Anda di halaman 1dari 8

TEORI STABILITAS HEGEMONIK DAN TEORI MODERN WORLD SYSTEM

TENTANG BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA NEGARA AMERIKA


DENGAN NEGARA MISKIN

PENGANTAR GAMBARAN UMUM

Dalam Teori Stabilitas Hegemonik, kata Hegemoni sendiri memiliki definisi yaitu bentuk
kekuatan dominasi yang dijalankan oleh actor yang berkuasa. Salah satu hegemoni yang
sangat kuat pengaruhnya adalah hegemoni Amerika diberbagai seluruh dunia, apalagi
didukung dengan kemenangan Amerika terhadap Uni soviet semasa perang dingin.
Hegemoni Amerika Serikat mencengkeram pada berbagai bidang, seperti ekonomi, budaya,
politik luar negeri, dan militer. Kaitannya dalam bidang ekonomi, perekonomian Amerika
Serikat yang sangat maju dan berkembang pesat telah mampu meninggalkan negara-negara
lain yang sebelumnya menjadi pesaing AS dalam ekonomi, seperti Inggris, Jerman dan Jepang.
Kekuatan hegemoni Amerika Serikat muncul jauh lebih unggul karena kondisi perekonomian
pasca perang yang cenderung lebih stabil. Dalam kondisi tersebut Amerika Serikat perlahan
menempati posisi pemimpin dunia yang hampir tidak tersaingi. Mayoritas politisi Amerika
bahkan mengakui bahwa Amerika Serikat harus mengambil tanggung jawab dalam
menciptakan perekonomian pasar dunia.

Langkah awal Amerika Serikat dalam mengatur perekonomian dunia dimulai dengan
diadakannya pertemuan antara 44 negara di Desa Bretton Woods, New Hampshire, Amerika
Serikat (AS), tepatnya pada 1-22 Juni 1944 yang secara keseluruhan menghasilkan apa yang
dikenal dengan “Bretton Woods System”, dimana menetapkan sistem moneter baru dalam
perekonomian internasional dengan berdasar pada sistem nilai tukar tetap (fixed-exchange
rated system) terhadap dolar AS yang dikaitkan dengan emas, di mana setiap 1 ons emas
ditetapkan harganya kira-kira sebesar USD28.35. Adanya fixed-exchanged rate system ini
menggeser posisi poundsterling dan menjadikan dollar sebagai patokan mata uang dalam
perdagangan internasional. Selain itu “Bretton Woods System” juga membentuk sejumlah
rezim perekonomian internasional seperti International Monetary Fund (IMF) yang
mengusahakan pengaturan nilai tukar dan ketidakseimbangan pembayaran antar negara dan
International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang kemudian lebih dikenal
sebagai World Bank. World Bank, bertujuan untuk memberikan suplemen-suplemen untuk
investasi dalam skala internasional bagi negara-negara dalam sistem dunia internasional.
Selain itu Amerika Serikat juga berusaha memfasilitasi adanya free market dengan mendirikan
General Aggrement on Tarrifs and Trade (GATT), yang merupakan suatu forum untuk
membicarakan tentang usaha-usaha reduksi tarif dan usaha penghapusan halangan-halangan
dalam perdagangan internasional. GATT di kemudian hari berubah menjadi World Trade
Organization (WTO). Awalnya, kehadiran institusi-institusi perekonomian tersebut ditujukan
untuk membantu restrukturisasi ekonomi negara-negara Eropa yang secara ekonomi carut
marut akibat perang. Namun kemudian tujuan tersebut dalam penerapannya semakin
bergeser ke arah perluasan hegemoni Amerika Serikat. Hal ini dibuktikan dengan
dilakukannya sejumlah usaha lain Amerika Serikat dalam mengontrol komoditas penting
perekonomian dunia, misalnya minyak.

Oleh karena itu, karena perekonomian pasar dunia dikuasai oleh Amerika, mau tidak mau
agar perekonomian dinegaranya tetap berjalan maka negara miskin harus berhubungan
dagang dengan dengan Amerika Serikat. Entah itu hubungan dalam bentuk hutang luar negeri
maupun investasi modal. Dengan kata lain segala sistem perekonomian yang diciptakan oleh
Amerika Serikat harus dipatuhi oleh negara-negara miskin jika ekonomi negara miskin ingin
berjalan, itulah efek yang tercipta karena hegemoni Amerika tersebut.

