Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Di Indonesia pada keterbukaan ini, masyaraka tmempunyai kebebasan untuk
mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyaraka tmendapatkan pelayanan
kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak menuntut pada pemberi pelayanan
kesehatan. Namun kondisi keterbukaan padamasyarakat saat ini sepertinya belum didukung
dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya dalam memenuhi ketersediaan
dokumentasi yang lengkap di pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan
dengan baik khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan. Tenaga
perawat sebaga isalah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan
kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus
mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian
sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan system
pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya di lapangan, asuhan keperawatan yang
dilakukan belum disertai dengan system pendokumentasian yang baik, sehingga perawat
mempunyai potensi yang besarterhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan
adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi
perawat untuk memiliki system pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik
dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Sistem informasi manajemen (SIM) ?
2. Apa Keuntungan System Informasi Manajemen Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer ?
3. Apa Saja Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan SIM Keperawatan
di Indonesia?
4. Bagaimana Trend Kecenderungan Yang Sedang Berkembang Tentang SIM Keperawatan
Di Indonesia ?
5. Bagaimana Isu SIM Keperawatan Di Indonesia ?
6. Bagaimana Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Berhubungan Dengan Siste Informasi

Keperawatan Di RS ?
7. Bagaimana Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di RS ?
8. Bagaimana Alternatif Pemecahan Masalah dalam Penerapan SIM Keperawatan di Indonesia?
3. TUJUAN
Untuk mengetahui Pengertian Sistem informasi manajemen (SIM) Untuk mengetahui
Keuntungan System Informasi Manajemen Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer Untuk
mengetahui Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan SIM Keperawatan
di Indonesia Untuk mengetahui manfaat Dokumentasi Keperawatan Berbasis Computer
Untukmengetahui Trend / Kecenderungan Yang Sedang Berkembang Tentang SIM
Keperawatan Di Indonesia UntukmengetahuiIsu SIM Keperawatan Di Indonesia Untuk
mengetahui Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Berhubungan Dengan Sistem
Informasi Keperawatan Di RS Untuk mengetahui Sistem Informasi Manajemen Keperawatan
Di RS Untuk mengetahui Alternatif Pemecahan Masalah dalam Penerapan SIM Keperawatan
di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian
Sistem informasi adalah sistem komputer yang mengumpulkan, menyimpan, memproses,
memperoleh kembali, menunjukkan, dan mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan
dalam praktik, pendidikan, administrasi dan penelitian (Malliarou et al, 2007 dalam Malliarou
& Zega, 2009).
SIM- KEP adalah kombinasi dari ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan
yang di rancang untuk manajemen dan mengolah data serta informasi pengetahuan yang dapat
menunjang praktik keperawatan dan pengembangan ilmu keperawatan (Strenggers &
Thompson, 2002)
SIM- KEP adalah area khusus yang mengintegrasikan ilmu komputer dan ilmu informasi
untuk mengatur dan mengkomunikasikan data informasi dan pengetahuan dala praktek
keperawatan (Huber, 2010; Potter & Perry, 2010).
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan atau komponen
pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam mengolah data kemudian diproses
menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang akurat, cepat dan
bermutu (Hafizurachman, 2000). Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari
komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan
pengaliran informasi. Sistem informasi mempunyai komponen-komponen yaitu
prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier dan rekanan
(Eko, 2001).
Sistem Informasi Keperawatan merupakan sistem yang menggunakan komputer untuk
memproses data keperawatan menjadi satu bentuk informasi yang mampu menunjang
aktivitas/fungsi perawat. Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai
kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai
pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan system
pendokumentasian yang baik.Namun pada realitanya di lapangan, asuhan keperawatan yang
dilakukan belum disertai dengan system pendokumentasian yang baik, sehingga perawat
mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan
adanya kemajuan teknologi informasi dankomunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi
perawat untuk memiliki system pendokumentasi anasuhan keperawatan yang lebih baik
dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
Kelompok ad hoc the Nursing Information systems National Study Group (1982) di USA
menghasilkan konsep Sistem Informasi Keperawatan : “ Suatu sistem komputer yang
digunakan untuk membantu dalam administrasi pelayanan keperawatan, pemindahan pasien
dan mendukung pendidikan dan penelitian keperawatan”. Sistem Informasi Keperawatan
merupakan sistem yang menggunakan komputer untuk memproses data keperawatan menjadi
satu bentuk informasi yang mampu menunjang aktivitas/fungsi perawat.
A. PROGRAM YANG DIKEMBANGKAN DALAM SISTEM INFORMASI
KEPERAWATAN
Menurut Jasun (2006) beberapa program tang dirancanf dalam SIMKEP
antara lain :
1) Standar Asuhan Keperawatan
2) Standar Operating Procedure (SOP)
3) Discharge Planning
4) Jadwal dinas perawat
5) Penghitungan angka kredit perawat
6) Daftar diagnosa keperawatan terbanyak
7) Daftar NIC terbanyak
8) Laporan Implementasi
9) Laporan statistik
10) Resume Perawatan
11) Daftar SAK
12) Presentasi Kasus Online
13) Mengetahui Jasa Perawat
14) Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat
15) Laporan Sift
16) Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat.

