Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PEMBAHASAN

Status gizi mahasiswa prodi ilmu gizi, farmasi, keperawatan dan TLM di StiKes
Mitra Keluarga Bekasi sebagian besar adalah normal, yaitu masing-masing adalah
56,4%; 64,7%; 51,3% dan 59,4%. Temuan ini masih lebih rendah dibandingkan
dengan WHO 2016 yang menemukan bahwa persentase status gizi normal pada
dewasa umur 18 tahun ke atas pada tahun 2016 sebesar 86,9%. Hasil penelitian ini
juga menunjukkan bahwa FFQ atau konsumsi makanan dan minuman merupakan
faktor yang memiliki hubungan serta pengaruh terhadap status gizi mahasiswa.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian dari Evelyn dan Utari (2013)
yang mengungkapkan bahwa status gizi remaja di daerah Bekasi pada umumnya
adalah normal dengan persentase sebesar 60,7%, namun status gizi tersebut tidak
dipengaruhi oleh pola konsumsi makanan dan minuman.

Oktaviani, et al (2012) mengungkapkan bahwa kemajuan teknologi dapat


menyebabkan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi di masyarakat, terutama
remaja yang cenderung lebih menyukai makanan cepat saji. Hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa di
StiKes Mitra Keluarga lebih sering mengkonsumsi makanan menggunakan
aplikasi food delivery daripada minuman. Konsumsi makanan akan memberikan
pengaruh terhadap status gizi. Konsumsi makanan pokok dan lauk yang tidak
diimbangi dengan konsumsi buah dan sayur cenderung meningkatkan kejadian
gizi berlebih. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung nutrisi yang
diperlukan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang dapat
diperoleh dari mengkonsumsi makanan dengan menu lengkap (Aritonang, et al.,
2016).

Mahasiswa StiKes Mitra Keluarga pada umumnya memang lebih menyukai


menggunakan aplikasi food delivery untuk memesan makanan dibandingkan
minuman. Jenis makanan yang paling sering dipesan adalah makanan pokok
seperti nasi dan lauknya yang dilengkapi dengan buah atau sayuran daripada
makanan cepat saji. Oleh karena itu mahasiswa yang sering menggunakan aplikasi
food delivery untuk memesan makanan cenderung lebih besar memiliki peluang
berstatus gizi normal dibandingkan yang jarang menggunakan aplikasi food
delivery untuk memesan makanan. Mahasiswa cenderung lebih suka memesan
makanan menggunakan aplikasi food delivery daripada memesan secara langsung
disebabkan oleh padatnya waktu perkuliahan, sehingga mereka kesulitan untuk
meluangkan waktu hanya untuk sekedar mencari makan. Oleh karena itu bagi
mereka aplikasi food delivery merupakan alternatif terbaik untuk memesan
makanan.

Mahasiswa lebih jarang menggunakan aplikasi food delivery untuk memesan


minuman, diduga disebabkan karena sebagian besar dari mereka sering membawa
bekal minuman berupa air mineral. Jenis minuman yang tersedia pada aplikasi
food delivery pada umumnya adalah soft drink. Oleh karena itu mahasiswa yang
jarang menggunakan aplikasi food delivery untuk memesan minuman cenderung
lebih besar memiliki peluang berstatus gizi normal dibandingkan yang sering
menggunakan aplikasi food delivery untuk memesan minuman. Konsumsi soft
drink dapat memberikan pengaruh terhadap status gizi karena fruktosa yang
terkandung di dalamnya dicerna dan dimetabolisme secara berbeda dari glukosa,
yaitu dengan cara mendukung lipogenesis de novo dan tidak merangsang sekresi
insulin atau meningkatkan produksi leptin, keduanya merupakan sinyal aferen
dalam pengaturan asupan makanan dan berat badan (Bray, et al., 2004).

Jenis kelamin, usia, asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan status gizi mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai