Abstrak
Adanya hipertensi pada individu dengan diabetes tipe 2 menigkatkan risiko morbiditas dan
mortalitas akibat gangguan pada sistem kardiovaskular. Dalam hal ini, data mendukung bahwa
manajemen hipertensi pada populasi berisiko tinggi merupakan sebuah strategi penting untuk
mengurangi resiko tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah kelompok kerja telah
mendefinisikan kembali hipertensi, strategi manajemen, serta target normal. Dalam konteks
ini, masih terdapat diskusi besar mengenai target yang tepat untuk tekanan darah pada populasi
diabetes. Namun, meskipun diskusi mengenai target tekanan darah ini, secara luas diakui
bahwa terdapat risiko residual yang cukup besar pada kejadian kardiovaskular yang meningkat
pada populasi diabetes dengan hipertensi, meskipun kesadaran dan pengobatan sudah meluas.
Terdapat peningkatan minat dalam strategi manajemen terhadap penurunan tekanan darah pada
populasi berisiko tinggi yang melengkapi agen antihipertensi tradisional. Uji klinis skala besar
telah menunjukkan bahwa agen hipoglikemik dapat melengkapi penurunan tekanan darah dan
memiliki efek yang menguntungkan pada sistem kardiovaskular seperti sodium-glucose
cotransporter 2 inhibitors dan glucagon-like peptide-1 receptor agonists. Pada populasi
diabetes, pertimbangan harus diberikan pada efek penurunan tekanan darah dari agen
hipoglikemik yang lebih baru ketika bekerja menuju kontrol glikemik tambahan pada pasien
dengan hipertensi.
Kata Kunci:
tekanan darah, diabetes, hipertensi, uji coba hasil kardiovaskular
Pendahuluan
Pemahaman peneliti terkait prevalensi, kejadian, dan manajemen hipertensi (HTN) pada
individu diabetes berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah kelompok kerja telah
mendefinisikan ulang HTN dan tujuan untuk manajemen pada populasi umum yang memiliki
implikasi bagi mereka yang menderita diabetes. Penelitian terbaru menunjukkan prevalensi
HTN di Amerika Serikat yang menggunakan definisi 140/90 mm Hg adalah sekitar 29% pada
orang dewasa lebih dari 18 tahun, meningkat seiring bertambahnya usia dan telah stabil selama
dekade terakhir. Namun, literature yang dirilis oleh American Heart Association / American
College of Cardiology mengenai panduan tentang tekanan darah tinggi (BP) menunjukkan
prevalensi setinggi 46% pada populasi umum menggunakan definisi baru HTN pada 130/80
mm Hg. Dampak dari panduan baru ini pada populasi diabetes belum diketahui; Namun,
penelitian sebelumnya mendukung bahwa pada mereka yang menderita diabetes mellitus (DM)
sekitar 74% memiliki HTN, 62% mengalami obesitas, dan 41% secara fisik tidak aktif. Dalam
konteks ini, baik DM dan HTN merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap penyakit
kardiovaskular aterosklerotik (CV / ASCVD) diperparah oleh adanya faktor risiko metabolik
lainnya. Selain itu, perkiraan klinis risiko 10 tahun untuk ASCVD dapat dihitung menggunakan
status DM bersamaan dengan usia, jenis kelamin, kolesterol total, kolesterol lipoprotein
densitas tinggi, BP sistolik, penggunaan obat penurun BP, dan status merokok. Penilaian risiko
obyektif ini dapat menjadi alat klinis yang bermanfaat untuk modifikasi dan pengobatan faktor
risiko. Pedoman terbaru tentang lipid dan HTN telah mempertimbangkan risiko ASCVD untuk
menentukan pengobatan. Individu dengan HTN dan DM memiliki 4 kali lipat lebih tinggi risiko
penyakit kardiovaskular (CVD) bila dibandingkan dengan kontrol non-diabetes normotensi
yang dipasangkan dengan usia. Pada mereka dengan DM, penyebab utama morbiditas,
mortalitas, dan kontributor terbesar untuk biaya perawatan kesehatan terkait CVD. Sebagai
hasilnya, perkembangan yang terbaru DM dan HTN berpusat pada perdebatan untuk
menentukan target BP untuk diabetis. Selain itu, semua obat diabetes baru diteliti untuk
pengaruhnya terhadap hasil CVD.
Kesimpulan
DM dan HTN dikaitkan dengan peningkatan risiko ASCVD dan morbiditas dan mortalitas
yang menyertai. Meskipun peneliti tidak memiliki konsensus tentang tujuan pengobatan BP
pada pasien diabetes, ada upaya yang meningkat untuk meneliti topik dalam beberapa tahun
terakhir. Peneliti telah mempelajari bahwa terdapat peningkatan sinyal untuk kejadian CVD
dengan BP lebih besar dari 140/90 mm Hg dan tampaknya ada peningkatan efek samping jika
tekanan darah sistolik kurang dari 120 mm Hg. Pasien diabetes dengan peningkatan risiko
CVD, khususnya pasien dengan risiko tinggi stroke, kemungkinan akan mendapat manfaat dari
target yang lebih agresif. Studi yang dibahas di atas menyarankan kisaran target daripada angka
tunggal spesifik untuk BP pada individu diabetes dan pendekatan individual harus
diimplementasikan dalam populasi ini. Ada beberapa tambahan pada armamentarium peneliti
untuk mengobati DM dalam beberapa tahun terakhir. Uji klinis skala besar telah menunjukkan
bahwa anggota SGLT2-Is dan GLP-1 RA memiliki efek yang menguntungkan pada hasil CVD.
Pada populasi DM, pertimbangan harus diberikan pada efek penurun BP menurut AHA yang
lebih baru ketika menambahkan terapi tambahan kontrol glikemik pada pasien dengan HTN.