B. MANFAAT SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN


Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanya bermanfaat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga dapat menjadi pendukung pedoman
bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan/ decision support system
dan executive information system (Eko, I. 2001)
Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & Zyga, 2009)
1) Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station
2) Mengurangi penggunaan kertas
3) Dokumentasi keperawatan secara otomatis
4) Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)
5) Mengurangi biaya
6) Kualits pelayanan keperawatan dapat diukur.
C. Kekurangan SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
1) Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai teknologi
informasi.
2) Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama karena konsentrasi
karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari sehingga pelaksanaannya
menjadi kurang efektif dan efisien.
3) Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan belum tentu perusahaan
mampu melakukan adaptasi dengan cepat sehingga ada peluang teknologi yang
digunakan kurang canggih (tidak up to date).
4) Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer sehingga ada
konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.
5) Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk mengembangkan sistem informasi
karena bukan merupakan core competency pekerjaan mereka.
6) Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan
kesalahan persepsi dalam pengembangan sistem dan kesalahan/ resiko yang terjadi
menjadi tanggiung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).

D. TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN


1) Konversi paralel (paralel conversion) yaitu sistem lama dan sistem baru sama-sama
dijalankan, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sistem lama, maka
sistem lama segera dihentikan.
2) Konversi pilot (pilot conversion) yaitu menerapkan sistem baru hanya pada lokasi
tertentu yang diperlukan sebagai pelopor. Jika berhasil maka akan diperluas ke tempat
lain.
3) Konversi langsung (direct conversion atau direct cut over) yaitu menghentikan sistem
lama dan menggantinya dengan sistem yang baru.
4) Konversi modular atau bertahap (phased conversiion) yaitu cara yang aman daripada
konversi langsung.

E. TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN


1) Tahap analisis
2) Tahap desain sistem
3) Tahap implementasi, pada tahap ini dilakukan
a. Pelatihan substansi proses keperawatan
b. Pelatihan pengoperasian sistem
c. Pelatihan peran masing-masing user
d. Uji coba dan pendampingan
e. Evaluasi dan proses

2. Menganalisa aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam keperawatan


Administrasi :
a. Menggunakan aplikasi administratif untuk mengelola pasien (mis,Mencari data pasien,data
billling/penagihan).
b. Menggunakan aplikasi untuk entri data terstruktur (mis.,Keakuratan pasien atau aplikasi
klasifikasi)
Dokumentasi :
a. Menggunakan aplikasi untuk mendokumentasikan perawatan pasien
b. Menggunakan aplikasi untuk merencanakan perawatan pasien, membuat perencanaan
pulang
c. Menggunakan aplikasi untuk memasukkan data pasien (mis.,Tanda vital).
Edukasi :
Menggunakan teknologi pengelolaan informasi untuk edukasi
pasien
Monitoring :
Menggunakan sistem pemantauan (monitoring) pasien
terkomputerisasi

3. Standarisasi Bahasa Keperawatan


Standar bahasa dalam keperawatan (Standardized Nursing
Language) adalah bahasa yang umum digunakan, diketahui oleh seluruh
perawat, untuk menggambarkan asuhan keperawatan yang diberikan (Keenan, 1999 ;
Rutherford, 2006).

4. Desain sistem informasi keperawatan


Desain Sistem Asuhan keperawatan yang terkomputerisasi ke dalam suatu sistem akan
dapat membantu memudahkan pekerjaan seorang perawat untuk mencatat semua tindakan
yang telah dilakukan kepada pasien, selain itu untuk mengetahui nama pasien yang dicari
juga akan lebih mudah dibandingkan dengan cara yang manual. Keberadaan komputerisasi
dalam rumah sakit sangat membantu sekali dalam pengelolaan data untuk pembuatan laporan
a. Flow Of Document Asuhan keperawatan
Gambar 1:
b. Konteks Diagram

Gambar 2
c. Desain Interface

Gambar 3: registrasi pasien


Gambar 4: kajian awal
Gambar 5 : perencanaan

Gambar 6 : implementasi

Gambar 7 : evaluasi
d. Desain Output

Gambar 8 : pasien APS

Gambar 9 : pasien meninggal

Gambar 10 : jumlah pasien masuk & keluar


Gambar 11 : angka mutu

5. Integrasi sistem informasi keperawatan dengan sistem lain


Kegunaan teknologi informasi saat ini telah mencakup hampir di semua bidang ilmu,
tidak terkecuali di bidang ilmu keperawatan. Saat ini perkembangan bidang teknologi
sangat berkembang pesat terutama dalam dunia IT (Informatic Technology).
Perkembangan dunia IT berimbas juga pada perkembangan berbagai macam aspek
kehidupan manusia. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah
kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembangan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas dalam pelaksanaannya.
Diharapkan dengan berkembangnya teknologi di bidang kesehatan terutama
keperawatan, serta semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi (ICT), maka
diharapkan pelayanan yang diberikan akan semakin berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan suatu teknologi
informasi yang cepat, tepat dan akurat dalam memberikan pelayanan keperawatan,
salah satunya adalah Personal Digital Assistant (PDA). Alat ini sangat membantu
perawat dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan keperawatan
kepada pasien karena dapatmeningkatkan efisiensi dan akurasi pendokumentasian,
mencegah medication error serta memudahkan komunikasi antar perawat saat merawat
pasien.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke
berbagaisektor dalam kehidupan manusia, termasuk pada sektor kesehatan. Sistem
informasi membantu perawat mengerjakan berbagai tugas kaitannya dengan
pengambilan keputusan dengan DSS (Decision Support System). DSS membantu
membuat hubungan antara informasi yang didapatkan dari pasien ke literature pilihan
tindakan berdasarkan integrasi sistem. Sistem informasi juga dapat meningkatkan
keamanan dan keselamatan pasien, serta dapat mencegah kesalahan dengan
melaksanakan fungsi pengambilan keputusan dan mencegah fungsi yang tidak tepat.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini di Indonesia belum
secara luas dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di dalam memberikan
pelayanan keperawatan.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah perangkat prosedur yang terorganisasi
apabila dijalankan akan memberikan umpan balik dan informasi kepada manajemen
tentang masukan, proses, dan keluaran dari suatu siklus manajemen, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian. SIM merupakan sebuah sistem mesin pemakai
yang terintegrasi yang menyediakan informasi untuk menunjang operasi manajemen
dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut
memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer, dan prosedur-prosedur
manual;model-model untuk analisis, perencanaan, pengawasan, dan pengambilan
keputusan; dan suatu “database” (Gordon B.Davis dan Margareth H.Olson, 1984).
Teknologi informasi pertama kali diterapkan di rumah sakit El Camino, California
pada akhir tahun 1960-an. Di masa itu, komputer digunakan untuk mengolah seluruh
data klien yang diperoleh selama klien dirawat di rumah sakit. Tahun 1970-an banyak
institusi kesehatan yang mengembangkan Sistem Informasi Manajemennya (SIM)
dengan menggunakan komputer. Pada tahun 1980an dibuat software khusus
keperawatan untuk mempermudah pendokumentasian, dimana dikenal dengan istilah
Computerbased Patient Record System (CPRS). Di tahun tersebut, microcomputer atau
Personal Computer (PC) juga diciptakan. Hal tersebut menjadikan penggunaan
komputer lebih mudah digunakan oleh perawat maupun praktisi kesehatan lainnya.
(Saba&McCormick, 1996 disitasi dari Craven&Hirnle, 2000)
Teknologi informatika keperawatan sudah saatnya diterapkan di pelayanan
kesehatan Indonesia. Selama ini penerapannya terhambat karena keterbatasan dana,
ketidaksiapan sumber daya manusia yang menggunakannya, serta terjebak dalam
kegiatan rutin sehingga malas untuk berubah. Sistem pelayanan di ruang rawat
memiliki karakteristik khusus sehingga dalam program software sistem informasi
keperawatan harus ada penambahan yang menyentuh prinsip keperawatan. Penerapan
teknologi informatika di pelayanan keperawatan akan menghemat tenaga, biaya, dan
waktu. Akan tetapi di Indonesia, sejak 2000-an, sebenarnya pemanfaatan teknologi
informasi untuk mendukung asuhan keperawatan sudah mulai diwacanakan. Pada tahun
2002, RS Charitas Palembang mulai membuat model dokumentasi asuhan
keperawatannya dengan menggunakan komputer. Pada tahun 2004, rumah sakit
Fatmawati juga membuat model yang hampir sama dengan RS Charitas Palembang.
Sebuah terobosan yangluar biasa tentunya ditengah ketidakpercayaan hampir sebagian
besar manajemen rumah sakit bahwa teknologi informasi mampu menunjang pelayanan
keperawatan agar lebih baik dan berkualitas.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia nampaknya
masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah berkembang pesat.
Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya perawat Indonesia
dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih bervariasinya tingkat
pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya sistem informasi
manajemen berbasis IT dalam praktek keperawatan di klinik. Mungkin perlu ada
terobosan-terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan institusi
pelayanan kesehatan untuk lebih mengaplikaskan lagi sistem informasi manajemen
berbasis IT dalam memberikan pelayanan ke pasien. Semula memang terasa
menyulitkan dan membutuhkan waktu lebih lama saat menerapkan program tersebut.
Namun setelah terbiasa terasa sangat membantu perawat sehingga mengurangi
administrasi kertas kerja dalam asuhan keperawatan. Seperti contohnya, perawat tidak
perlu lagi mengisi format tanda vital/vital signs pasien (dengan pulpen warna biru,
merah, hitam, hijau dsb), cukup dengan langsung entry ke komputer. Sehingga yang
semula ada sekitar 6 lembar kertas kerja yang perlu diisikan, sekarang cukup 1 saja
yaitu nurses notes (catatan keperawatan).

6. Trik dan tips implementasi sistem informasi keperawatan


Tips dan Trik dalam Membuat Aplikasi Sistem Informasi Keperawatan Persiapan
Infrastruktur Langkah yang dilakukan meliputi Checking Network Operational Center /
Data Server. Network Operational Center/Data center sebagai pusat data dan aplikasi
SIM RS yang sudah ada. Checking server Network Operational Center/Data center
hanya untuk memastikan bahwa computer server dikonfigurasi sesuai dengan
peruntukannya, sebagai server aplikasi, server basisdata, server backup dan
sebagainya. Checking sistem jaringan LAN. Konfigurasi sistem perkabelan jaringan
yang ada, perlu diperhatikan sebagai perhitungan kebutuhan aplikasi di lapangan.
Pengembangan atau pembangunan jaringan baru dapat dilakukan sesuai kebutuhan
system. LAN dapat menggunakan kabel (Wired LAN) atau tanpa kabel (Wireless
LAN).
Segmentasi terhadap kelompok komputer disetiap unit kerja akan
memproteksinetwork operational center/data server dari akses pengguna ilegal yang
tidak bertanggung jawab. Setiap komputer yang ada disetup dengan konfigurasi IP yang
telah ditetapkan sesuai dengan segmentasinya. Implementasi Sistem Langkah yang
dilakukan meliputi Pemasangan system basis data pada komputer server. Agar dapat
terintegrasi dengan system sebelumnya (billing system) maka diperlukan komunikasi
intensif dengan programmer sebelumnya. Pemasangan sistem aplikasi Sistem Informasi
Keperawatan. Setup komputer client / workstation. Training Langkah yang dilakukan
meliputi : Analisa kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki setiap unit
kerja. Persiapan pelaksanaan pelatihan untuk meningkatkan kompetesi dan kemampuan
sumber daya manusia calon pengguna SIKep. Pelaksanakan pelatihan secara bertahap
sesuai dengan rencana pelaksanaan dan implementasi SIKep yang direncanakan.
Pendampingan dan Pemeliharaan Sistem Selama SIKep dijalankan, perlu ada nya
teknisi yang akan memelihara infrastruktur. Network operational center/data center,
sistem jaringan (LAN dan WLAN), sistem komputer client/workstation perlu dipelihara
setiap waktu. Kegiatan lainnya adalah monitoring terhadap pengguna yang mengakses
jaringan, monitoring pengguna yang mengakses network operational center/data center,
melakukan pemeriksaan terhadap virus dan lain-lain. Pendampingan sistem aplikasi
dilakukan selama operator masih belum lancar dalam menggunakan sistem aplikasi.
Kesalahan dalam memasukkan data perlu dikoreksi dan diubah sesuai data yang benar.
Kebutuhan format laporan dan kebutuhan penyesuaian data perlu terus dijaga.
Perkembangan organisasi dan perubahan data serta perubahan kebijakan dapat
menimbulkan perubahan proses kerja (bussines process). Perubahan tersebut tetap
dapat diikuti dan diimplementasikan ke dalam system Verifikasi dan Pemeliharaan Data
Pemeriksaan data dilakukan secara periodik. Semua data yang telah dimasukkan perlu
diperiksa. Data yang masuk ke dalam sistem aplikasi adalah data yang valid dan
relevan. Data yang tidak valid perlu dilakukan koreksi dan koreksi dilakukan secara
periodik. Setiap periode tertentu data yang ada perlu dipelihara. Pemeliharaan data
dapat dilakukan dengan mem-backup data tersebut ke suatu media tertentu dan
disimpan di tempat tertentu. Backup data perlu dilakukan untuk menyelamatkan data
maupun untuk mengarsip data.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
A. Pencatatan data yang dilakukan meliputi data kajian awal, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi dilakukan secara manual oleh perawat bangsalkarena belum adanya sistem secara
komputerisasi yang mengatur tentang pencatatan asuhan keperawatan tersebut.
B. Pelaku sistem informasi adalah perawat, analising/reporting dan direktur. Perawat mempunyai
hak untuk mengisi semua data analising/reporting hanya mencetak hasil laporan dan direktur
mengetahui hasil laporan tersebut. Masing masing bangsal sudah mempunyai computer
sehingga akan lebih mudah dalam menciptakan sistem asuhankeperawatan berbasis
elektronik.
C. Perawat mencatat empat Kelompok data pasien yaitu data kajian awal, data implementasi,
data perencanaan dan evaluasi. Dari keempat data tersebut diambil dari formulir asuhan
keperawatan yaitu kajian awal pasien rawat inap (RMI.2), rencana asuhan keperawatan
(RMI.32), lembar catatan pemberian obat / infus (RMI.6), lembar catatan perkembanga
(RMI.7), implementasi keperawatan (RMI.10), resume keperawatan (RMI.25).
D. Laporan yang dihasilkan adalah pasien APS, pasien meninggal,, jumlah pasien
masukdan keluar, proker perawat dan angka mutu.
E. Pelaksanaan asuhan keperawatan masih manual sehingga akses untuk membaca isi
formulir pasien kurang rahasia. Dengan adanya sistem informasi askep data pasien
lebih aman dari akses pelaku yang tidak berhak dan petugas akan lebih menghemat
waktu karena sistem dengan model pengisian secara checklist .
F. Dengan adanya sistem informasi askep data pasien lebih aman dari akses pelaku yang
tidak berhak dan petugas akan lebih menghemat waktu karena sistem dengan model
pengisian data.

2. Saran
Diharapkan setelah membaca maklah ini, pembaca dapat mengetahui dan memahami
bagaimana sistem informasin manajemen keperawatan dan penerapannya di
Indonesia. Khususnya bagi perawat dan calon perawat agar dapat
menerapkannya lebih adekuat di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
Endang.Pengertian Dokumentasi Keperawatan. http://www.scribd.com diakses tanggal 13
Desember 2011
Agustine, Uly.SistemInformasiManajemen. www.fik.ui.ac.id/diaksestanggal 13 Desember
2011

Khanifatuzzahro, Kurniadi (2016)

Oberty (2014)

Anda mungkin juga menyukai