Disusun Oleh;
1. Bapak Widodo ,selaku dosen pengampu pengelasan ,yang telah memberikan tugas
kepada saya sehingga saya termotivasi dan menyelesaikan tugas ini
2. Orang tua yang turut membantu ,membimbing ,dan mengatasi berbagai kesulotan
sehingga tugas ini selesai.
3. Teman-Teman yang selalu memberi motivasi dalam mengerjakan tugas ini
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini
Penyusunan makalah ini memang masih jauh dari kata sempurna , yang mana masih bnyak
kekurangan ,baik dalam penyusunan maupun penulisannya, walaupun demikian saya berusaha
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang ada untuk penyusunan makalah ini . oleh karena
itu maka saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun .Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi saya sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai Aamiin
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................................... 4
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................................................................... 5
1.3. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................................................... 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
LANGKAH PENGERJAAN ........................................................................................................................ 6
2.1 Peralatan dan bahan ............................................................................................................................ 6
2.2 Langkah kerja..................................................................................................................................... 6
BAB III LANDASAN TEORI.................................................................................................................... 11
3.1. Pengertian Las Listrik ...................................................................................................................... 11
3.2. Klasifikasi cara-cara pengelasan ...................................................................................................... 11
BAB IV ....................................................................................................................................................... 12
KESELAMATAN KERJA ......................................................................................................................... 12
4.1 Perlengkapan yang diperlukan untuk mendapatkan keselamatan kerja : ......................................... 12
. Alat-alat pengelasan las listrik dan alat bantunya ................................................................................. 14
4.3 Keselamatan Pada Alat-alat Dan Bengkel Las................................................................................. 17
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
Las adalah penyambungan besi dengan cara membakar. Dalam referensi-referensi teknis,
terdapat beberapa definisi dari Las, yakni sebagai berikut :
Berdasarkan defenisi dari Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk(1991:1),
mendefinisikan bahwa " las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang
dilakukan dalam keadaan lumer atau cair ". Sedangkan menurut Maman Suratman (2001:1)
mengatakan tentang pengertian mengelas yaitu salah satu cara menyambung dua bagian logam
secara permanen dengan menggunakan tenaga panas. Sedangkan Sriwidartho, Las adalah suatu
cara untuk menyambung benda padat dengan dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja las adalah
menyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.
- bahwa antara benda-benda padat yang disambungkan tersebut terdapat kesesuaian sifat lasnya
sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan sambungan tersebut;
- bahwa cara-cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan penyambungannya
- bahwa benda padat tersebut dapat cair/lebur oleh panas;
.
Hingga saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan yang diciptakan oleh manusia. Dari
keseluruhan jenis tersebut hanya dua jenis yang paling populer di Indonesia, yakni pengelasan
dengan mempergunakan busur nyala listrik (shielded metal arc welding/SMAW), dan las karbit
(oxy acetylene welding/OAW). Dibebrapa kegiatan industri yang mempergunakan teknologi
canggih di Indonesia, telah pula dipakai pengelasan jenis T.I.G. (tungsten inert gas welding),
M.I.G. (metal gas welding atau CO2 welding), las tahanan listrik (electric resistance
welding/ERW), las busur terbenam (submerged arc welding/SAW), dan kemungkinan las sinar
laser untuk keperluan pengobatan.
Didalam laporan ini permasalahan di ambil pada saat praktek di bengkel dan didukung juga
dari bahan-bahan dari buku tentang cara pengelasan. Penelitian dan penganalisaan secara umum
dapat di lakukan dengan mudah dibengkel pada saat praktek dan pengamatan secara langsung.
LANGKAH PENGERJAAN
2.1 Peralatan dan bahan
Dalam melakukan pengelasan ada beberapa peralatan yang serig digunakan dalam pekrjaan las
listrik diantaranya adalah sebagai berikut :
Kabel listrik
Kabel elektroda (menghubungkan pesawat dengan elektroda )
Kabel masa (menghubungkan pesawat dengan benda kerja )
Kabel tenaga (menghubungkan pesawat dengan sumber tenaga )
Pemegang Elektroda
Palu las
Sikat kawat
Sikat kawat digunakan untuk :
- Membersihkan benda kerja yang akan dilas
- Membersihkan kerak las yang sudah tepat dari jalur las oleh pukulan palu las.
Klem masa
Penjepit
Elektroda las
Meja kerja las
LANGKAH KERJA :
- JOB 2 ( Sambungan T )
LANGKAH KERJA :
1. Menyiapkan 2 buah bahan / plat baja lunak ukuran 70 x 200 x 8 mm
2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya dengan kikir atau gerinda
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90 derajat )
4. Membuat las catat pada kedua ujung dan bersihkan hasil las catat menggunakan
palu terak dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 1F
7. Melakukan pengelasan sambungan T tiga jalur bertumpuk dengan menggunakan
elektroda E 6013 2,6 mm atau 3,2 mm
8. Memeriksa hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada pembimbing
9. Mengulangi jalur tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimu
yang ditentukan
10. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa
- JOB 3
LANGKAH KERJA :
1. Pastikan semua perlatan dan benda kerja siap digunakan
2. Nyalakan mesin las terlebih dahulu kekontak arus listrik
3. Pasang elektroda pada pemegang elektroda dan klem massa letakan pada pemegang
(dudukan) benda kerja
4. Kemudian atur arus yang digunakan sesuai dengan tebal plat dan jenis elektroda yang
kita pakai
5. Setelah itu ambil plat dan plat tersebut diberi garis untuk hasil pengelasan menjadi lurus
6. Letakan plat yang akan dilas diatas meja kerja
7. Kemudian posisikan badan yang nyaman agar dapat melakuakan pengelasan dengan baik
8. Lalu proses las dimulai dengan mengikuti garis yang telah dibuat diatas plat dengan cara
pengelasan yang diinginkan,sebaiknya pada saat proses pengelasan elektroda digerkan
memutar pada plat
9. Setelah selesai pengelasan,hasil las tersebut dipukul untuk menghilangkan kerak yang
tertinggal pada plat
10. Kemudian gunakan sikat agar hasil kerja dapat bersih
11. Setelah pekerjaan selesai ,bersihkan semua peralatan kerja dan kembalikan lagi kepada
posisi normal agar dalam pengelasan selanjutnya dapat dilakukan dengan lancar
- JOB 4 ( Sumpiuh V )
LANGKAH KERJA :
1. Pastikan semua peralatan dan benda kerja siap untuk digunakan
2. Kemudian bentuk benda plat besi yang disediakan menggunakan gerinda tangan
hingga membentuk sudut 30 derajat
3. Begitu juga dengan plat besi yang satunya lagi, lakukan seperti hal yang sama
4. Kemudia satukan kedua plat besi tersebut
5. Setelah itu nyalakan mesin las terlebih dahulu ke kontak arus listrik
6. Pasang elektroda pada pemegang elektroda dan klem massa letakan pada
pemegang bbenda kerja
7. Kemudia atur arus yang akan digunakan sesua dengan tebal plat dan jenis
elektroda yang kita pakai
8. Lalu letakan benda kerja dimeja kerja
9. Posisikan badan agar berada posisi yang pas agar nyaman saat mengelas
10. Selanjutnya lakukan pengelasan dengan memberikan jarak sebesar diameter
elektroda pada kedua plat tersebut
11. Setelah melakukan pengelasan , bersihkan terak yang masih menempel agar tidak
terjadi kerusakan dalam pengelasan selanjutnya
12. Kemudian dinginkan beberapa saat
13. Setelah dingin,lakukan pengelasan hingga tiga kali drhingga kedua plat benar –
benar menyambung dengan sempurna
14. Setelah semua pengelasan selesai , bersihkan benda kerja dengan menggunakan
sikat
15. Kemudian bersihkan semua peralatan kerja dan kembalikan lagi semuanya dalam
kondisi normal agar dalam pengelasan dapat dilakukan dengan baik
BAB III
LANDASAN TEORI
Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara menyambung logam
dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan
disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda
yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi
celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua
logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan
yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang
cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat
diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang
terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair
dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara
elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar
timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai
5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis
tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak.
Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan
lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya
oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling
banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil
Ada dua cara proses pengelasan yang dapat dilakukan mencakup pengelasan listrik dan
pengelasan gas. Prinsip kedua proses ini pada dasarnya sama yaitu dengan prinsip pencairan
logam. Hanya saja pada las gas menggunakan panas yang di hasilkan dari nyala api hasil
pembakaran bahan bakar gas dengan zat asam atau oksigen sebagai energi nya. Sedangkan pada las
listrik pencairan logam dalam hal ini adalah elektroda dilakukan setelah pertemuan antara terminal
negative (-) dengan terminal positif (+).
1.Pengelasan cair yaitu, cara pengelasan dimana sambungan di panaskan sampai mencair dengn
sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.
2.Pengelasan tekan adalah cara pengelasan di mana sambungan di panaskan dan kemudian ditekan
sehingga menjadi satu.
3.Pematrian adalah cara pengelasan di mana sambungan diikat dan di satukan dengan menggunakan
paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Pada cara ini, logam induk tidak turut mencai
BAB IV
KESELAMATAN KERJA
Pelindung mata dan wajah pada las listrik berbeda dengan pelindung mata dana wajah pada
las gas, biasanya pelindung mata dan wajah pada las listrik lebih tebal atau lebih gelap. Supaya
juru las dapat melihat busur nyala dan arah pengelasan tanpa merusak mata, maka pada tameng
dipasang kaca bewarna disebalah dalam kaca dan kaca jernih sebelah luar.
Apron Dada dan Lengan
Digunakan pada badan dan lengan, fungsinya untuk melindungi dada dan lengan dari
panas/percikan api pada saat melakukan proses pengelasan, biasanya apron ini terbuat dari bahan
yang tidah mudah terbakar contohnya kulit, kain asbes dan sebagainya.
Pemeliharaan: Lipat dan tempatkanlah pakaian las (apron) dengan baik pada tempatnya, bila tidak
dipakai.
Gambar :
Sarung Tangan (Gloves)
Digunakan pada saat pengelasan,gunanya sama dengan afron dada dan afron lengan yaitu
untuk melindungi sipengelas dari panas,dari sinar-sinar las maupun percikan-percikan logam.
Bahan sarung tangan terbuat dari kulit, terpal yang dicat dengan cairan alumunium dan sebagainya.
Sebaiknya sarung tangan bersifat fleksible(lemas), sukar terbakar, bukan pengantar arus
(besifatisolasi), dan kuat.
Gambar :
Overalls
Overaals atau baju bengkel digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari percikan atau
terak yang bisa saja terpental kearah badan.
Gambar :
Safety Boots
Safety boots atau sepatu pelindung digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang jatuh dan
juga percikan api las atau terak.
Gambar :
Mesin las listrik berbeda-beda bentuknya, besar kecilnya mesin tergantung dari tegangan yang
akan kita perlukan. Mesin las listrik ini ada yang langsung menggunakan listrik tetapi ada juga
yang menggunakan mesin diesel contohnya adalah mesin las listrik untuk membangun jembatan
biasanya menggunakan mesin diesel dan dynamo untuk mendapatkan listrik. Tetapi di bengkel
kita menggunakan mesin las, yang listriknya langsung kita ambil dari rumah listrik pada dinding
bengkel.
Gambar:
Meja Las
Meja las digunakan untuk menaruh benda kerja pada saat akan dilakukan pengerjaan. Meja las
berperan untuk dialiri listrik positif dari mesin las, sehingga pada saat terjadi kontak antara
elektroda dan benda, maka akan terjadi pemanasan dan menimbulkan api dari kontak listrik positif
dan negatif.
Gambar :
Palu terak
Palu terak di gunakan untuk melepaskan terak dari benda kerja setelah melakukan
pengelasan, bentuk dan ukuran palu terak berbeda-beda tergantung dari penggungaan di bengkel
pada saat mengelas:
Gambar:
Digunakan pada saat memindahkan atau untuk merubah posisi benda kerja pada saat
pengelasan agar terhindar dari panas atau memudahkan proses pemindahan benda kerja.
Gambar :
Elektroda
Elektroda untuk pengelasan las listrik memiliki ukuran yang berbeda-beda. Elektroda harus
di simpan pada suhu kamar yang pas agar tidak lembab, pada saat pengelasan pililah elektroda
yang sesuai dengan benda kerja yang akan kita las.
Gambar :
Tabung/wadah elektroda
Digunakan untuk meletakan elektroda pada saat melakukan pengelasa, tabung elektroda
tidak boleh di gunakan untuk menyimpan tetapi hanya untuk meletakan elektroda pada saat
pengelasan.
Sikat Kawat
Sikat kawat digunakan untuk membersihkan sisa terak dan bekas las yang masih menempel
pada benda kerja.
Gambar :
4.2. Keselamatan Pada Diri
Pakailah pelindung mata pada saat melakukan pengelasan
Gunakanlah apron dada, apron lengan dan sarung tangan agar terhindar dari panas.
Hidupkanlah kipas fentilasi udara pada saat pengelasan agar udara bisa bersikulasi,dan asap-asap
pengelasan cepat keluar.
Gunakanlah sepatu keselamatan (safety shoes).
Ikatlah rambut jika rambut anda panjang atau memakai penutup kepala.
Gunakanlah penutup hidung agar racun asap tidak terhirup.
Cucilah tangan sesudah atau setelah bekerja.
Lipatlah apron dan sarung tangan dan susun di atas lemari peralatan.
Letakan dan susunlah alat-alat kerja di lemari peralatan.
Matikanlah mesin las jika tidak sedang di gunakan.
Bersihkan alat-alat batu dan mesin las sesudah digunakan
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Hasil pengelasan yang baik akan didapat bila proses penyetelan ampere listrik pada
mesin las dilakukan dengan tepat dan benar
2. Besar arus dipengaruhi dengan jenis elektroda dan ketebalan benda kerja
3. Terak akan lengket pada benda kerja dan susah dihilangkan bila penyetelan arus
kurang pas
4. Jarak ujung elektroda kebenda kerja sangat mempengaruhi hasil las
5. Untuk dapat mengelas dengan hasil las yang baik,perlu latihan dalam waktu yang
tidak cepat
6. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil las jika
cepat tembusan lasnya dangkal, oleh karena itu kecepatan saat mengleas haeus
stabil dan benar
7. Pada akhirnya penulisan ini dapat kita ketahui las listrik dengan pengertiannya ,
8. Alat-alat yang digunakan posisi pengelasan,tingkat keulitan las listrik dan
keselamatan kerja semestinya
5.2 Saran
Bekerjalah dengan hati-hati dan serius,karena apabila kita bermain-main dapat menyebabkan
kecelakaan baik bagi diri sendiri dan lingkungan kerja. Aturlah arus mesin las dengan baik agar
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Jika ditentukan kendala saat pengerjaan sperti :
- Ujung elektroda menempel pada benda kerja
- Terlalu cepat menggeser elektroda sehingga tembusnya dangkal
- Tidak memakai topeng las dan sarung tangan sehingga mata perih
Maka hal yang dilakukan untuk pemecahan masalahnya adallah :
- Supaya elektroda tidak menempel pada beda kerja diposisikan agar ujung elektroda
tidak terlalu dekat
- Tidak terlalu segera memindahkan elektroda saat melakukan alur agar menghasilkan
hasil yang bagus
- Pakailah topeng atau kacamata las saat kerja las.
DAFTAR PUSTAKA