Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK III

BATUAN SEDIMEN
Antonius Longan Melang
11.2016.1.00624
Leonardus N Naimnanu
11.2016.1.00633
Faishol Amir
11.2015.1.00550
 Batuan sedimen => batuan yang terbentuk sebagai hasil
litifikasi bahan rombakan atau material lepas, maupun hasil
denudasi atau reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme.
 Litifikasi => proses pengubahan sedimen menjadi batuan
keras.
 Proses Sedimentasi meliputi : proses pelapukan, erosi,
transportasi, dan deposisi.
 Proses pelapukan = pelapukan kimia (organisme ) dan
pelapukan fisik (iklim)
 Proses erosi dan transportasi => oleh air dan agin
 Proses deposisi terjadi jika energi transportasi sudah tidak
mampu mengangkut partikel (material) tersebut.
 Deposisi berlangsung => sedimen mengalami proses
diagenesa.
 Proses diagenesa => proses perubahan yang berlangsung
pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen selama dan
sedudah lirifikasi.
 Proses diagenesa meliputi : kompaksi, sementasi,
rekristalisasi, autigenesis dan metasomatis.
•Batuan Sedimen Klastik
•Batuan Sedimen Non-Klastik
 Batuan Sedimen Klastik
batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil proses
pengerjaan kembali (reworking ) dedtritus atau pecahan
batuan asal.
 Proses tersebut meliputi : pelapukan, erosi, transportasi,
redeposisi.
 Media proses tersebut : air, angin, as atau efek gravitasi, dan
akibat longsor.
 Batuan sedimen klastik tersusun dari klastika-klastika yang
terjadi karena proses pengendapan secara mekanis dan banyak
di jumpai allogenic mineral.
 Allogenic mineral => mineral yang tidak terbentuk pada
lingakungan sedimentasi atau pada saat sedimentasi terjadi.
 Mineral ini berasal dari batuan yang telah mengalami
transportasi dan kemudian terendapankan pada lingkungan
sedimentasi.
 Pada umumnya berupa mineral yang mempunyai resistensi
tinggi. Contohnya : kuarsa, biotit, hornblende, plagioklas dan
garnet.
 Batuan sedimen Non-Klastik
batuan yang terbentuk karena proses pengendapan secara
kimia, hasil penguapan suatu larutan atau pengendapan
material di tempat itu juga (Insitu), maupun hasil aktivitas
organik atau biologi atau kombinasi di atara keduanya
(biokimia), dan umumnya tersusun oleh autigenik mineral.
 Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu:
a. Warna mineral pembentukan batuan sedimen
b. Warna massa dasar atau matrik atau warna semen
c. Warna material yang menyelubungi (coating material)
d. Derajat kehalusan butir
 Secara umum tekstur batuan sedimen terbagi menjadi dua
yaitu:
 Tekstur Klastik
 Tekstur Non-Klastik
 Kristal penyusunnya memperlihatkan kenampakan mozaik
kristal.
 Penyusun batuan Non-Klastik biasanya terdiri dari satu
macam mineral (monomineralik), seperti : gypsum, kalsit,
anhydryre.
 Jenis-jenis tekstur Non-Klastik antara lain:
 Amorf : berukuran lempung atau koloid
 Kristalin : tersusun oleh kristal-kristal
 Unsur dari tekstur batuan sedimen klasti meliputi :
1. Fragmen => butiran pada sedimen klastik yang berukuran
lebih besar dari pasir
2. Matrik => butiran pada batuan sedimen klastik yang
berukuran lebih kecil dari fragmen dan diendapkan
bersama-sam dengan fragmen
3. Semen => material halus pada batuan sedimen klastik yang
menjadi pengikat. Semen diendapkan setelah fragmen dan
matrik.
Ukuran Butir
Ukuran Butir Nama Butir Nama umum Nama Batuan
(mm)
> 250 Bolder Breaksi : jika
fragmennya berbentuk
runcing
64 – 256 Kobel
Kerakal
Konglomerat : jika
4 – 64 Pebel fragmennya berbentuk
membulat
2– 4 Kerikil

1/16 – 2 Pasir Pasir Batupasir

1/256 – 1/16 Lanau Batulanau


Mud
< 1/256 Lempung Batulempung
 Kebundaran (roundness) => tingkat membundar atau
meruncingnya butiran, sifat ini hanya dapat diamati pada
batuan sedimen kalstik kasar.
 Tingkat kebundaran dipengaruhi oleh komposisi butir, uluran
butir, jenis proses transportasi dan jarak transport.
a. Sangat meruncing (sangat menyudut)(very angular)
b. Meruncing (menyudut) tanggungan (subrounded)
c. Meruncing (membulat) tanggungan (subangular)
d. Membundar (membulat)(subrounded)
e. Membundar (membulat)(rounded)
f. Sangat membundar (membulat)(well-rounded)
 Pemilahan : tingkat keseragaman dari ukuran besar butir
penyusun batuan sedimen.
 Terdiri dari :
 Pemilahan baik => ukuran besar butir merata atau sama besar,
biasanya terjadi pada batuan sedimen kemas tertutup.
 Pemilahan sedang => ukuran butir besar beragam.
 Pemilahan buruk => ukuran besar butir tidak merata, terdapat
matrik dan fragmen
 Diadalam batuan sedimen ada dua jenis kemas, yaitu :
a. Kemas tertutup
 bila butiran fragmen saling bersentuhan atau
bersinggungan atau berhimpitan satu sama lain (grain atau
clast supported)
 apabila ukurn butir fragmen ada dua macam(besar dan
kecil), maka disebut bimodal clast supported.
 tetapi ukuran butir ada tiga macam atau lebih maka
disebut polymodal clast supported.
b. Kemas terbuka
 bila butir fragmen tidak saling bersentuhan, karena
diantaranya terdapat material yang lebih halus yang disebut
matrik (matrik supported).
a. Struktur Sedimen Primer (primary sedimentary
structures)
 terbentuk akibat proses sedimentasi, sehingga struktur
ini mencerminkan mekanisme pengendapannya.
 macam-macam perlapisan/laminasi antara lain:
perlapisan/laminasi sejajar(normal), perlapisan/laminasi
simpang siur(cross bedding/lamination) dan graded
bedding.
b. Struktur Sedimen Sekunder (secondary sedimentary
structure)
 terbentuk setelah sedimentasi, sebelum atau sesudah
diagenesa.
 struktur ini mencerminkan kondisi lingkungan
pengendapan, lereng, dan organismenya.
 contoehnya : ripple mark, flute cast dan mudkracks
serta rain marks.
c. Struktur yang terbentuk oleh aktivitas organisme lingkunga
sedimentasi, yaitu :
 Cetakan kaki binatang (footprints of various animals)
 Jejak (track and trail)
 Track : berupa tapak organisme
 Trail : jejak berupa sertan bagian tubuh organisme
 Cetakan (cast and mold)
 Mold : bagian tubuh organisme
 Cast : cetakan mold
a. Non skeletal grain (butiran non cangkang) :
 Ooid dan pisoid
 Peloid
 Agregat
b. Skeleta grain, micrite, dan sparite
 butiran halus dari bagian resistensi oraganisme dalam
batuan gamping, baik yang masih utuh maupun yang sudah
hancur.
 butiran yang termasuk dalam kategori ini adalah: fragmen
koral, molluska, pecahan crionid, sisa ganggang dan cangkang
foraminifera.
c. Sparit  komponen karbonat terdiri dari hablur-hablur
kalsit yang jelas, berukuran 0,002 – 1mm secara
mikroskopis
d. Mikrit  lumpur karbonat mikrokristalin, berukuran
halus sekitar 4 (micrometer), dan secara mikrokopis
mempunyai kenampakan yang keruh, kecoklatan, terbentuk
baik secara mekanis maupun kimiawi pada saat
pengendapan berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai