Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI IUD

DI DESA SIDAHARJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR

Amalia Kusumawati1, Joko Kurnianto2, Desy Fitrianingsih3


Email :desy.fitrianingsih.df@gmail.com
D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama
Jl.Mataram no.09 Tegal
Telp/Fax (0283) 352000

ABSTRAK
Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai tujuan untuk menjarangkan kehamilan dengan menggunakan
metode kontrasepsi. Dalam hal ini Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan Karaketristik dan Tingkat
Pengetahuan Akseptor KB di Desa Sidaharja Wilayah Kerja Puskesmas Jatibogor.. Jenis penelitian adalah
diskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Sidaharja Wilayah
Kerja Puskesmas Jatibogor. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden dengan teknik purpose
sampling menggunakan wawancara. Hasil penelitian adalah Akseptor IUD terbanyak pada Umur >35 tahun 47
Responden (94,0%), berpendidikan SD dan SMP 36 responden (72,0%), pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) 34
responden (68,0%), paritas multipara 50 responden (100%), tingkat pengetahuan cukup 37 responden (74,0%),
dan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 37 responden (74.0%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 9
responden (18.0%), dan yang baik sebanyak 4 responden (8.0%). Disarankan bagi petugas pemberi pelayanan
Kontrasepsi (Dokter & Bidan) perlu meningkatkan pengetahuan tentang KB AKDR bagi calon akseptor KB
baru dan pasangannya, yang dapat dilakukan melalui pemberian informasi secara lengkap tentang KB AKDR
pada saat konsultasi pertama sebelum memutuskan memilih salah satu alat kontrasepsi tertentu.

Kata kunci : Pengetahuan, Ibu Multipara Akseptor KB

1. Pendahuluan Manusia (IPM) kondisi Indonesia sangat


Paradigma baru program Keluarga memprihatinkan karena dari 117 negara,
Berencana Nasional telah diubah visinya Indonesia di posisi 108. Tingginya laju
mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk pertumbuhan yang tidak di iringi peningkatan
mewujudkan Keluarga Berkualitas tahun 2015. kualitas penduduk ini terus dilakukan upaya
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga penanganan yaitu dengan program keluarga
yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki berencana 3.
jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, Dalam hal ini Pemerintah berupaya
bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa merencanakan program Keluarga Berencana
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Nasional untuk mengatasi masalah tersebut
paradigma baru program Keluarga Berencana yang merupakan bagian dari pembangunan
ini, misinya sangat menekankan pentingnya nasional Bangsa Indonesia mempunyai tujuan
upaya menghormati hak-hak reproduksi, ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
sebagai upaya integral dalam meningkatkan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil
kualitas keluarga 1. yang bahagia dan sejahtera, melalui
Gerakan KB nasional selama ini telah pengendalian kelahiran dan untuk
berhasil mendorong peningkatan peran serta mengendalikan pertumbuhan penduduk
masyarakat dalam membangun keluarga kecil Indonesia serta meningkatkan potensi sumber
yang makin mandiri. Keberhasilan ini mutlak daya manusia dalam rangka meningkatkan
harus diperhatikan bahkan terus ditingkatkan kualitas penduduk Indonesia 4.
karena pencapaian tersebut belum merata 2. Program Keluarga Berencana (KB)
Saat ini penduduk Indonesia berjumlah mempunyai tujuan untuk menjarangkan
kurang lebih 228 juta jiwa. Dengan kehamilan dengan menggunakan metode
pertumbuhan penduduk 1,64% dan total kontrasepsi. Banyak metode kontrasepsi yang
fertility rate (TFR) 2,6%. Dari segi kuantitas digunakan diantaranya menggunakan metode
jumlah penduduk Indonesia cukup besar tetapi efektif yang meliputi menggunakan Pil,
dari sisi kualitas melalui Indeks Pembangunan suntikan, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

