2. Epidemologi
75% dari semua kasus di dinding abdomen muncul di daerah sekitar
lipatan paha. Hernia indirect lebih banyak dari pada herniaadirect yaitu 2:1,
dimana hernia femoralis lebih mengambil posrsi yang lebih sedikit.
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi dari pada di sisi kiri. Perbandingan pria dan
wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira 750.000 herniaorrhphy di
lakukan tiap tahunnya di amerika serikat. Dibandingkan dengan 25.000 untuk
hernia femoralis 166.000 hernia umbilicalis 97.000 hernia post insisi dan 76.000
untuk hernia abdomen lainnya.
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10% dari semua hernia tetapi
40% dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau strangulasi.
Hernia femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah
menjalani oprasi hernia inguinal, meskipun kasus hernia femoralis pada pria dan
wanita adalah sama, insiden hernia femoralis dikalangan wanita 4 kali lebih sering
dibandingkan dikalangan pria, karena secara keseluruhan sedikit insiden hernia
inguinalis pada wanita.
3. Etiologi
a. Obesitas
b. Sedang hamil
c. Sembelit
d. Mengejan terlalu keras
e. Batuk yang kuat atau kronis
f. Konstipasi kronis
g. Mengangkat bebab berat
h. Asites (penumpukan cairan abnormal di dalam rongga perut)
i. Aktifitas, seperti atlet angkat besi, balap sepeda dan berbagai jenis
olahraga lainnya
4. Faktor Predisposisi
a. Melahirkan
b. Batuk kronis
c. Berat badan berlebih
d. Mengejan terlalu keras akibat sembelit
e. Mengangkat atau mendorong beban berat
f. Sulit buang air besar dalam jangka panjang
g. Sulit buang air kecil karena pembesaran prostat
5. Patofisiologi
Pada umumnya hernia terjadi akibat dari kekuatan integritas otot dinding
abdomen dan terjadi peningkatan intra abdomen. Kerusakan atau kelemahan otot-
otot dinding abdomen, karena kelemahan collega atau pelebaran tempat dari
lubang ligamentinguinal, kelemahan ini biasa terjadi karena proses penuaan.
Peningkatan intra abdomen dapat menyebabkan dinding abdomen menjadi lemah.
Oleh karena itu dapat mengakibatkan penurunan isi abdomen ke dalam rongga
tubuh seperti halnya pada skrotum. Penuaan isi abdomen tersebut disebabkan
boleh banyak hal diantaranya yaitu pekerjaan berat, batuk yang menaun. Hal
tersebut akan mempermudah masuknya masa abdomen kedalam rongga tubuh
sehingga menjadi hernia atau penonjolan suatu organ tubuh sehingga tidak terjepit
akan menimbulkan rasa sakit di daerah terdapatnya benjolan tersebut yang juga
menimbulkan rasa mual dan apabila batuk, mengejan hernia akan bertambah
besar.
6. Klasifikasi
a. Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak di
rongga perut mencuat ke selangkangan. Hernia inguinalis merupakan jenis
henia yang paling sering terjadi dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengalaminya
b. Hernia Femoralis
Hernia femoralis terjadi ketika jaringan lemak atau sebagian usus mencuat
ke paha atas bagian dalam. Risiko wanita menderita jenis hernia ini lebih
tinggi, terutama wanita hamil atau memiliki berat badan berlebih
(obesitas)
c. Hernia Umbilikus
Hernia umbilikus terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak
mendorong dan mencuat di dinding perut, tepatnya di pusar. Jenis hernia
ini biasanya dialami oleh bayi dan anak di bawah usia 6 bulan akibat
lubang tali pusat tidak tertutup sempurna setelah bayi lahir
d. Hernia Hiatus
Hernia Hiatus terjadi ketika sebagian lambung mencuat ke dalam rongga
dada melalui diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut). Jenis
hernia ini umumnya terjadi pada lansia (>50 tahun). Jika seseorang anak
mengalami hernia hiatus, kondisi tersebut disebabkan oleh kelainan
bawaan
e. Hernia Epigastrik
Herina epigastrik terjadi ketika jaringan mencuat melalui dinding perut
bagian atas, tepatnya dari ulu hati hingga pusar
7. Gejala Klinis
a. Tampak benjolan di lipatan paha
b. Nyeri pada benjolan dipaha
c. Sembelit yang parah
d. Ketidak nyamanan pangkal paha yang lebih buruk ketika berdiri dan
mengangkat benda berat
e. Kadang-kadang sakit perut, mual, dan muntah
f. Sakit waktu kencing (dysuria) disertai hematuria (kencing darah)
disamping benjolan di bawah sela paha.
g. Bila pasien mengejan atau batuk, maka benjolan hernia akan bertambah
besar
h. Ukuran benjolan semakin membesar seiring waktu
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik fokus akan didapatkan:
a. Inspeksi
Tampak benjolan dilipatan paha simetris atau asimetris pada posisi
berdiri. Apabila tidak didapatkan benjolan, pasien untuk
melakukan mengejan
Benjolan berbentuk lonjong (HCL) atau bulat (HIM)
b. Palpasi
Nyeri tekan pada lipatan paha dan paha atas.
c. Auskultasi
Ditemukan suara bisisng usus diatas benjolan
10. Prognosis
Prognosis tergantung pada keadaan umum penderita serta ketepatan
penanganan. Tapi pada umumnya baik karena kekambuhan setelah oprasi jarang
terjadi, kecuali pada hernia berulang atau hernia yang besar yang memerlukan
penggunaan materi prostesis. Pada penyakit hernia ini yang penting adalah
mencegah faktor predisposisinya.
12. Penatalaksanaan
a. Dilakukan tindakan oprasi
b. Pemberian antibiotik sesuai dengan dosis
c. Setelah pasien sadar dan tidak muntah ditidurkan dengan posisi setengah
duduk (semi fowler)
13. Komplikasi
a. Hernia berulang
b. Infeksi
c. Nyeri jangka panjang
d. Cedera kandung kemih
14. Pencegahan
a. Berhenti merokok karena rokok memicu batuk kronis yang dapat
meningkatkan risiko hernia
b. Menjaga berat badan ideal dengan berolahraga secara teratur
c. Mengonsumsi mankanan tinggi serat seperti buah, sayur dan biji-bijian
untk menghindari konstipasi
d. Hindari mengangkat beban berlebih atau di luar kemampuan
e. Konsultasikan kepada dokter jika mengalami batuk atau bersin yang
berlangsung terus-menerus
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesia pada pasien. Data-data yang
dikumpulkan atau dikaji meliputi :
1) Identitas Pasien
Pada tahap ini perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat
rumah, agama, suku bangsa, staus perkawinan, pendidikan terakhir, nomor
registrasi, pekerjaan pasien, dan nama penanggung jawab
2) Status Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien
mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien
dengan penyakit hernia femoralis didapatkan keluhan berupa Tampak
benjolan di lipatan paha nyeri pada benjolan dipaha, mual dan muntah.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan masalah penyakit hernia femoralis biasanya akan
diawali dengan adanya tanda-tanda seperti tampak benjolan di lipatan
paha, nyeri pada benjolan dipaha, sembelit yang parah, sakit perut,
mual, dan muntah, sakit waktu kencing (dysuria) disertai hematuria
(kencing darah) disamping benjolan di bawah sela paha. Perlu juga
ditanyakan mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah
dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan
tersebut.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien sudah pernah masuk Rumah Sakit, penyakit yang
pernah diderita misalnya hernia atau post oprasi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga pasien mengalami sakit yang menderita penyakit
hernia femoralis, penyakit kronik yang lain seperti hernia atau kelainan
bawaan
3) Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Pola Manajemen Kesehatan dan Persepsi Kesehatan
Kaji pasien mengenai arti sehat dan sakit bagi pasien, pengetahuan status
kesehatan pasien saat ini.
b. Pola Metabolik-Nutrisi
Kaji pasien mengenai kebiasaan jumlah makanan dan kehidupan, jenis dan
jumlah (makanan dan minum), pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam
terakhir, porsi yang dihabiskan, nafsu makan
c. Pola Eliminasi
Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc), warna,
bau, nyeri, nokturia, kemampuan mengontrol BAK, adanya perubahan
lain.
Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, warna, bau, nyeri,
kemampuan mengontrol BAB, adanya perubahan lain.
d. Gerak dan Aktifitas
Kaji pasien mengenai aktifitas kehidupan sehari-hari, kemampuan untuk
merawat diri sendiri (berpakaian, mandi, makan, kamar mandi), mandiri
bergantung atau perlu bantuan, penggunaan alat bantu (kruk,kaki tiga).
e. Pola Istirahat –Tidur
Kaji pasien mengenai kebiasaan tidar sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam
tidur dan bangun, ritual menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat
kesegaran). Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum,
mengantuk
f. Pola Kognitif-Perseptual
Kaji status mental klien, kaji nyeri dengan Provokasi (penyebab),
(Qualitas nyerinya seperti apa), Reqion (di daerah mana yang nyeri), Scala
(skala nyeri 1-10), Time (kapan nyeri terasa bertambah berat).
g. Pola Konsep Diri-Persepsi Diri
Kaji pasien mengenai :
- Keadaan social : pekerjaan, situasi keluarga, kelompok social
- Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dari
kelemahan yang dimiliki
- Keadaan fisik : segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh ( yang
disukai dan tidak)
- Harga diri : perasaan mengenai diri sendiri
- Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perubahan peran)
- Riwayat berhubungan dengan masalah fisik atau psikologi
- Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurangi diri, murung,
tidak mau berinteraksi
h. Pola Hubungan-Peran
Kaji pasien mengenai:
- Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman kerja
- Kepuasan atau ketidak puasan menjalankan peran
- Efek terhadap status kesehatan
- Pentingnya keluarga
- Struktur dan dukungan keluarga
- Pola membesarkan anak
- Hubungan dengan orang lain
- Orang terdekat dengan klien
- Data pemeriksaan fisik yang berkaitan
i. Pola Reproduksi-Seksualitas
Kaji pasien mengenai :
- Masalah atau perhatian seksual
- Menstruasi, jumlah anak, jumlah suami atau istri
- Gambaran perilaku seksual (perilaku seksual yang aman, pelukan,
sentukan dll)
- Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi
- Efek terhadap kesehatan
- Riwayat yang berhungan dengan masalah fisik dan atau psikologi
- Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia, payudarah,
rectum)
j. Pola Toleransi Terhadap Stres-Koping
Kaji pasien mengenai :
- Sifat pencetus stress yang di rasakan baru-baru ini
- Tingkat stress yang dirasakan
- Gambaran respon umum dan khusus terhadap stress
- Strategi mengatasi mengatasi stress yang biasanya digunakan dan
keefektifannya
- Strategi koping yang biasa digunakan
- Pengetahuan dan penggunaan tehnik manajemen stress
- Hubungan antara manajemen strees dengan keluarga
k. Pola Keyakinan-Nilai
Kajia pasien mengenai :
- Latar belakang budaya atau etnik
- Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan kelompok
budaya atau etnik
4) Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Tampak benjolan dilipatan paha simetris atau asimetris pada posisi
berdiri. Apabila tidak didapatkan benjolan, pasien untuk
melakukan mengejan
Benjolan berbentuk lonjong (HCL) atau bulat (HIM)
d. Palpasi
Nyeri tekan pada lipatan paha dan paha atas.
e. Auskultasi
Ditemukan suara bisisng usus diatas benjolan
2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri dan hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang
perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya
serta hal-hal yang mencangkup tindakan yang di laksanakan terhadap klien.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan
secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan keperawatan
dan kesehatan lainnya. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang
masalah-masalah yang di hadapi klien.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama untuk klien dengan masalah hernia fermoralis adalah :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
b. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan (D.0080)
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
(D.0054)
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
(D. 0111)
Yang biasanya ditentukan melalui PES (Problem, Etiologi, Symtom)dengan cara
penyususnan diagnose keperawatan yaitu : Problem berhubungan dengan Etiologi
yang di tandai dengan Symtom yang diperoleh dari DS dan DO
4. Rencana Tindakan Keperawatan
5. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang di buat
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencanakan kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan di lakukan dengan cara melibatkan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada. Media Group
Arief Mansjoer. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 4. Jakarta : Media Aesculapius
Sjamsuhidajat & Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Defenisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI