B. Role Play
Para Anggota (Pemain)
Marzuki Setyo Wicaksono : Pasien Fraktur Tulang Betis
Meryana : Perawat Ruang Inap
Ifka Nurul Atifah : Perawat Ruang Inap
Anita Maharani : Narator
Heri Prasetyo : Bapak Pasien
3. Tahap kerja
Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunkasi
terapeutik. Pada tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-sama untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien. Pada tahap kerja ini dituntut kemampuan
perawat dalam mendorong klien mengungkap perasaan dan fikirannya. Perawat
juga dituntut mempunyai kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi terhadap
adanya perubahan dalam respon verbal maupun nonverbal klien.
4. Tahap terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien. Tahap ini
di bagi menjadi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G.W
dalam Suryani, 2005).
a. Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuam perawat dan klien, setelah
terminasi sementara, perawat akan bertemu lagi pada waktu yang telah ditentukan.
b. Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses keperawatan.
KESIMPULAN
Komunikasi terapeutik pada pasien dewasa adalah komunikasi yang
dilakukan antara perawat dan pasien (dewasa) yang direncanakan secara sadar.
Bertujuan untuk mendukung kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik juga
berguna untuk membangun kerjasama antara perawat dan pasien sehingga
mendukung suksesnya proses tindakan keperawatan. Komunikasi kepada pasien
penting dilakukan untuk memberikan pengertian kepada pasien agar pasien tidak
salah paham terhadap tindakan yang dilakukan oleh perawat dan juga dapat
mengurangi beban perasaan dan pikiran, mengurangi keraguan dan menimbulkan
rasa nyamanan.
Faktor yang dapat mempengaruhi dalam melakukan komunikasi terapeutik
diantaranya sikap, waktu, tempat dan situasi. Sebagai contoh jika seseorang
mengucapkan kata “sayang” tapi dengan kepala menunduk dan dengan nada yang
datar maka itu diartikan sebagai ungkapan penyesalan. Seseorang meludah
didepan orang dapat diartikan sebagai ungkapan rasa benci atau tidak suka
terhadap orang itu dan persepsi itu muncul walaupun si pelaku tidak bermaksud
seperti itu. Faktor yang dapat menghambat suksenya suatu komunikasi terapeutik
diantaranya, pemahaman yang beda, salah penafsiran, kepentingan yang berbeda,
mengalihkan pembicaraan, terlalu banyak bicara, memperlihatkan sikap jemu,
bosan dan pesimis.