B. Penanganan Deviasi
Deviasi atau penyimpangan memiliki makna kondisi yang tidak sesuai dengan
prosedur baik secara internal Merck maupun Regulatory. Penyimpangan yang
terjadi harus dibuat Notice of Event (NoE) atau Quality Notice (QN), sebagai
sarana pendokumentasian setiap kejadian penyimpangan agar Quality Assurance
(QA) bisa menginvestigasi penyelidikan penuh dalam semua kasus, selanjutnya
area investigator (tempat dimana event tersebut terjadi) akan menentukan tingkat
keparahan deviasi tersebut dan melakukan investigasi untuk menentukan root
cause yang paling memungkinkan terjadi, serta dampak apa saja yang dapat
ditimbulkan akibat adanya deviasi tersebut.
Bentuk deviasi terbagi menjadi 4 kategori deviasi yang berurutan menurut
tingkat resiko yang paling rendah hingga yang paling tinggi, yaitu:
1. Observation, tidak ada potensi impact ke produk didokumentasi terkait.
2. Incident, ada potensi impact ke produk dan dokumen harus di QN.
3. Deviation, suatu penyimpangan yang dapat mempengaruhi identitas,
kekuatan, efikasi, mutu, keamanan, potensi, kemurnian produk yang
berdampak pada kualitas produk.
4. Significant deviation, merupakan kejadian yang memberikan pengaruh
terhadap produk suatu penyimpangan yang signifikan pada kualitas produk,
berpengaruh terhadap kesehatan pasien sehingga berpotensi menyebabkan
product recall, misalnya salah penulisan label sehingga dilakukan recall, OOS
(Out of Specification) terhadap produk yang sedang dipasarkan, harus
didokumentasikan dalam NoE form dan significant deviation investigation
report.
F. Internal Audit
Internal audit atau dalam CPOB disebut inspeksi diri bertujuan untuk
mengevaluasi kepatuhan dan kesesuaian antara peraturan GMP, Regulating
Expectations dan persyaratan yang dibuat oleh corporate dengan aktualisasi
pelaksanaan quality system seluruh sistem operasional perusahaan.
Ada atau tidaknya ketidaksesuaian maka akan dicatat sebagai temuan
(finding) dan area tersebut akan dijadikan area improvement. Laporan audit dan
audit response didokumentasi dan diinvestigasi untuk menemukan root casuse
serta menetapkan CAPA. Internal audit melibatkan auditor (orang/tim yang
melakukan audit) dan auditee (orang/tim yang diaudit). Lead auditor harus orang
yang sudah terkualifikasi sebagai auditor dan saat ada audit untuk area kerja yang
merupakan responsibilitasnya, maka lead auditor akan menjadi auditee agar hasil
audit dapat obyektif. Adapun bagian-bagian yang harus dilakukan audit adalah
semua chapter pada Quality Management System (QMS) yang diterapkan di PT
MSD Pharma. Merck memiliki 2 sistem audit yaitu:
1. WTA (Walk Through Audit), Melihat fasilitas dan area yang dilakukan
minimal satu kali dalam sebulan tanpa dilakukan pemberitahuan sebelumnya.
Dan untuk utility dilakukan 3 bulan sekali.
2. GMP System Audit, Melakukan audit pada GMP sistem.
H. Supplier Audit
Supplier audit adalah audit yang dilakukan terhadap supplier dengan tujuan
untuk melihat performance, melaksanakan review fasilitas, serta memastikan
kemampuan supplier secara konsisten memproduksi material sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan, selain itu untuk mengantisipasi kemungkinan
penyimpangan yang terjadi pada proses produksi. Proses audit dilakukan terhadap
supplier raw material dan API (Active Pharmaceutical Ingredients), supplier
packaging material, supplier printed component, distributor, dan lain-lain. Audit
supplier baru dilakukan oleh Merck Divisional Auditing Team bekerja sama
dengan quality auditor di site. Dilakukan untuk supplier / vendor baru maupun
supplier / vendor existing yang jatuh tempo periodic audit.