Disusun oleh:
Yulianingsi A. Kuntuamas
M17010034
YOGYAKARTA
TA. 2018/2019
Halaman Pengasahan
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
B. Manifestasi Klinis
a. Gagal jantung kiri
1) Letargi dan diaphoresis
2) Dispnea atau orthopnea
3) Palpitasi (berdebar-debar)
4) Pernafasan cheyne-stokes
5) Batuk dan rinki basah
6) Edema paru
7) Oliguria atau anuria
8) Irama gallop’s
b. Gagal jantung kanan
1) Edema tungkai
2) CVP (central venosus pressure) meningkat
3) Pulsasi vena jugularis
4) JVP meningkat
5) Asites, hepatomegali, dan BB meningkat
6) Splenomegali, distensi abdomen, mual dan anoreksia.
(Udjiati, 2013).
C. Patofisiologi
Bila reservasi jantung normal untuk berespon terhadap stress tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, maka jantung gagal
untuk melakukan tugasnya sebagai pompa dan akibatnya terjadi gagal
jantung. Demikian juga pada tingkat awal disfungsi komponen pompa
secara nyata dapat mengakibatkan gagal jantung. Jika reservasi jantung
normal mengalami kepayahan dan kegagalan respon fisiologi tertentu pada
penurunan curah jantung adalah penting. Semua respon ini menunjukkan
upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi organ vital normal. Terdapat
empat mekanisme respon primerterhadap gagal jantung, meliputi :
1. Meningkatnya aktifitas adrenergik simpatis
2. Meningkatnya beban awal akibat aktifitas neuhormonal
3. Hipertofi ventrikel
4. Volume cairan berlebih (overload)
Keempat respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan
curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung
dini daripada keadaan istirahat. Akan tetapi kelainan pada kerja ventrikel
dan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan beraktifitas.
Dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan menjadi
semakin kurang efektif. (Muttaqin, Arif. 2009 : 200)
D. Pathway
E. Penatalaksanaan (medis & farmakologis)
a. Penatalaksanaan non farmakologis
1) Pembatasan natrium
2) Tirah baring
3) Pembatasan lemak
b. Penatalaksanaan farmakologis
1) Pemberian O2
2) Terapi nitrat dan vasodilator
Terapi nitrat berupa salep nitrogliserin sedangkan vasodilator
parenteral berupa nitrogliserin parenteral atau nitropusid natrium
3) Diuretik kuat
Diuretik kuat bekerja pada ansa henle dengan menghambat
transport klorida terhadap natrium ke dalam sirkulasi
(menghambat reabsorbsi natrium pasif). Garam natrium dan air
akan keluar bersama dengan kalium, kalsium, dan magnesium.
Obat yang termasuk dalam diuretik kuat adalah furosemid dan
asam etakrinat.
4) Digitalis
Digitalis adalah obat utama untuk meningkatkan konraktilitas.
Obat yang termasuk dalam digitalis adalah digoksin dan
digitoksi.
5) Inotropik positif
Obat dalam inotropik positif adalah dopamin yang fungsinya
meningkatkan denyut jantung pada keadaan bradikardi disaat
atropin tidak menunjukkan kerja yang efektif. Selain itu
dobutamin juga dapat digunakan sebagai peningkat kontraksi
miokardium.
6) Sedatif
Phenobarbital dapat diberikan untuk mengurangi kegelisahan
sehingga pasien dapat beristirahat dan memberi relaksasi pada
pasien. (Muttaqin, 2012).
F. Pengkajian Fokus
a. Aktivitas dan Istirahat
1. Gejala : Mengeluh lemah, cepat lelah, pusing, rasa berdenyut dan
berdebar.
Mengeluh sulit tidur (ortopneu, dispneu paroksimal nokturnal,
nokturia, keringat malam hari).
2. Tanda: Takikardia, perubahan tekanan darah, pingsan karena
kerja, takpineu, dispneu.
b. Sirkulasi
1. Gejala: Menyatakan memiliki riwayat demam reumatik
hipertensi, kongenital: kerusakan arteial septal, trauma dada,
riwayat murmur jantung dan palpitasi, serak, hemoptisisi, batuk
dengan/tanpa sputum, riwayat anemia, riwayat shock
hipovolema.
2. Tanda: Getaran sistolik pada apek, bunyi jantung; S1 keras,
pembukaan yang keras, takikardia. Irama tidak teratur; fibrilasi
arterial.
c. Integritas Ego
1. Tanda : menunjukan kecemasan; gelisah, pucat, berkeringat,
gemetar. Takut akan kematian, keinginan mengakhiri hidup,
merasa tidak berguna, kepribadian neurotik.
d. Makanan / Cairan
1. Gejala: Mengeluh terjadi perubahan berat badan, sering
penggunaan diuretik.
2. Tanda: Edema umum, hepatomegali dan asistes, pernafasan
payah dan bising terdengar krakela dan mengi.
e. Neurosensoris
1. Gejala: Mengeluh kesemutan, pusing
2. Tanda: Kelemahan
f. Pernafasan
1. Gejala: Mengeluh sesak, batuk menetap atau nokturnal.
2. Tanda: Takipneu, bunyi nafas; krekels, mengi, sputum berwarna
bercak darah, gelisah
g. Keamanan
1. Gejala: Proses infeksi/sepsis, riwayat operasi
2. Tanda: Kelemahan tubuh
h. Penyuluhan / pembelajaran
1. Gejala: Menanyakan tentang keadaan penyakitnya.
2. Tanda: Menunjukan kurang informasi.
AcidBase Managemen
1. Monitro IV line
2. Pertahankanjalan
nafas paten
3. Monitor AGD,
tingkat elektrolit
4. Monitor status
hemodinamik(CVP,
MAP, PAP)
5. Monitor adanya
tanda tanda gagal nafas
6. Monitor pola
respirasi
7. Lakukan terapi
oksigen
8. Monitor status
neurologi
9. Tingkatkan oral
hygiene
3. Kelebihan volume NOC : NIC :
cairan b/d berkurangnya Ø Electrolit and acid Fluid management
curah jantung, retensi base balance 1. Timbang
cairan dan natrium oleh Ø Fluid balance popok/pembalut jika
ginjal, hipoperfusi ke diperlukan
jaringan perifer dan Kriteria Hasil: 2. Pertahankan
hipertensi pulmonal Ø Terbebas dari edema, catatan intake dan
efusi, anaskara output yang akurat
Definisi : Ø Bunyi nafas bersih, 3. Pasang urin
Retensi cairan isotomik tidak ada kateter jika diperlukan
meningkat dyspneu/ortopneu 4. Monitor hasil
Ø Terbebas dari lAb yang sesuai
Batasan karakteristik : distensi vena jugularis, dengan retensi cairan
1. Berat badan reflek hepatojugular (+) (BUN , Hmt ,
meningkat pada waktu Ø Memelihara tekanan osmolalitas urin )
yang singkat vena sentral, tekanan 5. Monitor status
2. Asupan berlebihan kapiler paru, output hemodinamik
dibanding output jantung dan vital sign termasuk CVP, MAP,
3. Tekanan darah dalam batas normal PAP, dan PCWP
berubah, tekanan arteri Ø Terbebas dari 6. Monitor vital
pulmonalis berubah, kelelahan, kecemasan sign
peningkatan CVP atau kebingungan 7. Monitor indikasi
4. Distensi vena Ø Menjelaskanindikator retensi / kelebihan
jugularis kelebihan cairan cairan (cracles, CVP ,
5. Perubahan pada edema, distensi vena
pola nafas, leher, asites)
dyspnoe/sesak nafas, 8. Kaji lokasi dan
orthopnoe, suara nafas luas edema
abnormal (Rales atau 9. Monitor masukan
crakles), makanan / cairan dan
kongestikemacetan paru, hitung intake kalori
pleural effusion harian
6. Hb dan hematokrit 10. Monitor status
menurun, perubahan nutrisi
elektrolit, khususnya 11. Berikan diuretik
perubahan berat jenis sesuai interuksi
7. Suara jantung SIII 12. Batasi masukan
8. Reflek cairan pada keadaan
hepatojugular positif hiponatrermi dilusi
9. Oliguria, azotemia dengan serum Na <
10. Perubahan status 130 mEq/l
mental, kegelisahan, 13. Kolaborasi dokter
kecemasan jika tanda cairan
berlebih muncul
Faktor-faktor yang memburuk
berhubungan :
Ø Mekanisme Fluid Monitoring
pengaturan melemah 1. Tentukan riwayat
Ø Asupan cairan jumlah dan tipe intake
berlebihan cairan dan eliminaSi
Ø Asupan natrium 2. Tentukan
berlebihan kemungkinan faktor
resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi
diuretik, kelainan
renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi
hati, dll )
3. Monitor berat
badan
4. Monitor serum
dan elektrolit urine
5. Monitor serum
dan osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR,
dan RR
7. Monitor tekanan
darah orthostatik dan
perubahan irama
jantung
8. Monitor
parameter
hemodinamik infasif
9. Catat secara
akutar intake dan
output
10. Monitor adanya
distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan
penambahan BB
11. Monitor tanda dan
gejala dari odema
4. Intoleransi aktivitas b/d NOC : NIC :
curah jantung yang Ø Energy conservation Energy Management
rendah, Ø Self Care : ADLs 1. Observasi adanya
ketidakmampuan pembatasan klien
memenuhi metabolisme Kriteria Hasil : dalam melakukan
otot rangka, kongesti Ø Berpartisipasi dalam aktivitas
pulmonal yang aktivitas fisik tanpa 2. Dorong anal
menimbulkan disertai peningkatan untuk mengungkapkan
hipoksinia, dyspneu dan tekanan darah, nadi dan perasaan terhadap
status nutrisi yang buruk RR keterbatasan
selama sakit Ø Mampu melakukan 3. Kaji adanya
Intoleransi aktivitas aktivitas sehari hari factor yang
b/dfatigue (ADLs) secara mandiri menyebabkan
kelelahan
Definisi : 4. Monitor
Ketidakcukupan energi nutrisi dan sumber
secara fisiologis energi tangadekuat
maupun psikologis 5. Monitor pasien
untuk meneruskan atau akan adanya kelelahan
menyelesaikan aktifitas fisik dan emosi secara
yang diminta atau berlebihan
aktifitas sehari hari. 6. Monitor respon
kardivaskuler terhadap
Batasan karakteristik : aktivitas
1. melaporkan secara 7. Monitor pola
verbal adanya kelelahan tidur dan lamanya
atau kelemahan. tidur/istirahat pasien
2. Respon abnormal
dari tekanan darah atau Activity Therapy
nadi terhadap aktifitas 1. Kolaborasikan
3. Perubahan EKG dengan Tenaga
yang menunjukkan Rehabilitasi Medik
aritmia atau iskemia dalammerencanakan
4. Adanya dyspneu progran terapi yang
atau ketidaknyamanan tepat.
saat beraktivitas. 2. Bantu klien
untuk mengidentifikasi
Faktor factor yang aktivitas yang mampu
berhubungan : dilakukan
Ø Tirah Baring atau 3. Bantu untuk
imobilisasi memilih aktivitas
Ø Kelemahan konsisten yangsesuai
menyeluruh dengan kemampuan
Ø Ketidakseimbangan fisik, psikologi dan
antara suplei oksigen social
dengan kebutuhan 4. Bantu untuk
Ø Gaya hidup yang mengidentifikasi dan
dipertahankan. mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan
5. Bantu untuk
mendpatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
6. Bantu untu
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
7. Bantu klien
untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
8. Bantu
pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
9. Sediakan
penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
10. Bantu pasien
untuk mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
11. Monitor respon
fisik, emoi, social dan
spiritual
DAFTAR PUSTAKA