Anda di halaman 1dari 14

Spesifikasi Teknis

Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBORAN SUMUR EKSPLORASI / PRODUKSI 5 UNIT TERSEBAR DI KABUPATEN BOALEMO

A. LINGKUP PEKERJAAN :
1 Pekerjaan Persiapan
2 Pekerjaan Pengeboran

B. SYARAT-SYARAT PEKERJAAN :
1. Pekerjaan Persiapan
a. Orientasi lapangan dan penyusunan program kerja oleh Penyedia Jasa bersama-sama Direksi.
b. Mobilisasi Peralatan Kerja dan Personil Pekerjaan.
c. Menyediakan Gudang Material, Direksi Keet, Base Camp Pekerja sesuai kebutuhan.
- Kertas dan Alat Tulis Menulis sesuai kebutuhan.
- 5 (lima) set Gambar Kerja dan Dokumen Kontrak.
- Blangko Laporan Harian dan Request Pekerjaan sesuai kebutuhan.
- 5 (lima) rangkap Kurva-S Pelaksanaan Pekerjaan.
Pekerjaan persiapan ini harus sudah diselesaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah diterbitkan
Surat Perintah Mulai Pekerjaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan.
2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan ini akan dilaksanakan di 5 (lima) titik yang berada di Kabupaten Boalemo, Provinsi
Gorontalo

C. PERALATAN :
Dalam pelaksanaan pekerjaan pengeboran sumur dalam, Penyedia Jasa harus mempunyai peralatan
yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa (dibuktikan dengan melampirkan bukti
kepemilikan peralatan). Mengingat struktur lapisan tanah yang bervariasi dan sangat memungkinkan
terdapatnya beberapa lapisan batuan yang keras dan sangat kompak, kemudian rencana kedalaman
sumur berada pada kisaran 116 m maka penyedia jasa wajib menyediakan peralatan utama dalam
pengeboran dengan ketentuan sebagai berikut:
- Drilling Rig kapasitas minimal 125 HP @ 3 Unit
- Mud Pump kapasitas 600 ltr/m tekanan kerja 120 Psi @ 3 Unit
- Kompresor Udara kapasitas minimal 12 bar @ 1 Unit
- Mesin Las kapasitas minimal 200 AMP @ 3 unit
- Generator Set kapasitas minimal 30 Kva @ 3 unit
- Pompa Submersible dengan head 60 m s/d 100 m berkapasitas 15 liter/det @ 1 Unit

1
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

D. PERSONIL :
Personil yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengeboran
- Manajer Pelaksana, minimal lulusan D3 Geologi yang berpengalaman 5 (lima) Tahun, 1 (satu) orang
dilengkapi dengan SKT Pelaksana Pengeboran Air Tanah (TT013).
- Pelaksana Pengeboran, lulusan SLTA / Sederajat yang berpengalaman 3 (tiga) tahun, 3 (tiga) orang
dilengkapi dengan SKT Juru Pengeboran Air Tanah (TT009).
- Petugas K3 Konstruksi, lulusan SLTA / Sederajat yang berpengalaman 3 (tiga) tahun, 1 (satu) orang
dilengkapi dengan Sertifikat Pelatihan K3 Konstruksi.

E. DATA PENDUKUNG MATERIAL PEKERJAAN


a. Brosur atau Gambar Pipa Black Steel diameter 8”
b. Brosur atau Gambar Screen Low Carbon diameter 8”
c. Surat Dukungan Pabrik Pipa Black Steel diameter 8” (diperlukan pada saat pelaksanaan pekerjaan).
d. Surat Dukungan Screen Low Carbon diameter 8” (diperlukan pada saat pelaksanaan pekerjaan).

F. WAKTU PELAKSAAAN PEKERJAAN


Pekerjaan Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo dilaksanakan dalam
kurun waktu 210 (dua ratus sepuluh) hari kalender atau 7 (tujuh) bulan.

G. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja Serta Keselamatan Konstruksi
3. Pengeboran Pilot Hole (lubang pandu) diameter 8 ¾” sampai kedalaman 116 m dan pengambilan
Litologi (sample lapisan tanah/batuan) disetiap 1 m pengeboran.
4. Pemasangan dan Pembongkaran Temporary Casing ID 17”.
5. Logging Geofisika Analisis.
6. Pelebaran Lubang Bor (reaming hole) dari diameter 8 ¾” ke diameter 14” sampai kedalaman 116 m.
7. Pengadaan dan Pemasangan Pipa Black Steel diameter 8” beserta Bottom Plug sebagai Casing dan
Screen Low Carbon diameter 8” sebagai saringan Akuifer.
8. Pengisian Gravel Pack Terayak diantara pipa konstruksi dan lubang bor.
9. Development Sumur yang terdiri dari Water Jeeting dan Air Jetting.
10. Well Performance Test sumur yang telah selesai di development dengan pumping test 4 (empat)
tahap, Uji Pendahuluan, Uji Debit Bertingkat, Uji Debit Tetap Menerus, dan mengukur Uji Kambuh.
11. Pekerjaan Grouting Sumur dan Lantai Beton.
12. Analisa Contoh Kualitas Air di sumur yang telah di konstruksi dan di development.
13. Pengadaan dan Pemasangan Tutup Sumur dan Pengadaan Patok Nomenklatur Sumur.

2
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

H. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN


1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Mobilisasi Dan Demobilisasi
Penyedia jasa diharuskan memobilisasi peralatan pengeboran, peralatan development sumur
dan peralatan pumping test dari workshop ke lokasi kerja dengan menggunakan truk kargo atau
sejenis yang dapat mengakomodasi minimal peralatan yang mencakup :

Pengeboran Development dan Pumping Test


A. Driling Rig (mesin bor) A. Tangki Air 1100 Liter
B. Driling Pipe & Drilling Bit B. Kompresor Udara
C. Mud Pump (pompa lumpur) C. Pompa Submersble
D. Welding Set (alat pengelasan) D. Thompson V-Notch / Rectangular Notch
E. Takel & Portal Crane 5 Ton E. Kabel Sounding
F. Generator Set F. Peralatan Bantu Lainnya
Pembayaran untuk pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi dibuat berdasarkan harga yang
tertuang dalam kontrak dengan satuan pekerjaan adalah Ls (lumpsum).
1.2 Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja Serta Keselamatan Konstruksi
Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan harus mematuhi Permen PU 05/2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum, untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem efisiensi dan
produktivitas kerja. Ruang lingkup pekerjaan Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan
Kerja Serta Keselamatan Konstruksi, paling kurang sbb:

NO URAIAN SAT VOLUME HARGA SATUAN TOTAL HARGA KET


1 2 3 4 5 6 7
1. Penyiapan RK3K Terdiri Atas :
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP); Org 20,00
2. Sosialisasi dan Promosi K3 Terdiri Atas:
a. Induksi K3 (Safety Induction ); Khusus Untuk Pekerja Baru Org 12,00
b. Pelatihan K3;
- Bekerja di Ketinggian Org 15,00
- Analysis Keselamatan Pekerjaan Org 15,00
- Perilaku Berbasis Keselamatan (Budaya K3) Org 15,00
- P3K Org 15,00
d. Simulasi K3; Org 15,00
e. Spanduk (banner) ; Lbr 3,00
f. Poster; Lbr 3,00
g. Papan Informasi K3. Bh 3,00
3. Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas:
b. Tali Keselamatan (Life Line); Ls 3,00
d. Pagar Pengaman (Guard Railling); Ls 3,00

3
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

NO URAIAN SAT VOLUME HARGA SATUAN TOTAL HARGA KET


1 2 3 4 5 6 7
4. Alat Pelindung Diri Terdiri Atas:
a. Topi Pelindung (Safety Helmet) ; Bh 30,00
b. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles); Psg 3,00
c. Tameng Muka (Face Shield); Bh 3,00
e. Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff); Psg 3,00
f. Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker); Bh 15,00
g. Sarung Tangan (Safety Gloves); Psg 15,00
h. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); untuk Staf Psg 5,00
i. Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes_and toe cap) Psg 15,00
j. Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness); Bh 5,00
l. Rompi Keselamatan (Safety Vest); Bh 30,00
5. Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas:
BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja; (Beerdasarkan Kepmenaker Nomor :
a. Ls 1,00
KEP-196/MEN/1999, untuk Tenaga harian Proyek)
b. Surat Ijin Kelaikan Alat; Alat/Kend 1,00
c. Surat Ijin Operator; Lb/Alat 1,00
6. Personil K3 Terdiri Atas:
a. Petugas K3 Ob 1,00
7. Fasilitas Sarana Kesehatan :
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll) Ls 3,00
8. Rambu- Rambu Terdiri Atas :
a. Rambu Petunjuk; Bh 3,00
b. Rambu Larangan; Bh 3,00
c. Rambu Peringatan; Bh 3,00
d. Rambu Kewajiban; Bh 3,00
e. Rambu Informasi; Bh 3,00
9. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3 :
a. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden. Ls 1,00
JUMLAH TOTAL -

