sebelum ini.
Pada tahun 1761, Johann Gottlob Lehmann mengunjungi Mines Beresof
dimana dia memperoleh sampel dari mineral merah-orange yang disebutnya
ujung merah Siberia. Setelah kembali ke St. Petersburg pada 1766, ia
menganalisis meneral cmineralI, yaitu sebuah kromat timbal (PbCrO4).
Pada tahun 1770, Peter Simon Pallas juga mengunjungi Pertambangan
Beresof, kemudian penggunaan timbal merah Siberia sebagaipigmen cat
cepat dihargai dan itu ditambang baik sebagai kolektor item serta untuk
industri cat – kuning cerah yang terbuat dari cepat crocoite menjadi warna
modis untuk kereta bangsawan di Prancis dan Inggris.
Pada tahun 1797, Nicholas-Louis Vauquelin melakukan penellitian lebih
lanjut mengenai unsur logam baru (kromium) dan terdeteksi jejak unsur
kromium dalam permata memberikan karakteristik warna merah batu
delima dan zamrud hijau khas, serpentine, dan mika krom.
Figure 2 Peter Simon Pallas Figure 3 Nicholas-Louis Vauquelin
B. Keberadaan di alam
Bentuk yang paling kromium adalah kromium (0), kromium (III) dan
kromium (VI). Kromium (0) dan (VI) umumnya dihasilkan dari proses industri.
Sedangkan kromium (III) terdapat di alam secara alamiah dan merupakan
salah satu unsur nutrisi penting bagi manusia.
C. Sifat
Nomor Atom 24
Massa Atom 51,9961 g/mol
Golongan, periode, blok VI B, 4, d
Konfigurasi electron [Ar] 3d5 4s1
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8,13, 1
Afinitas electron 64,3 kJ / mol -1
Ikatan energi dalam gas 142,9 ± 5,4 kJ / mol -1.
Panjang Ikatan Cr-Cr 249 pm
Senyawa beracun dan mudah terbakar
a. Fluorida
Kromium bereaksi langsung dengan fluorin, F2, pada suhu 400°C, dan
200 - 300 atmosfer untuk membentuk kromium (VI) fluorida, CrF6
b. Klorida
c. Bromida
d. Iodida
Logam kromium larut dalam asam klorida encer membentuk larutan Cr(II)
serta gas hidrogen (H2). Dalam keadaan tertentu, Cr(II) hadir sebagai ion
kompleks [Cr(OH2)6]2+. Hasil yang sama terlihat untuk asam sulfat, tetapi
kromium murni tahan terhadap serangan. Logam kromium tidak bereaksi
dengan asam nitrat (HNO3).
6. Sulfida
Reaksi kromium dengan sulfida dapat membentuk beberapa senyawa,
diantaranya : Kromium sulfida (CrS) dan Dikromium trisulfida (Cr2S3).
7. Nitrida
Reaksi kromium dengan nitrida dapat membentuk senyawa kromium
nitrida (CrN).
8. Karbonil
Reaksi kromium dengan karbonil dapat membentuk senyawa kromium
heksakarbonil (Cr(CO)6). Kromium juga dapat bereaksi dengan unsur
tertentu membentuk senyawa kompleks, misalnya reaksi kromium
dengan kompleks nitrat membentuk nitrat heksaaquakromium trihidrat,
[Cr(NO3)3.9H2O].
D. Pembuatan
Persamaan reaksi:
1. Senyawaan Biner
Halida anhidrat Cr (II) diperoleh melalui reaksi HCI, HBr, atau I2 kepada
logam pada 600 sampai 700oC, atau melalui reduksi dengan H2 pada 500
sampai 600⁰C. CrCl2 larut dalam air memberikan larutan biru ion Cr2+.
Triklorida CrCl3 yang ungu kemerahan di buat dengan aksi SOCl2 pada
klorida terhidratnya. Bentuk bersepih dari CrCl3 disebabkan oleh struktur
lapisannya.
Krom (III) klorida membentuk adduct dengan ligan donor. CrCl3 dalam
THF (Tetrahidrofuranat) adalah materi yang berguna bagi pembuatan dari
senyawaan kromium lainnya seperti senyawaan karbonil.
Kromium oksida adalah katalis yang penting bagi berbagai reaksi yang
luas. Kromium (VI) oksida, CrO3 diperoleh sebagai endapan merah
kejinggaan pada penambahan asam sulfat ke dalam Na2Cr2O7. Secara
termal tidak stabil (di atas titik lelehnya) dan kehilangan O2 menghasilkan
Cr2O3. Strukturnya terdiri atas rantai tidak terhingga dari tetrahedral
CrO4 yang menggunakan sudut-sudutnya. Ia larut dalam air dan sangat
beracun.
Interaksi CrO3 dan zat-zat organik adalah kuat dan bisa meledak.
Tetapi CrO3 digunakan dalam kimia organik sebagai pengoksidasi dan
biasanya dalam asam asetat sebagai pelarut.
2. Kromium (I)
4. Kromium (III)
Kromium adalah logam transisi anggota golongan 6. Kromium
mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d5 4s1, karena energi yang lebih
rendah dari konfigurasi spin tinggi. Kromium menunjukkan rentang
tingkat oksidasi yang lebar, dengan +3 adalah yang paling stabil. Keadaan
+3 dan +6 adalah yang paling umum dalam senyawa kromium, sementara
+1, +4, dan +5 jarang.
Keadaan oksidasi 3 adalah yang paling stabil, dan sejumlah besar
senyawa krom (III) yang diketahui. Kromium (III) dapat diperoleh dengan
melarutkan unsur kromium dalam asam seperti asam klorida atau asam
sulfat. Ion Cr3+ memiliki jari-jari yang sama (0.63 Å) dengan ion Al3+ (jari-
jari 0,50 Å). Sehingga mereka dapat menggantikan satu sama lain dalam
beberapa senyawa, seperti dalam tawas krom dan tawas aluminium.
Ketika jumlah jejak Cr3+ menggantikan Al3+ di korundum (Al2O3),
terbentuklah ruby yang berwarna merah.
Kromium cenderung membentuk ion kompleks. Ion kromium
dalam air biasanya octahedral yang dikoordinasikan dengan molekul air
untuk membentuk hidrat. Yang tersedia secara komersial adalah kromium
(III) klorida hidrat, kompleks yang berwarna hijau tua [CrCl2(H2O)4]Cl,
tetapi dua bentuk lain yang dikenal yaitu hijau pucat [CrCl(H2O)5]Cl2, dan
ungu [Cr(H2O)6]Cl3. Jika air hijau bebas krom (III) klorida dilarutkan dalam
air maka larutan hijau berubah menjadi ungu setelah beberapa waktu.
Karena terjadi penggantian air untuk klorida di dalam lingkup koordinasi.
Reaksi semacam ini juga terjadi pada tawas.
6. Kromium (IV)
7. Kromium (V)
8. Kromium (VI)
a. Cara Kerja
1. Kawat yang telah dibengkokkan dipanaskan pada nyala api bunsen
hingga membara.
2. Masukan kawat yang membara tersebut ke dalam bubuk boraks
dengan cepat.
3. Bubuk yang menempel dinyalakan pada api terpanas. Garam
tersebut akan membesar ketika melepaskan kristal air. Kemudian
garam tersebut akan menyusut menjadi seukuran lingkar kawat
membentuk manik mirip kaca tembus pandang yang terdiri dari
suatu campuran natrium metaborat dan anhidrat boraks.
b. Hasil Pengamatan
Hasil akhir yang diperoleh dari penyamakan kulit dengan garam krom
pada dasarnya memiliki sejumlah keunggulan tersendiri.
Bahan kulit yang dihasilkan mempunyai sifat fisik yang lembut dan
lentur.
2. Pelapisan krom
Pelapisan krom adalah suatu perlakuan akhir menggunakan
elektroplating oleh kromium. Pelapisan dengan
krom dapat dilakukan pada berbagai jenis logam seperti besi, baja, atau
tembaga. Pelapisan krom juga dapat dilakukan pada
plastikatau jenis benda lain yang bukan logam, dengan persyaratan bahw
a bendatersebut harus dicat dengan cat yang mengandung logam sehingg
a dapat mengalirkan listrik.
Keterangan gambar :
a. Transformator
b. Bak proses
c. Plat anoda
d. Larutan penghantar
I. Dampak Terhadap Lingkungan
Air yang terkontaminasi dengan kromium tidak akan terbentuk pada ikan
saat dikonsumsi, namun akan terakumulasi pada insang, sehingga
menyebabkan efek kesehatan negatif untuk hewan air. Hasil serapan
kromium meningkatkan angka kematian ikan akibat kontaminasi.
https://blogs.uajy.ac.id/franstheowiranata/2015/03/02/proses-penambangan-
dan-manfaat-biji-kromit/ (diakses pada 6 September 2017)
https://www.academia.edu/7217211/MATERI_V_kromium_kelompok_5 (diakses
pada 7 September 2017 pukul 18.00 WIB)
https://www.academia.edu/9187316/Makalah_Kimia_Logam_Berat_Kromium_
DOSEN_PEMBIMBING_GANIS_FIA_SARTIKA_UNIVERSITAS_RIAU_FAKULTAS_MA
TEMATIKA_DAN_ILMU_PENGETAHUAN_ALAM (diakses pada 9 September 2017
pukul 14:22 WIB)
http://sainskimia.com/2017/06/07/sifat-pembuatan-dan-kegunanaan-unsur-
krom/ (diakses pada 9 September 2017 pukul 16.31 WIB)
https://fitinline.com/article/read/7-kelebihan-penyamakan-kulit-dengan-
mineral-krom/ (diakses pada 9 September 2017 pukul 23.17)