Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

10. Penyidikan terhadap tindak pidana di bidang perpajakan dilakukan oleh:


a. Pejabat pegawai Negri Sipil di lingkungan Departemen Keuangan yg diberi wewenang khusus
sebagai penyidik pajak untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan.
b. Pejabat pegawai Negri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yg diberi wewenang
khusus sebagai penyidik pajak untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang
perpajakan.
c. Pejabat PNS tertentu di ligkungan Departemen Hukum dan HAM yg diberi wewenang khusus
sebagai penyidik pajak untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan.
d. Pejabat pegawai Negri Sipil di lingkungan Departemen Keuangan yg ditunjuk oleh kepala
kepolisian RI dan diberi wewenang khusus sebagai penyidik pajak untuk melakukan
penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan.
(UU KUP Tentang Penyidikan Pasal 44 Ayat 1)

11. Para pihak yg bersengketa di pengadilan Pajak dapat didampingi atau diwakili oleh satu atau lebih
kuasa hukum dengan surat kuasa khusus. Untuk menjadi kuasa hukum tsb harus memenuhi
persyaratan sbb:
a. WNI mempunyai pengetahuan yg luas dan keahlian tentang peraturan per Undng-Undangan
perpajakan dan memenuhi persyaratan yg ditetapkan Direktur Jenderal Pajak.
b. WNI telah lulus Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak & memenuhi persyaratan yg ditetapkan Dir
Jen Pajak.
c. WNI mempunyai pengetahuan yg luas dan keahlian tentang peraturan per Undng-Undangan
perpajakan dan memenuhi persyaratan yg ditetapkan Menteri Keuangan.
d. WNI mempunyai pengetahuan yg luas dan keahlian tentang peraturan per Undng-Undangan
perpajakan dan memenuhi persyaratan yg ditetapkan Menteri Kehakiman dan HAM.
(PMK Nomor 61/PMK.02/2012 Tahun 2012 tentang Persyaratan untuk Menjadi Kuasa Hukum pada
Pengadilan Pajak )

12. Hakim Pengadilan Pajak tidak boleh merangkap menjadi:


a. Pegawai Direktur Jenderal Pajak
b. WP atau pengusaha
c. Konsultan Pajak
d. Jawaban a, b dan c benar
e. Jawaban a, b, dan c salah
(UU RI No. 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak Pasal 12 Ayat 1)
TUGAS KELOMPOK
13.Telah diterbitkan SKPLB atas permohonan lebih bayar dalam SPT Tahunan PPh badan.
Ternyata kemudian terdapat ditemukan data baru dan berdasarkan data baru tersebut
terdapat kekurangan pembayaran pajak. Atas kekurangan pembayaran pajak ini diterbitkan .

a. SKPKB dengan sanksadministrasi berupa kenaikan,

b. SKPKB dengan sanksi administrasi berupa bunga,

c. SKPKBT dengan sanksi administrasi berupa kenaikan,

d. SK Pembetulan.

(UU KUP Pasal 15 Ayat 1)

14. Pilih jawaban yang tepat diantara jawaban a, b, c, d, sehubungan dengan hak dan kewajiban
perpajakan Wajib Pajak untuk Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2011 ....

a. Apabila keberatan atau banding diterima sebagian atau seluruhnya mengakibatkan kelebihan
pembayaran pajak. maka atas kelebihan pembayaran tersebut dikembalikan dengan
ditambah dengan imbalan bunga sepanjang produk hukum atas pemeriksaan berupa Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar.

b. Apabila keberatan atau banding diterima sebagian atau seluruhnya mengakibatkan kelebihan
pembayaran pajak, maka atas kelebihan pembayaran tersebut dikembalikan dengan
ditambah dengan imbalan bunga sepanjang produk hukum atas pemeriksaan berupa Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan.

c. Apabila keberatan atau banding diterima sebagian atau seluruhnya mengakibatkan kelebihan
pembayaran pajak, maka atas kelebihan pembayaran tersebut dikembalikan dengan
ditambah dengan imbalan bunga sepanjang produk hukum atas pemeriksaan berupa surat
ketetapan pajak.

d. Apabila keberatan atau banding diterima sebagian atau seluruhnya mengakibatkan


kelebihan pembayaran pajak, maka atas kelebihan pembayaran tersebut dikembalikan
dengan ditambah dengan imbalan bunga sepanjang produk hukum atas pemeriksaan berupa
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.

()

15.Wajib Pajak yang mengajukan pembetulan Surat Ketetapan Pajak Nihil untuk Tahun Pajak 2009 yang
diterbitkan pada tanggal 11 November 2013, dan mengakibatkan kelebihan pembayaran pajak,
maka atas kelebihan pajak tersebut dikembalikan ....

a. ditambah dengan imbalan bunga sebesar 2% per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh
empat) bulan.

b. Tidak diberikan imbalan bunga karena yang diberikan imbalan bunga hanya kelebihan
pembayaran pajak sebagai akibat keberatan, banding atau peninjauan kembali ke Mahkamah
Agung.
c. Tidak diberikan imbalan bunga karena produk hukum yang diterbitkan adalah atas Surat
Ketetapan Pajak Nihil.

d. dan diberikan pengurangan sanksi administrasi berupa bunga dan denda.

()

16. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan PT MASA
DEPAN untuk Tahun Pajak 2010, kemudian diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
tertanggal 11 November 2013. Jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam SKPKB tersebut
adalah sebesar Rp100 juta. Dalam pembahasan akhir, Wajib Pajak hanya menyetujui besaraya
jumlah pajak yang seharusnya dikenakan adalah sebesar Rp10 juta. Pada tanggal 1 Desember
2013, Wajib Pajak mengajukan keberatan ke Direktur Jenderal Pajak terhadap jumlah SKPKB
tersebut. Sampai dengan saat Wajib Pajak mengajukan keberatan, Wajib Pajak tidak pernah
sedikitpun membayar apalagi melunasi utang pajak dalam SKPKB tersebut. Oleh karena itu ....

a. Keberatan Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan formal

b. Keberatan Wajib Pajak memenuhi persyaratan formal tetapi tidak memenuhi


persyaratan materil

c. Memenuhi persyaratan formal dan materiil

d. Tidak memenuhi persyaratan formal dan materil

(UU KUP Pasal 25 Ayat 3a)

ESSAY
7. a.BUPER apa yang anda ketahui tentang Buper jelaskan! (sesuai PMK No 18/PMK.03/2013)

b. Sebutkan Standar Pemeriksaan Buper dan jelaskan!

c. Sebutkan Kewajiban & Kewenangan Pemeriksa Bukti Permulaan

Jawaban:

a. Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan, atau
benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi
suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara.
(PMK 18/PMK.03/2013 Pasal 1)
b. Standar Umum:
a. merupakan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang
diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melaksanakan Pemeriksaan Bukti
Permulaan;
b. telah mendapat pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup serta memiliki keterampilan
sebagai pemeriksa Bukti Permulaan;
c. menggunakan keterampilannya secara cermat dan seksama;
d. jujur dan bersih dari tindakan-tindakan tercela serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara; dan
e. taat terhadap berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Standar Pelaksanaan:

a. Didahului dengan persiapan yang baik, sesuai dengan tujuan Pemeriksaan Bukper, dan
mendapat pengawasan yang seksama;
b. Tim Pemeriksa Bukper terdiri atas beberapa orang Pemeriksa Bukper;
c. Dapat dilaksanakan di kantor DJP, tempat tinggal atau tempat kedudukan WP, tempat
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas WP, dan/atau di tempat lain yang dianggap perlu
oleh Pemeriksa Bukper;
d. Temuan Pemeriksaan Bukper didasarkan pada bukti yang sah, cukup dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Dilaksanakan pada jam kerja dan apabila diperlukan dapat dilanjutkan di luar jam kerja;
dan
f. Didokumentasikan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan Bukti Permulaan.

Standar Pelaporan:

a. Disusun secara ringkas dan jelas;


b. Memuat ruang lingkup sesuai dengan tujuan Pemeriksaan Bukti Permulaan;
c. Memuat simpulan mengenai ada atau tidaknya Bukti Permulaan; dan
d. Memuat pengungkapan informasi lain yang terkait.
(PMK 18/PMK.03/2013 Pasal 6, 7, dan 8)
c. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak Dalam Pemeriksaan Bukti Permulaan Secara Terbuka
Kewajiban:
1. menyampaikan surat pemberitahuan Pemeriksaan Bukper secara tertulis tentang akan
dilakukan Pemeriksaan Bukper kepada WP;
2. memperlihatkan kartu tanda pengenal Pemeriksa Bukper dan surat perintah
Pemeriksaan Bukper kepada WP pada waktu melakukan Pemeriksaan Bukper;
3. memperlihatkan surat tugas penggantian Pemeriksa Bukper kepada WP apabila terdapat
perubahan susunan tim Pemeriksa Bukper dan diminta oleh WP;
4. mengembalikan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan, dan dokumen lainnya yang dipinjam dari WP dalam hal Pemeriksaan Bukper
tidak ditindaklanjuti dengan penyidikan;
5. merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang diketahui
atau diberitahukan kepadanya oleh WP dalam rangka Pemeriksaan Bukper;
6. mengamankan bahan bukti yang ditemukan dalam Pemeriksaan Bukper
apabila Pemeriksaan Bukper ditindaklanjuti dengan penyidikan; dan
7. membuat Laporan Kejadian, dalam hal Pemeriksaan Bukper ditindaklanjuti dengan
Penyidikan.

Kewenangan:

1. meminjam dan memeriksa buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan
atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;
2. mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik;
3. memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak dan/atau tidak bergerak
yang diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dokumen lain, uang,
dan/atau barang yang dapat memberi petunjuk tentang penghasilan yang diperoleh,
kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;
4. melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau
barang tidak bergerak;
5. meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai
hubungan dengan Wajib Pajak yang dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan melalui
Direktur Jenderal Pajak;
6. meminta keterangan kepada pihak lain yang berkaitan dan dituangkan dalam berita
acara permintaan keterangan; dan
7. melakukan tindakan lain yang diperlukan dalam rangka Pemeriksaan Bukti Permulaan
secara terbuka.
(PMK 18/PMK.03/2013 Pasal 15)

Hak dan Kewajiban Wajib Pajak Dalam Pemeriksaan Bukti Permulaan Secara Terbuka

Kewajiban:

1. merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang diketahui

atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka Pemeriksaan Bukti
Permulaan;
2. mengamankan bahan bukti yang ditemukan dalam Pemeriksaan Bukti Permulaan

apabila Pemeriksaan Bukti Permulaan ditindaklanjuti dengan penyidikan; dan


3. membuat Laporan Kejadian, dalam hal Pemeriksaan Bukti Permulaan ditindaklanjuti

dengan Penyidikan.

Kewenangan:

1. melakukan teknik-teknik Pemeriksaan Bukti Permulaan secara tertutup sesuai dengan


kebutuhan, seperti kegiatan pengamatan (observasi), pembuntutan (surveillance),
penyamaran (undercover) atau kegiatan intelijen lainnya;
2. meminta keterangan kepada pihak lain yang berkaitan dan dituangkan dalam berita
acara permintaan keterangan;
3. meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai
hubungan dengan Wajib Pajak yang dilakukan Pemeriksaan Bukti Permulaan secara
tertutup; dan
4. melakukan tindakan lain yang diperlukan dalam rangka Pemeriksaan Bukti Permulaan
secara tertutup.

(PMK 18/PMK.03/2013 Pasal 28)

Anda mungkin juga menyukai