68
(AKDR) dan implant yang mengakibatkan Berdasarkan laporan Pengendalian
pencegahan efektif terhadap kemungkinan Laporan Kabupaten/Kota pada bulan
timbulnya kehamilan 2. November 2012, Provinsi Jawa Tengah
Dalam hal ini Konseling merupakan berhasil membina keluarga yang menjadi
aspek yang sangat penting dalam pelayanan peserta KB aktif sebanyak 5.406.254 atau
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. 80,24% dari PUS sebesar 6.737.922 atau
Dengan melakukan konseling yang berarti 129,01% terhadap PPM PA sebesar 4.201.900,
petugas membantu klien dalam memilih dan peserta KB Aktif Keluarga Pra Sejahtera dan
memutuskan jenis kontrasepsi yang akan Keluarga Sejahtera I sebanyak 2.402.406 atau
digunakan sesuai pilihannya. Disamping itu 78,02% dari PUS Pra Keluarga Sejahtera dan
dapat membuat klien merasa lebih puas. Keluarga Sejahtera I sebanyak 3.079.410 atau
Konseling yang baik juga akan membantu 44,44% dari PA seluruh keluarga. Peserta KB
klien dalam menggunakan kontrasepsinya Aktif jalur Pemerintah sebanyak 2.440.069
lebih lama dan meningkatkan keberhasilan atau 45,13% dari jumlah Peserta KB Aktif
KB. Keluarga berencana (KB) merupakan sedangkan Peserta KB Aktif jalur Swasta
salah satu pelayanan kesehatan preventif yang sebanyak 2.966.185 atau 54,87% dari jumlah
paling dasar bagi wanita, meskipun tidak peserta KB Aktif 8.
selalu diakui demikian. Untuk optimalisasi Bila di rincian lebih lanjut Peserta KB
manfaat kesehatan KB, pelayanan tersebut Aktif menurut Metode Kontrasepsi Provinsi
harus disediakan bagi wanita dengan cara Jawa Tengah bulan November 2012,
menggabungkan dan memenuhi kebutuhan presentasinya adalah Suntik 45,39% dari
pelayanan kesehatan reproduksi utama dan jumlah peserta aktif 3.058.538, Pil 12,42%
yang lain 1. dari jumlah peserta aktif 837.089, Implant
Peningkatan dan perluasaan pelayanan 8,48% dari jumlah peserta aktif 571.079, IUD
KB merupakan salah satu usaha untuk 6,94% dari jumlah peserta aktif 467.538,
kehamilan yang dialami oleh wanita. MOW 4,37% dari jumlah peserta aktif
Kontrasepsi ialah usaha-usaha untuk 294.644, Kondom 1,78% dari jumlah peserta
mencegah kehamilan. Usaha-usaha itu dapat aktif 119.869, MOP 0,85% dari jumlah peserta
bersifat sementara, dapat juga bersifat aktif 57.497 8.
permanen. Yang bersifat permanen dinamakan Berdasarkan Data Kabupaten Tegal
pada wanita tubektomi dan pada pria bulan Desember 2011, yang terdiri dari 18
vasektomi. Sampai sekarang cara kontrasepsi kecamatan dengan jumlah PUS 291.314 orang
yang ideal belum ada. Keluarga Berencana dengan jumlah peserta Keluarga Berencana
menurut WHO adalah tindakan yang Aktif sebanyak (77,94%), yang meliputi:
membantu individu atau pasangan suami istri Suntik 151.149 (66,56%), Pil 23.910
untuk menghindari kelahiran yang tidak (10,52%), Implant 227.956 (10,10%), MOW
diinginkan, mengatur interval diantara 13.338 (5,87%), AKDR/IUD 11.015 (4,85%),
kehamilan, menentukan jumlah anak dalam MOP 2.666 (1,17%), Kondom 2.033 (0,89%)
keluarga 5. 9
.
AKDR adalah alat kontrasepsi yang Berdasarkan Data di Wilayah Kerja
dimasukan ke dalam Rahim yang bentuknya Puskesmas Jatibogor bulan Desember 2011
bermacam-macam, terdiri dari plastic dapat disimpulkan bahwa KB yang tertinggi
(polyethylene). Ada yang dililit tembaga (Cu), menggunakan KB Suntik dan yang terendah
ada pula yang tidak, ada pula yang dililit menggunakan KB Kondom, dengan rincian
tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada Desa Gembongdadi Suntik 640 (7,03%) dan
pula yang dibatangnya berisi hormone Kondom 13 (0,14%), Desa Karangmulya 640
progesterone 6. (7,03%) dan Kondom 13 (0,14%), Desa
Prevalensi KB menurut alat atau cara Harjasari Suntik 776 (8,52%) dan Kondom 34
KB berdasarkan hasil mini survey peserta aktif (0,37%), Desa Jatibogor Suntik 825 (9,06%)
tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi dan Kondom 12 (0,13%), Desa Sidaharja
KB di Indonesia adalah 66,2%. Alat atau cara Suntik 614 (6,74%) dan Kondom 26 (0,29%).
KB yang dominan dipakai adalah suntikan Tetapi di Desa Karangwuluh KB yang
(34%), pil (17%) IUD (7%), implan (4%), tertinggi menggunakan KB Suntik dan
MOW (2,6%), Kondom (0,6 %), MOP (0,3%) terendah KB MOP dengan rincian Suntik 285
7
. (2,83%) dan MOP 7 (0,08%). Dari berbagai

69
Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibogor Berdasarkan hasil penelitian yang
dapat disimpulkan bahwa KB IUD tertinggi di dikumpulkan melalui Kuesioner tentang
Desa Harjasari IUD 113 (1,24%) dan yang Gambaran Pengetahuan Ibu Multipara Tentang
terendah Desa Sidaharja IUD 49 (0,53%). Kontrasepsi IUD di Desa Sidoharja Wilayah
Metode kontrasepsi yang paling rendah Kerja Puskesmas Jatibogor dengan jumlah
diminati di wilayah kerja Puskesmas Jatibogor sampel 50, maka diperoleh data Gambaran
adalah di desa Sidaharja yang menggunakan Pengetahuan Ibu Multipara Tentang
IUD, dibandingkan Metode Kontrasepsi lain Kontrasepsi IUD berdasarkan Umur,
misalnya Suntik, Implant, MOW, Pil. Pendidikan, Pekerjaan, Paritas dan Tingkat
Sedangkan berdasarkan jumlah akseptor KB di Pengetahuan.
wilayah Puskesmas Jatibogor bahwa Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik
penggunaan konstrasepsi IUD di desa responden berdasarkan Umur
Sidaharja sebesar 49 (0,53%).
Pemahaman yang salah tentang IUD dan Umur Frekuensi Prosentase (%)
kurangnya pengetahuan pada calon akseptor
sangat berpengaruh terhadap pemakaian <20 tahun - -
kontrasepsi IUD. Dari beberapa temuan fakta 20 – 35 tahun 3 6.0
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang >35 tahun 47 94.0
termasuk juga prilaku seseorang akan pola
Jumlah 50 100
hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
berperan serta dalam pembangunan, sikap dan
karakteristik responden berdasarkan Umur
pandangan negatif masyarakat juga berkaitan
sebagian besar berada pada kelompok Umur >
dengan pengetahuan dan pendidikan
35 tahun sebanyak 47 responden (94.0%),
seseorang. Banyak mitos tentang IUD seperti
umur 20-35 tahun sebanyak 3 responden
dapat mengganggu kenyamanan hubungan
(6.0%), dan umur < 20 tahun sebanyak 0
suami-istri, mudah terlepas jika bekerja terlalu
responden (0%).
keras, menimbulkan kemandulan, dan lain
Jadi berdasarkan hasil penelitian
sebagainya.
tersebut responden terbanyak berada pada
Berdasarkan uraian singkat latar
kelompok umur >35 tahun yaitu 47 responden
belakang masalah di atas, maka penulis
(94.0%).
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
Sedangkan hasil penelitian yang
judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Multipara
dilakukan oleh Mitha Destyowati (2011)
Tentang Konstrasepsi IUD di Desa
Responden terbanyak pada kelompok Umur
Karangwuluh Wilayah Kerja Puskesmas
20-35 tahun sebanyak 49 responden (75,4%),
Jatibogor.
umur > 35 tahun sebanyak 11 responden
(16,9%) dan umur < 20 tahun 5 responden
2. Metode Penelitian
(7,7%). Dalam hal ini menunjukkan adanya
Penelitian ini menggunakan rancangan
perbedaan tingkat umur dengan penelitian lain
cross sectional yaitu rancangan penelitian
yang sudah dilakukan.
yang dalam melakukan pengukuran variabel
Perempuan berusia lebih dari 35 tahun
independent (eksplisit) dan variabel dependent
memerlukan kontrasepsi yang aman dan
(eksplisit) dalam periode yang sama. Menurut
efektif karena kelompok ini akan mengalami
sifat dasar penelitian, penelitian ini termasuk
peningkatan morbiditas dan mortalitas jika
jenis penelitian survey dimana pihak peneliti
mereka hamil 1
langsung survey di Desa Sidaharja Wilayah
Hasil penelitian menunjukan bahwa
Kerja Puskesmas Jatibogor.
sebagian besar responden yang berumur >35
Jenis dan sumber Pengumpulan data
tahun sebanyak 47 responden (94.0%). Pada
yang digunakan pada penelitian ini adalah
umur >35 tahun berangapan bahwa responden
dengan menggunakan angket (kuesioner)
pengetahuanya lebih tinggi sehingga banyak
sebagai metode pokok, metode observasi,
menggunakan KB jangka panjang karena
metode dokumentasi dan metode wawancara
kemauan sendiri. Responden yang berumur
sebagai metode bantu.
20-35 tahun sebanyak 3 responden (6.0%)
bahwa responden beranggapan masih muda
3. Hasil dan Pembahasan

70
dan dilarang oleh suami, sedangankan umur < pengambilan sikap. Menurut Departemen
20 tahun dalam penelitian ini tidak ada. pendidikan Nasional (2007), tentang sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik pendidikan dibagi tiga yaitu pendidikan dasar
responden berdasarkan Pendidikan meliputi SD dan SMP, pendidikan menengah
Pendidikan Frekuensi (%) meliputi SMU/SMK dan pendidikan tinggi
meliputi Perguruan Tinggi.
Tidak Sekolah 4 8.0 Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik
responden berdasarkan tingkat
SD dan SMP 36 72.0 Pekerjaan

SMA 6 12.0 Pekerjaan Frekuensi (%)

Perguruan tinggi 4 8.0 IRT 34 68.0

Jumlah 50 100 Petani - -


Pedagang 8 16.0
Buruh 4 8.0
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
bahwa karakteristik responden berdasarkan Pegawai 4 8.0
Pendidikan sebagian besar berada pada
Jumlah 50 100
kelompok pendidikan SD dan SMP sebanyak
36 responden (72.0%), SMA sebanyak 6
responden (12.0%), Tidak Sekolah sebanyak 4
responden (8.0%) dan perguruan tinggi Berdasarkan tabel 4.3 dapat
sebanyak 4 responden (8.0%). diketahui bahwa karakteristik responden
Jadi berdasarkan hasil penelitian berdasarkan pekerjaan sebagian besar
tersebut responden terbanyak berada pada berada pada kelompok Pekerjaan Ibu
kelompok pendidikan SD dan SMP yaitu 36 Rumah Tangga sebanyak 34 responden
responden (72.0%). (68.0%), Pedagang sebanyak 8 responden
Sedangkan hasil penelitian yang (16.0%), Buruh sebanyak 4 responden
dilakukan oleh Mitha Destyowati (2011) (8.0%), Pegawai sebanyak 4 responden
sebagian besar Responden berada pada (8.0%) dan Petani sebanyak 0 responden
kelompok pendidikan SMA sebanyak 28 (0%).
responden (44,6%), SMP sebanyak 16 Jadi berdasarkan hasil penelitian
responden (21,5%), akademik / perguruan tersebut responden terbanyak berada
tinggi 11 responden (18,5%) dan SD 10 pada kelompok pekerjaan ibu rumah
responden (15,4%). tangga yaitu 34 responden (68.0%).
Dalam hal ini menunjukkan adanya Sedangkan hasil penelitian yang
perbedaan tingkat umur dengan penelitian lain dilakukan oleh Mitha Destyowati
yang sudah dilakukan. (2011) sebagian besar berada pada
Pendidikan adalah suatu usaha untuk
kelompok Pekerjaan Ibu rumah tangga
mengembangkan kepribadian dan kemampuan
di dalam dan diluar sekolah dan
sebanyak 30 responden (46,2%),
berlangsungnya seumur hidup 10. swasta 16 responden (24,6%),
Hasil penelitian menunjukan bahwa wiraswasta 10 responden (15,4%), dan
sebagian besar responden yand berpendidikan PNS 9 responden (13,8%).
SD dan SMP sebanyak 36 responden (72.0%) Dalam hal ini menunjukkan adanya
yang artinya responden dengan latar belakang perbedaan tingkat umur dengan penelitian
pendidikannya masih belum mampu menerima lain yang sudah dilakukan.
informasi, ide-ide dan teknologi yang baru. Pekerjaan merupakan kegiatan yang
Tingkat pendidikan seseorang akan membantu harus dilakukan terutama untuk menunjang
orang tersebut untuk lebih mudah menangkap kehidupannya dan kehidupan keluarga.
dan memahami suatu informasi. Semakin Menurut Thomas yang dikutip oleh Wawan
tinggi pendidikan seseorang maka tingkat (2010), pekerjaan bukanlah sumber
pemahaman juga meningkat serta tepat dalam kesenangan tetapi lebih banyak merupakan

71
cara mencari nafkah yang membosankan, sebagian besar berada pada kelompok
berulang dan banyak tantangan dan akan paritas Multipara sebanyak 38 responden
mempengaruhi status ekonomi keluarga. (60%), primipara 21 responden (32,3%)
Sehingga seseorang dengan status ekonomi dan grande multipara 5 responden (7,7%).
yang baik akan lebih mudah mendapatkan Dalam hal ini menunjukkan adanya
informasi karena adanya status ekonomi yang
perbedaan tingkat umur dengan penelitian
baik akan mempunyai fasilitas yang baik 10.
Hasil Penelitian sebagian besar lain yang sudah dilakukan.
responden dalam Ibu Rumah Tangga sebanyak Jumlah anak maka mempengaruhi
34 responden (68.0%). Pada responden Ibu tingkat pengetahuan seseorang, hal ini
Rumah Tangga kebanyakan hanya duhubungkan dengan pengalaman, selain
berpendapatan dari suami sehingga pendapatan itu menurut teori Lawrence Green
yang diperoleh masih kurang sehingga lebih kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 3
memanfaatkan program gratis. Hasil penelitian faktor yakni faktor predisposisi,
ini tidak sesuai dengan teori menurut Thomas pendukung, dan pendorong.
yang dikutip oleh Wawan (2010) yang Tabel 5. Distribusi frekuensi berdasarkan Tingkat
menyatakan pekerjaan bukanlah sumber Pengetahuan Responden tentang
kesenangan tetapi lebih banyak merupakan Kontrasepsi IUD
cara mencari nafkah yang membosankan,
berulang dan banyak tantangan dan akan Tingkat
mempengaruhi status ekonomi keluarga. Pengetahuan Frekuensi (%)
Sehingga status ekonomi seseorang akan
mempengaruhi keinginan seseorang untuk Baik 4 8.0
mendapatkan informasi, karena kemampuan
finansial akan mendorong untuk berkehidupan Cukup 37 74.0
yang baik sehingga selalu mencari informasi Kurang 9 18.0
kesehatan. jumlah 50 100
Tabel 4. Distribusi frekuensi karakteristik
responden berdasarkan paritas
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
Paritas Frekuensi (%) bahwa sebagian besar pengetahuan responden
tentang kontrasepsi IUD yaitu yang
Nulipara - -
berpengetahuan Cukup sebanyak 37 responden
Primipara - - (74.0%), yang berpengetahuan Kurang
sebanyak 9 responden (18.0%), dan yang Baik
Multipara 50 100.0 sebanyak 4 responden (8.0%).
Grande Jadi berdasarkan hasil penelitian
multipara - - tersebut tingkat pengetahuan responden
Jumlah 50 100 terbanyak berada pada kelompok responden
yang berpengetahuan cukup yaitu 37
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui responden (74.0%).
bahwa karakteristik responden berdasarkan Sedangkan hasil penelitian yang
paritas sebagian besar berada pada kelompok dilakukan oleh Mitha Destyowati (2011)
paritas Multipara sebanyak 50 responden sebagian besar responden berpengetahuan
(100.0%), Primipara sebanyak 0 responden kurang 45 responden (69.2%), berpengetahuan
(0%), Grande multipara sebanyak 0 responden cukup sebanyak 14 responden (21.5%) dan
(0%) dan Nulipara sebanyak 0 responden berpengetahuan baik sebanyak 6 responden
(0%). (9.2%).
Jadi berdasarkan hasil penelitian Dalam hal ini menunjukkan adanya
tersebut responden terbanyak berada pada perbedaan tingkat pengetahuan dengan
kelompok paritas multipara yaitu 50 penelitian lain yang sudah dilakukan.
responden (100%). Pengetahuan responden dipengaruhi
Sedangkan hasil penelitian yang oleh beberapa hala antara lain pendidikan,
dilakukan oleh Mitha Destyowati (2011) informasi yang diperoleh, pengalaman,

72
pergaulan dan keterlibatan dengan orang lain seseorang akan berpengaruh dalam
10
. memberikan respon terhadap sesuatu yang
Hal ini alasan mereka tidak datang dari luar seseorang yang berpendidikan
menggunakan KB IUD karena dipengaruhi tinggi akan memberikan respon yang datang
oleh beberapa faktor perilaku dimana faktor dan akan berpikir sejauh mana keuntungan
perilaku seseorang atau masyarakat ditentukan yang mungkin akan mereka peroleh dari
oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan gagasan tersebut.
tradisi 10. Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Alat Kontrasepsi IUD
Responden Tentang Alat IUD Berdasarkan Berdasarkan Pekerjaan menunjukan bahwa
Umur menunjukan bahwa sebagian besar sebagian besar Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan responden berdasarkan responden berdasarkan Pekerjaan berada pada
Umur berada pada kelompok umur >35 tahun kelompok Pegawai dengan pengetahuan baik
dengan pengetahuan cukup sebanyak 34 sebanyak 2 responden (50.0%), dan
responden (72.3%), responden yang berumur pengetahuan cukup 2 responden (50.0%),
20 – 35 dengan pengetahuan cukup sebanyak 3 kelompok pekerjaan Pedagang dengan
responden (100%), dan responden yang pengetahuan cukup sebanyak 7 responden
berumur <20 tahun dengan pengetahuan baik/ (87.5%), kelompok pekerjaan Ibu Rumah
cukup/ kurang sebanyak 0 responden (0%). Tangga (IRT) dengan pengetahuan cukup
Jadi berdasarkan hasil penelitian sebanyak 24 responden (70.6%), kelompok
tersebut tingkat pengetahuan responden pekerjaan Buruh dengan pengetahuan cukup
berdasarkan umur terbanyak berada pada sebanyak 4 responden (100%), serta kelompok
kelompok responden berumur >35 tahun yaitu pekerjaan Petani dengan pengetahuan baik/
34 responden (72.3%) dengan pengetahuan cukup/ kurang sebanyak 0 responden (0%).
cukup. Jadi berdasarkan hasil penelitian
Menurut Notoatmodjo (2005) bahwa tersebut tingkat pengetahuan responden
usia seseorang akan mempengaruhi tingkat berdasarkan pekerjaan terbanyak berada pada
pengetahuannya. Hal ini dihubungkan dengan kelompok responden yang mempunyai
beberapa faktor lain yang mempengaruhi pekerjaan sebagai Pegawai dengan
pengetahuan antara lain informasi yang pengetahuan baik sebanyak 2 responden
diperoleh responden dari tenaga kesehatan, (50.0%), dan pengetahuan cukup 2 responden
media masa atau buku-buku. (50.0%).
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Hal ini tidak sesuai dengan teori
Responden Tentang Alat Kontrasepsi IUD Notoatmodjo (2003) bahwa seseorang dengan
Berdasarkan Pendidikan menunjukan bahwa status ekonomi yang baik akan lebih mudah
sebagian besar Tingkat Pengetahuan mendapatkan informasi karena adanya status
responden berdasarkan Pendidikan berada ekonomi yang baik akan mempunyai fasilitas
pada responden yang berpendidikan Perguruan yang baik.
Tinggi dengan pengetahuan baik sebanyak 2 Berdasarkan Berdasarkan Tingkat
responden (50.0%) serta pengetahuan cukup Pengetahuan Responden Tentang Alat
sebanyak 2 (50.0%), SD dan SMP dengan Kontrasepsi IUD Berdasarkan Paritas
pengetahuan cukup sebanyak 25 responden menunjukan bahwa sebagian besar Tingkat
(69.4%), Tidak Sekolah dengan pengetahuan Pengetahuan responden berdasarkan Paritas
cukup sebanyak 4 responden (100%), SMA berada pada kelompok responden Multipara
dengan pengetahuan cukup sebanyak 6 dengan pengetahuan cukup sebanyak 37
responden (100%). responden (74.0%), kelompok responden
Jadi berdasarkan hasil penelitian Nulipara dengan pengetahuan baik/ cukup/
tersebut tingkat pengetahuan responden kurang sebanyak 0 responden (0%), responden
berdasarkan pendidikan terbanyak berada pada Primipara dengan pengetahuan baik/ cukup/
kelompok responden yang berpendidikan kurang sebanyak 0 responden (0%), dan
Perguruan Tinggi dengan pengetahuan baik responden Grande Multipara dengan
sebanyak 2 responden (50.0%) serta pengetahuan baik/ cukup/ kurang sebanyak 0
pengetahuan cukup sebanyak 2 (50.0%). responden (0%).
Hal ini sesuai dengan pendapat Jadi berdasarkan hasil penelitian
Notoatmodjo (2005) bahwa tingkat pendidikan tersebut tingkat pengetahuan responden

73
berdasarkan paritas terbanyak berada pada Tingkat Pengetahuan Ibu berdasarkan
kelompok responden multipara yaitu 37 pekerjaan terbanyak adalah Pegawai dengan
responden (74.0%) dengan pengetahuan pengetahuan baik sebanyak 2 responden
cukup. (50.0%), dan pengetahuan cukup 2 responden
Jumlah anak maka akan mempengaruhi (50.0%).
tingkat pengetahuan seseorang, hal ini Tingkat Pengetahuan Ibu berdasarkan
dihubungkan dengan pengalaman, selain itu paritas terbanyak adalah Multipara 37
menurut teori Lawrence Green kesehatan responden (74.0%) dengan pengetahuan
masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor yakni cukup.
faktor predisposisi, pendukung, dan
pendorong. 5. Daftar Pustaka
[1] Saifuddin, 2010. Buku Panduangan
4. Kesimpulan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. PT. Bina
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil Pustaka Sarwono Prawihardjo : Jakarta
penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Ibu [2]BKKBN. 2007. Ringkasan Hasil SDKI
Multipara Tentang Kontrasepsi IUD di Desa Tahun 2007. http://Jateng.bkkbn.go.com
Sidaharja Wilayah Kerja Puskesmas Jatibogor [3]Handayani,. Sri. 2010. Pelayanan Ajar
Tahun 2013 adalah sebagai berikut: Pelajaran KB.Jogjakarta : Pustaka Rihama
Mendeskripsikan Karakteristik berupa : [4]Winkjosastro, Hanafi. 2007. Ilmu
Karakteristik Akseptor KB berdasarkan Kandungan. Yayasan Bina Pustaka
umur terbanyak adalah >35 Tahun 47 Sarwono Prawirohardjo : Jakarta
responden (94.0%). [5]Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga
Karakteristik Akseptor KB berdasarkan Berencana dan Konstrasepsi.Pustaka Sinar
Pendidikan terbanyak adalah SD dan SMP 36 Harapan Anggota IKaPI: Jakarta
responden (72.0%). [6]Suratun, 2008. Pelayanan Keluarga
Karakteristik Akseptor KB berdasarkan Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.
Pekerjaan terbanyak adalah Ibu Rumah Jakarta: Trans Info Media
Tangga ( IRT ) 34 responden (68.0%). [7]Puslitbang. 2007. Laju Pertumbuhan
Karakteristik Akseptor KB berdasarkan Penduduk Indonesia Tahun 2007
Paritas terbanyak adalah Multipara 50 [8]BKBPP Kabupaten Tegal. 2012. Data
responden (100%). Pencapaian Peserta KB Aktif Per Desa
Tingkat Pengetahuan Ibu berdasarkan Kecamatan Suradadi Desember 2012.
umur terbanyak adalah >35 tahun 34 [9]BKKBN Kabupaten Tegal. 2011. Data
responden (72.3%) dengan pengetahuan Pencapaian KB Desember 2011.
cukup. [10]Notoatmodjo,S 2005. Metodologi
Tingkat Pengetahuan Ibu berdasarkan Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
pendidikan terbanyak adalah Perguruan Tinggi Cipta
dengan pengetahuan baik sebanyak 2
responden (50.0%) serta pengetahuan cukup
sebanyak 2 (50.0%).

74

Anda mungkin juga menyukai