan
kemampuan pasien
Minggu 7
Selasa, 7 Januari 2020
- Lakukan ROM
aktif/pasif untuk
menghilangkan
ketegangan otot
- Anjurkan aktivitas fisik
(ADL) sesuai dengan
kemampuan pasien
- Bantu pasien untuk
duduk disamping tempat
tidur jika pasien tidak
memungkinkan untuk
berpindah atau berjalan

Kamis, 9 Januari 2020


- Anjurkan periode
istirahat dan kegiatan
secara bergantian
- Evaluasi secara bertahap
kenaikan level aktivitas
pasien

Anda mungkin juga menyukai