Pembayaran untuk item pekerjaan ini dibuat berdasarkan harga yang tertuang dalam kontrak
dengan satuan pekerjaan adalah Ls (lumpsum).
1.3 Jalan Masuk Ke Lokasi
Penyedia Jasa harus membangun jalan masuk ke lokasi pengeboran jika belum ada akses
masuk ke lokasi pekerjaan. Jalan masuk selebar 4 m dengan dilapisi sirtu setebal 0,25 m yang
dapat dilalui kendaraan roda empat dalam musim hujan, jalan masuk ke lokasi pengeboran
harus dijaga sebaik-baiknya dan akan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
1.4 Pengaman Lokasi
Keamanan peralatan, bahan pemboran termasuk pipa pipa dan semua perlengkapan yang
terdapat dilokasi pemboran, termasuk disini adalah pengamanan personil baik pekerja maupun
pengunjung/ penonton. Pengamanan lokasi dapat dilakukan dengan membuat pagar pembatas
medan kerja, memasang tanda tanda peringatan.
1.5 Request Pekerjaan
Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi dengan membuat request pekerjaan dan
harus disetujui oleh tim direksi, minimal 24 jam sebelum seluruh item pekerjaan yang telah
tertuang dalam dokumen kontrak dikerjakan.
1.6 Penghentian Pekerjaan Pengeboran
Pekerjaan Penyedia Jasa dapat dihentikan oleh Direksi jika terbukti Penyedia Jasa
mengabaikan instruksi dalam pelaksanaan pekerjaan atau ada kesalahan dalam penyediaan
fasilitas, peralatan dan material yang berbeda dengan spesifkasi teknis.

4
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

1.7 Jenis Pengeboran


Di Indonesia, kondisi geologi dan hidrogeologi pada daerah pengembangan pemanfaatan air
tanah umumnya memiliki karakter yang hampir sama. Daerah pengembangan pemanfaatan air
tanah untuk irigasi dan air baku kebanyakan kondisi batuanya belum kompak, atau pada
daerah dengan litologi produk vulkanisme yang juga relatif muda dan belum kompak, namun
pada daerah aluvial yang banyak pemanfaatan air tanah, susunan formasi batuan sangat
bervariasi ukuran butirnya, batuan berbutir kasar sampai batuan sedimen berbutir halus atau
lempung. Dari kondisi tersebut, maka metode rotary direct circulation mud flush yang paling
tepat dilakukan, karena dinilai paling sesuai dengan kondisi geologi di Indonesia.
2. Pekerjaan Pengeboran
2.1 Pemasangan Mesin Bor
Pemasangan dan penempatan mesin bor harus dipasang dengan hati hati dibuatkan pondasi
yang kuat, rata, datar sehingga stang bor yang dipasang dapat tegak lurus, agar dapat
memberikan hasil pemboran yang baik dan mencegah kerusakan mesin bor itu sendiri, serta
menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap personil atau tenaga kerja pemboran
hingga diperoleh lubang bor yang tegak dan lurus.
2.2 Pengecekan Ketegak Lurusan
Pengecekan ketegak lurusan ini terutama ditujukan pada kelly, dikontrol dengan water pas baik
bagian dasar mesin, menara bor dan kelly-nya. Penempatan pompa lumpur harus sedemikian
sehingga operator pompa lumpur dapat komunikasi dengan operator mesin bor (saling dapat
melihat dan memberi isyarat perintah).
2.3 Kolam Lumpur (Kolam Fluida)
Pemboran yang dilaksanakan dengan cara Direct Circulation Mud Flush perlu disediakan 2
(dua) kolam lumpur, berukuran 1 m x 1 m x 1 m, dinding kolam dibuat miring, harus diplester
untuk mencegah keruntuhan agar dinding kolam lumpur tidak mudah longsor atau runtuh.Kolam
tersebut dihubungkan satu dengan lainnya ke lubang bor melalui kanal dengan ukuran lebar 0,2
m pada bagian dasarnya, kedalaman 0,2 m. Kanal dilengkapi dengan kolam pengedap kecil
berukuran 0,5 m x 0,5 m x 0,5 m yang terletak antara lubang bor dengan kolam pertama.
Tujuan utama dari kolam ini adalah untuk menyimpan volume cairan pemboran yang memadai
dan untuk bertindak sebagai tempat pembuangan yang efektif untuk cutting yang diendapkan.
Untuk pemindahan cutting yang tersuspensi secara efisien, kolam harus dibangun dalam dua
bagian pengendapan dan bagian isap. Kecepatan cairan pemboran saat bergerak melalui
kolam pengendap lumpur harus serendah mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan mengubah
arah aliran saat cairan pemboran bergerak melalui kolam, dan juga dengan memperdalam
bagian kolam atau dengan menggunakan saringan dan pelimpah.

5
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

2.4 Pemasangan dan Pembongkaran Temporary Casing (ID) 17"


Pemasangan pipa konduktor dan pemboran atau penggalian lubang diameter tertentu, dengan
ukuran 17” dari permukaan tanah sampai pada kedalaman 5 m atau sesuai ketebalan tanah
penutup, atau tanah permukaan yang mudah longsor, jika sampai dengan kedalam 5 m masih
terjadi keruntuhan pada lubang bor maka penyedia jasa harus bersedia menambah Temporary
Casing sampai lubang benar-benar aman dan tidak terjadi keruntuhan akibat labilnya tanah
penutup. Pipa Konduktor ("Temporary Casing") yang digunakan dapat berupa pipa casing
diameter lebih besar dari rencana pipa konstruksi atau dapat dibuat dari drum yang dirangkai
dengan di las.
2.5 Pengeboran Pilot Hole Di Segala Formasi Dia. 8 3/4"
Penyedia Jasa diharuskan membuat lubang pandu (pilot hole) dengan menggunkaan mata bor
berukuran diameter 8 ¾” sampai target rencana pengeboran yang telah di sebutkan pada huruf
(G-Lingkup Pekerjaan). Jenis mata bor yang digunakan menyesuaikan dengan kondisi lapisan
tanah dan batuan, adapun jenis mata bor yang harus disedikan penyedia jasa berupa Wing Bit,
Tricone, PDC, dan Core Barrel.
2.6 Pengambilan Contoh Cutting dan Pemeriksaan Litologi Batuan
Contoh batuan atau sampel yang diambil dari cutting formasi yang di bor mewakili litologi setiap
meter pemboran (pengambilan dilakukan tiap meter), kemudian disimpan dalam kantong plastik
tembus pandang/ transparan dan ditempatkan pada kotak wadah sampel.
Masing masing contoh beratnya tidak kurang dari 1 Kg, dan dibersihkan dari lumpur bor tanpa
menghilangkan sampel bila ada yang berupa lempung. Pada masing masing kantong sample
dicantumkan tulisan kedalaman. Kantong plastik yang berisi sample di tempatkan dalam kotak
wadah sample. Kotak sampel harus ditempatkan pada tempat yang aman, dan tidak terguyur
hujan, tidak terkena sinar mata hari langsung yang dapat berakibat mengerasnya sampel.

6
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

2.7 Pencatatan Dalam Pengeboran


Juru bor (driller) harus memperhatikan kecepatan penetrasi pemboran setiap meter yang
ditembus, waktu sirkulasi, pemakaian lumpur pengeboran dan bahan additive serta hal-hal yang
penting dalam pelaksanaan pemboran, yang kemudian dicatat dalam format log bor.
2.8 Pengawasan Lumpur Pengeboran
Selama pelaksanaan pemboran baik pemboran lubang pandu maupun pelebaran luang bor
kondisi lumpur harus tetap dijaga agar tidak berubah sifat. Pengukuran densitas, viskositas dan
pH lumur harus sering di ukur. Pengukuran lumpur dengan menggunakan mud balance, marsh
funnel dan pH meter. Perubahan lumpur dapat terjadi karena kontaminasi dari akuifer,
pengaruh formasi batuan, misalnya banyak kandungan mineral karbonat atau gamping, banyak
kandungan tanah gambut atau batu bara, pemboran didaerah yang banyak mengandung pasir
halus atau abu volkanik. Apabila selama pemboran terjadi perubahan sifat seperti diuraikan
diatas, dan lumpur telah banyak mengandung pasir halus yang sulit mengendap atau tercampur
material lain, sehingga berubah kekentalanya dan berat jenisnya, maka lumpur pengeboran
tersebut harus diganti total.
2.9 Sirkulasi Pembilasan Lubang Sumur
Untuk memperoleh lubang bor dan contoh batuan atau sampel yang baik, maka dilaksanakan
sirkulasi pembilasan lubang bor dengan lumpur pemboran, atau sirkulasi lumpur tanpa
penetrasi setiap operasi pemboran akan melakukan penyambungan stang bor, sirkulasi
tersebut dimaksudkan agar tidak terdapat lagi sisa sisa cutting dalam lubang bor yang
berpotensi mengendap atau menyumbat pada dasar lubang bor.
Pencucian dilakukan dengan sirkulasi lumpur tanpa menambah kedalaman lubang (sedikit
menggantungkan mata bor) sampai lubang bor bersih dari material-material hancuran batuan
(cutting). Dalam perencanaan sudah harus ditetapkan minimal lama sirkulasinya.
2.10 Kehilangan Lumpur Sirkulasi (Lost Circulation)
Apabila terjadi mud lost, atau hilangnya lumpur sirkulasi secara tiba tiba, maka segera diambil
langkah langkah pengamanan, diantaranya dengan segera mengangkat mata bor dan stang
bor, dan bila perlu merubah komposisi lumpur dengan menambahkan bahan additive untuk
menutup rongga-rongga yang mengakibatkan mud lost.
2.11 Logging Geofisika dan Analisis
Logging diperlukan dalam perencanaan konstruksi sumur, hasil logging dapat mengetahui
berbagai karakter atau sifat perlapisan batuan, apakah suatu lapisan batuan bersifat akuifer
atau bukan dan memberikan indikasi kualitas air apakah termasuk air asin, payau atau air
tawar. Hasil rekaman logging di korelasikan dengan log pengeboran yang digunakan untuk
membuat perencanaan sumur. Jika hasil pengeboran dan hasil logging yang telah dikolerasikan

7
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

dengan Litologi (sample lapisan tanah/batuan) menunjukan adanya lapisan akuifer yang
produktif maka Penyedia Jasa dapat melanjutkan pekerjaan selanjutnya. Akan tetapi jika hasil
logging tidak menunjukan adanya lapisan akuifer yang produktif maka penyedia jasa atas
persetujuan Direksi Pekerjaan dapat meninggalkan lubang tersebut. Personil yang melakukan
logging disyaratkan memiliki kualifikasi; Pendidikan S1 Teknik Geologi mempunyai SKA Ahli
Madya Geoteknik dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun.
2.12 Penimbunan Lubang Bor
Penyedia Jasa harus menutup lubang bor yang tidak dikonstruksi dengan petujuk Direksi
Pekerjaan. Penimbunan lubang bor dilakukan dengan cara mengisi adukan beton kedalam
lubang bor dari dasar lubang sampai rata dengan permukaan tanah pengisian adukan beton
harus menggunakan pipa penghantar untuk menjaga kepadatan adukan beton.
2.13 Pelebaran Lubang Bor (Reaming) Dia. 8 3/4" Menjadi Dia. 14"
Setelah Pemboran lubang pandu (pilot hole) sudah mencapai target dan telah dilakukan logging
geofisika, maka dilakukan pelebaran lubang sumur (reaming) atas persetujuan Direksi
Pekerjaan, pelebaran lubang bor ini menggunakan jenis mata bor yang telah disebutkan pada
angka (2.5 pengeboran pilot hole) akan tetapi ukuran mata bor yang gunakan berdiameter 14”.
Bilamana reaming sudah selesai semuanya, lubang bor perlu disirkulasikan ulang sampai
bersih, tidak ada endapan yang berpotensi mengganjal ketika dimasukkan pipa konstruksi.
2.14 Ketegak Lurusan dan Kelurusan (Plumbness dan Alignment)
Lubang bor harus lurus dan tegak lurus untuk memasang pipa casing dan screen, dan
memungkinkan gravel pack ditempatkan pada antara pipa casing dan screen dari lubang bor
secara homogen. Ketegak lurusan dan kelurusan harus diuji dengan memasukkan sepotong
pipa kedalam setiap lubang atau dengan mengikuti sistem lain yang disetujui Direksi Teknis.
3. Pekerjaan Konstruksi Sumur Bor
3.1 Persiapan Konstruksi Sumur
Setelah pemboran selesai sesuai dengan kedalaman yang ditentukan, maka dilakukan sirkulasi
lumpur tanpa penetrasi, rata rata selama 4 (empat) jam atau sampai lubang bor betul betul
bersih dari sisa cutting. Kemudian pipa dan pipa saringan dipasang didalam lubang bor pada
posisi yang tepat sesuai dengan desain sumur.
3.2 Spesifikasi Pipa Casing / Pipa Blank (Pipa Buta)
Pipa Casing harus mempunyai standar SNI 0039:2013 berdiameter 8” yang menggunakan
material Black Steel dengan dimensi yang ditetapkan sbb:

Ø Luar Ø Dalam Tebal Panjang


200 mm 216.9 mm 6,4 mm 6m

8
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

3.3 Spesifikasi Pipa Saringan (Screen)


Screen harus continous slot, presentase open area wirewound slot 40 dengan celah 1 mm,
diameter luar saringan harus sesuai dengan diameter luar pipa buta untuk meminimalisir
kesalahan pada saat penyambungan pipa. Spesifikasi Screen yang telah ditetapkan sbb:

Diameter Material Slot Panjang


8” Low Carbon 40 (1 mm) 2925 mm
3.4 Bottom Plug
Bottom Plug yang berbentuk kerucut atau runcing seperti mata pulpen. Untuk rangkaian pipa
besi terbuat dari pipa yang digunakan untuk casing yang dipasangkan pada bagian paling
bawah dari konstruksi pipa. Kegunaan bottom plug untuk menutup rangkaian pipa agar partikel
pasir tidak tersedot ke dalam pipa sewaktu pemompaan berlangsung,
3.5 Pengadaan dan Pengisian Gravel Pack Terayak
Setelah kontsruksi sumur selesai, dilanjutkan dengan pengisian gravel pack (kerikil pembalut)
yang berukuran diameter maksimal 5 mm dan harus mempunyai koefisien yang uniform dari
2.00 sampai 3.00 yang dipasang ke dalam ruang diantara dinding lubang bor dengan pipa
konstruksi (ruang anulus), Cara penuangan gravel pack kedalam ruang anulus dilakukan
dengan hati-hati, dengan menggunakan wadah, gayung atau ember dan memasukkanya tidak
hanya dari satu sisi. Selama proses pengisian gravel, sirkulasi lumpur bor tetap dijalankan,
kekentalan dikurangi dan dipertahankan pada 33 detik marsh funnel.
Pengisian gravel dilaksanakan hati-hati agar pipa sumur terbungkus secara merata dengan baik
oleh gravel pack mulai dari dasar lubang sumur sampai pada kedalaman rencana penyemenan
atau di ujung Temporary Casing, Direksi Pekerjaan berhak menolak pengisian gravel pack ke
dalam ruang anulus jika diameter gravel > 5 mm dan Penyedia Jasa harus mengganti gravel
pack sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
4. Pekerjaan Well Development (Pengembangan Sumur)
4.1 Well Development (Umum)
Pencucian sumur (well development) ini dimaksudkan untuk membersihkan sumur air tanah
secara keseluruhan setelah konstruksi sumur selesai dilaksanakan. Lubang bor ini harus dicuci
dan dikuras sebersih mungkin (development) untuk menghilangkan lumpur pengeboran (mud
cake) terutama pada bagian zona akuifer yang potensial. Tujuan utama dari well development
adalah untuk mengembalikan permukaan akuifer yang terpotong oleh proses pengeboran pada
keadaan aslinya dengan memecahkan lubang anulus yang telah menjadi padat karena proses
pengeboran, bahan-bahan halus dan gumpalan lumpur yang mencemari sumur. Well
development akan membuat suatu zona lebih permeable dan stabil pada formasi dekat sumur
tersebut, mencegah terpompanya pasir dan menjadikan sumur lebih effisien, tahan lama.
9
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

4.2 Water Jetting


Metode Water Jetting atau air pada kecepatan tinggi, pada sumur-sumur yang memakai screen
dengan presentase celah yang besar ataupun kecil. Prosedur tersebut dilakukan dengan jalan
menyemprotkan air secara horizontal didalam sumur dengan cara menurunkan stang bor
kedalam pipa konstruksi dan melakukan pancaran water jet di posisi screen dengan kecepatan
minimum pancaran water jet yang efektif kira-kira antara 40 m/s dan 50 m/s sehingga arus
kecepatan air yang tinggi yang keluar lewat celah-celah screen menggerakkan dan mengatur
kembali partikel-partikel pasir dan kerikil dari formasi di sekitar screen dan memecahkan lumpur
keras yang mengendap pada lubang sumur.
4.3 Air Jetting
Metode Air Jetting ini dilaksanakan dengan mengalirkan udara bertekanan tinggi dari
compressor udara ke dalam lubang sumur melalui swivel / spindle head, air pipe / drill pipe dan
memancar keluar melalui jetting tool yang digerakkan naik turun sepanjang posisi screen di
sumur yang telah dikonstruksi. Dengan demikian, lumpur pengeboran yang menempel pada
dinding screen bersama-sama dengan air dari akuifer akan terbawa oleh aliran udara dari air
compressor menyembur ke atas keluar dari sumur bor. Demikian proses ini dilaksanakan
secara terus-menerus selama 10 jam atau lebih atau air di dalam sumur telah jernih. Kapasitas
tekanan kompresor udara yang diperlukan untuk melaksanakan well development dengan
metode air jetting ini tidak boleh lebih dari tekanan 15 bar atau 217 Psi. Direksi Pekerjaan
berhak menghentikan pekerjaan air jetting jika penyedia jasa melakukan air jetting melewati
batas tekanan yang disyaratkan.
5. Pekerjaan Pumping Test (Uji Pemompaan)
5.1 Pemasangan Pompa Uji
Setelah pengembangan sumur dilaksankan Penyedia Jasa dapat mulai memasang instalasi
pompa pada sumur yang akan diuji. Penyedia Jasa harus menyiapkan alat-alat yang diperlukan
untuk pumping test :
- Electric Submersible Pump, berkapasitas minimal 10 ltr/det dengan head dari 60-100 m,
lengkap dengan Genset atau Electric Power lainnya.
- Electric Water Level Sensor
- Pengukur Debit (V-Nocth atau Rectangular Notch) & Pengukur Waktu
5.2 Uji Pendahuluan (Preliminary Test)
Sumur harus dilakukan pemompaan dengan kapasitas pompa maksimum dan dilangsungkan
paling sedikit 8 (delapan) jam, diukur debit dan permukaan air untuk waktu yang memadai.
Debit akhir setelah 8 jam akan ditetapkan sebagai kapasitas sementara sumur, untuk
penentuan uji pemompaan bertahap atau uji step selanjutnya.