KERANGKA TEORI
1. Teori Stabilitas Hegemonik

Teori ini pada mulanya berkembang atas pemikiran dari Charles Kindelberger, disamping oleh
nama lain seperti Robert Keohane. Pada dasarnya teori ini menyatakan bahwa kestabilan
sistem keuangan dan perdagangan akan bisa terjadi apabila ada satu kekuatan yang
mendominasi atau menghegemoni dunia. Dengan kata lain keberadaan sang hegemon
sebagai kekuatan utama dunia justru diperlukan untuk menjaga kestabilitas moneter dunia.
Hegemoni merupakan kemampuan suatu negara untuk menguasai atau mendominasi negara
lain. Kemampuan bisa dilihat dari kemampuan negara itu untuk membuat negara lain
menjalankan aturan atau norma atau sistem yang dijalankan di negaranya untuk di jalankan
di negaranya untuk dijalankan dinegara-negara lain yang berinteraksi dengan Negara itu. Bila
Negara-negara lain bisa mengikuti aturan dan sistem yang digunakan, hal itu berarti Negara
itu telah menghegemoni Negara lain. Sekiranya Negara itu telah bisa menyebarkan aturan
dan sistem yang digunakan di negaranya, hal itu berarti bahwa Negara itu telah
menghegemoni atau menguasai dunia. Hegemoni bisa terjadi secara alamiah dlam arti akan
terjadi karena suatu Negara menjadi raksasa secara militer, ekonomi dan teknologi.

( Hudiyanto, 2018 ).

Untuk bisa berperan sebagai negara digdaya atau hegemoni, harus memilik beberapa
karakteristik yaitu :

 Mempunyai norma atau sistem aturan yang bisa dijadika sebagai norma atau sistem
dunia
 Mempunyai kemauan untuk memaksakan sistem yang dipunyai untuk dijadikan
sebagai sistem dunia
 Mempunyai kemampuan untuk memaksakan negar lain menggunakan sistem yang
dipunyai

Ketiga karakteristik diatas harus dipunyai oleh negara yang akan menjadi hegemon. Karena
suatu negara pasti tidak mau untuk mengikuti suatu sistem atau aturan yang dimiliki atau
dicipatakan negara lain, oleh karena itu negara yang menjadi hegemoni dunia pasti memiliki
kemajuan yang pesat dibidang ekonomi, teknologi dan militer.

Untuk menjadi negara hegemon, ada beberapa tahapan atau cara yang harus dilalui dengan
kata lain cara mendominasi negara-negara lain dengan sistem yang dimiliknya. Pada teori ini
memiliki dua cara yaitu dengan cara keras ( Hard Power ) dan lembut ( Soft Power ). Hard
Power adalah cara bagaimana suatu negara akan memaksakan sistem yang dipunyainya
kepada negara lain dengan jalur kekerasan, biasanya dengan tekanan militer. Oleh karena itu
salah satu faktor penting suatu negara bisa menjadi negara hegemon adalah memiliki
kekuatan militer yang disegani oleh negara lainnya. Kedua adalah dengan cara Soft Power.
Soft power merupakan bentuk dari cara suatu negara untuk mempengaruhi negara lainnya
dengan jalan yang halus, berbeda dengan hard power yaitu memaksa dengan ekonomi
maupun militer. Cara soft ini adalah dengan mengemas semenarik mungkin image dari calon
hegemon agar calon tersebut bisa mempengaruhi negara lain agar mau mengkuti sistem yang
berlanjut untuk mendominasi negara tersebut. Biasanya cara ini dilakukan dengan jalur-jalur
sosial, budaya & agama. Misalnya seperti pemberian bantuau maupun beasiswa untuk kuliah
dinegaranya, penekanan pada aspek kesamaann sejarah dan penekanan kesamaan ideologi.
Teori stabilitas hegemonik menjelaskan bahwa keberadaan suatu negara adikuasa (Hegemon)
beperan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter dunia. Dengan kata lain keberadaan
negara hegemon tersebut memberikan manfaat lain kepada negara-negara yang telah
mereka dominasi. Namun teori ini mendapatkan tentangan dari teori lain yang justru melihat
teori ini akan menyebabkan negara lain menjadi miskin dan terus keteragantungan dengan
negara adikuasa.

2. Teori Modern World System

Teori yang menentang adanya stabilitas hegemonik adalah Teori Modern World System. Teori
Modern World System dibangun dan dikembangkan oleh Immanuel Wallerstein, juga oleh
Paul Baran dan Andree Gunder Frank dengan teori ketergantungan. Wallerstein, Frank dan
Baran mengkategorikan lalu mengontraskan kawasan di dunia menjadi negara inti (core) di
satu sisi dan negara pinggiran di sisi lainnya. Diantara keduanya juga ada zona negara semi
pinggiran.

Negara Inti ( core ). Negara inti terdiri dari negara – negara kuat dan paling domina dalam hal
penguasaan teknologi, produknya bersifat padat modal yang menghasilkan barang untuk di
ekspor ke negara semi peri peri dan periferi. Negara ini juga di sebut negara industri.

Negara Semi Pinggiran. Negara yang belum semaju negara init namun idak juga
seterbelakang negara periferal. Industri sudah mulai berkembang
Negara Pinggiran. Seperti kebanyakan negara Afrika yang di butuhkan negara Industri.

Wallerstein mencatat bahwa model hubungan sebagaimana yang dijelaskan dalam teori
stabilitas hegemonik itu tidak terjadi dalam kenyataannya, karena tidak mungkin hubungan
dagang anatar negara maju dengan negara berkembangan, menjadikan negara berkembang
menjadi negara maju. Tetapi malah sebaliknya menjadikan negara itu tetap miskin, peripheral
dan bergantung pada core. Teori ini menjelaskan bagaiman nilai lebih yang dimiliki negara-
negara peripheral/pinggiran akan dieksploitasi oleh negara maju. Semakin kuat dan dominan
suatu bangsa, maka ia akan menjadi pihak yang digantungkan oleh negara miskin.

ANALISIS

Teori Stabilitas Hegemonik dengan Teori Modern World System adalah dua teori yang
memiliki pandangan saling bertolak belakang, bagaimana tidak dalam teori stabilitas
hegemonik mengemukakan bahwa peran dari negara adikuasa atau hegemon sangat penting
adanya. Karena selain mendominasi negara-negara lainnya, negara hegemon juga berperan
sebagai stabilisator dari sistem perekonomian dunia. Maksud stabilisator disini adalah negara
hegemon akan mendominasi sistem perekonomian agar menjadi satu pintu yaitu sistem
liberal (Amerika) dengan sistem satu pintu maka dalam teori ini dijelaskan akan
mempermudah adanya koordinasi dalam perekonomian dunia, dan yang menjadi pawang
atau juru kunci adalah negara yang menciptakan sistem itu sendiri yaitu amerika.

Ketika negara adikuasa telah mendominasi dan ditakuti oleh negara lain maka akan lebih
mudah untuk mengatur sistem ekonomi didunia. Dalam realita yang ada sekarang ini yang
menjadi negara hegemon atau adikuasa adalah Amerika Serikat. Dimana Amerika Serikat
bertindak sebagai penguasa sistem perekonomian dunia dengan doktrinisasi ekonomi
liberalis mereka. Bagaimana tidak seluruh lembaga-lembaga dunia telah bertempat
disinggasana tanah amerika, betapa dahsyatnya dominasi amerika kepada negara-negara lain
terkhusus negara berkembang dan negara miskin. Ekonomi liberal telah menyebar seantero
dunia, dengan paham yang digunakan tersebut amerika berusaha mendominasi dan
memaksakan sistem tersebut kepada negara-negara lainnya terkhusus negara miskin.
Hubungan yang terjadi antara negara Amerika Serikat dengan nergara miskin dilandasi
dengan paham liberal, dimana barang-barang dari amerika harus dibebaskan masuk ke
negara-negara miskin ( negara yang berhubungan dengan amerika ) sebaliknya barang-barang
dari negara-negara miskin akan bebas masuk ke pasar amerika.

Dengan adanya hal tersebut dimaksudkan agar mekanisme pasar terjadi dengan sendirinya,
dimana pasarlah yang akan menentukan sendiri angka dari supply dan demand itu sendiri
bukan dari pihak lain. Selain itu hubungan antar negara amerika dengan negara miskin adalah
investasi modal, dimana ketika ada sumber daya alam yang potensif dan negara miskin tidak
mempunyai cukup modal untuk mengelolanya, maka disitu amerika akan mengucurkan
modal kepada negara miskin tersebut, dengan maksud agar sumber daya alam tersebut
tidaklah terbengkalai dan bisa menjadikan keuntungan bagi negara miskin, ada juga
hubungan yang berupa hutang luar negeri, dimana amerika meminjamkan kepada negara
miskin agar negara tersebut bisa melakukan pembangunan yang berfungsi untuk kemajuan
negara miskin dikemudian hari.

Disini terlihat pandangan dari teori stabilitas hegemonik yang menjelaskan bahwa
keberadaan suatu negara adikuasa (Hegemon) beperan untuk menjaga stabilitas ekonomi
dan moneter dunia. Dengan kata lain keberadaan negara hegemon tersebut memberikan
manfaat lain kepada negara-negara yang telah mereka dominasi. Namun teori ini
mendapatkan tentangan dari teori lain yang justru melihat teori ini akan menyebabkan
negara lain menjadi miskin dan terus keteragantungan dengan negara adikuasa yaitu Teori
Modern World System.

Dalam Teori modern world system membantah apa yang dikatakan oleh teori stabilitas
hegemonik, dimana dalam teori stabilitas hegemonik negara-negera miskin akan
mendapatkan manfaat dari hubungan yang terjadi dengan negara adikuasa (Amerika). Teori
modern world system membagi menjadi beberapa kategori negara yaitu negara inti (Core),
negara sistem pinggiran, negara pinggiran (peripheral). Disini amerika beperan sebagai core
dan negara-negara miskin sebagai peripheral, ketika hubungan antara core dan peripheral
menjadikan negara-negara miskin akan ketergantungan kepada negara amerika, dan
hubungan ini akan memberikan kekayaan kepada amerika, dan justru menjadikan semakin
miskin negara-negara miskin.

Sekarang ketika barang-barang amerika bebas keluar masuk kedalam negara miskin, otomatis
barang dari amerika akan lebih disukai oleh konsumen karena kualitasnya, sebaliknya barang-
barang dari negara-negara miskin tidak akan laku. Kemudian ketika amerika
menginvestasikan modalnya kepada negara miskin untuk memaksimalkan sumber daya alam
yang potensif, otomatis presentase keuntungan dari sumber daya alam itu akan mengucur
berat ke sisi amerika karena sebagai pemodal, dan pemilik sumber daya alam sendiri atau
negara miskin hanya mendapkan berapa persen saja mungkin tidak lebih dari 35% sama
seperti yang terjadi dengan penambangan PT Freeport di Papua, Indonesia.

Lalu hubungan dengan hutang luar negeri, dimana amerika memberikan pinjaman kepada
negara-negara miskin, disini jelas sekali akan menambah puruk atau miskin negara peripheral
tersebut. Karena jelas mata uang dollar AS nilai tukarnya lebih tinggi daripada nilai mata uang
negara miskin. Dengan kasat mata terlihat jelas negara miskin akan kesulitan untuk
membayar hutang. Disamping itu belum dengan beban bunga, semakin berat apa yang
ditanggung oleh negara miskin.

Oleh karena itu saya sepakat atau sepemahaman dengan teori modern world system, bahwa
adanya hubungan antara negara hegemon atau core dengan negara miskin atau peripheral,
disitu hanya akan menguntung satu sisi saja yaitu pihak Amerika Serikat dimana negara miskin
akan tetap miskin dan bertambah terpuruk. Oleh karena itu negara Amerika Seikat akan
semakin menjadi negara adikuasa bagi negara-negara lainnya terkhusu negara miskin
KESIMPULAN

Dari beberapa bagian diatas telah terpapar jelas, bagaimana pada masa sekarang Amerika
telah menjadi negara hegemon atau negara adikuasa. Dimana paham liberalis telah menyebar
ke seluruh dunia. Semakin mendominasi peran amerika dalam perekonomian didunia,
ditambah lagi lembaga-lembaga dunia berkantor ditanah amerika, yang menjadikan semakin
adikuasanya amerika atas negara-negara lain terkhusus negara miskin. Dalam pandangan
teori stabilitas ekonomi disini berat sekali peran amerika yaitu sebagai stabilsator
perekonomian dunia, atau tumpuan perekonomian dunia. Dimana negra-negara miskin akan
mendapatkan manfaat ketika berhubungan dengan amerika serikat.

Tetapi dibantah jelas oleh pandangan dari Teori Modern World System, dimana dalam teori
ini amerika berperan sebagai negara adikuasa atau core akan selalu mendapatkan
keuntungan ketika bekerja sama dengan negara-negara miskin, dan sebaliknya negara-negara
miskin (peripheral) akan semakin terpuruk dan terhisap kekayaannya ke kantong Amerika
Serikat. Dan jelas akan menambah dominasi Negara Amerika Serikat diantara negara-negara
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai