Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

ESTIMASI DAN SUMBER DAYA CADANGAN


4.1 Estimasi sumber daya
Sumberdaya batubara adalah bagian dari endapan batubara yang diharapkan dapat
dimanfaatkan. Sumberdaya batubara ini dibagi dalam kelas-kelas sumberdaya berdasarkan
tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi atau tingkat
kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Jarak titik informasi menurut
kondisi geologi menurut SNI 5015 tahun 2011 dapat dilihat pada table 3.2. Sumberdaya ini
dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan
layak. Pembagian kelas-kelas sumberdaya batubara berdasarkan tingkat keyakinan geologi
antara lain :

1. Sumberdaya Batubara Tereka (Inferred Coal Resource), Sumberdaya batubara tereka adalah
jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan
prospeksi.
2. Sumberdaya Batubara Tertunjuk (Indicated Coal Resource), Sumberdaya batubara tertunjuk
adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang
dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap
eksplorasi pendahuluan
3. Sumberdaya Batubara Terukur (Measured Coal Resoured), Sumberdaya batubara terukur
adalah jumlah batubara di daerah peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang
dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap
eksplorasi rinci.
4. Cadangan batubara terkira (probable coal reserve), cadangan batubara terkira adalah
sumberdaya tertunjuk dan sebagian semberdaya terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan
semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajianya dinyatakan layak.
5. Cadangan batubara terbukti (proved coal reserve), cadangan batubara terbukti adalah
sumberdaya batubara terukur yang berdasarkan kajian kelayakanya semua faktor yang terkait
telah terpenuhi sehingga hasil kajianya dinyatakan layak.
Tabel 3.2
Jarak Titik Informasi Menurut Kondisi Geologi

(SNI 5015-2011, 1-8 : 13)

4.1.1 Metode

1. Metode Perhitungan Cadangan Konvensional

Pemilihan metode perhitungan cadangan didasari oleh faktor geologi endapan, metode
eksplorasi, data yang dimiliki, tujuan perhitungan, dan tingkat kepercayaan yang diinginkan.
Berdasarkan metode (teknik, asumsi, pendekatan), maka penaksiran dan perhitungan sumberdaya
atau cadangan terdiri dari metode konvensional yang terbagi menjadi dua, yaitu metode
penampang vertikal (dengan menggunakan rumus mean area, kerucut terpancung, obelisk) dan
penampang horizontal (Metode Poligon, Metode Triangle, dan Metode CircularUSGS 1983).
Selain itu, dapat pula dilakukan dengan metode geostatistik dan metode blok

2 Metode Penampang Vertikal


Metode penampang vertikal menggambarkan kondisi endapan, bijih, tanah penutup
(overburden)pada penampang-penampang vertikal. Perhitungan luas masing-masing elemen
tersebut dilakukan pada masing-masing penampang. Perhitungan tonase dan volume dilakukan
dengan rumus-rumus yang sesuai. Metode penampang vertikal dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Membuat irisan-irisan penampang melintang yang memotong endapan batubara yang akan
dihitung,
b. Menghitung luas batubara dan overburden tiap penampang,
c. Setelah luasan dihitung, maka volume dan tonase dihitung dengan rumusan perhitungan.
Perhitungan volume tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan satu penampang, dua
penampang, tiga penampang, atau rangkaian banyak penampang. Perhitungan volume dengan
menggunakan satu penampang digunakan jika diasumsikan bahwa satu penampang
mempunyai daerah pengaruh hanya terhadap penampang yang dihitung saja. Volume yang
dihitung merupakan volume pada areal pengaruh penampang tersebut.

Gambar 3.6. Perhitungan Volume Menggunakan Satu Penampang


Rumus perhitungan volume dengan menggunakan satu penampang adalah :
Volume = (A x d1) + (A x d2)
Perhitungan volume dengan menggunakan duapenampang jika diasumsikan bahwa volume
dihitung pada areal di antara 2 penampang tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah variasi
(perbedaan) dimensi antar kedua penampang tersebut. Jika tidak terlalu berbeda, maka dapat
digunakan rumus mean area dan kerucut terpancung, tetapi jika perbedaannya cukup besar maka
digunakan rumus obelisk.
Gambar 3.7 Perhitungan Volume Menggunakan Dua Penampang

Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :


Rumus Mean Area

S1,S2 = luas penampang endapan


L = jarak antar penampang
V = volume cadangan

Rumus Kerucut Terpancung

S1 = luas penampang atas


S2 = luas penampang alas
L = jarak antar S1dan S2
V = volume cadangan

Rumus Obelisk
S1 = luas penampang atas
S2 = luas penampang bawah
L = jarak antara S1& S2
V = volume

Perhitungan volume dengan menggunakan tiga penampang digunakan jika diketahui adanya
variasi (kontras) padaareal di antara 2 penampang, maka perlu ditambahkan penampang antara
untuk mereduksi kesalahan. Perhitungannya menggunakan rumus prismoida.

Gambar 3.8 Perhitungan Volume Menggunakan Tiga Penampang


Rumus prismoida sebagai berikut :
S1,S2 = luas penampang ujung
M = luas penampang tengah
L = jarak antara S1dan S2
V = volume cadangan

3 Metode Penampang Horizontal


Metode penampang horizontal yang biasa digunakan adalah metode poligon, isoline, triangulasi,
dan metode circular USGS 1983. Metode poligonsebenarnya merupakan contoh penerapan dari
aturan nearest point.
1. Metode Isoline
Metode isoline adalah suatu metode yang menggunakan prinsip dasar isoline. Isolineadalah
kurva yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai kuantitatif sama. Metode ini
digunakan dengan asumsi nilai yang berada di antara 2 buah titik kontinu dan mengalami
perubahan secara gradual. Volume dapat dihitung dengan cara menghitung luas daerah yang
terdapat di dalam batas kontur, kemudian menggunakan prosedur-prosedur yang umum
dikenal.

Gambar 3.9 Metode Isoline


2. Metode Triangulasi
Metode triangulasi dilakukan dengan konsep dasar menjadikan titik yang diketahui menjadi titik
sudut suatu prisma segitiga. Prisma segitiga diperoleh dengan cara menghubungkan titik-titik yang
diketahui tanpa berpotongan.
Layout dari segitiga-segitiga Prisma-prisma trianguler

S = luas segitiga 123


t1 , t2 , t3 = ketebalan endapan pada masing-masing titik

Gambar 3.10 Metode Triangulasi (triangular grouping)

3. Metode Circular USGS 1983


Prosedur atau teknik perhiungan dalam sistem U.S.Geological Survey adalah dengan membuat
lingkaran-lingkaran pada seiap tiik informasi endapan batubara, yaitu singkapan batubara dan
lokasi titik pemboran. Daerah dalam radius lingkaran 0-400 m adalah untuk perhitungan cadangan
erukur dan daerah radius 400-1200 m adalah untuk perhitungan cadangan terunjuk (USGS,1983).
Selain itu aspek-aspek geologi daerah penelitian seperti perlipatan, sesar, intrusi dan
singkapan batubara di permukaan, urut mengontrol perhitungan cadangan batubara. Selanjutnya
untuk perhitungan tonase (W) batubara digunakan rumus sebagai berikut :
W =L×T×BJ
Dimana :
L = luas daerah terhitung (m2)
T = tebal rata-rata batubara sejenis (m)
BJ = Berat jenis batubara (on/m3)
Gambar 3.11 Metode CircularUSGS 1983

4. Metode Poligon
Metode poligon adalah suatu metode perhitungan dengan konsep dasar yang menyatakan bahwa
seluruh karakteristik endapan suatu daerah diwakili oleh satu titik tertentu. Jarak titik bor di dalam
poligon dengan batas poligon sama dengan jarak batas poligon ke titik bor terdekat.
Di dalam poligon nilai kadar diasumsikan konstan sama dengan kadar pada titik bor di
dalam poligon (Hustrulid & Kuchta, 1995).
Perhitungan volume dengan rumus berikut :
V=A.t dimana V = Volume
A = Luas Poligon
t = Tebal lapisan batubara di titik conto
Untuk menghitung Tonase digunakan rumus :
T=V×k
dimana :
T=Tonase (Ton) k=Kadar (%,Ton/m3)
V=Volume (m3)

Gambar 3.12 Metode Poligon


Contoh Poligon:

Pola Lubang Bor Beraturan Pola Lubang Bor Zig-zag (amplop)

Luba

Batas

Pola Lubang Bor yang tidak beraturan


Gambar 3.13 Pola Lubang Bor dan Poligon
Konstruksi Poligon :
1. Peta sebaran titik bor
2. Buat lingkaran pada peta sebaran titik bor
3. Tarik garis lurus pada lingkaran yang saling berpotongan
4. Hapus lingkaran dan garis-garis yang saling berpotongan hingga terlihat poligon.
4.1.2 Parameter estimasi
4.1.3 Permodalan
Tahapan dan kegiatan pemodelan endapan batubara dapat dilaksanakan
dengan menggunakan Software Minescape 4.115c. Pemodelan dengan software
ini dilakukan dengan aplikasi modul STRATMODEL
Stratmodel didasarkan pada prinsip umum stratigrafi terutama tentang urutan lapisan yang
diendapkan pada suatu periode tertentu yang menerus atau selaras. Urutan lapisan selaras dalam
Stratmodel dikenal dengan istilah
conformable sequence.Secara stratigrafi conformable sequence adalah merupakan suatu paket
endapan yang mempunyai karakteristik stratigrafi dan struktural yang sama. Stratmodel dapat
membuat suatu model geologi yang terdiri dari beberapa conformable sequenceyang selaras
maupun tidak satu sama lainnya. Dalam Software Minescape 4.115c untuk tahapan pekerjaan
model geologi terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut:
• Validasi Data
• Topo Model
• Schema
• Load Drill hole
• Pemeriksaan Drill hole
• Patahan (Jika ada)
• Model
• Pemeriksaan Model
Dalam Software Minescape 4.115c data yang diperlukan antara lain:
• Data topografi (dalam bentuk ASCIIatau DXF)
• Data pemboran (survei & litologi)
• Data quality(jika ada)
• Data fault / patahan (jika ada)
• Data outcrop / singkapan (jika ada)

4.1.4 Klasifikasi sumberdaya


Sumberdaya batubara hipotetik (hypothetical coal resource): jumlah
batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang
dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
untuk tahap survey tinjau.
 Sumber daya batubara tereka (inferred coal resource): jumlah batubara di
daerah penyelidikan atau bagian da
ri daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap prospeksi.
• Sumberdaya batubara terindiksi (indicated coal resource): jumlah batubara
di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap eksplorasi pendahuluan.
• Sumberdaya batubara terukur (measured coal resource): jumlah batubara
di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap eksplorasi rinci.
•Cadangan batubara terkira (probable coal reserve): Sumberdaya batubara
terindikasi dan sebagian sumberdaya
terukur, tetapi berdasarkan kajian
kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga
penambangan dapat dilakukan secara layak.
•Cadangan batubara terbukti (roved coal reserve): Sumberdaya batubara
terukur yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah
terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak.
4.2 Estimasi cadangan
4.2.1 Motode
Metode Perhitungan Sumber Daya Dan Cadangan
Perhitungan cadangan atau sumber daya pada tahap eksplorasi pendahuluan berbeda dengan
tahap eksplorasi detil dan eksplorasi lanjut. Berbeda metode eksplorasi berbeda tingkat
kepercayaan data misalnya berupa jarak pengambilan conto, jumlah conto dan support (Abdul
Rauf, Modul Perhitungan Cadangan Endapan Mineral, 1998).
Secara garis besar metode perhitungan sumberdaya atau cadangan dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok yaitu metode konvensional, dan metode non konvensional, pembagiannya seperti
di bawah ini:
1. Metode Konvensional
Metode Konvensional merupakan metode yang tertua dan paling umum digunakan. Mudah
diterapkan, dikomunikasikan dan dipahami. Mudah diadaptasikan dengan semua endapan
mineral. Kelemahannya sering menghasilkan perkiraan salah, karena cenderung menilai kadar
tinggi saja, kadar suatu lokasi diasumsikan konstan sehingga tidak akurat secara matematis.
Beberapa metode yang termasuk dalam metode konvensional adalah :
a Metode Luas dan Faktor Rata-Rata
Dalam metode ini, segmen/blok didasarkan kesamaan geologi endapan, kesamaan geologi
mencerminkan kesamaan ekonomi dan kesamaan metode penambangannya. Penamaanya
bergantung pada faktor dasar yang dihitung dan cara perhitungan kadar rata-rata. Beberapa
metode perataan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Metode rata-rata Hitung
b. Metode rata-rata Hitung Pembobotan
c. Metode rata-rata Analogi
d. Metode rata-rata Blok geologi
Metode ini diterapkan pada endapan berbentuk pipih, mendatar dan perlapisan. Beberapa
endapan bijihnya adalah: endapan bijih timah, endapan bijih besi, endapan batubara, endapan
batugamping dan lain-lain.
b Metode Blok Penambangan
Metode ini umumnya diterapkan pada tambang bawah tanah, penentuan blok didasarkan pada
pertimbangan geologi, nilai ekonomis endapan dan teknik penambangannya. Blok diambil pada
sisi terbuka sehingga metode ini dibagi empat
yang berdasarkan level atau sisi yang terbuka, beberapa metodete tersebut adalah sebagai berikut
:
a. Metode blok terbuka satu level
b. Metode blok terbuka Dua sisi
c. Metode blok terbuka Tiga sisi
d. Metode blok terbuka Empat sisi
3. Penampang Mendatar
Metode Penampang mendatar dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Metode kontur
Mengikuti pedoman perubahan bertahap (rule of gradual change) Pembuatan kontur secara
interpolasi titik-titik yang sudah diketahui ketinggian topografinya. Diterapkan untuk endapan
mineral berbentuk Quarry (mineral industry) dan yang dihitung cadangan raw material dan
cadangan mineral berharga.
b. Metode Isopach
Prinsip dan prosedur relatif sama dengan metode kontur, tetapi menghubungkan titik-titik dengan
ketebalan yang sama. Diterapkan pada endapan mineral dengan ketebalannya relatif teratur.
c. Metode Isograde
Prinsip dan prosedur relatif sama dengan metode kontur, tetapi menghubungkan titik-titik dengan
kadar yang sama, perbedaannya pada penentuan kadar rata-rata.
3. Metod Analitik
Endapan mineral dibagi dalam blok-blok secara grafis dalam benruk segitiga atau polygon.
Segitiga mengikuti pedoman perubahan bertahap (rule of gradual change) sedangkan polygon
mengikuti pedoman titik terdekat (rule of nearest point). Beberapa metode yang termasuk dalam
metode analitik adalah sebagai berikut:
a. Metode Segitiga
Segitiga dibentuk dari titik-titik pengambilan conto, sehingga setiap segitiga merupakan luas
dasar dari prisma segitiga. Ketebalan dan kadar dari setiap segitiga ditentukan secara rata-rata
pembobotan, metode ini dibagi menjadi:
Metode Segitiga Sama Sisi
Metode Segitiga Tidak Sama Sisi
Metode Segitiga Sama Tumpul
b. Metode polygon
Poligon dibentuk melalui titik-titik pengambilan conto sehingga mengikuti pedoman perubahan
bertahap (rule of gradual change) atau secara daerah pengaruh masing-masing titik sehingga
mengikuti pedoman titi terdekat (rule of nearest point).
Berdasarkan cara penentuan blok dan pedomannya, metode ini dibagi dua yaitu yang
berpedoman titik terdekat disebut juga metode polygon derah pengaruh dan yang berpedoman
perubahan bertahap disebut juga metode polygon titik sudut.
Metode Polygon Daerah Pengaruh
Ketebalan dan kadar untuk setiap polygon sama dengan titik pengambilan conto. Prosedur
perhitungannya lebih sederhana dari pada metode segitiga.
Metode polygon titik sudut
Ketebalan dan kadar tiap blok ditentukan secara rata-rata bobot. Berdasarkan bentuk poligon
metode ini dibagi menjadi: metode segiempat sama sisi, metode segiempat memanjang, metode
segiempat belah ketupat, metode segiempat trapezium, metode segilima, metode segienam,
metode segitujuh, metode segidelapan dan seterusnya.
4. Metode Blok Reguler
Metode blok regular adalah metode perhitungan cadangan yang membagi endapan mineral
menjadi beberapa blok berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang. Berdasarkan pada
cara pembuatan bloknya maka metode blok reguler dibagi menjadi dua yaitu: blok berdasarkan
titik conto dan blok berdasarkan ukuran tetap. Penguraian tentang metode blok regular secara
lebih rinci akan dilakukan pada sub bab tersendiri karena metode blok regular akan digunakan
dalam perhitungan sumberdaya endapan placer Blok Rau-Rau ring 3a.
2 Metode Konvensional
Merupakan metode estimasi sumberdaya/cadangan secara geostatistik yang memiliki tingkat
ketelitian yang lebih besar dibandingkan dengan metode-metode konvensional, akan tetapi
metode ini sangat rumit dan sulit untuk dipahami. Geostatistik merupakan cabang daripada
statistik terapan yang dibantu dengan deskripsi matematik dan analisa (observasi geologi). Pada
dasarnya geostatistik dapat digunakan untuk estimasi dan penelaahan variable, faktor atau
keadaan yang ada kaitannya dengan ilmu kebumian, (Nasrudin Usman, 2004).
Variogram atau semivariogram merupakan alat utama dalam perhitungan melalui geostatistik.
Variogram yaitu representasi hubungan antara data secara spsial (ruang)
pada suatu arah tertentu. Model variogram eksperimental yaitu variogram yang diperoleh
dengan memasukkan nilai sampel dalam rumus variogram. Hal ini dilakukan agar variogram
tersebut dapat digunakan untuk alat estimasi nilai suatu dimensi yang lebih besar dari pada
ukuran sampel.
4.2.2 Domain/zona mineralisasi
4.2.3 parameter estimasi
4.2.4 permodelan
Pembuatan model dapat dilakukan pada modul Stratmodel. Pemeriksaan model dapat dilakukan baik terhadap
table filemaupun grid file Model dari table filebiasanya digunakan bila jumlah data drill holestidak terlalu
banyak, hal ini disebabkan karena mengolah randomdata prosesnya sangat lambat terutama jika
menyangkut jumlah data yang besar. Oleh karena itu untuk jumlah data yang banyak, akan lebih efisien jika
kita memeriksa model grid. Contoh model endapan batubara dapat dilihat pada Gambar 3.8
1 Contour
Contour merupakan tampilan garis kontur dari setiap interval yang idefenisikan dalam schema. Dapat dibuat
dari modul Stratmodel dan dibuat untuk setiap intervalmaupun surface
2 Quality
Quality adalah definisi untuk menentukan semua parameter yang berhubungan dengan suatu nilai kualitas
batubara tertentu dan akan diakses oleh semua modul Minescape yang berhubungan dengan quality

4.2.5 jumlah dan klasisikasi cadangan


Sumberdaya batubara hipotetik (hypothetical coal resource): jumlah
batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang
dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
untuk tahap survey tinjau.
 Sumber daya batubara tereka (inferred coal resource): jumlah batubara di
daerah penyelidikan atau bagian da
ri daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap prospeksi.
• Sumberdaya batubara terindiksi (indicated coal resource): jumlah batubara
di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap eksplorasi pendahuluan.
• Sumberdaya batubara terukur (measured coal resource): jumlah batubara
di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap eksplorasi rinci.
•Cadangan batubara terkira (probable coal reserve): Sumberdaya batubara
terindikasi dan sebagian sumberdaya
terukur, tetapi berdasarkan kajian
kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga
penambangan dapat dilakukan secara layak.
•Cadangan batubara terbukti (roved coal reserve): Sumberdaya batubara
terukur yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah
terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak.

Anda mungkin juga menyukai