10
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

5.3 Uji Debit Betingkat (Step Drawdawn Test)


Uji pemompaan bertahap (step drawdown test) adalah uji pemompaan yang dilakukan terhadap
sumur uji atau sumur produksi dengan melakukan pemompaan air berdebit tetap dalam periode
tertentu dan dilanjutkan dengan debit tetap yang lebih tinggi dalam periode tertentu berikutnya
dan begitu seterusnya, disebut dengan uji pemompaan bertahap. Uji pemompaan surutan
bertahap bertujuan untuk menetapkan karakteristik kinerja sumur uji atau sumur produksi yang
menembus akuifer dalam rangka penentuan debit aman sumur tersebut melalui analisis dan
evaluasi terhadap data uji pemompaan surutan bertahap tersebut. Uji pemompaan bertahap
menggunakan pompa yang berbeda-beda dari mulai 5 l/s, 10 l/s, sampai 10 l/s.
5.4 Uji Debit Menerus (Long Continues Test)
Setelah pompa uji bertahap kemudian dilakukan pompa uji menerus selama waktu 72 jam
menerus, kapasitas pompa yang digunakan untuk uji pompa menerus ini ditentukan dari uji
pemompaan step drawdown test yang telah diuraikan diatas. Dalam melaksanakan uji
pemompaan menerus ini penyedia jasa harus mengamati sumur-sumur penduduk dalam radius
500 m, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemompaan. Uji pemompaan ini harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga dari hasil uji pemompaan akan dapat diketahui
kapasitas debit sumur, jari-jari pengaruh penurunan muka air (drawdown Influence) dan
karakteristik lainnya dari akuifer lainnya. Penyedia Jasa harus mengukur drawdawn dari
permukaan air pada alat pengukur debit selama 72 jam menerus secara menerus dengan
interval waktu sbb. :
Waktu Sejak Interval Waktu
Pemompaan Dimulai Pengukuran
0 Menit - 2 Menit 10 Detik
2 Menit - 5 Menit 30 Detik
5 Menit - 15 Menit 1 Menit
15 Menit - 50 Menit 5 Menit
50 Menit - 100 Menit 10 Menit
100 Menit - 300 Menit 30 Menit
300 Menit - 2880 Menit 60 Menit
2880 Menit - 4320 Menit 120 Menit
Air buangan selama pemompaan uji menerus, harus disalurkan atau dibuang ke Sungai dan
saluran air dalam hal ini jarak lebih dari 100 M dari sumur Pengeboran atau sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan. Uji Pemompaan menerus harus diulang mulai dari 0 menit apabila
pemompaan berhenti selama 4 jam, karena kerusakan mesin atau alasan lainnya yang
disebabkan oleh tidak siapnya Penyedia Jasa.

11
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

5.5 Uji Kambuh (Recovery Test)


Setelah pemompaan uji dihentikan pada akhir uji debit tetap, maka air mulai pulih menuju
kedudukannya semula (SWL). Uji pemulihan segera dimulai setelah pemompaan berhenti
sampai muka air pulih seperti kedudukannya sebelum dipompa. Penyedia Jasa harus
melakukan pengukuran muka air sejak pemompaan berhenti sampai muka air kembali pulih
pada kedudukannya semula atau minimum selama 8 jam.
5.6 Pengambilan Sample dan Analisa Kualitas Air
Pada akhir pelaksanaan Uji Debit Menerus, Penyedia Jasa harus mengambil contoh air diisi
dalam botol plastik sebanyak 3 sample masing-masing 2 liter atau 2 sample segera dikirim ke
laboratorium paling lambat 1 hari dan yang 1 sample sebagai cadangan / arsip proyek. Botol
sample tersebut harus diberi label lokasi dan tanggal pengambilannya. Adapun parameter yang
harus diambil dalam pengujian analisa kualitas air adalah sebagai berikut :
A. Parameter Fisika
- Bau - Rasa
- Jumlah Zat Pada Terlarut (TDS) - Suhu
- Kekeruhan - Warna
- Salinitas
B. Parameter Kimia
- Air Raksa - Magan
- Alumunium - Nitrat, sebagai N
- Arsen - Nitrit, sebagai N
- Barium - PH
- Besi - Selenium
- Flourida - Seng
- Kadium - Sianida
- Kesdahan Ca CO3 - Sulfat
- Cholrine - Timbal
Satuan parameter/unsur kimia tersebut dinyatakan dalam Ppm, serta diminta adanya
rekomendasi beserta alasan/saran laboratorium tentang kualitas air tersebut apakah dapat
memenuhi / tidak untuk air irigasi.
5.7 Pembongkaran Pompa Uji
Setelah penyedia jasa melaksanakan rangkaian pekerjaan pemompaan uji, penyedia jasa di
haruskan membongkar perlatan yang dipakai dan mengembalikan kondisi tempat kerja menjadi
kondisi saat pekerjaan belum dimulai termasuk sumber daya yang di mobilisasi, pemindahan
instalasi alat, peratalan, perlengkapan, personil dan lain-lain.

