Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UTS SEMESTER 3

Mata Kuliah : Kepemimpinan Pendidikan Islam (PAI-8012)


Dosen : Dr. Misdah, M.Pd.
Nama mhs : Irwansyah

Soal UTS :

1. Kemukakan oleh saudara syarat-syarat dan ciri-ciri seorang pemimpin menurut


ahli serta analisis berdasarkan 3 syarat dan ciri secara umum (fisik, intelektual
dan kepribadian) kemudian kaitkan dengan 3 kompetensi manajerial/leadership
(konseptual, operasional dan social).

JAWABAN:

Stodgill yang dikutip James A. Lee menyatakan pemimpin itu harus mempunyai
kelebihan sebagai persyaratan, antara lain: (1) Kepastian, kecerdasan, kewaspadaan,
kemampuan berbicara, kemampuan menilai, (2) Prestasi, gelar kesarjanaan, ilmu
pengetahuan dalam bidang tertentu, (3) Tangggung jawab, berani, tekun, mandiri,
kreatif, ulet, percaya diri, agresif, (4) Partisipasi aktif, memiliki stabilitas tinggi.

Menurut Kartini Kartono (2011: 93) menyatakan bahwa syarat-syarat menjadi


pemimpin yaitu: (1) Memiliki integritas, (2) Dapat dipercaya dan kompeten, (3)
Memiliki kejujuran, (4) Mampu mendelegasikan, (5) Mampu berkomunikasi, (6)
Mampu menjadi Inspirasi.1

Menurut Davis yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko (2003: 290-
291) , ada 10 ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan
dalam pemerintahan antara lain sebagai berikut : (1) Kecerdasan (Intelligence), (2)
Kedewasaan, Sosial dan Hubungan Sosial yang luas, (3) Motivasi diri dan dorongan
berprestasi, (4) Sikap-sikap hubungan manusiawi, (5) Memiliki Pengaruh Yang Kuat,
(6) Memiliki Pola Hubungan Yang Baik, (7) Memiliki Sifat-Sifat Tertentu, (8) Memiliki
Kedudukan atau Jabatan, (9) Mampu Berinteraksi, (10) Mampu Memberdayakan.2

1
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Grafindo, 1982), Hal. 28
2
Sukanto Reksohadiprodjo, T Hani Handoko, Organisasi Perusahaan Teori struktur dan perilaku,
( Yogakarta: BPFE, 2003), Hal. 290-291
ANALISIS

Dari syarat-syarat kepemimpinan yang dikemukan Stodgill dan Kartini Kartono,


jika kita kaitkan dengan 3 syarat secara umum (fisik, intelektual, dan kepribadian)
dapat kita rincikan dengan tabel berikut dibawah:

Menurut Ahli Fisik Intelektual Kepribadian


Partisipasi aktif Kecerdasan, Prestasi, Kemampuan berbicara,
gelar kesarjanaan, kepastian, Tangggung
Stodgil pengetahuan dalam jawab, berani, tekun,
bidang tertentu mandiri, kreatif, ulet,
percaya diri, agresif
Mampu berkomunikasi, Memiliki integritas,
Mampu Dapat dipercaya dan
Kartini Kartono mendelegasikan, kompeten, Memiliki
Mampu menjadi kejujuran,
Inspirasi

Adapun ciri-ciri kepemimpinan menurut Davis, jika dikaitkan dengan ciri-ciri


secara umum dapat kita lihat berdasarkan tabel berikut dibawah:

Menurut Ahli Fisik Intelektual Kepribadian


Kedewasaan Kecerdasan, Mampu Sosial dan Hubungan
Berinteraksi, Mampu Sosial yang luas,
Memberdayakan Motivasi diri dan
dorongan berprestasi,
Memiliki Pengaruh
Davis Yang Kuat, Memiliki
Kedudukan atau
Jabatan, Sikap-sikap
hubungan manusiawi,
Memiliki Pola
Hubungan Yang Baik,
Syarat-syarat dan ciri-ciri yang berkaitan dengan pemimpin berdasarkan
(konseptual, operasional dan social).
Tabel Ciri-ciri Kepemimpinan (Konseptual, Operasional, Social)

Menurut Ahli Konseptual Operasional Sosial


Kepastian, Partisipasi aktif, kemampuan berbicara,
kecerdasan, kemampuan menilai, memiliki stabilitas tinggi
kewaspadaan,
Stodgil prestasi, tanggung
jawab, berani, tekun,
mandiri, kreatif,
percaya diri
Memiliki integritas, Kemampuan Mampu
dapat dipercaya, mendelegasikan berkomunikasi,mampu
Kartini Kartono
kompeten, memiliki menjadi inspirasi,
kejujuran

Tabel Syarat-syarat Kepemimpinan (Konseptual, Operasional, Social)


Menurut Ahli Konseptual Operasional Social
Kecerdasan, motivasi Sosial dan Hubungan
diri dan dorongan Sosial yang luas, sikap-
berprestasi, memilki sikap hubungan
sifat-sifat
manusia, memiliki
Davis tertentu,memiliki
kedudukan atau jabatan,
pengaruh yang kuat
mampu berinteraksi,
mampu
memperdayakan

2. Jelaskan oleh saudara 5 teori kepemimpinan serta berikan analisis teori


dimaksud dalam perspektif Islam!

JAWABAN:
1. Teori Genetis

Pendekatan yang berpendapat bahwa pemimpin itu tidak dihasilkan, akan tetapi
dilahirkan (leader are born). Seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif
karena ia dilahirkan dengan bakat-bakat alami yang luar biasa yang diwarisi dari
keluarganya.

Dalam hal ini Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah bahwa seorang wanita
bertanya kepada Rosululloh SAW. “Apakah seorang wanita wajib mandi apabila mimpi
basah dan melihat ada air mani?’ Maka Rosululloh SAW menjawab, ‘Ya. ‘Maka Aisyah
berkata, “Semoga tanganmu berdebu dan capek.” Lalu Rosulilloh SAW bersabda, “
Biarkan saja dia. Adanya kemiripan (anak dengan ibunya) bukan hanya dari sebab itu.
Apabila keluarnya air mani wanita mendahului keluarnya air mani laki-laki, maka
anaknya akan menyerupai saudara-saudara ibunya. Namun apabila air mani laki-laki
mendahului air mani wanita, maka anak akan mirip saudara-saudara bapaknya.”

Hadits ini juga menegaskan bahwa Gamet jantan dan betina mengandung gen
yang dibawa oleh kromosom yang berbeda pada setiap orang. Saat gen-gen tertentu
dominan, sifat-sifat yang dibawanya akan tampak pada anak itu.

2. Teori Sosial

Pendekatan yang kedua yang memandang bahwa pemimpin itu dibentuk dan
dipersiapkan (leader are made). Menurut pendekatan ini efektivitas kepemimpinan
seseorang dapat dibentuk dan dipersiapkan. Dengan mendapatkan kesempatan yang luas
melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan yang terarah dan
intensif, seseorang dapat menumbuhkan dan mengembangan efektifitas kepemimpinan.
Karena sejatinya manusia dapat berlatih dan terus belajar untuk merubah dirinya sendiri
dengan berbagi latihan, pendidikan, dan pengalaman, hal tersebut sesuai dengan Firman
Allah SWT QS. al-Ra’d (13): 11: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

3. Teori Ekologis

Teori ini muncul sebagai reaksi dari kedua teori di atas, menyatakan bahwa
seorang akan sukses sebagai pemimpin jika sejak lahir sudah memiliki bakat
kepemimpinan kemudian bakat itu dikembangkan melalui pengalaman dan usaha
pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan ekologinya/lingkungan.

Pada teori ini, kita dapat menyimpulkan bahwa bakat saja tidak cukup untuk
menjadi pemimpin yang ideal, butuh pelatihan, pengalaman, dan pendidikan. Dengan
hal itu, Agama Islam pun mengajarkan tentang kewajiban menuntut ilmu kepada setiap
pemeluknya, sehingga bakat yang dimiliki sejak lahir menjadi lebih baik, adapun
kewajiban menuntut ilmu Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori :
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap mukmin”

4. Teori Situasional

Teori Kepemimpinan Situasional adalah suatu pendekatan terhadap


kepemimpinan yang menganjurkan pemimpin untuk memahami perilaku bawahan, dan
situasi sebelum menggunakan perilaku kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini
menghendaki pemimpin untuk memiliki kemampuan diagnosa dalam hubungan antara
manusia (Monica, 1998).

Kepemimpinan membuahkan hasil ketika ide dan perilaku pemimpin sesuai


dengan kebutuhan dan harapan pengikutnya pada situasi tertentu. Untuk mengetahui hal
tersebut secara detail dan pasti, maka dibutuh bermusyawarah. Hal tersebut sesuai
dengan Surat Ali Imran, Ayat 159: .......dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya (Ali Imran:159).

5. Teori Sifat

Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara


fisik maupun psikologis Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai atau ciri
kepribadian yang bukan saja bersumber dari bakat, tapi dari pengalaman dan hasil
belajar. Dalam teori ini, saya beranggapan memiliki persamaan dengan teori Ekologis

3. Jelaskan 3 dari 6 prinsip kepemimpinan dan berikan analisis yang tepat dengan
memberikan contoh kasus di sebuah lembaga pendidikan Islam tempat anda
bertugas.
JAWABAN:
Dalam mengemban amanah dalam pendidikan perlu dipahami
dan dilaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan secara umum yang
berlaku, yaitu:3

1. Kapasitas Integratif
Integritas merupakan tindakan yang konsisten, baik di dalam
maupun di luar nilai-nilai batin. Pemimpin dengan integritas tinggi
adalah sama di dalam dan di luar batinnya, dalam makna apa yang
ada di dalam diri maupun penampakan di permukaan.

Dengan begitu seorang pemimpin harus memiliki kepercayaan


dari pengikutnya oleh karenanya harus menampilkan integritas. Jujur
transaksi, diprediksi reaksi, emosi terkontrol dengan baik, tidak
mudah marah. Selain itu pemimpin dengan integritas tinggi akan
lebih mudah didekati oleh pengikutnya. Contoh Kasus: Pemimpin
memiliki emosi yang kurang terkontrol, sehingga melahirkan sikap
mudah marah.

2. Kooperatif
Dalam kepemimpinan kooperatif memungkinkan pekerjaan
merupakan
tanggungjawab bersama dan adanya kerjasama yang baik antara
subsistem
yang ada di dalam organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

Dengan begitu setiap permasalahan yang timbul akan dapat


diselesaikan dengan duduk bersama untuk dibicarakan jalan keluar
yang terbaik untk semua. Semua
mempunyai hak suara untuk mngemukakan pendapat dalam
menentukan
kebijakan. Seorang pemimpin harus bisa mengokomodasi pendapat-

3
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2014, hal. 54.
pendapat
tersebut dan merangkumnya dengan kebijakan yang dapat diterima
seluruh
anggota. Contoh Kasus: Pemimpin belum mampu merangkum
pendapat-pendapat pengikutnya, sehingga kebijakan tidak sesuai
kebutuhan dan kemampuan pengikutnya.

3. Adaptif

Kepemimpinan adaptif berarti kepemimpinan yang mudah


menyesuaikan dirinya dengan perubahan dan keadaan baru.
Perubahan selalu membentuk pandangan baru,dan pandangan baru
akan mempengaruhi berbagai peristiwa yang sedang
berjalan.

Dalam bekerja, pemimpin tidak sendirian. Ia membutuhkan staf


atau pengikut
yang membantu dalam menyelesaikan pekerjaan kepemimpinannya.
Karena
itu ia harus bisa menyesuaikan kondisi dan tempat kerja serta tahu
kondisi
orang-orang yang bekerja bersamanya. Adaptasi dibutuhkan supaya
pemimpin tidak canggung dalam bekerja baik dalam bentuk perintah
kepada
stafnya ataupun dalam pekerjaan yang harus diselesaikan bersama-
sama.

Contoh Kasus: Pemimpin kurang memahami kondisi dan


keadaan pengikutnya, sehingga perintah hanya menghasilkan sebuah
beban kepada seluruh pengikutnya.

REFERENSI
Kartini Kartono (1982), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Grafindo

Sukanto Reksohadiprodjo (2003), T Hani Handoko, Organisasi Perusahaan


Teori struktur dan perilaku, Yogakarta: BPFE

Burhanuddin(2014) , Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta,


PT Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai