PELAPUKAN • Pelapukan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimana melibatkan pelapukan fisik (mekanis) yang dikenal dengan desintegrasi dan pelapukan kimia serta biologi yang dikenal dengan dekomposisi. Pelapukan bisa dibagi menjadi dua yaitu : • Pelapukan mekanis: Menghasilkan endapan placer, tetapi tidak menghasilkan mineral- mineral baru (tetap mineral primer). • Pelapukan kimia Dapat menghasilkan mineral-mineral baru, yang berasal dari aktivitas kimia terhadap : – Endapan-endapan mineral yang belum tersingkap – Endapan-endapan mineral dengan kadar logam yang rendah – Gangue mineral – Batuan (beku, sediment, metamorf). • Umumnya proses pelapukan merupakan gabungan dari kedua proses tersebut (kimia + mekanis) ENDAPAN SEKUNDER
• Endapan bahan galian yang terbentuk dengan
cara mekanik dan residual terutama dikarenakan pengaruh pelapukan dimana dalam proses itu melibatkan udara, angin, air, tekanan, suhu. • Hasil pelapukan termasuk dalam endapan sekunder, yaitu : Endapan-endapan bijih yang tidak berasosiasi langsung dengan aktivitas magma, tetapi merupakan hasil dari proses pelapukan- transportasi-sedimentasi, yang merupakan proses kimia, fisika atau gabungan dari kedua proses tersebut. Endapan Sekunder membentuk Endapan Konsentrasi Mekanis (Endapan Plaser). ENDAPAN KONSENTRASI MEKANIS (ENDAPAN PLASER) Alan M. Bateman (Economic Mineral Deposits, 1962); endapan plaser terbentuk melalui proses mechanical concentration (konsentrasi mekanik) Mechanical concentration adalah pemisahan gravitasi secara alami antara mineral-mineral berat dengan mineral ringan melalui media air atau udara, dimana mineral-mineral yg lebih berat akan terkonsentrasi menjadi endapan yg disebut endapan plaser MECHANICAL CONCENTRATION TERDIRI ATAS DUA TAHAPAN • Proses pelepasan (releasing) mineral-mineral stabil dari matriks yg mengikatnya melalui pelapukan, • Proses konsentrasi.
Logam Primer Pelapukan Erosi Transportasi Konsentrasi
KONSENTRASI HANYA DAPAT TERJADI JIKA MINERAL BERHARGA MEMILIKI 3 SIFAT :
1. Mempunyai berat jenis yang tinggi
2. Resisten atau tahan terhadap pelapukan kimia 3. Berdayatahan lama (long durability) selama proses transportasi; durability meliputi : kelenturan (malleability), keteguhan (toughness), & kekerasan (hardness)
Mineral placer yg memiliki sifat-sifat tersebut di atas,
antara lain: emas, perak, platina, kasiterit, megnetit, khromit, tembaga, zirkon, fosfat dan korundum. PRINSIP KONSENTRASI MEKANIK
1. Di dalam air dua mineral yang berukuran sama,
mineral yang berat jenis lebih tinggi akan mengendap lebih cepat dibandingkan berat jenis yang rendah. 2. Kecepatan pengendapan mineral dipengaruhi oleh permukaan mineral tersebut, dua mineral bentuk dan berat jenis yang sama, tetapi ukuran tidak sama. Di dalam air mineral yang mempunyai permukaan lebih kecil berarti mempunyai nilai geser terhadap air lebih kecil dan akan mengendap lebih cepat daripada yang berukuran besar. 3. Bentuk butiran mempengaruhi pengendapan. Butiran yang berbentuk bulat, permukaan jenis lebih kecil apabila dibandingkan dengan butiran yang pipih. Butiran pipih akan mengendap lebih cepat walaupun mempunyai berat yang sama. KLASIFIKASI ENDAPAN PLASER Klasifikasi Evans Jenis Asal Kelas Macdonald (1987); Pembentukan (Evans, 1987) (1983) berdasarkan genetik Akumulasi in situ Plaser residual Eluvial (penekanan selama pelapukan pada media) dan Macdonald (1983) yang Konsentrasi dalam Plaser eluvial Koluvial berdasarkan media padat lingkungan bergerak pengendapan Konsentrasi dalam Plaser aluvial / Fluvial media likuid bergerak plaser sungai (air) Plaser pantai Strandline (garis pantai)
Plaser lepas pantai Plaser marin
Konsentrasi dalam Plaser eolian Gurun atau
media gas bergerak eolian pantai (udara/angin) 1. Plaser Residual • Plaser residual terakumulasi dengan cepat di atas suatu sumber bedrock (seperti vein emas atau kasiterit) oleh pelapukan kimia dan pemindahan (moved away) material2 batuan yg ringan, & gradasi atau tingkatannya bertambah ke arah bawah menuju ke bagian2 urat atau bedrock yg lapuk, seperti yg terjadi di areal timah Sabah (Malaysia). Pada endapan plaser residual ini mineral2 ringan yang resisten secara kimia (seperti beril) bisa juga terbentuk atau bertahanan. • Plaser residual hanya terbentuk pada daerah yang permukaannya datar atau hampir datar, jika terdapat slope, akan terjadi rayapan dan plaser eluvial yg akan terbentuk (gambar 3). 2. Plaser Eluvial Endapan plaser eluvial terbentuk jika terdapat kemiringan permukaan (slope) di sekitar batuan sumber (Source Rock). 3. Plaser Sungai atau Aluvial Endapan ini terbentuk setelah bahan rombakan mengalami transportasi dari batuan sumber (Source Rock) oleh air sungai dan kandungan mineral-mineral yang terbawa mengalami pemilahan (sorting) berdasarkan berat jenis. Proses ini memungkinkan endapan mudah ditambang dengan metode konvensional. 4. Plaser Pantai Endapan ini terbentuk sepanjang garis pantai oleh pemusatan gelombang dan arus air laut di sepanjang pantai. Placer pantai (beach placer) terjadi pada kondisi topografi berbeda yang disebabkan oleh perubahan muka air laut, dimana zona optimum pemisahan mineral berat berada pada zona pasang-surut dari suatu pantai terbuka. 5. Plaser Eolian Merupakan bentang alam yang dibentuk karena aktivitas angin. Placer ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir. Cara transportasi oleh angin pada dasarnya sama dengan transportasi oleh air yaitu secara melayang (suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Secara umum partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran pasir dibawa secara menggeser di permukaan (traction). Pengangkutan secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling). METODE PENAMBANGAN PLACER