12
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

6. Finishing Sumur
6.1 Semen Grouting
Setelah pekerjaan pekerjaan pemompaan uji sumur selesai, temporary casing yang masih
terpasangan harus dicabut dan setelah pencabutan masih terdapat rongga antara lubang bor
dan pipa konstruksi (ruang anulus), rongga tersebut harus diisi dengan adukan beton, pengisian
adukan beton tersebut dilakukan dengan cara penyuntikan / grouting dengan menggunakan
pipa penghantar, mulai dari permukaan gravel pack yang telah terisi dalam sumur sampai ke
permukaan tanah. Fungsi grouting ini memperkuat daya dukung tanah disekitar lubang bor dan
juga untuk menahan agar tidak terjadi rembesan air permukaan kedalam sumur.
6.2 Lantai Beton
Setalah pekerjaan grouting dilaksanakan Peyedia Jasa wajib membuat lantai beton di area
sumur dengan ukuran 1 m x 1 m dengan tebal 0.10 m (disesuaikan dengan gambar rencana).
6.3 Pengadaan Dan Pemasangan Tutup Sumur Dia. 8"
Setelah sumur dinyatakan layak untuk digunakan maka penyedia jasa harus membuat tutup
sumur lengkap dengan aksesoris yang terbuat dari Socket Flange dia 8”.
6.4 Pengadaan Patok dan Nomenklatur Sumur
Penyedia Jasa diharuskan membuat patok beton dengan nomenklatur, nomor, pemilik sumur,
dan tahun pembuatan sumur tersebut.
7. Laporan Pekerjaan
7.1 Laporan Harian (Daily Report)
Laporan harian ini berisi pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dan segera
diserahkan kepada Direksi pada hari berikutnya. Laporan memuat tentang persiapan lokasi,
pelaksanaan pengeboran (kecepatan, formasi, lumpur pengeboran dsb), instalasi pipa buta /
pipa screen, development sumur, pumping test, pemkaian bahan bakar, oli, gravel, dan
pekerjaan lain yang dilaksanakan selama pengeboran berlangsung.
7.2 Laporan Mingguan (Weekly Report)
Berdasarkan laporan harian, selanjutnya harus dibuat laporan mingguan yang merupakan
progres fisik maupun bobot dari setiap pekerjaan. Laporan mingguan ini berisi item pekerjaan,
satuan, volume, kemajuan fisik, kemajuan bobot dsb. Sehingga dapat diketahui sudah sejauh
mana pekerjaan yang dicapai oleh Penyedia Jasa.
7.3 Laporan Bulanan (mothly Report)
Laporan bulanan merupakah sebuah pertanggung jawaban dalam bentuk tertulis mengenai
kegiatan yang sudah dijalankan selama satu bulan dan merupakan hasil rekapan dari laporan
mingguan, laporan bulanan ini dibuat oleh Penyedia Jasa dan diperiksa Tim Direksi untuk
disetujui.

13
Spesifikasi Teknik
Pemboran Sumur Explorasi / Produksi 5 Unit Tersebar di Kab. Boalemo

7.4 Laporan Back-Up Data Pekerjaan


Laporan backup data merupakah sebuah pertanggung jawaban dalam bentuk tertulis mengenai
volume pekerjaan yang tercapai dilapangan yang dibuat oleh Penyedia Jasa.
7.5 Laporan Akhir Pekerjaan
Setelah semua pekerjaan lapangan selesai, Penyedia Jasa diwajibkan membuat laporan akhir
sebanyak 5 rangkap yang diketik rapih dengan spasi 1,5 dengan ukuran kertas A4 dan
kemudian diserahkan kepada direksi pekerjaan. Laporan ini berisi antara lain :
1. Tanggal dimulainya pekerjaan hingga berakhirnya pekerjaan pada setiap lokasi sumur.
2. Catatan mengenai jalannya operasi Pengeboran, Development Sumur, Pumping Test,
3. Deskripsi Litologi Batuan.
4. Hasil Logging Geofisika
5. Instalasi Pipa Buta dan Pipa Screen
6. Data-data tentang Development; Jam Operasi, Perkiraan Besarnya Debit Air, Kedalaman
Static Water Level (SWL)
7. Data-data Uji Pendahuluan, Uji Debit Bertingkat, Uji Debit Menerus, dan Data Uji Kambuh
8. Hasil Kualitas Air yang telah dianalisa oleh Laboratorium.
9. Kesimpulan dan saran-saran.
10. Gambar Pelaksaan/Asbuilt drawing konstruksi sumur dan digambar pada kertas A3.
11. Hasil Uji Kualitas Air
7.3. Foto dokumentasi.
Foto Dokumentasi Pekerjaan adalah salah satu bagian dari kegiatan untuk dapat mewakili
proses pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Foto Proyek diambil per item pekerjaan yang
dilaksanakan pada kegiatan ini, mulai dari foto 0%, foto 50% dan 100%, pengambilan foto
pekerjaan harus mempunyai latar belakang (background) yang sama pada saat pengambilan
foto 0%. Foto-foto tersebut berukuran 3R disusun rapih dalam album dan kemudian diserahkan
kepada pihak direksi pekerjaan.

Gorontalo, November 2019


Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan Air Tanah dan Air Baku II

MARYAM D. NUNU, ST
NIP. 19850323 201012 2 004

14

Anda mungkin juga menyukai