Metode Estimasi Usia Kerangka yang digunakan oleh Antropolog Forensik pada Orang

Dewasa: Suatu Tinjauan

Departemen Kedokteran Gigi Anak, Asan Memorial Dental College and Hospitals, India
Penulis: Ekta Priya, Dosen Senior, Departemen Kedokteran Gigi Anak, Asan Memorial
Dental College and Hospitals, Jalan Oragadam, Keerapakam, Tamil Nadu, India, Telp:
+919566404435; E-mail: drektapriya@gmail.com
Diterima : November 17, 2016 | Diterbitkan: February 20, 2017

Abstrak
Rekonstruksi profil biologis individu yang tidak dikenal tidak akan lengkap tanpa penentuan
usia. Antropolog forensik menggunakan indikator kerangka yang terlibat dalam proses resorpsi
tulang, deposisi dan remodeling yang terkait dengan waktu untuk memperkirakan usia
individu. Memperkirakan usia pada orang dewasa tetap menjadi tugas yang menantang bagi
para antropolog forensik karena kompleksitas dan variasi individu yang terlihat dalam proses
penuaan dan keseluruhan faktor lingkungan yang mempengaruhi hal yang sama. Usia yang
disediakan oleh para antropolog ditentukan sebagai rentang usia daripada usia tertentu. Telah
diperhatikan bahwa rentang usia yang ditentukan untuk individu yang lebih muda lebih sempit
daripada untuk orang yang lebih tua. Makalah ini mengulas metode estimasi usia kerangka
yang paling umum digunakan oleh para antropolog forensik.
Kata kunci: Forensik; Antropologi; Usia kerangka; Estimasi usia
Pendahuluan
Kehilangan identitas, dalam kasus orang yang hidup dan yang meninggal mendapati masalah
yang sering terjadi pada individu dan pihak berwenang. Rekonstruksi profil biologis individu
yang tidak dikenal tidak akan lengkap tanpa penentuan usia. Penentuan usia dapat dilakukan
berdasarkan pengembangan gigi, pertumbuhan kerangka atau perubahan degeneratif kerangka
[1]. Untuk orang dewasa, usia dapat diperkirakan menggunakan indikator yang terlibat dalam
proses resorpsi tulang, deposisi dan remodeling [2]. Evaluasi proses degeneratif pada orang
dewasa didasarkan pada penggunaan dan keausan normal tubuh dari waktu ke waktu. Proses-
proses ini rentan terhadap perilaku manusia dan berbagai faktor lingkungan [3]. Proses
remodeling sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain dan perubahan yang dihasilkan
seringkali halus dan sulit untuk ditafsirkan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa perubahan-
perubahan degeneratif akan berbeda dalam waktu dan cara mereka di antara berbagai populasi
[2]. Telah dilaporkan bahwa penentuan usia untuk individu yang lebih muda, ditemukan
memiliki rentang usia yang lebih sempit; sedangkan untuk orang yang lebih tua, perkiraan usia
memiliki rentang usia yang lebih luas. Ini dapat dikaitkan dengan fakta bahwa untuk individu
yang lebih muda ada banyak perubahan biologis yang terjadi pada interval dan laju yang
teratur. Setelah individu mencapai kematangan biologis, jumlah dan laju perubahan
perkembangan berkurang [4]. Dalam estimasi usia dewasa, usia pertengahan mungkin yang
paling sulit untuk dinilai karena selama periode kehidupan ini, transisi sangat bervariasi karena
perubahan hormon dan metabolisme. Namun, tahun-tahun kemudian memiliki bagian mereka
sendiri dari komplikasi dan kesulitan yang mencakup tingkat kondisi patologis yang lebih
tinggi dan efek keausan dalam kehidupan seseorang [3]. Perkiraan usia saat kematian yang
akurat sangat penting untuk analisis sisa-sisa kerangka oleh para antropolog forensik, terutama
dalam pengaturan hukum medico [5]. Oleh karena itu, penting untuk memahami keakuratan
metode penilaian usia kerangka yang ada dan juga jika perlu, memodifikasi metode yang ada
ini untuk melakukan estimasi usia yang lebih tepat dan andal untuk berbagai populasi global.
Berbagai metode estimasi umur kerangka telah dilaporkan dalam literatur. Metode estimasi
usia yang paling umum digunakan oleh antropolog forensik pada orang dewasa didasarkan
pada studi,
1. Simpisis pubis
2. Ujung tulang rusuk sternum
3. Permukaan auricular ilium dan
4. sutura tengkorak
Parameter kerangka lainnya seperti memeriksa klavikula, permukaan asetabular, femur
proksimal sering digunakan sebagai metode estimasi usia pada orang dewasa dalam
hubungannya dengan metode konvensional.