205 106531 1 10 20190424 PDF
205 106531 1 10 20190424 PDF
2,Februari, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
ABSTRACT
Nasopharyngeal carcinoma including into one of malignant tumor that is derived from
nasopharyngeal epithelial malignant tumor that usually grows from fossa Rosenmuller and
may extend to the nose, throat, and base of the skull. Etiology of nasopharyngeal cancer
including infection of the Epstein-Barr virus, susceptibility of the genetic, and chemicals or
environmental exposure. This study aimed to determine how the profile of nasopharyngeal
carcinoma patients in Bali, so that the researcher took sample of medical in Poliklinik THT-
KL RSUP Sanglah Denpasar. This research classified the profile of nasopharyngeal
carcinoma patients according to age, gender, histological type, stage of disease, and
complaints which were obtained from medical records. The number of cases nasopharyngeal
carcinoma in RSUP Sanglah on 2014 are 50 cases. No cases at the age of 1-14 y.o, 54% of
cases are found in the group age 45-64 y.o and 30% in the group age 25-44 y.o. A total of
82% cases were found in men, while 18% cases were found in women. Based on histological
type, no case was found in Basaloid Squamous Cell Carcinoma, 84% in Undifferentiated Cell
Carcinoma and 14% in Non keratinizing Squamous Cell Carcinoma. Based on the stage of
the disease, 40% in stage IV C, 34% in stage IV B, 16% in stage III, 8% in stage IV A, 2% in
stage II B, and no case was found in stage I and II A. Based on complaints,there was 48%
patients had complaints of a lump in the neck, 34% fatigue, nausea, and pain in the neck,
18% consisted of other various complaints such as tightness, coughing, epigastric pain,
nausea and vomiting.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
PENDAHULUAN
Karsinoma nasofaring (KNF) tertua 77 tahun, dengan rerata usia 48,8
merupakan tumor ganas yang paling tahun.4
banyak dijumpai dalam bidang THT di
Hingga saat ini, etiologi yang
Indonesia yang dapat mengenai semua
dikenal sebagai penyebab dari KNF yaitu
golongan umur. Secara umum, KNF
infeksi virus Epstein-Barr, kerentanan
berhubungan erat dengan infeksi virus
genetik serta paparan zat kimia atau faktor
Ebstein-Barr (EBV).1,2
lingkungan.5,6Hubungan antara infeksi
Menurut survei epidemiologi, virus Epstein-Barr dengan kejadian KNF
insiden KNF tertinggi terdapat di negara telah dibuktikan dengan beberapa temuan
Cina bagian selatan, dimana mencapai 25 hingga saat ini, yang mencakup: (1) titer
orang pada100.000 penduduk setiap antibodi IgA terhadap EBV pada
tahunnya. Sebuah penelitian di Makaupada kebanyakan penderita karsinoma
tahun 2009 menemukan kanker nasofaring nasofaring lebih tinggi dibandingkan
menduduki urutan kelima kanker tersering dengan kontrol normal serta penderita
pada pria dan pada urutan kesembilan pada kanker lainnya; (2) pada pasien dengan
wanita. Angka insiden dan kematian oleh tumor yang besar, memiliki titer IgA
karena kanker nasofaring sebesar 15,5 dan antibodi terhadap EBV yang lebih tinggi;
11,3 masing-masing. Angka insiden pada (3) ditemukannya DNA atau RNA dari
pria dan wanita masing-masing 5,4 dan 0,4 EBV pada hampir semua sel KNF; (4)
per 100.000 orang.3Sebagian besar ditemukannyaEBV dalam bentuk episomal
penderita KNF berusia diatas 20 tahun, klonal, menunjukkan bahwa virus telah
dan dengan usia terbanyak adalah antara berada di dalam sel tumor sebelum
50 hingga 70 tahun. Sebanyak 2% ekspansi klonal; (5) ditemukannyaEBV
penderita KNF merupakan anak-anak, dan dalam lesi prekursor KNF, tetapi tidak
hal senada ditemukan di Guangzhou, pada epitel nasofaring normal.
dimana sebanyak 1% penderita KNF Berdasarkan bukti tersebut, International
berusia dibawah 14 tahun. Penelitian lain Agency for Research on Cancer (IARC)
di Medan menyebutkan bahwa kelompok menyimpulkan jika EBV merupakan agen
usia terbanyak untuk KNF adalah 50 karsinogenik yang terlibat dalam patologi
hingga 59 tahun, sebesar 29,1%. Umur KNF.5
penderita termuda yaitu 21 tahun dan
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
Selain infeksi dari virus Epstein-Barr sinyal dalam patogenesis KNF belum
sendiri, interaksinya dengan perubahan dipahami secara seseluruhan. Adanya
genetik yang terjadi mencetuskan disregulasi dan ekspresi protein abnormal
perubahan dari sel epitel nasofaring dari molekul dalam jalur sinyal tertentu
menjadi ganas. Pada semua sel KNF yang terlibat dalam fungsi selular termasuk
undifferentiated dan displastik terdeteksi proliferasi, adhesi, kelangsungan hidup,
adanya genom EBV, namun jarang dan apoptosis telah terbukti ditemukan
ditemukan di dalam sel-sel epitel dalam sel KNF.8
nasofaring normal yang berdekatan.
Oleh karena lokasi anatomisnya,
Ekspresi gen EBV laten (misalnya EBNA
rongga nasofaring sulit untuk dilihat
1, LMP1, LMP2) dapat mengubah
sehingga tumor yang tumbuh sering tidak
beberapa jalur transduksi sinyal dan
diketahui, ditambah hanya sedikit yang
dengan demikian memberikan kontribusi
memberikan gejala pada fase awal.
pada transformasi epitel nasofaring.7
Seringkali penyebaran tumor ke kelenjar
Faktor lingkungan juga memiliki getah bening regional, atau yang bahkan
peran dalam meningkatnya kejadian KNF. sudah menjalar ke intrakranial masih
Pola diet masyarakat pesisir pantai, yang menunjukkan gambaran mukosa
didukung dengan kurangnya keadaan nasofaring yang tampak normal. Gejala
sosio-ekonomi cenderung membuat dari KNF dapat dibedakan menjadi gejala
mereka lebih banyak mengkonsumsi ikan awal dan gejala lanjutan. Gejala
asin atau daging asin oleh karena harganya awalmuncul pada saat tumor tumbuh
yang lebih terjangkau. Konsumsi ikan asin masih dalam batas nasofaring, sehingga
dalam jangka waktu panjang akan menimbulkan gejala setempat seperti
menyebabkan penumpukan nitrosamin tinnitus, rasa tidak nyaman ditelinga, atau
dalam tubuh yang merupakan senyawa pendarahan pada hidung yang terjadi
karsinogenik. Kurangnya sumber pangan berulang, sedikit-sedikit dan bercampur
kaya antioksidan seperti sayur dan buah- ingus. Sementara gejala lanjutan timbul
buahan juga menjadi faktor risiko apabila tumor berkembang keluar dari
munculnya keganasan.7 nasofaring, baik berupa infiltrasi tumor ke
jaringan sekitar maupun metastasis.9Tumor
KNF terbentuk melalui beberapa
dapat tumbuh ekspansif ke depan mengisi
tahap karsinogenesis, namun sirkuit yang
nasofaring, sehingga koana tertutup dan
sangat terintegrasi dan kompleks molekul
menyebabkan hidung tersumbat secara
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
T4 Tumor menginvasi intrakranial dan/ IVA dan IVB. Sementara untuk stadium II
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
Lemas, mual, 17 34
dan nyeri pada
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel diatas
Pada penelitian ini, penderita
memperlihatkan bahwa berdasarkan
karsinoma nasofaring (KNF) pada rentang
stadium penyakit, penderita karsinoma
usia 45 hingga 64 tahun paling banyak
nasofaring paling banyak mengalami
ditemui. Sementara hasil penelitian Munir
stadium IV C yaitu 20 kasus (40 %) diikuti
menemukanadanya peningkatan insiden
dengan stadium IV B yaitu 17 kasus (34
setelah usia 25 tahun, dengan puncak
%), sedangkan jumlah paling sedikit
usia40 hingga 60 tahun dengan rerata
stadium II B yaitu 1 kasus (2 %).
penderita berusia yaitu 48 tahun. Pada
penelitian ini tidak ditemukan penderita
Tabel 7.Distribusi Frekuensi Penderita
karsinoma nasofaring pada usia 1-14
Karsinoma Nasofaring Berdasarkan
tahun. Menurut literatur, kejadian KNF
Keluhan
pada anak-anak tergolong jarang.4
Keluhan Jumlah (n) %
Dibandingkan perempuan, lebih
Utama
banyak pasien KNF berjenis kelamin laki-
Benjolan pada 24 48
leher laki, dengan rasio 41:9 (4,56). Hasil
senada ditemukan pada penelitian
sebelumnya dimana proporsi jenis
kelaminlaki – laki lebih banyak daripada
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
348-karsinoma-nasofaring-kanker-
tenggorok.html
5. Barnes, .L.,.Eveson, .JW., .Reichart,
P., .& .Sidrasky, .D.
.Pathology.and.genetic.head.and.neck.
tumours. .New.York: .IARC.Press,
.2005.
6. Yan Lu dkk. Association between
PIN1 promoter polymorphisms and
risk of nasopharyngeal carcinoma.
DAFTAR PUSTAKA 2012[diakses 27 Desember 2014].
1. DeVita Jr, V.,.Hellman, S., & Diunduh dari: URL:
Rosenberg, S..A..Principle & http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
practice.of.oncology. Edisi ke-5. 23269625
Philadelphia: Lippincott.–.Raven 7. Hon, L. B. Kemampuan sitologi
Publishers,.2003. biopsi jarum halus pada servikal
2. Furie, B., Cassileth, P.A., Atkins, adenopati yang diduga metastasis
M.B., &.Mayer, R.J.Clinical karsinoma nasofaring dalam
hematology and oncology: menentukan kejadian karsinoma
presentation, diagnosis,.and nasofaring pada periode januari –
treatment..New.York.:.Elsevier, 2003. desember 2012. Medan: USU
3. Xiao, G et al. Influence of gender and Repository, 2012.
age on the survival of patients with 8. Tulalamba, W. dan Janvilisri, T.
nasopharyngeal carcinoma 2014 Nasopharyngeal carcinoma signaling
[diakses 5Januari 2015]. Diunduh pathway: an update onmolecular
dari: URL: biomarkers. 2011[diakses 11 Januari
http://www.biomedcentral.com/1471- 2015]. Diunduh dari: URL:
2407/13/226 http://www.hindawi.com/journals/ijcb/
4. Munir, D. Karsinoma nasofaring 2012/594681/citations/
(kanker tenggorok). USU Press 9. Hidayat, B.Hubungan antara gambar
Publishing2009[diakses 5Januari timpanometri dengan letak dan
2015]Diunduh dari: URL: stadium tumor pada penderita
http://usupress.usu.ac.id/terbitan2009 karsinoma nasofaring di departemen
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum